watch sexy videos at nza-vids!
Download aplikasi gratis untuk Android
INDOHIT.SEXTGEM.COM

7. Friska : The Beginning


“Eeemmmppphhhhhh” sekejap aku langsung tidak sadarkan diri.

Sekelompok orang datang meraba-raba serta membopong tubuhku kesuatu tempat. Tetapi, aku tidak ingat apa apa lagi setelah itu.

Eh, di mana aku? Wangi khas aroma therapy. Sepertinya aku kenal bau ini.

“Sudah bangun sayang?” Tanya seorang yang baru saja membelai rambutku.

“Untung kemarin kau selamat, kalau tidak mungkin kamu sudah jadi mangsa 50 orang di dalam mess itu!” Jelas Rendy dengan ekspresi kawatir.

“Apa?! Apa maksudmu Ren?” Tanya ku masih bingung.

Akhirnya Rendy menceritakan kalau ketika aku selesai mengintip pesta sex yang berlangsung di UKS, seorang satpam melihatku seorang diri jalan mengendap endap di lingkungan sekolah dan mereka menaruh obat nyamuk cair di saputangan yang dipakai untuk membiusku, kemudian mereka mencoba memperkosaku. Akhirnya salah seorang kepercayaan Rendy melihat kalau aku yang dibawa ke mess kemudian ia bergegas menelpon Rendy. Waktu Rendy menemukanku, mereka sedang berusaha membuka Rok ku dan bagian atas ku sudah bugil semua. Mukaku memerah mendengar penjelasan dari Rendy. Aku menghela nafas lega ketika tau kalau aku belum diapa apakan oleh mereka.

“Kalau kamu mau berhenti sekolah aku akan menyuruh kepala sekolah untuk menghapus nama kita dan anggap saja kita tidak pernah bersekolah disitu” jelas Rendy berusaha menghiburku yang dari tadi melamun.

Perasaanku beradu, di suatu sisi aku ingin berhenti sekolah karena aku takut kalau orang orang mess itu mencoba memperkosaku lagi. Sementara di sisi lain aku pasti merepotkan Rendy yang sudah memberiku suatu kehidupan baru di Surabaya ini.

“Gimana Fris?” Tanyanya membuyarkan lamunanku.

Aku hanya mengangkat sejenak kedua bahuku tanda aku tidak tau kemudian membalikkan badanku memunggungi Rendy. Tetapi Rendy malah masuk kedalam bed coverku kemudian tidur di sebelahku.

“Atau kita menikah saja sayang?” Bisiknya.

“Apa?!” Tanyaku kaget sembari memutar badanku.

Aku sedikit gugup ketika wajahku dan wajahnya sungguh dekat. Entah siapa yang memulai duluan, kami berdua berpangutan mesra, aku dapat merasakan, ciuman Rendy ini sangat lembut dan penuh cinta. Aku juga dapat merasakan kalau ia hanya ingin menciumku karena tangannya hanya memeluk tubuhku saja bukan merabanya. Aku mengambil inisiatif untuk menyudahi ‘adegan panas’ kami, karena aku tidak mau terlampau jauh.

“Kenapa sayang?” Tanyanya dan berusaha melumat lagi bibirku.

“Jangan lagi Ren” jawabku sambil menggeleng gelengkan kepalaku.

“Maaf, aku jadi lepas kontrol” sesalnya.

“Ga apa apa” aku berusaha menghiburnya.

“Ren, aku masih mau sekolah” kataku singkat.

“Kamu yakin?” Tanyanya.

“Emm” aku menganggukkan kepalaku.

“Tapi, aku mau kalau kita tidak datang berdua, aku bisa naik bus atau angkutan umum” lanjutku.

“Jangan jangan jangan! Kamu tidak boleh naik kendaraan macam itu, lebih baik kamu naik mobilku yang satu lagi biar nanti aku suruh supir mengantarmu” larangnya sekaligus memberikan solusi.

