watch sexy videos at nza-vids!
Download aplikasi gratis untuk Android
INDOHIT.SEXTGEM.COM

Pacarku Mey


“ Jadi dong..kamu udah siap?” balas ku,

“ Aku belum mandi sih.. jadi jam 10 kan? “

“Iya. Yaudah kamu mandi yang wangi ya, biar yummy..” candaku sambil membayangkan tuuh imut Mey yang memang selalu harum,

“Ok. Kamu juga mandi sana..apa mau aku mandiin?” balas Mey. Wah, udah tanda-tanda bakalan seru nih kataku dalam hati. Tak lama segera aku mandi, dan memastikan senjataku bersih sempurna karena aku berencana akan memberikan pelajaran lebih lanjut tentang senjataku ini kepada Mey nanti.

“Sayang kamu bilang apa ke ortu buat nginep?” tanyaku saat dalam perjalanan menuju hotel.

“ Aku bilang mau ngerjain presentasi buat besok dirumah Dita. Awalnya sih mamah nggak ngebolehin, tapi aku ngotot jadinya bisa deh..hehehe” ujar Mey. “ Lagian aku kan udah kangen banget sama kamu”
Memang sudah tiga hari aku nggak bertemu dengan Mey. Ini sengaja aku lakukan supaya nanti Mey bisa lebih hot karena rasa kangennya yang menumpuk.

“Kangen aku apa kangen ‘adek’ aku?” tanyaku nakal,

“ ih, kamu nih.. ya kangen kamu lah, sekalian kangen ‘adek’ kamu juga..hehehe” jawab Mey sambil meremas penisku pelan. Untunglah aku memboncengnya dengan menaruh tas ransel didepanku, sehingga tangan Mey yang memelukku tersembunyi oleh ransel.

“Eh, lagi dijalan nih.. Entar nyusruk loh..Sabar sayang..hehehehe” sepanjang perjalanan kami pun bercanda ria sambil sesekali diselingi candaan-candaan mesum. Dan akhirnya sampailah kami disebuah hotel dikawasan Puncak. Bukan hotel berbintang, namun setelah penyelidikanku hotel ini aman dan nyaman, serta harga kamarnya tercapai untuk dompetku..hehehe

Setelah membereskan administrasi, segera kami diantar menuju kamar. Kami terlihat canggung, tentu saja. Karena ini adalah pengalam pertamaku ke hotel bersama pacar dan aku yakin begitu pula dengan Mey. Setelah menutup dan mengunci pintu, aku menyalakan tv dan merebahkan tubuhku. Lumayan penat, setelah melewati jalan puncak yang tentu saja macet dihari Minggu begini. Mey duduk disampingku, ia terlihat sangat kikuk.

“ Kok kamu diem aja?” tanyaku sambil duduk kembali,

“ Aku bingung nih, belum pernah kayak gini..” jawab Mey, melihat wajah kikuknya itu ingin sekali langsung kupeluk dan kulumat bibir manisnya. Tapi kutahan, belum saatnya pikirku.

“ Aku juga say.. Ya udah kamu santai aja. Kamu laper? Haus?”

“Nggak.. Aku pengen ppipiis..hehehe” katanya manja..

“Jiah..Ya udah ke WC sana..” Mey..Mey..Lucu banget sih kamu.. Ujarku dalam hati..

Tak lama Mey keluar dan kelihatannya dia sudah lebih santai, “ Sayang katanya kamu mau liatin film itu..”
Kemarin iseng-iseng lewat sms, aku bertanya ke Mey apakah ia pernah nonton blue film, dijawabnya pernah dulu waktu SMA, tapi itu juga cuma sebentar karena ketika menyaksikan adegan di film itu tiba-tiba dia mual dan ingin muntah. Jadi tidak diteruskan menyaksikannya. Lalu aku menawarkan untuk nonton blue film lagi, tentu saja aku bumbui dengan cerita-cerita yang membuatnya penasaran.

“ Itu dilaptop, kamu nyalain aja. Trus colokin flashdisc-nya.” Ujarku..

“ Ok. Lah, kamu nggak mau nonton?” Tanya Mey ketika melihatku kembali berbaring,

“Aku udah bosen..hehehehe. Kamu nonton aja, nanti kalo nggak ngerti tanya ya..” kataku sambil memejamkan mata. Memang perjalanan tadi membuatku ngantuk. Dan akhirnya aku tertidur.

