watch sexy videos at nza-vids!
Download aplikasi gratis untuk Android
INDOHIT.SEXTGEM.COM

4. Friska : Cintaku Bersemi Di Rumah Sakit


Malam itu, di tengah hujan besar disertai petir kencang yang mengguyur kota Jakarta, sebuah mobil Toyota Fortuner berhenti di tempat parkir sebuah rumah sakit yang cukup terkenal di bilangan Jakarta Selatan. Seorang pria memakai celana jeans dengan kemeja putihnya berlari membelah derasnya hujan dari mobilnya menuju pintu rumah sakit. Hatinya galau, gelisah. Ketika ia berjalan menuju pintu rumah sakit, tetapi tubuhnya berbalik lagi menjauhi pintu masuk tersebut. Dalam hatinya berkecamuk pertentangan batin yang dahsyat.


“Ren, ngapain lo ke sini?! Demi cewe perek yang udah gak suci itu?!udah mending lo cabut aja dari sini! Masih banyak cewe di dunia ini…” bisikan ini yang membuat Rendy mengurungkan niatnya untuk menjenguk Friska.

“Rendy, kamu itu mencintai Friska kan? Jangan sampai rasa cintamu ini kandas di tengah jalan. Friska pasti bakal nerima kamu, walau kamu sudah nyakitin dia. Rendy, ayo masuk, beri perhatian lebih sama Friska! Jangan sampai dia bertambah parah lagi” suara `itu terdengar dari belahan jiwanya yang lain. Seakan mendukung rasa cinta yang besar dari lubuk hatinya yang paling dalam. Ia tak tahu harus berbuat apa. Di satu sisi, ia tak ingin sifat arogannya luluh karena seorang wanita, tapi di sisi lain, Ia harus mengakui bahwa ia telah jatuh hati dengan gadis yang sedang terbaring lemas di dalam rumah sakit akibat ulahnya.

Pergolakan batin itu akhirnya buyar ketika pundak Rendy di tepuk oleh seorang suster jaga di rumah sakit itu.

“Maaf dek, ada yang bisa di bantu?” sapa suster itu ramah.

“oh, iya, saya mencari pasien yang bernama Friska sust, ada?” jawab Rendy ramah juga dan sedikit kaget dengan tepukan di bahunya tadi.



“Adek ini yang bawa nona Friska ke sini kan? Ohh..bisa bisa Dek, mari saya antar..” suster ramah itu mempersilahkan Rendy untuk menuju salah satu ruangan di lantai 4 rumah sakit.

Rendy beserta suster menaiki sebuah lift dan tak lama kemudian lampu lift menunjukkan angka 4 dan sampailah mereka di sebuah ruangan khusus bertuliskan, Kamboja, VVIP. Suster mempersilahkan Rendy masuk ke dalam ruangan itu.

“Dek, kalau bisa adiknya jangan di ganggu dulu ya, kondisinya masih sangat lemah” Ingat suster ramah itu dengan suara pelan sebelum ia meninggalkan ruangan tersebut.

Rendy melihat gadis yang ‘ditidurinya’ beberapa saat yang lalu kini terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit. Mukanya pucat pasi melihat kondisi gadis itu yang mungkin sangat terbebani akibat kejadian itu. Rasa bersalah terus menghantui pria tampan ini. Ia tak tau lagi bagai mana caranya untuk meminta maaf kepada gadis itu. Rendy akhirnya duduk di samping tempat tidur Friska. Tangan pria bimbang itu menyentuh punggung tangan gadis cantik yang masih tertidur dengan nyenyak. Pria itu menyesali apa yang telah ia perbuat terhadap gadis yang ada di hadapannya sekarang. Dengan perasaan penuh sesal, ia menitikkan airmata dari kelopak matanya. Air mata penyesalan itu seakan turun begitu saja hingga membuat pria itu lelah bersedih kemudian ikut tertidur di samping tempat tidur gadis cantik itu.



************************

Pagi harinya




Kicauan burung yang bertengger di atas pohon menambah cantiknya cahaya mentari pagi yang menyinari kaca jendela kamar di sebuah rumah sakit ternama di bilangan Jakarta Selatan itu. Gadis yang dari kemarin masih tertidur itu kelihatan sudah mulai siuman. Ia kaget sekali ketika melihat kepala seorang pria yang telah membuatnya seperti sekarang ini tertidur di atas empuknya kasur tempat tidur rumah sakit yang ditidurinya.

“Astaga, Rendy?! Ngapain dia di sini?” kataku dalam hati.

Aku tak mampu berkata kata lagi. Rasanya aku ingin menghajarnya hingga aku puas. Dia telah membuatku berada di sini. Aku berusaha menggerakkan tanganku secara perlahan untuk lepas dari genggaman tangan Rendy. Aku mencoba untuk memegang tangan Rendy yang satunya agar dapat melonggarkan genggaman tangannya di tanganku. Dan akhirnya aku berhasil juga untuk melepaskan tanganku. Perlahan aku turun dari tempat tidur dan duduk di atas kursi roda yang telah di siapkan oleh suster yang ramah itu kemarin sore. Kondisi badanku belum stabil benar sehingga membuatku harus terduduk di atas kursi roda ini. Aku mulai menggerakkan kedua roda besar yang berada di samping kiri dan kananku dengan kedua tanganku sehingga kursi roda itu bergerak maju. Perhatianku tertuju pada jendela rumah sakit yang disinari mentari pagi yang sangat indah. Aku hanya bisa menatap burung burung terbang bebas di luar sana. Aku meratapi hidupku yang sekarang ini dipenuhi oleh bayang bayang dari kak Dedi, Rendy maupun orang orang yang telah memperkosaku dan memperalatku hingga sekarang. Tak sadar, aku menitikkan air mata sebagai tanda kesedihanku selama ini. Semua masadepanku kini telah hancur. Seorang wanita harus menjaga keperawanannya hingga ia menikah untuk dipersembahkan kepada suaminya. Tetapi apakah suaminya juga masih perjaka? Uh! Itu semua tidak adil. Tapi nasi sudah menjadi bubur, keperawananku sudah diregut paksa oleh kakak angkatku sendiri. Mau bilang apa aku nanti kepada suamiku?