“Ya sudah kalau itu maumu” jawabku singkat sambil membalikkan tubuhku hingga memunggungi Rendy.

Nafsuku sebenarnya sudah cukup terpancing untuk ‘melakukan’ itu lagi, tetapi aku harus berusaha menahan gairah ini karena aku tidak mau Rendy kembali ‘kumat’ karena menurutku dia itu sedikit hypersex.

***

Pagi yang indah, ternyata kemarin aku ketiduran sampai pagi. Hawa AC yang ada dikamar ini cukup sejuk, membuatku nyaman untuk kembali tidur. Aku membalikkan badanku dan betapa kagetnya aku melihat Rendy tertidur pulas dihadapanku.

Hmm.. Ganteng juga kalo lagi tidur yah.. Pikirku dalam hati dan sedikit tersenyum.

Aku bangun dari tempat tidur dan memutuskan untuk mandi. Singkat cerita aku keluar dari kamar mandi dengan berbalutkan handuk saja menuju lemari pakaian yang terletak persis di samping tempat tidurku. Aku baru sadar kalau ada Rendy di belakangku sedang tertidur pulas, tetapi biarlah, ia masi tertidur ini. Dengan PDnya aku membuka balutan handukku dan memakai celana dalam dan bra yang sudah disediakan oleh Rendy ketika aku datang ke sini. Aku mengambil seragam sekolahku kemudian memakainya, tak lupa aku memakai tanktop yang berfungsi menjadi pakaian dalamku untuk lapis kedua. Karena aku menyadari kalau baju seragam SMA berbahan tipis dan tembus pandang. Aku tidak mau ‘mengundang’ orang untuk berusaha mencicipi tubuhku. Selesai sudah aku mengganti bajuku kemudian aku mengambil handukku dan betapa terkejutnya aku melihat Rendy sudah terduduk di tempat tidur.

“Tubuhmu makin mulus saja Fris” pujinya dengan kondisi setengah sadar.

“Ih apaan sih..” Jawabku ketus.

Mukaku sedikit merah karena pada saat aku mengganti baju tadi, tanpa sadar Rendy sudah bangun. Aku segera mengambil kaus kakiku kemudian aku duduk di pinggir Ranjang kemudian memakai kaus kakiku satu per satu. Tiba tiba saja Rendy menarik tubuhku hingga aku terlentang di atas tempat tidur kemudian ia menindihku.

“Ihhh apaan sih Renn.. Uda ahh” omelku manja.

Tanpa basa basi ia melumat bibirku hingga aku sedikit kehabisan nafas dan nafsuku mulai terpancing.

“Fris aku uda gak tahan lagi” bisiknya ditengah nafasnya yang memburu.

“Iihh Renn,, jangann!! aku mau ke sekolah nanti telat” larangku.

Akhirnya ia mau mengerti juga, kemudian ia melepaskanku. Aku langsung beranjak dari tempat tidur dan menuju meja rias. Oh iya, ia juga menyediakan meja rias untukku. Aku merapihkan rambutku yang tadi acak acakan. Merapihkan poniku dan merapihkan bajuku. Untung Rendy tidak meremas payudaraku, hingga baju sekolahku hanya sedikit kusut di beberapa tempat. Aku beranjak dari tempat tidur lalu meninggalkan Rendy yang cuma tertawa melihat ekspresiku yang jengkel. Hari ini hari senin, awal minggu yang cukup menegangkan. Baru masuk sekolah saja aku sudah melihat ‘adegan panas’ di UKS. Uh bagaimana nanti yah? aku merinding kemudian melanjutkan langkahku menuju teras depan rumah. Disana sudah menunggu seorang pembantu yang sudah tidak asing lagi mukanya.

“Selamat pagi nona, selamat bersekolah, supirnya sudah menunggu di depan” sapaan ramah Bi Eka membuat hatiku terasa senang dan tentram sekali, aku jadi teringat mendiang ibuku.