“Sayang! Bangun dong..” tiba-tiba sura Mey membangunkanku. Dengan sedikit malas kubuka mataku.

 

“Kenapa say?”

“ Ini nih..Aneh gini filmnya..” ujarnya bingung, “ Kok cewek itu masukin ‘itu’ cowoknya ke mulut ya? Apa nggak sakit?”

“Nggak dong sayang.. Kecuali kena gigi..” jawabku sambil berusaha mengusir kantukku..

“Gitu ya? Emang enak ya sayang?”

“ Kamu mau?” tanyaku langsung,

“ Ih..Emang nggak apa-apa ya? “ Mey masih bingung rupanya,

“ Nggak dong..” jawabku sambil memeluknya dari belakang. Ah, pertanya-pertanya polosnya tadi telah membangkitkan hasratku. Seketika hilang kantukku berganti dengan nafsu yang perlahan menghangatkan darahku..hehehe

“Eh..kok kamu..emm..” pertanyaan Mey terhenti saat kukecup lehernya, perlahan sambil kuhembuskan nafasku yang menurut teori dari internet bisa memacu birahi wanita..
“Tadi katanya kangen, taunya keasikan nonton..” bisikku sambil menciumi setiap jengkal leher dan bahunya dari belakang. Tangannya Mey pu merespon dengan mengelus rambutku dan tangan kirinya meremas tanganku yang memeluknya erat
“ Ah..sayang, kamu nakal nih..emm..” nafas Mey mulai memburu, wajahnyapun sudah memerah tanda birahinya sudah menjalar keseluruh tubuh.
Saat asik menikmati leher, telinga dan pundaknya, tiba-tiba Mey membalikkan tubuhnya dan merangkul erat leherku. Menarik wajahku mendekati wajahnya. Kemudia dengan ganasnya dilumatnya bibirku. Akupun tentu saja merespon dengan tak kalah panas. Nafas kami sama-sama memburu bagai pelari maraton. Tangan Mey pun bergerak liar, mengusap rambutku dan pundakku. Begitupun aku, yang langsung memeluknya dan mengarahkan tanganku ke pantatnya dan meremasnya dengan gemas.
“Uff..Ahh..Ohh..Emmh..” hanya itu yang keluar dari mulut Mey disela-sela permainan lidah kami. Permainan lidahnyapun semakin liar, mungkin Mey ingin mempraktekkan seperti apa yang ia tonton tadi. Aku terkadang sedikit kewalahan, karena begitu liarnya lidah dan bibirnya.
Setelah puas dengan meremas pantat Mey, tanganku kualihkan menuju dadanya. Waw.. ternyata sudah membusung dan mengencang. Walau masih terbungkus BH dan t-shirt tapi tetap bisa kurasakan kenyal dan menggairahkannya dada Mey..
“ Uuhh..Ahh.. Sayang pelan-pelan” rupanya aku terlalu bersemangat meremas kedua dada Mey.
Kemudia tak berlama-lama, kuangkat dan kubuka tshirtnya.. Posisi kami saat itu masih duduk sambil berhadapan. Mey sedikit kaget, tapi ia kembali melumat bibirku. Seolah belum terpuaskan lidahnya bermain dengan lidahku..
Namun kuhentikan sejenak ciuman panas itu untuk memandangi dada Mey yang masih tertutup BH berwarna hitam, dengan renda-renda manis disekelilingnya. Putihnya kulit Mey menambah kontras dengan warna BH yang dikenakannya membuat mataku terkagum-kagum dan memacu birahiku hingga keubun-ubun.
“ Kok ngeliatin gitu sih sayang? Jelek ya?” tanya Mey yang heran melihat tingkahku,
“Nggak sayang, malahan indah banget. Imut deh,” jawabku..
Kemudian kembali kuciumi lehernya sambil meremas dadanya yang tinggal berbalut BH itu.
“Ihh..Kamu nih senengnya tiba-tiba..Aah..” sedikit kaget, Mey sedikit kewalahan menghadapi ciumanku di lehernya. Ia pun kupaksa menumpu badannya dengan tangannya kebelakang karena desakan ciumanku dan dorongan tanganku yang meremas dada mungilnya.