Semua pikiranku tiba tiba bunyar ketika ada yang memelukku dari belakang.

“Fris, maafin aku Fris..” seseorang yang memelukku membisikkanku kata kata itu.

Aku terdiam sejenak, menahan airmataku yang tak terbendung lagi oleh kelopak mataku.

“puas??..puas kamu Ren udah bikin aku kaya gini?! Hkk…hkk..” aku meluapkan seluruh kesedihanku kepada Rendy, orang yang telah membuatku sehancur ini.

“Please…maafin aku Fris, aku…aku…”

“Ahhh!! BOHONG!!! Sekali kamu jahat, pasti selamanya jahat!” aku langsung memotong perkataan Rendy dengan penuh emosi.

“Fris..Friska ...aku cinta sama kamu!!” seketika wajahku memerah ketika Rendy menyatakan cintanya padaku.

Baru kali ini seorang pria menyatakan perasaannya kepadaku. Tetapi aku sadar bahwa Rendy adalah pria bejat yang telah menyakitiku. Membuat perasaan yang berbunga bunga itu langsung sirnah begitu saja.

“apa?! Kamu cinta sama aku?? Cinta?!! Kamu tau rasanya jadi aku Ren?! SAKIT Ren SAKIT!!!! Sekarang kamu dengan santainya bilang cinta sama aku??!!” kataku sedikit emosi.

“KETERLALUAN!!” suaraku sedikit lantang ketika mengucapkan kata itu sambil aku melepaskan pelukan Rendy dan memutar kursi rodaku kembali ke atas tempat tidur.

“sekarang kamu keluar!” kataku tegas sambil mengacungkan tanganku ke arah pintu kamar rumah sakit.

“tapi Friska,”

“KELUAR!” aku membentak Rendy dan sesaat kemudian ia keluar dengan prasaan sedikit kecewa. Aku hanya bisa diam di atas tempat tidur dan tetap menangis hingga aku kembali tertidur di atas tempat tidurku.



**************************

Di lobby rumah sakit terlihat seorang pria paruh baya ditemani oleh seorang anak laki lakinya dengan sedikit terburu buru menaiki lift menuju sebuah ruangan di lantai 4. Mereka adalah Ayah dan Kakak angkat dari Friska.

“Dedi, kamu ini bagai mana sih? Kok bisa bisanya adik kamu masuk kerumah sakit?” tanya sang Ayah sedikit kesal.

“Maaf Ayah, Friska terlalu giat ‘belajar’ sampai sampai ia tidak memperhatikan kondisi tubuhnya” jawab Dedi sekenanya karena ia bingung harus berbicara apa.

“Halah…dasar, anak sama ibunya ga jauh beda kelakuannya..” Ayah sedikit lega mendengar penjelasan Dedi.

Ketika mereka berdua berjalan di lorong rumah sakit, tanpa sengaja Dedi bertemu dengan Rendy.

“Hei Ren??” Dedi melambaikan tangannya ke arah Rendy yang kelihatannya tidak semangat itu. Akibat panggilan Dedi, Rendy menengok untuk mencari asal suara itu. Kemudian Dedi minta izin kepada Ayahnya untuk berbicara sebentar kepada teman.

“Halo Ded..” Kata Rendy sedikit lemas.

“Lu abis jenguk Adek gue? Lu apain dia?” tanya Dedi sedikit panik

“Lu jangan berfikiran buruk dulu Ded! Gue gak apa apain adek lu! Malahan gue mau minta tolong ke Lu untuk sesuatu hal” Rendy sedikit emosi sehingga mendorong Dedi hingga ia mundur beberapa langkah.

“weihh…scut bro scut…santai…mau minta bantuan apa nih?” tanya Dedi sambil mendekat kembali ke arah Rendy.

“Gue mau lu bilang sama bokap lu kalo gue ini pacar adek lu…soalnya…emm…soalnya..” Rendy sedikit gugup untuk mengakui kalau dia suka dengan Friska.

“Soalnya lu mau jadiin dia mainan lu kan Ren?? Hehehe….tenang aja Ren, asal ada ini (menggosokkan jari telunjuk dengan jempol bersamaan) semua pasti beres” Kata Dedi dengan sifat khasnya yang gila akan uang.

“i..ii..iiya…iiya…pinter lu Ded! Ha..haa” Rendy terpaksa mengiyakan tawaran Dedi.



“lu mau berapa untuk ini?” Rendy bertanya kembali.

“hmmm (menggosok gosok dagunya dengan jari sambil matanya menegadah ke atas seperti memikirkan sesuatu) 500juta dan Friska bakal jadi milik lu” tawaran yang amat besar dari Dedi ini sangatlah tawaran yang gila.