Aku tersenyum manis kepadanya dan mengucapkan “terimakasih Bi” dan meneruskan langkahku menuju teras depan. Aku cukup terkejut ternyata yang tadinya aku hanya minta diantar dengan mobil biasa kenapa sebuah Pajero Sports sudah terparkir didepan rumah berikut dengan pak supir yang membukakan pintu belakang untukku. Aku hanya bisa menghela nafas panjang apakah aku beruntung atau sial? Mobil melaju ke sekolah dengan cepat. Pak supir ini cukup gesit dalam membawa mobil. Mungkin ia sudah biasa membawa mobil ini.

“Pak pak stop pak” perintahku ketika sudah sampai di gerbang sekolah. Mobilpun perlahan menepi ke kiri dan berhenti.

“Pak saya turun disini aja, nanti bapak jemput saya sekitar jam 4 sore yah. Makasih pak” perintahku lagi.

“Baik non” jawab pak supir singkat.

Akhirnya aku mulai melangkahkan kakiku dari depan gerbang sekolah hingga lobby.

Aku melihat beberapa anak anak kelas regular juga berjalan kaki menuju sekolah. Suara motor cukup terdengar dari kejauhan, orang yang mengendarai motor itu terus memacu lajunya hingga motor tersebut sudah ada di dekatku dan ia mengambil inisiatif untuk memblok jalanku.

Aku cukup kaget ketika motor itu tiba tiba berhenti di depanku.

“Hai Friska, mau bareng?” Tanya si pengendara motor yang aku ketahui ternyata Alex.

“Emm ga usah deh, aku jalan aja. Udah deket kok” tolakku halus.

“Kamu harus ikut, ada sesuatu yang penting” serunya serius.

“Hah? Apaan?” Tanyaku sedikit cemas.

“Udah ayoo naik aja” perintahnya.

Karena sudah cukup panik, akupun naik motor yang dikendarai Alex kemudian bersamanya menuju parkiran motor sekolah.

“Apanya yang penting?” Tanyaku sedikit kesal.

“Kamu penting buat aku” jawabnya serius.

“Hah? Apaan sih?!” Tanyaku bingung. Meski aku sudah tau kalau Alex ingin menyatakan cintanya kepadaku.

“Emm ga apa2. Yuk ke kelas”

Kamipun ke kelas bersama sama. Sesudah absen aku duduk di bangkuku sementara Alex bergabung bersama teman temannya. Sesaat kemudian Bella datang dengan senyumnya yang manis.

“Selamat pagi” sapa Bella ramah kepadaku.

“Pagi” balasku sambil tersenyum.

Kamipun mengobrol seperti biasa sambil menunggu bel masuk. Aku cukup senang karena sekarang bisa beradaptasi dengan teman teman baruku, terutama Bella. Di saat pelajaran sosiologi yang cukup membosankan, aku melihat Bella yang tidak konsen malah cenderung melamun melihat Alex yang sedang tidur pada saat pelajaran.

“Bel, Bella, hey kamu ngelamunin apa?” Bisikku pelan.

“Ehh.. Engga kok” jawabnya ketika tersadar dari lamunannya.

“Kamu suka ya sama Alex?” Tanyaku.

“Nanti aja ya Fris, aku mau nyatet dulu” jawabnya berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

Yah, akhirnya aku juga mencatat pelajaran. Emm.. Sekolah ini sungguh aneh, atau aku yang aneh ya?! Jam pelajaranpun selesai. Kini aku tidak lagi mencari cari Rendy ketika istirahat. Sekarang, Bella selalu menemaniku. Hingga kami berdua berpapasan dengan Eliza bersama dengan temannya.

“Bell, kamu kenal dia ga?” Bisikku sambil menatap ke arah Eliza.

“Kenal, dia anak kelas 2 Fris” jawab Bella berbisik juga.