“Sayang buka aja BH-nya” pinta Mey,
“Udah nggak tahan ya?” candaku nakal
“Tau ah..” balasnya cemberut sambil menahan nikmat.
Perlahan kutemukan pengait BH-nya dan akhirnya terbukalah pemandangan dada Mey tanpa penghalang apapun! Begitu indah! Dengan dua daging bulat putih, kenyal tapi kencang, dan puting berwarna kecoklatan yang telah menonjol menantang.
“Kamu juga buka ya” kata Mey sambil berusaha membuka bajuku. Setelah kami sama-sama tidak mengenakan baju, aku langsung menciumi dada Mey dengan ganas. Membuatnya tak mampu lagi bertumpu dan akhirnya merebahkan tubuhnya. Kuciumi dari lehernya yang harum, kemudian ciumanku turun menuju kedua gunung indah itu.
“Ahhh..Ohhh…Esss..” Mey merintih pelan saat bibirku sudah menyentuh kulit dadanya. Ku ciumi sambil kujilat-jilat dulu dua buah daging kenyal itu bekerjasama dengan remasan tanganku, membuat Mey menggelinjang kesana-kemari menahan geli dan nikmat. Kepalanya terkadang mendongak keatas sambil menggigit bibir bawahnya. Ekspresinya membuatku semakin panas.
“Emm..Sayang..Ahh..Ahhh..Ohh…Hufff” berbagai rintihan meluncur dari mulutnya menggambarkan kenikmatan yang sedang ia rasakan. Kemudian gerakan lidahkupun menuju putingnya yang sejak tadi telah keras menantang untuk di lumat oleh bibirku.
“Owww..Sayang..Ahhh..Ehmmmm…” semakin kencang suara Mey saat kujilat dan kupermainkan putingnya dengan lidahku. Kemudian kuhisap seperti anak bayi yang kehausan
“Ahhhh… Geli sayaangg.. Awww..Ahh..Ehmmmm..Ehmmmm” gerakan Mey semakin liar. Matanya terpejam dan badannya bergerak melengkung keatas merespon hisapanku di dadanya. Tangannya pun meremas sprei dengan liar..
Slurp..slurp..bunyi decikan liurku menghisap susu Mey mengisi diantara deru nafas kami serta rintihan dan erangan dari bibir Mey.
“Sayangg…Aww..Ah..Ah..Emmhhh..Ahhhh…”
“Enak sayang?” tanyaku sesaat menghentikan pergulatan dengan dada Mey,
Mey hanya tersenyum dan mengangguk malu dengan wajahnya yang memerah dan keringat didahinya.
“Mau lagi nggak?” tanyaku sambil kudekap tubuhnya,
“Em..Kamu nakal nih..” bisiknya sambil mengatur nafasnya yang tadi begitu memburu..
Tiba-tiba kurasakan tangan Mey mengelus penisku yang masih terbungkus jeans, segera saja kulanjutkan pergumulan kami. Dengan posisi rebahan bersampingan, dimana tangan kanan kujadikan alas kepalanya dan tangan kiriku bergerilya diantara dua buah dada yang ranum itu. Rupanya kali ini tangan Mey pun tak tinggal diam. Nafasnya sudah tidak se-memburu tadi, rupanya dia sudah bisa mengatur birahinya atau mungkin dia mulai ingin fokus kesuatu tempat dibawah sana, diantara pangkal kakiku.
Sambil berciuman dan bersilat lidah, tangan ku pun tak hentinya meremas, memilin, dan mengelus dada dan wilayah sekitarnya. Tangan Mey pun perlahan tapi pasti mengelus dan ikut meremas-remas penisku walau masih terhalang jeansku.
“Emm..Ahh..Sayang..Susah nih..” kata Mey manja berbisik ditelingaku,
Akupun segera melepaskan ikat pinggang dan kancing jeansku, Mey membuka resleting dan tiba-tiba ia duduk.
“Aku buka ya..” katanya malu-malu sambil memegang pinggiran jeansku..
“Iya sayang” jawabku sambil mengelus dadanya..
Dengan sedikit usaha, Mey berhasil meloloskan jeansku. Tinggalah CD-ku dihadapnya. Matanya nanar melihat tonjolan penisku yang tercetak jelas pada CD-ku.