“Oke..Deal…besok uangnya akan gue transfer ke rekening lo!” bagi Rendy uang 500 juta adalah uang kecil saja. Dalam hatinya, ia merasa sedikit senang karena ia akan bisa bersama Friska dan berusaha untuk mengambil hatinya sepenuhnya.

Mereka berdua akhirnya masuk ke dalam ruangan dimana tempat Friska di rawat. Wajah Rendy tak semasam tadi. Kini ia yakin bahwa ia akan memiliki Friska seutuhnya.

“Ayah, gimana keadaan Friska?” tanya Dedi sedikit khawatir, atau memang hanya pura pura simpati? Gak tau deh.

“Dia masih lemas. Ini siapa Ded??” tanya Ayah yang melihat Rendy ikut masuk ke dalam kemar pasien tersebut.

“kenalin Yah…ini pacarnya Friska…nakal tu anak, selama ini ternyata dia udah punya pacar” Dedi menarik tangan Rendy dan mendekatkan Rendy ke depan Ayahnya.

“oooo..ini pacarnya Friska…sudah berapa lama kalian pacaran?” tanya Ayah sedikit mengintrogasi Rendy.

“eem..itu..anu…4 bulan om” Rendy sedikit tergagap gagap.

“wahh…bagus bagus…kamu jaga Friska ya..sekarang om lega, Friska sudah ada yang jagain. Om mau pergi dulu, gak bias terlalu lama karena ada kerjaan penting. Titip Friska ya.. Ded ayo kita jalan” Ayah dengan Dedi meninggalkan Rendy seorang diri di dalam ruangan pasien itu lagi. Rendy kembali ke samping Friska dan ia mengelus kening gadis itu dengan lembut dan penuh perasaan.



****************************

Seorang gadis cantik keturunan Indo-Filipina datang membawa bungkusan plastik putih berisikan makanan. Wajahnya tampak ceria sekali ingin bertemu sahabatnya. Ia menyapa setiap orang yang ia jumpai dengan mengucapkan “selamat pagi” sambil tersenyum ramah. Kemudian gadis cantik itu menuju ke lift untuk naik menuju tempat dimana sahabatnya sedang terbaring sakit.

“Cklek” Deritan pintu kamar VVIP tempat dimana sahabatnya di rawat terbuka. Gadis itu berusaha sebaik mungkin untuk tidak mengeluarkan suara. Dengan hati hati ia menyibakkan kain penutup yang menutupi ruangan tempat dimana sahabatnya terbaring. Dan alangkah kagetnya ia…………



Sementara itu di Kamar rumah sakit…

Gadis cantik yang sedang di cium paksa oleh seorang laki laki itu menyentakkan tubuhnya dan menggerakkan kedua tangannya untuk mendorong laki laki tersebut menjauh dan melepaskan ciumannya.

“Apa apaan kamu Ren!!” bentak gadis itu.

“Maaf Fris..ma..” Rendy berusaha meminta maaf

“keluarrr!!!!! KELUARR kamu!!! Hkk….hk….” tanpa ia sadari, gadis itu meneteskan air matanya. Apakah ia menyesal telah mengusir Rendy? Atau ia menyesali kondisinya sekarang ini. Tubuh gadis itu melemas dan roboh di atas tempat tidur rumah sakit. Friska kembali tak sadarkan dirinya untuk yang kesekian kalinya.



Back to Nana… 



Nana

Nana melihat pria yang ia cintai sedang mencium sahabatnya yang masih tertidur di atas ranjang rumah sakit. Hatinya lebih sakit lagi melihat pria yang ia cintai itu tampak sangat tulus menjaga sahabatnya. Tak percaya dengan apa yang ia lihat, gadis itu menaruh kantung plastik yang ia bawa di atas meja yang ada di dekatnya kemudian pergi meninggalkan ruangan itu dengan prasaan sedih yang tak karuan. Nana berlari keluar rumah sakit sambil menahan tangisnya. Matanya yang berkaca kaca terlihat sangat jelas oleh orang orang yang berada di sekitarnya. gadis cantik itu akhirnya memanggil sebuah taksi kemudian ia pergi dari rumah sakit. Taksi itu mengarah ke sebuah rumah mewah yang terletak di bilangan Jakarta barat dengan dua buah patung Unicorn di kedua sudut gerbangnya. Setelah turun dari taksi, dengan tergesa gesa Nana memasuki pintu rumahnya hingga ia sampai di depan kamarnya. Nana sangat terpukul dengan apa yang ia lihat tadi. Ia menangis sejadi jadinya di atas tempat tidurnya.Tapi, suasana sedih itu tidak berlangsung lama. Kesedihannya tiba tiba sirnah dan menjadi rasa panik ketika mulutnya di bekap oleh seseorang dan tangannya di piting hingga Nana tak bisa berkutik di atas tempat tidurnya.

“hmmhppphhhhhmmmmmmmmmmmmmmhmhfffffhhhhhhhh” Nana meronta tak karuan agar ia dapat melepaskan diri.

“Halo non…kemana aja?? Kok gak pulang sih non??…kita udah kangen nih sama memeknya non…” bisik seseorang dari balik tubuhnya. Sepintas Nana mengenali suara tersebut. Itu adalah suara mang Udin, pembantu yang memperkosanya dengan kedua temannya yang tak kalah bejatnya.

“pak Togar, kasihan non Nana di bekep sama di piting gitu…emang maling pak? Kita lepasin aja biar dia bisa ngelayanin kita dengan maksimal” usul mang Min yang tidak tega dengan perlakuan pak Togar si satpam bejat itu terhadap majikannya.