Oh ternyata dia masih adik kelasku. Aku berani bertaruh dia pasti akan jadi ‘mainan’ untuk para tukang sapu dan satpam itu, tentunya si guru menjijikan Bapak Edy. Aku sedikit merinding membayangkan kejadian semalam. Aku hampir saja diperkosa beramai ramai didalam mess itu. Untungnya saja penghuninya hanya satpam dan pesuruh sekolah untuk SMP dan SD, jadi aku tidak akan bertemu mereka karena gedung SD dan SMP tidak menyatu.

“Eh, kok melamun aja sih” sapa Bella sambil menepuk pundakku.

“Eeeh.. Engga,, ga apa apa kok Bell” jawabku sedikit linglung.

“Eh iya Fris, rumah kamu dimana? Boleh nanti pulang sekolah aku main ke rumahmu?” Tanya Bella antusias.

“Emm boleh kok ya uda nanti kamu pulang bareng aku aja” jawabku ringat.

“DEG” bagai tersambar petir, aku baru menyadarinya kalau aku serumah dengan Rendy. Apa kata dia nanti?

Hatiku cemas dan gelisah memikirkan apa yang akan terjadi nanti. Kamipun berjalan menuju kantin untuk makan siang. Setelah selesai makan siang, Bel tanda masuk telah berbunyi. Aku beserta Bella kembali masuk ke dalam kelas. Tak terasa waktu berjalan sangat cepat, dan akhirnya bel tanda pulang berbunyi. Semua siswa di dalam kelas membereskan buku masing masing termasuk aku dan Bella. Kemudian kami berjalan bersama menuju mobil yang sudah menjemputku. Langkahku sungguh pelan, mengingat bagaimana reaksi Rendy ketika ia melihat aku membawa Bella ke rumahnya. Kami berdua memasuki mobil Pajero Sports yang sudah disediakan Rendy untuk memenuhi kebutuhan transportasiku. Mobil melaju dengan kencang membelah kemacetan yang terjadi di sepanjang jalan. Aku belum pernah ke Surabaya, maka dari itu aku tidak dapat menyebutkan nama jalannya.

Akhirnya kami sampai di depan gerbang besar yang tinggi, pak supir menekan tombol remote yang tersedia di dasbor mobil dan otomatis pintu gerbang terbuka. Mobilpun masuk melaju menuju teras rumah.

“Fris, kamu yakin ini rumahmu?” Tanya Bella ragu. Aku hanya mengangguk sedikit gugup.

Kami berdua langsung masuk ke rumah dan kami langsung disambut Bi Eka.

“Selamat sore nona Friska, bawa temen ya?” Sapanya ramah.

“Iya Bi, ini temen aku” jawabku sambil menyunggingkan senyum manis.

“Bel, kamu naik dulu aja, kamarku dari sini kamu naik tangga dan pintu kedua sebelah kanan itu kamarku” terangku cukup detail kepada Bella.

Ia hanya mengangguk dan melanjutkan langkahnya menuju kamarku.

“Bi, Rendy mana?” Tanyaku pelan.

“Anu non, Tuan Rendy ada di…”

“Dimana Bi?” Tanyaku penasaran

“Di.. Di kamarnya non” jawab Bibi sedikit gugup.

HAH???!!! GAWAT!! Hatiku bagai tersambar petir mengingat Bella pasti sudah masuk ke kemarku.

“Bella!!” Teriakku sembari mengayunkan kakiku berlari menuju kamarku.

“Bel.. Bella!! Be…..” Teriakanku berhenti ketika aku melihat Bella sedang asyik mengobrol dengan Rendy.

“Eh Friska, ternyata kakakmu ramah juga ya” Puji Bella kepada Rendy.

Apa?!?! Rendy kakakku??? Apa maksudnya semua ini?! Huh dasar… Aku terus mengeluh dalam hatiku.