“Ih..Udah bagun ya? Keras banget sayang..” ujarnya manja sambil mengelus batang tititku dari luar CD,
“Kamu buka juga dong jeansnya..” kataku.
“Bukain dong..” jawab Mey. Akupun segera bangun dan merebahkan tubuh Mey, perlahan sambil sesekali kukecup perutnya kubuka kancing jeans dan relasletingnya. Pelan-pelan kutarik jeansnya melewati kakinya yang ramping, putih dan sangat menggoda.
Akhirnya tinggalah Mey dengan CD-nya yang juga berwarna hitam seperti BH-nya tadi. Ada bercak gelap dan basah tepat ditengah bagian bawah CD-nya. Rupanya pelumas vaginanya sudah merembes keluar, menandakan Mey sudah siap dan pasrah dengan apa yang akan aku berikan.
“Kamu cantik banget sayang..” kataku memujinya sambil kukecup pusarnya,
“Aww..nakal nih..” Mey hanya tersipu malu, kemudian menarikku kewajahnya dan kembali melumat bibirku. Kembali kami saling bersilat lidah, hingga nafas kami kembali memburu dan keringat perlahan mulai membasahi tubuh kami..
Posisiku yang berada diatas Mey berhimpitan dengan tubuhnya membuat gerakan-gerakan Mey begitu terasa menggairahkan saat kulitnya yang halus disertai keringatnya bersentuhan dengan kulitku. Lalu aku kembali berbaring menyamping di sisinya. Kembali kuciumi lehernya dan kuremas dadanya. Kemudian kuraba bukit kecil diantara selangkangannya. Lembut sekali dan sangat basah, merembes keluar dari CD-nya. Kurasakan vagina Mey tidak ada rambut sedikitpun, mungkin dia memang telah mempersiapkannya pikirku. Tak lupa kuelus juga kedua pahanya yang putih dan halus menggemaskan. Mey pun tak mau kalah, tangannya semakin liar meremas penis dan bijiku,
“Aw..Sayang pelan-pelan kalau yang bijinya..” kataku mengarahkan Mey saat ia sepertinya begitu gemas meremas bijiku,
“ Maaf sayang, gemes banget nihh..ahh..” jawabnya disela-sela lenguhannya menahan nikmat.
Tanganku kumasukkan kedalam CD-nya..dengan lembut kuusap permukaan vaginanya yang sudah sangat basah, membuatku semakin terangsang. Dan membuat “adekku” semakin keras perkasa,
“ Ahh…Ahhh..Ehhmmm….Sayang ‘adek’ kamu makin keras nih, gerak-gerak lagi..” bisik Mey,
“Iya sayang, pengen keluar sarang katanya,” jawabku nakal.
Mey pun langsung memasukkan tangannya kedalam CD-ku dan langsung menggenggam dengan mantap batang penisku,
“Ahh..gemes ya sayang?” tanyaku sambil mengelus permukaan vaginanya,
“Iya..Keras banget nih..” kata Mey sambil memandangku,
“Kamu pengen liat nggak? Kan biasanya cuma remang-remang kalau di bioskop..”
“Mauu…” Mey pun langsung duduk. Sambil memandangku kemudian beralih memandang penisku yang sudah begitu ingin dikeluarkan. Mey kemudian melepaskan CD-ku dan agak tersipu melihat gagahnya ‘adekku’ mengacung dengan keras.
“Emm..gini ya bentuknya, yang ini kayak helm ya? Katanya sambil menyentuh kepala penisku,
“ Ini kepalanya sayang..trus Cuma mau diliatin aja nih?” Godaku,
Mey pun mengerti, dan langsung menggenggam penisku dan perlahan mengocoknya, sementara tanganya yang lain meremas-remas bijiku..
“Ah..Yang lembut ya sayang..” kataku sambil meremas pantatnya..
Akupun memejamkan mataku menikmati kocokkan Mey, namun tiba-tiba ada sensai aneh yang kurasakan. Kubuka mataku, ternyata Mey menempelkan kepala penisku dibibirnya..
“Kamu pengen yang kayak film tadi ya?” tanyaku senang,