Tak lama kemudian pak Togar melepaskan bekapannya dan pitingannya. Tubuh Nana langsung melemas dan nafasnya tersenggal senggal karena seluruh tenaganya sudah terkuras habis untuk melawan pitingan pak Togar.

“kalian ini maunya apa sih….aku cape tau!!!” kata Nana sedikit jutek, mungkin karena perlakuan mereka yang sedikit kasar padanya.

“non Nana jangan begitu dong non…punya kita udah kangen nih sama punyanya si non, jadi ayuk kita main sebentar” tawar mang Udin yang senonok.

“ihh…apaan sih…udah keluar keluar sanah..atau aku bilangin Papa nih!” ancam Nana terhadap tiga orang bejat itu.

“tenang non…bapak udah pergi dari kemarin dan pulangnya minggu depan” senyum lebar terlihat dari wajah ketiga orang yang sudah haus akan seks itu.

Nana yang tadinya berposisi telungkup, sekarang sudah terlentang dengan dikelilingi ke dua pembantunya dan seorang satpam bejat yang juga ikut mempermainkan majikannya itu. Perlahan tangan tangan nakal mereka menyusup kebalik pakaian yang di pakai Nana. Kancing celana jeansnya kini sudah terbuka sehingga membuat celana dalam hitam yang di pakainya terlihat dan mengundang berhatian orang orang bejat itu untuk merabanya. Mang Min yang tergolong pemula ini juga tak mau kalah. Ia mengangkangkan kakinya dan menjadikan penisnya yang masih terlindungi celana itu menjadi tempat sandaran untuk kepala Nana dan tangannya juga meremas kedua payudara majikannya itu.

“aahhh…terus mang…perkosa aku sesuka kalian…ahhh…emmmhhh” Nana merancau tak karuan. Gadis itu sedang gelap mata, ia melampiaskan kesedihannya dengan bermain seks dengan pembantu dan satpamnya.(attention : yang seperti Nana ini jangan di tiru yah)



Mendengar perkataan Nana yang sudah pasrah. Akhirnya mang Udin, pak Togar serta mang Min membuka baju mereka masing masing hingga mereka bertiga bugil dengan penis penis mereka yang sudah mengacung tegak dan siap untuk mencoblos liang vagina majikannya yang sudah terbaring pasrah di atas tempat tidur.

“eitttss… tunggu dulu! Aku mau buka sendiri baju aku…kalian liat aja yah! Awas kalo sampe ada yang nyentuh aku!”

Dengan tatapan yang sedikit menggoda, Nana mulai berstriptease di depan para pesuruh rumahnya. Ia perlahan membuka kancing bajunya, sementara itu, pak Togar mulai menyalakan sebuah musik disko yang cukup membangkitkan gairah majikannya untuk berstriptease ria di depan mereka. mendengar dentungan musik disko yang cukup membuat pikiran melayang, akhirnya Nana mulai terpancing sifat nakalnya. Ia turun dari tempat tidur dan berdiri di depan pria pria bejat yang siap menontonnya. Dengan gerakan gerakan yang erotis, Nana menanggalkan kemeja putihnya hingga membuat pak Togar tak tahan lagi untuk menelanjanginya. Tetapi langkah pak Togar terhenti oleh mang Udin dan mang Udin menggelengkan kepalanya memberikan isyarat kepada pak Togar untuk sabar. Stripteasepun berlanjut, Nana mulai meliuk liukkan badannya di sudut tempat tidurnya. Ia mulai menurunkan celana jeansnya. Para pria itu semakin tergoda untuk segera menerkamnya dan menikmati tubuhnya. Tetapi Nana sangat pintar ia berkata, “kalau ada yang berani menyentuh tubuhku, aku tak akan segan segan untuk melaporkan kepada papa”. Dan jadilah sekarang Nana yang memakai bra dan celana dalam hitam yang kontras sekali dengan warna kulitnya yang putih bersih. Dan Nana memberikan isyarat kepada mereka bertiga untuk maju dan memulai pesta ini.



Pak Togar yang sedaritadi sudah tidak sabar untuk menyicipi tubuh majikannya langsung menerkam Nana hingga mereka berdua terguling di atas tempat tidur. Dengan ganasnya pak Togar menciumi tengkuk Nana hingga gadis itu merintih keenakan dan Nana juga tak mau kalah, jari jarinya juga mulai menggenggam penis pak Togar dan meremas batang yang sudah mengeras itu. Mang Udin dan mang Min mulai naik ke atas tempat tidur.

“pak Togar, bagi bagi dong..aku juga pengen nih….” Tegur mang Min yang merasa sedikit iri degan pak Togar.

Nana kini dikerumuni oleh ke tiga pria bejat yang haus akan nafsu birahi dan mencari kenikmatan duniawi yang tak tergantikan. Bra dan celana dalamnya sudah terlepas sehingga ke empat orang (mang Min, mang Udin, pak Togar dan Nana) yang berada di atas tempat tidur itu kini sudah telanjang bulat. Nana memejamkan matanya seakan menikmati segala perlakuan ketiga pria itu. Mang Udin mengangkangi dan memangku kepala Nana sehingga penisnya yang sudah tegang, dekat sekali dengan bibir Nana yang merah merekah. Sementara itu, pak Togar dengan lahapnya melumat bibir vagina Nana yang sudah basah sejak tadi. Tapi mang Min masih belum mau berbuat apa apa, ia memilih untuk turun dari tempat tidur, memakai celananya dan merokok di jendela kamar Nana.