Duuuhh akrab banget sih mereka… Keluhku lagi yang melihat mereka saling bercanda tawa, sementara aku hanya bisa tersenyum kecut. Melihat mereka sambil memainkan handphoneku. Melihat mereka seperti itu aku jadi sedikit kesal, ops.. Apa aku cemburu??! Ahh tidak tidakk jangan sampai aku suka sama dia. Aku baru ingat kalau besok ada ulangan matematika, sementara buku matematikaku tertinggal didalam Locker sekolahku. Ahh bagaimana ini?!

“Bell, kamu bawa buku matematika ga?” Tanyaku panik.

“Aduh bukuku dipinjam sama Alex” jawab Bella ringan.

“Memang kamu ngga belajar untuk ulangan besok?” Tanyaku lagi.

“Ohh itu, aku sudah belajar Fris cuma nanti aku mau belajar lagi sama guru lesku” jawabnya singkat.

DEG.. Aku panik sekali, aku belum belajar, bukupun ketinggalan. Yah mau bagaimana lagi, mumpung belum gelap, aku memutuskan untuk kembali ke sekolah mengambil buku matematikaku. Aku berpamitan dengan Bella dan Rendy meninggalkan mereka berdua di kamarku. Buru buru aku menyuruh pak supir untuk berangkat ke sekolah. Aku melihat jam dimobil menunjukkan pukul 15.45 aku harus buru-buru. Mobilpun melaju kencang menuju sekolahku, sesampainya di sana, aku langsung buru buru turun dari mobil dan menyuruh supirku (lebih tepatnya supir Rendy) untuk menunggu di parkiran dekat lobby. Aku berlari secepat mungkin untuk menghemat waktuku. Suasana sekolah sudah sepi dan tidak ada satupun murid yang terlihat disini. Akhirnya sampai juga di lockerku, aku bergegas mengambil buku matematika, dan tiba tiba,

“Kamu Friska kan? Anak pindahan itu?” Tanya seseorang yang cukup mengagetkanku.

“I..I..iya pak, ada apa ya?” Tanyaku gugup kepada seorang yang menegurku.

“Kamu ikut ke ruangan saya ya, ada yang ingin saya bicarakan mengenai nilai”

Perasaanku mendadak menjadi tidak enak. Semua bulu kudukku merinding . Semoga tidak akan terjadi apa apa. Aku bergerak mengikuti guru yang belum kukenal ini. Sesampainya di ruang guru, aku dapat melihat papan nama yang terletak di atas mejanya. Ternyata guru ini bernama Edy.

“Ada apa yah pak?” Tanyaku gugup.

“Kamu baru pindahkan?” Tanya pak Edy.

“I..iya pak” jawabku gugup sambil menundukkan wajahku.

“Kamu tahukan kalau siswa disini pulang jam berapa?” Tanya pak Edy dengan wajah tak tenang.

“T..tahu pak” jawabku masih menunduk.

“Kenapa kamu belum pulang juga?” Tanya pak Edy yang kini sudah beranjak dari tempat duduknya.

Tiba tiba seorang berseragam satpam masuk kedalam ruangan Pak Edy, ya aku mengenalinya! Itu Girno!

“Lapor pak, situasi aman terkendali” kata satpam itu sembari mengunci pintu ruangan.

“Eh, pak kok di kunci?” Tanyaku heran, Perasaanku mulai tak enak.

“Tenang Friska, kita hanya ingin mengenalimu lebih jauh, kemarin kita tahu kok kamu mengintip pesta kecil bersama Eliza di UKS” jelas pak Edy yang tersenyum licik.

Deg! Bagaimana ini?! Ah aku tidak mau menjadi budak seks mereka. Cepat cepat aku berlari ke arah pintu yang sedang dijaga Girno. Buug!