“Eh..Em..” Mey tersipu dan sedikit salah tingkah, tapi tangannya tetap mengocok penisku.
Akupun bangun dan duduk. “ Sini aku ajarin ya..Mau nggak?” kupegang tangannya yang masih asik mengocok penisku,
Mey hanya tersenyum, wajahnya memerah.. “Ini tinggal kamu kulum aja sayang, kayak ngemut lolipop gitu loh” kataku mengajarkan,
“ Nggak apa-apa nih? Nanti kamu sakit?” tanya Mey lugu,
“Nggak, asal kamu hati-hati jangan sampai kena gigi,”
Walaupun dengan ragu-ragu namun Mey mencoba perlahan memasukkan penisku ke dalam mulutnya yang mungil,
“ Emm..gede banget.” Dilepasnya penisku sambil memandangku,
“Pelan-pelan sayang” kemudian kembali dicobanya memasukkan penisku ke mulutnya.
“ Diisep maju mundur sayang, atau terserah kamu gimana deh.. kayak ngemut lolipop gitu loh..” kataku yang sudah tidak tahan merasakan basah dan hangatnya mulut Mey.
Mey hanya menganguk dan pelan-pelan ia melakukan apa yang aku instruksikan. Awalnya kaku dan terkadang penisku mengenai giginya, aku hanya meringis sambil tanganku membelai rambutnya. Kemudia tak berapa lama Mey sudah bisa beradaptasi dengan bentuk dan ukuran penisku, sehingga dia leluasa memaju mundurkan kepalanya menghisap penisku. Akupun semakin nikmat, tanganku yang tadi membelai rambutnya, jadi meremas dan ikut menggerakkan kepala Mey maju mundur. Tanganku yang nganggur langsung kumasukkan kedalam CD Mey lewat pantatnya. Kuelus dan kuremas pantatnya yang sudah basah oleh keringat, kemudian kutelusuri belahannya hingga kutemukan anus dan ujung vaginanya. Bermain jariku disitu, cairan vaginanya yang sudah melimpah ruah membuat anus Mey juga menjadi licin. Tentunya ini memberikan kemudah jariku untuk sedikit demi sedikit menerobos masuk ke liang anusnya.
“Egmmhh…Effff…Emmmhhh..” lenguh Mey, dan ia pun semakin ganas menyedot dan mengocok penisku. Begitupun tangan kanannya juga berusah menerobos anusku sebagaimana yang kulakukan padanya.. Sebentar saja kurasakan aku sudah mau orgasme, secepatnya kuhentikan kuluman Mey di penisku. Kurebahkan dia sambil kucium bibirnya. Kemudian kutarik CD-nya melewati kakinya yang indah.
Nafasku semakin memburu ketika melihat pemandangan yang selama ini tersembunyi dan hanya bisa kuraba itu. Vagina Mey begitu indah, montok, putih, dengan sebuah garis rapat ditengahnya, yang menandakan keperawanan Mey. Ketika kutarik CD-nya seutas bening cairan kental dari vaginanya ikut tertarik. Begitu indah pemandangan itu. Tak berlama-lama langsung ku kecup bibir vagina Mey,
“ Ahh..Sayaanngg…Kamu ngapain?” tanya Mey bingung,
“ Kan tadi kamu udah cium ‘adek’ aku, sekarang giliran aku ya..” kataku.
Dengan lembut kukecup sambil sesekali kujilat permukaan dan bibir vagina Mey, dari atas perlahan hingga kebagian bawah.
“Ahh..Ehhh..Mmmm…” Mey semakin melenguh dan kedua kakinya perlahan membuka, memberikanku akses lebih luas lagi untuk mengeksplore setiap jengkal vaginanya. Kujilati pelan-pelan dan sedikit kubuka bibir vaginanya, terciumlah bau harum khas yang tak dapat aku definisikan, membuat birahiku memuncak. Semakin semangat aku memainkan lidahku diantara lipatan bibir vagina Mey. Kulihat daging kecil menyembul keluar disudut atas lipatan bibir vaginanya. Ah, klitorisnya sudah mengeras rupanya. Beralih lidahku kesana, kujillati, dan kukulum lembut serta kuhisap klitorisnya,