“Min, lo ga ikut?” tanya mang Udin sedikit bingung.

“Ntar aja Din….gue ambil jatah belakangan” jawab mang Min sambil menghembuskan nafas rokok sehingga setiap mang Min berkata kata pasti ada asap yang keluar dari mulutnya.

“aaaaaaahhh….teruss pak Togaar….aku udah mau keluarrr…..terusshhh paakk….” Nana semakin merancau tak karuan. Kini daerah sensitifnya sudah di jajah oleh kedua pria bejat yang tak lain adalah pekerja rumahnya.



“ssrrluurpphh…clkclcklckc…..slurrpphh…” suara seruputan pak Togar terdengar nyaring karena vagina Nana semakin banyak mengeluarkan cairan cintanya.

“aaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh…..ccccrrrrtttttttttt..crrrtttttttt” Tubuh gadis cantik itupun menegang sejenak menikmati orgasmenya pertama kemudian melemas lagi.

Nafas Nana tersenggal senggal kemudian ia beristirahat di selangkangan mang Udin dengan sedikit senyuman puas yang terlihat dari gerakan bibirnya.

“Non, sambil istirahat, mainin ini aja non” mang Udin menyodorkan penisnya ke depan bibir Nana dan di sambut dengan hangat oleh Nana.

Kini pak Togar sudah menempatkan penisnya di depan bibir vagina Nana dan menggesek gesekkan penisnya yang besar itu sehingga membuat Nana menggeliat keenakan. Penis besar milik pak Togar kini sudah mulai memasuki liang kenikmatan yang masih sempit itu. Nana sedikit menjerit tetapi jeritannya tertahan oleh penis mang Udin yang juga besar. Tangan mang Udin selalu menyibakkan rambut Nana yang menutupi wajahnya dan meremasi kedua bukit kembar majikannya yang cukup ranum itu. Posisi itu berlangsung selama 5 menit hingga Nana mendapatkan orgasme yang kedua. Kemudian pak Togar membalikkan posisi Nana hingga gadis cantik itu menungging membelakangi pak Togar. Dengan telaten pak Togar mulai memasukkan penisnya kedalam vagina Nana. Tak kuat menahan rasa nikmat, Nana meraih penis mang Udin, dan tanpa di komando, Nana mengulum penis mang Udin sehingga si empunya merancau keenakan.

“ayo Non….terusshh…aahhh…matepp….Min, lu gak mau bareng nih?yakin lu?” di tengah ke enakan mang Udin, ia masih memikirkan temannya agar mau bergabung bersama mereka.

“Gue ntaran aja Udin, gue mau berduaan sama non Nana aja..” jawab mang Min santai.



“Non….kalo begini terus…bapak betah kerja…di sini….ngghhh…..gila….sama istri bapak aja kalah peretnya!” pujian mesum pak Togar malah membuat Nana semakin bernafsu mengulumi penis mang Min.

“aahhhh……….teruss pak…..dikit lagii…ayoo….aahhhhh…mmhhhhppmhhhh” Nana melepaskan kulumannya sesaat dan merancau keenakan kemudian ia semakin bersemangat mengulum penis milik mang Min.

Pak Togar juga semakin bersemangat menggenjoti majikannya meskipun belum ada tanda tanda penisnya akan berejakulasi.

“aaaahhh…aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh” lolongan panjang menandakan Nana sudah mencapai orgasmenya yang ketiga.

Pak Togar menyetakkan penisnya pada saat Nana orgasme membuat gadis cantik itu mengglepar glepar keenakan dibuatnya. Nana langsung roboh dan telungkup di atas tempat tidurnya. Kemudian pak Togar membalikkan tubuh Nana hingga terlentang kemudian menusukkan penisnya lagi ke dalam vagina majikannya.

“Din, lo minggir sebentar deh, gue udah mau nyelesaiin nih” perintah pak Togar yang semakin bernafsu.

“oke pak, hajar dulu aja” kemudian mang Udin turun dari atas tempat tidur.

Pak Togar memulai aksinya dengan menekuk kedua tungkai kaki majikannya hingga membentuk huruf V dan mulai menusuk vagina majikannya yang sangat membuat nafsu para pria itu meningkat.

“aahhh…paak….aahh..enaaakk…terussshh….mmppphhh...cium Nana pak….ahhhhh” Nana semakin merancau keenakan karena penis pak Togar semakin cepat memompa dirinya sehingga gelombang orgasmepun tak kuasa melandanya berulang kali. Punggung pak Togar-pun semakin membungkuk untuk mendapatkan bibir sexy milik majikannya.



“eemghhhhh…aahh..mmpppphhhmlmlmhhhlhhhhpppppgghhhmmlmssckkllhmhphphh” suara mereka berciuman terdengar hingga satu ruangan. Dan Nana juga melingkarkan tangannya di leher pak togar dan menahan kepala satpan tua itu agar terus menciuminya.

Jadilah seorang gadis cantik dengan seorang satpam tua sedang asik bergumul di atas tempat tidur mewah milik gadis cantik itu. Sementara kedua pembantu bejat yang juga bagian dari komplotan si satpam tua sedang asik mengobrol sambil merokok di depan teras kamar yang cukup megah.

“nnnoonnn..bbaaappaakk mauuu kkeelluuaarrr nnoonn….mmaaauuu diimaanaaa??” kata kata pak Togar sedikit terputus putus akibat nafasnya yang sudah ngos ngosan menggenjot majikannya yang aduhai.