“Adduuuhh” tubuhku menabrak tubuh Girno dan aku didorong olehnya menuju sofa di ruangan itu dan rasanya cukup sakit karena bagian pinggulku menyentuh pinggir sofa. Posisiku sudah terlentang di atas sofa dan rok seragamku tersingkap cukup tinggi memperlihatkan kemulusan pahaku sehingga membuat nafsu kedua laki-laki yang ada di depanku semakin terbakar. Cepat cepat aku merapihkan rokku lagi dan bangkit berdiri, namun sudah terlambat karena pak Edy sudah menerkamku dan menindihku di atas sofa.

“Eemmmhh iihh pakk janggaann.. Toollonggg too eeeemmmpphhhh” aku tidak bisa berbuat banyak karena pak Edy sudah melumat habis bibirku sementara Girno masih asik menonton ‘adegan panas’ aku dan guruku.

“Pak, mukanya merah” celetuk Girno mengejekku. Memang ketika aku terangsang, salah satu ciri khasku adalah mukaku menjadi merah.

Otomatis pak Edy melepas lumatannya dan melihat mukaku. Akupun mengap mengap mencari udara segar karena dari tadi menahan nafas.

“Tolong pak, jangan perkosa saya” mohonku yang aku sudah tahu akan sia-sia saja.

“Kita nikmati saja malam ini sayang” jawab pak Edy yang mulai melucuti satu persatu kancing bajuku.

Aku yang berusaha melindungi bajuku hanya bisa pasrah karena tenagaku mulai habis ditambah lagi perutku mulai lapar karena aku belum makan dari tadi siang. Ini membuat mereka lebih leluasa mengerayangi tubuhku.

“No, ayo sini ikut main” ajak pak Edy yang membuatku lebih takut lagi karena mukanya cukum seram.

Dengan cepat Girno melepas rok seragamku dan celana dalamku yang langsung menampakkan vaginaku didepannya. Tanpa basa basi Girno langsung melumat habis vaginaku. Aku tidak bisa menahan rasa nikmat ini akhirnya aku membiarkan juga pak Edy melucuti baju seragam serta bra yang kupakai.

“Aaaaahh.. Aadduhh pelan pelan paakk aahh gelii” teriakku ketika Girno menyeruput menjilat dan menekan nekan klitorisku dengan lidahnya.

Oh my God! Kenapa ini, nafsuku mulai terpancing, ditambah pak Edy mulai memelintir putingku serta meremas remas payudaraku dengan lembut. Aku merancau tak jelas selama beberapa menit ketika akhirnya aku mengalami orgasme yang pertama.

“Sssllluurrppp.. Slck..slcckk..” Itulah bunyi yang cukup terdengar di telingaku ketika Girno menyeruput cairan vaginaku yang cukup banyak.

“Wah gila ni cewe, sekali keluar banyak banget, pejunya enak lagi, cobain pak” kata Girno.

Tanpa ba bi bu lagi pak Edy menyelesaikan permainannya pada payudaraku dan mengambil posisi untuk menyeruput vaginaku. Sementara Girno melucuti bajunya sendiri satu persatu hingga telanjang bulat. Aku cukup bergidik ngeri melihat penisnya yang cukup besar dan panjang. Sementara pak Edy dengan postur tubuh seperti itu pasti penisnya lebih besar lagi. Aku tidak menikmati ketika pak Edy menyeruput vaginaku, sehingga aku hanya diam dan mendesah kecil saja. Sepertinya Girno lebih tahu apa yang kumau dibanding pak Edy. Di saat aku menikmati sisa sisa orgasmeku, tiba tiba Girno sudah ada di atasku dan menodongkan penisnya di depan bibirku

“Non isepin dong”.