“Ahhh…Ohh..Oohh..Ahh..Awww..Ahhhh..Sayaaanggg..E ngg..” rintihan Mey pun semakin menjadi-jadi. Kakinya yang tadi terbuka lebar sekarang mengepit kepalaku. Tangannyapun meremas-remas rambutku dan kemudian mendorong kepalaku kearah vaginanya, membuatku sedikit kewalahan,
“Ahh..Ahhh..Ohh..Ohhh..Ehhmmm…” cairan bening kental semakin membanjiri vagina Mey tak luput dari sapuan lidahku. Asin tapi nikmat yang kurasakan. Akupun mengkombinasikannya dengan jariku yang menusuk-nusuk anusnya yang licin karena cairan vagina, hingga jari tengahku masuk hampir setengah bagian. Kuputar-putar jariku di dalam anusnya, tak ada lagi perasaan jijik yang ada hanya birahi yang memuncak melihat reaksi Mey mendapat perlakuanku. Badannya meliuk-liuk, pantatnyapun bergetar-getar, begitupun lenguhan Mey semakin kencang,
“Ahhh..Ahh..Ahh..Ahhh..Ahhh..Ahhh..”
Tak lama tubuh Mey menegang, kakinya semakin kencang mangapit kepalaku, tangannyapun menekan kepalaku dengan kuat ke arah vaginanya. Pinggul Mey sedikit terangkat dan bergetar-getar, vaginanya terasa berdenyut-denyut menjepit lidahku, begitupun cairang bening tadi semakin deras keluar dari dalam liang vagina Mey. Kemudia kepala Mey mendongak keatas, sambil melenguh panjang dan kencang,
“Ahh..Ahhh..Ahhha..Aaaahhhhhhhhh…Ooohhhhhhhhhhhh hhhhhh”
Setelah itu Mey lemas, dan keringat membanjiri tubuhnya.
“ Kamu udah keluar ya sayang?” tanyaku, sambil bangun dan tidur disamping dan memeluknya,
“Ahh..Ah..Ahh..” Mey belum bisa berkata-kata, mungkin sisa-sisa orgasme masih ia rasakan,
“ Keluar apa sayang? Kayak kamu gitu ya?” tanyanya ketika nafasnya berangsur normal,
“Iya, tapi kamu nggak ada sperma. Enakkan?”
“Iya, rasanya aneh deh, aku kayak mau pingsan. Kayaknya tadi itu aku ada yang mau keluar gitu, trus semua sendi-sendiku geli-geli gimana gitu..” Mey menjelaskan sambil membelai dadaku..
“Itu namanya orgasme sayang..Kamu capek? Istirahat dulu aja,”
“Nggak kok, kamu kan belum keluar? Sini aku keluarin.” Katanya sambil langsung duduk dan menggenggam penisku.
“loh? Kok jadi kecil sayang? Lembek lagi..” tanya Mey,
“Iyalah… kan tadi berenti dulu jadi gitu itu..hehehe” jawabku sekenanya,
“Yaudah aku bikin keras lagi ya..” Mey dengan lembut membelai-belai penis dan bijiku. Kemudian memasukkan penisku kemulutnya, walau penisku belum tegak sempurna.
“Eh..Emmm..Kamu nggak sabar banget sih..Ah..” aku terkejut mendapat perlakuan itu. Mey hanya tersenyum sambil memandangku dengan penisku yang perlahan mengeras di dalam mulutnya. Setelah mengeras sempurna, Mey mulai berkesperimen. Tak hanya mengocok penisku dimulutnya namun terkadang lidahnya ia julurkan menjilati batang dan kepala penisku. Di kepala penisku lidahnya menyapu lubang kencingku, membuatku menggelinjang menahan geli tapi nikmat.
“Ahh..Meyy..”
Tangannya pun bergerilya mempermainkan bijiku dan kemudian turun ke anusku. Mengusap-usap lubang anusku dan akhirnya perlahan dimasukannya jari mungilnya..
Mau nurutin aku nih..pikirku..
Nikmat yang menjalar diseluruh tubuhku membuatku melayang-layang kelangit ketujuh. Kuremas-remas pantat Mey dan rambutnya. Sulit kuungkapkan betapa nikmatnya apa yang Mey lakukan. Kurang lebih 10 menit Mey dengan liar dan semangatnya mengocok, menghisap, meremas penisku serta menusuk-nusukkan jarinya di anusku. Tanganku yang meremas pantatnya kuturunkan hingga menyentuh bagian bawah vaginanya, yang ternyata sudah basah lagi. Nafas Mey pun sudah kembali memburu. Rupanya dia sudah on lagi.