“di daleemm ajahh paakkkk Nanaa lagii aaaaaaahhhh….llagiii gakkk suubburrrr” jawab gadis itu juga terbata bata karena menahal siksaan kenikmatan yang melanda vaginanya.

“aahhh….nnoonnn dikitt laggiiii nonnn…aaaahhh……..CCRRRRROTTT CRROOOOOOTT CROOTTTT” pak Togar menghentakkan penisnya sedalam mungkin di vagina majikannya, bola matanya naik ke atas menikmati semprotan demi semprotan sperma yang di keluarkan oleh penisnya.

Tubuh gadis itupun juga melejang lejang dan ia memejamkan matanya menikmati hangatnya sperma si satpam bejat di dalam vaginanya. Perlahan pak Togar mencabut penisnya dari vagina majikannya. Dan setelah itu, ia memberikan sebuah kecupan di bibir majikannya sebagai ucapan terimakasih.

“Din, Min, lo layanin majikan kita dengan baik ya! Gue mau jaga dulu” pesan pak Togar sebelum keluar kamar sambil mengancing baju seragam satpamnya.

“Oke pak, si Non bakalan puas kok sama kita ber dua ke ke ke” mang Udin tertawa terkekeh kekeh setelah itu ia mulai naik ke ranjang dan mulai meraba raba tubuh mulus majikannya yang masih terbaring lemas di atas tempat tidur.



“Min, lu gak mau ikut muasin non Nana nih?” tawar mang Min.

“ntar aja gue Din, masih mau ngaso dulu” jawab mang Min agak sedikit santai tapi tampaknya mang Min kali ini terlihat berbeda.

Lalu mang Udin beranjak dari tempat duduknya dan memelorotkan celana pendek yang sempat ia pakai ketika pak Togar meng-‘eksekusi’ majikannya sendirian. Pembantu bejat itu perlahan merangkak menaiki tempat tidur majikannya yang masih ngos ngosan karena hantaman penis pak Togar yang begitu dahsyat.

“Non, sekarang yuk, mamang kangen nih sama memeknya non..hehe” rayu mang Udin sambil meraba raba dan memijat puting susu majikannya. Nampaknya mang Udin sudah tahu kalau titik kelemahan wanita salah satunya adalah puting susu miliknya.

“aduhh…hhh…hh….aaku ccaapeekk…hhss…hsshh…hhsshh….” Nana menjawab agak sedikit lemas dan suaranya masih tersenggal senggal oleh nafasnya.

“ayo lah non… nanti pasti non minta lagi..” rayu mang Udin lagi.

“huhh..hsshhhh..hsshhhh….terserang mang Udin aja deh..” jawab Nana pasrah.

“wah si cantik udah ngijinin gue nih…udah sikaatt!!” Seru mang Udin dalam hati.

Merasa telah diberikan lampu hijau oleh majikannya, mang Udin langsung turun hingga sampai pada pangkal paha milik majikannya, kemudian ia mulai menjilati bibir vagina majikannya yang kembali basah akibat rangsangan mang Udin di beberapa titik. Nana kali ini hanya menggumam nikmat dan menggerakkan tubuhnya untuk menikmati jilatan jilatan mang Udin di vaginanya.

“ssrrupphlhhh…sckkllkksclkklskcsk….ahhh….srruupppphhhh” suara seruputan mulut mang Udin serasa seperti ia meminum sesuatu dengan nikmatnya.

“wah, gurih banget nih pejunya si non.. hehe” pujian mesum mang Udin malah membuat nafsu birahi Nana kembali bangkit.



“Terus mang….sshhhh….enakk…. Nana udah mauu…nghh….aahhhh…terusshhh… ahhhhhhhhhhhhhhhhh….ccrrrrttttcrrttt” akhirnya Nana mendapatkan orgasmenya yang kesekian kalinya dengan para pesuruh rumahnya.”

Sesuatu mulai mengeras di sekitar paha mang Udin, sang Udinjr sudah menagih untuk bertemu sesuatu yang bisa menghangatkannya. Akhirnya, mang Udin berdiri dan memposisikan Udinjr di belahan vagina majikannya.

“sshhh…. Mang, jangan di gesek-gesek…shh…gelliiiii….aahhhhhhhhh” desahan panjang mengawali penetrasi pertama mang Udin yang di sambut dengan pijatan pijatan hangat pada dinding vagina Nana.

“non, pake apaah sih, masi peret aja ini memeknya…ahh….mamang jadi pengen ngentotin non terus nih jadinya” rayu mang Udin mesum.

Tetapi Nana tidak menghiraukan perkataan mang Udin, yang ia pikirkan hanyalah bangai mana memuaskan nafsu birahi yang kini menguasai pikirannya. Dengan posisi ‘MOT’ (Man On Top) mang Udin memacu penisnya dengan kecepatan tinggi sehingga membuat Nana menggeliat liar dan meremas remas sprey tempat tidurnya hingga nyaris robek. Tetapi itu semua tidak di perhatikan mang Udin. Meski majikannya berteriak ‘Ampuunn ampuunn’ atau ‘sudahhh sudaahhh’ tetapi mang Udin tetap menggenjot sang Udin jr dengan kecepatan tinggi. 15 menit mang Udin menggempur majikannya di posisi yang sama, masih belum dapat mengeluarkan cairan putih yang masih tersimpan di dalam Udinjr. Dengan sedikit kasar, mang Udin menarik pinggang Nana dan membalikkan tubuh gadis cantik itu hingga Nana telungkup di atas tempat tidur. Dengan cepat pang Udin menarik pinggang gadis cantik itu hingga kini posisinya menunggingi mang Udin. Dengan sekali sodokan, penis mang Udin sudah terbenam seluruhnya di dalam vagina majikannya.