Nafsuku sudah terlalu berlebih untuk menolak perlakuan ini. Lebih baik aku menikmati permainan mereka daripada aku harus tersiksa dengan birahi yang tak kunjung reda ini. Aku meraih penis Girno yang panjang dan keras. Aku sedikit ngeri juga, bagaimana rasanya ya jika penis ini masuk kedalam liang vaginaku. Duh, aku cukup ngeri memikirkannya. Semakin dipegang dan aku hisap, penis itu semakin keras dan besar, keras seperti pentungan satpam. Huh bagai mana ini.

“Pak Edy, saya mau masukin ke lobangnya si non nih, kayaknya dia uda gak sabar” omong Girno seenaknya saja, memangnya aku ini cewe apaan.

Girno langsung mengambil posisi dan ia menempelkan kepala penisnya di bibir vaginaku dan menggesek gesekkan beberapa kali sehingga membuat nafsuku kembali naik.

“Aaahh aahh… Aaahhh sakiitt pelan pelaaann” hanya kata kata itu yang keluar dari bibirku ketika Girno menyetubuhiku dengan kasar. Tetapi aku menikmati permainannya. Ia membuat putaran dan ia menusuk penisnya lebih dalam. Kadang ia juga menaikkan kecepatan sodokannya dan kadang ia memperlambat sodokannya.

Sudah 2x aku orgasme dibuatnya. Sungguh lemas sekali badan ini serasa mau remuk apalagi aku belum sempat makan, perut ini sungguh kosong. Aku menyadari bahwa Girno sebentar lagi pasti akan keluar, aku melihatnya menggeram cukup keras dan menaikkan kecepatan sodokannya.

“Aahh.. Paak jangan keluarkan di dalam.. Please kumohon” pintaku.

“Beres non” jawab Girno yang membuatku lega.

Aku tidak bisa lagi untuk mendesah, jika kondisi fisikku tak sebaik ini mungkin aku bisa pingsan. 10 menit kemudian Girno mencabut penisnya dari liang vaginaku.

“Non buka mulutnya” aku tahu apa maksud Girno.

Aku membuka mulutku dan menerima semburan sperma yang cukup banyak langsung kutelan semua. Rasanya aneh, asin tapi gurih. Aku langsung terkapar lemas diatas sofa sementara Girno masih asik meraba raba dan meremasi payudaraku.

“Pak Edy gak mau nyobain barang baru nih?” Tanya Girno.

“Ah saya lagi ndak mau, nanti saja kan kapanpun kita mau pasti bisa” jawab pak Edy santai.

APA?! Maksudnya apa kapanpun kita mau?!

“Pak maksud bapak apa?” Tanyaku dan aku berusaha bangkit dari sofaku.

“Friska, sekarang kamu harus melayani kami kapanpun kami mau” jelas pak Edy.

“Atas dasar apa bapak bilang begitu?!” Tanyaku kesal.

“Ooo.. Atas dasar ini” jawab pak Girno santai ketika memperlihatkan rekamanku sedang keenakan digenjot oleh Girno. Kurang ajar!

“Apa apaan ini pak?! Bapak harus hapus rekaman itu!” Betakku.

“Ooo kamu berani? ‎​​baiklah rekaman ini akan sampai di internet 10 menit lagi” ancam pak Edy.

Aku tidak bisa berbuat apa apa, aku pelan pelan meraih bajuku dan memakainya dan merapihkan rambutku.

“Permisi pak” jawabku lesu dan aku keluar dari ruangan pak Edy.

Waktu menunjukkan pukul 6 sore, hampir 2 jam aku disetubuhi oleh Girno. Aku menuju ke mobil yang masi setia menungguku di loby depan sekolah. Akhirnya aku pulang dan aku tertidur di mobil.

——————————————————-



« Back | Next »

Download film langsung dari hape !
+ KISAH PANAS +
[01] | [02] | [03] | [04] | [05] | [06] | [07] | [08] | [09] | [10] | [11] | [12] | [13] | [14] | [15] | [16] | [17] | [18] | [19] | [20]
Home Home
Guestbook Guestbook

U-ON
266
INDOHIT.SEXTGEM.COM