Kuhentikan kegiatan Mey mengulum penisku, kemudian kurebahkan dengan lembut. Kini aku berada diantara kedua kakinya. Kubuka dan kudekatkan penisku ke vaginanya,
“ Sayang jangan dimasukin ya.. Aku mau tetap virgin” kata Mey sambil menahan nafsunya yang sudah memburu,
“ Iya sayang, kamu percaya aja sama aku..” jawabku menenangkan Mey. Memang tak dapat kutepis keinginanku untuk itu, tapi aku juga ingin hal itu nanti kami lakukan dengan ikatan yang sah.
Aku membuka lebih lebar kakinya, menekuknya seperti orang bersalin. Kemudian kutempelkan penisku ke permukaan vaginanya. Kurasakan kelembutannya dan licinnya kulit vagina Mey yang telah dibasahi oleh cairan cintanya,
“ Ahhh..Emmm..” Mey melenguh pelan saat perlahan kugesek-gesekkan penisku di bibir vaginanya,
“Emm..Ahhh..” akupun tak sanggup menahan gejolak rasa didadaku..
Kuturunkan badanku, sehingga penis dan vagina Mey benar-benar berhimpitan. Lembut, basah, licin, dan nikmat terasa hingga ke ujung pori-pori kepala ku. Begitupun Mey, kulihat wajahnya yang memerah dengan matanya yang tertutup dan mulut yang sedikit terbuka,
“ Sayang vagina kamu lembut banget..Ahh..” bisikku sambul menjilati telinganya,
“Ehmmm…Ahhh…Saayyangg..” Mey hanya bisa melenguh indah.
Sedikit demi sedikit kuayun penisku keatas dan kebawah menyusuri lekuk bibir vagina Mey. Semakin banyak cairan yang keluar dari vaginanya semakin semangat aku melakukannya. Karena terasa begitu licin dan nikmat. Ditambah lenguhan dan bunyi kecipak dari hasil cairan vagina bergesekan dengan penisku membuat ku semakin bernafsu. Intensitas ayunan penis kupercepat, Mey pun merespon dengan memaju mundurkan dan menggesek-gesekkan vaginanya, mengikuti gerak penisku. Semakin aku cepat, Mey pun semakin liar. Tangannya memeluk erat pinggulku, dan jarinya menggaruk-garuk tubuhku menggambarkan betapa nikmat yang dirasakan Mey.
“Ahhh…Ahhhh…Emmhhhh…Aaahhhhhhhhhh…AAAAHHHH HH” tiba-tiba seperti tadi, kembali tubuh Mey mengejang dan gerakannyapun semakin liar, lebih liar dari orgasme pertamanya tadi. Menekan dengan kuat penisku dan menggesekkannya dengan kencang,
“Ahhhh…Saaaayyyaaanngg..OOOHHHHH” rupanya kali ini orgasme Mey lebih panjang, membuatnya hilang kontrol, akupun yang dari tadi menahan gelombang nikmat ini semakin memuncak merasakan gerakan-gerakan liar Mey,
“AHHHHH…AHHHH..” kami saling berpeluk erat menikmati klimaks birahi..Spermaku keluar dengan kencangnya membasahi bibir vagina dan perut Mey, bahkan sampai ke leher Mey. Begitu nikmat yang kurasakan. Dan belum pernah spermaku keluar sebanyak ini.
Akupun merebahkan tubuhku kesamping Mey yang masih terdiam lemas. Kupandangi wajah manisnya yang bersimbah peluh. Semakin membuatnya cantik. Kukecup pipinya dan kudekap dia.
“aku sayang kamu Mey” ucapku,
“aku juga sayang De” balas Mey..



« Back

Download film langsung dari hape !
+ KISAH PANAS +
[01] | [02] | [03] | [04] | [05] | [06] | [07] | [08] | [09] | [10] | [11] | [12] | [13] | [14] | [15] | [16] | [17] | [18] | [19] | [20]
Home Home
Guestbook Guestbook

U-ON
7766
INDOHIT.SEXTGEM.COM