“aaaaaaahhhhhh…. Terusshhh mangg… enakkkkkkk..” Nana berteriak keenakan ketika penis itu terasa sesak dan nikmat di dalam vaginanya. Ia hanya dapat berseru seru agar mang Udin mau menggoyangkan lagi penisnya. Tetapi, memang dasar licik, mang Udin hanya diam saja tak bergerang sambil menyunggingkan senyuman mesum.

“non, capek nih… non aja deh yang bergerak hehehe….” Tawar mang Udin yang memang sengaja ingin membuat majikannya turut aktif dalam pergumulan ini.

Mau tak mau, demi mengejar kenikmatan duniawinya, Nana mulai menggoyangkan dan menaik turunkan pinggulnya sehingga membuat vaginanya teraduk aduk oleh benda keras yang menancap di dalamnya.

“aahhhh…ahhhhhhhhhhhhhhh…..” Nana merancau tak karuan ketika ia menggoyangkan pinggulnya 360 derajat seperti goyang ngebor. Penis itu terasa menusuk nusuk dan mengaduk aduk dinding vaginanya yang membuat Nana akhirnya orgasme.

Memang sadar laki-laki, selalu tidak sabaran dalam berhubungan sex, maka dari itu, mang Udin kembali mendorong tubuh majikannya hingga Nana terlentang kembali di atas tempat tidur. Seling beberapa detik, mang Udin langsung menerkan Nana hingga gadis cantik itu kelabakan menerima perlakuan liar pembantunya. Tak mau kalah liarnya, tangan dan jari jemari lentik Nana juga mulai bergerilya mengitari daerah vital lawan mainnya, kemudian jari jari lentik itu memegang sesuatu yang keras yang menggelantung di bawah perut mang Udin. Dengan telaten, Nana mengarahkan penis besar dan keras itu menuju lubang kenikmatan miliknya. Setelah penis itu masuk kedalam vagina milik Nana, mang Udin kembali mengulangi kejadian sebelumnya. Dengan kecepatan tinggi ia mengaduk dan menyodok liang vagina Nana hinga gadis cantik itu merintih rintih nikmat dan tubuhnya kadang mengejang menahan orgasme yang bertubi tubi ia terima. Tak terasa sudah 30 menit mang Udin menggenjot Nana di atas tempat tidur yang sudah ambur adul tak karuan milik majikannya. Tanda tanda bahwa mang Udin ingin orgasme sudah mulai terlihat. Dengan keringat yang bercucuran, mang Udin menambah lagi kecepatan pompaannya sehingga Nana berteriak histeris karena kini dinding vaginanya sudah sangat panas dan becek sehingga menimbulkan sensasi nikmat disertai ngilu ngilu.



“aahhh……nnooonnn… dikit lagi nonnnn……….” Mang Udin berteriak juga tak mau kalah dengan majikannya.

“aahhh…………..ccrrrooooott………croooooooooooooooootttt……crrooooottttt” tak lama kemudian akhirnya lendir panas milik Udinjr keluar juga dari pesembunyiannya. Semburan sperma mang Udin memenuhi liang vagina Nana hingga sebagian spermanya meleleh keluar. Tak lama setelah itu, mang Udin mencabut penisnya dan roboh di samping majikannya. Lelehan sperma mang Udin membekas di atas sprey majikannya sehingga membuat sprei tersebut menjadi basah dan lembab. Tetapi Nana tidak memperdulikan itu karena kondisinya sudah semakin lemah.

“non mang Udin kerja dulu ya… tinggal mang Min tuh belom nyicip.. hehe.. layanin baek2 ya non” bisik mang Udin di telinga majikannya yang membuat majikannya tersadar masih ada satu orang lagi yang belum ia layani.

Menyadari mang Udin sudah selesai meng-eksekusi majikannya, mang Min mulai mendekati ranjang majikannya.

“Aduh mang Min, aku cape banget nih…. Besok aja yah..” tawar gadis cantik itu setengah ngos ngosan.

“saya enggak mau entotin non kok… saya tobat non.. saya mau minta maaf karena udah nidurin non waktu itu, saya mau mengundurkan diri dari pekerjaan saya non”

Mendengar perkataan yang keluar dari mulut mang Min, Nana langsung terbangun dan duduk di atas tempat tidurnya sambil menutupi tubuhnya dengan bed cover.

“tapi kenapa min?? nanti kamu mau kerja dimana??” tanya Nana sedikit simpati.

“saya pulang kampung saja non, mau Bantu emak jualan sayur… dari pada di sini, saya akan lebih rusak lagi karena tergoda untuk nidurin non” jawab mang Min singkat.

“baiklah memang itu maumu (Menghela nafas kecewa) , tapi please jangan cerita tentang hal ini sama siapapun ya! Cukup kita aja yang tau” ingat Nana kepada mang Min.

Akhirnya mang Min pamit keluar kamar Nana dengan sedikit tergesa gesa, pembantu itu mengepack barangnya dan tak lupa Nana memberikan uang pesangon untuk mang Min.



*************************

Sementara itu di rumah sakit….



Seorang gadis cantik terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit dengan tusukan jarum infuse di tangannya. Di dekatnya seorang pria sedang duduk sambil memegang tangan kiri gadis itu dengan kedua tangannya. Perasaannya tak karuan, matanya merah karena tidak tidur seharian memikirkan keadaan si gadis. Aku tak tahu apa yang aku perbuat hingga aku kini tergolek lemas di sini. Apakah aku menderita suatu penyakit parah? Oh Tuhan, seberapa besar dosa yang telahku perbuat ini? Apakah ini adalah akhir dari hidupku? Tanpa sadar aku menitikkan airmata sambil bersujud di atas lantai marmer di sebuah lorong. Tiba tiba saja aku mendengar suara orang menggeram seperti suara zombie yang pernah aku dengar pada saat aku menonton R.E. Aku berusaha bangun dari tempat yang aku duduki, tetapi badan ini terasa berat sekali. Aku berusaha sekuat tenaga untuk bangun dan akhirnya aku berhasil. Perasaanku kini berubah dari takut menjadi panik, bayangan hitam yang besar sedang menaiki tangga ruangan yang aku tempati sekarang. Ketika aku hendak melahkahkan kakiku untuk yang pertama kalinya, aku merasakan seakan tidak memiliki kaki, tubuhku langsung terjatuh duduk di atas lantai. Bayangan itu semakin dekat, menandakan makhluk itu semakin mendekatiku. Aku berusaha menggerakkan kedua tanganku untuk menarik tubuhku agar menjauh dari makhluk itu. Bayangan itu semakin jelas! Makhluk menakutkan yang menggeram seperti zombie itu semakin mendekat. Aku semakin panik dan semakin cepat menarik tubuhku ke sebuah ruangan gelap yang pintunya masih terbuka.

“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!”

Aku terbangun dari tidurku, aku takut, aku panik, aku.. aku…. Tanpa sadar aku langsung memeluk Pria yang ada di dekatku. Aku memeluknya sangat erat dan aku menangis di pundaknya.

“tolong…. Tolong aku…hk..hkk..” Aku berbisik di sela sela tangisanku.

“Friska… tenang.. Friska… kamu kenapa?? Heyy… tenang… tenang…” Rendy berusaha menenangkan diriku dengan mengusap usap punggungku. Dengan halus Rendy melepas pelukanku dan menidurkanku di atas tempat tidur kembali.

Tubuhku masih tegang, aku merasakan dingin merambat di tubuhku, aku tak bisa berbuat apa apa. Apa yang terjadi? Mengapa demikian? Oh,,, Tuhan, ampunilah aku!!

Tanpa sadar aku kembali tertidur di atas ranjang rumah sakit. Mengapa aku selalu terbangun lalu tertidur lagi? Apa yang mereka berikan kepadaku? Apa dosis obatnya terlalu tinggi? Oh tidak, jangan sampai hal ini terus menerus!!!. Banyak sekali pertanyaan dan kekhawatiran yang aku pikirkan, di dunia sana aku tertidur, tetapi di alam bawah sadarku, aku tetap bertanya tanya tanpa tujuan.



**************************

Hari ke 3 di rumah sakit



Mentari pagi menyinari ruangan dimana tempat aku terbaring lemas, hari ini merupakan hari yang indah bagiku. Aku merasakan sakit yang aku derita kini sudah hilang dari tubuhku. Aku bangun seraya melepaskan jarum infus di tanganku. Aku bergerak turun dan menginjak lantai. Apakah sesuai dengan mimpiku? Langkah pertama, kedua, dan seterusnya… Huffhh!! Ternyata itu hanya sekedar mimpi belaka! Langkah ku terhenti ketika melihat seorang pria yang wajahnya sudah aku kenal sedang tertidur di atas lantai di kamarku, sepertinya ia terjatuh dari sofa nih… aku berjongkok di depan kepalanya hingga kepala kami saling berhadapan secara vertikal.

“heii… bangun bangun!! Udah pagi…..(menampar kecil pipinya)”

Tiba tiba, entah ia sadar atau tidak, tangan pria itu menarik bagian leber belakangku, sehingga bibirku dan bibirnya bertemu dan kami berciuman. Bukan suatu hal yang luar biasa untuk aku berciuman, toh aku sudah sering melakukannya karena di paksa oleh orang orang yang memanfaatkan tubuhku. Tetapi, mengapa kali ini jantungku terasa berdebar kencang? Aku menikmati ciuman ini sehingga aku memejamkan mataku sejenak untuk meresapi kecupan hangat dari pria ini. Tak lama setelah itu, aku melepaskan dan berdiri kembali, berusaha membuat keadaan tidak terjadi apa apa. Sepertinya, aku mulai jatuh hati kepadanya… apakah ini yang dinamakan cinta??



Benih benih cinta mulai bertumbuh ketika badai kebencian melanda seseorang

Begitu juga benih benih kebencian mulai bertumbuh ketika badai cinta melanda seseorang

Cinta adalah sebuah anugrah

Benci adalah sebuah petaka

Baik cinta maupun benci, tak akan bisa terpisahkan

Cinta adalah benci

Benci adalah cinta

Ketika cinta sedang bersemi,

Kebencian akan muncul sesaat kemudian.

Takkan pernah ada habisnya kisah percintaan dalam dunia ini



« Back | Next »

Download film langsung dari hape !
+ KISAH PANAS +
[01] | [02] | [03] | [04] | [05] | [06] | [07] | [08] | [09] | [10] | [11] | [12] | [13] | [14] | [15] | [16] | [17] | [18] | [19] | [20]
Home Home
Guestbook Guestbook

U-ON
330
INDOHIT.SEXTGEM.COM