watch sexy videos at nza-vids!
Download aplikasi gratis untuk Android
INDOHIT.SEXTGEM.COM

Office Cutie 4 : Berbagi Lubang Pengantin Baru


“HOAAAAAMMM!!“ aku membuka mulutku lebar-lebar,

Sretttt…kuturunkan resleting celanaku dan kutarik Ujang Junior keluar dari dalam celana dalamku yang dekil, Serrrrrrrr…serrrrrrr serrrrrrrr…kusirami sebuah pot keramik di dinding toilet yang sedang menganggur, sebuah senyum mengembang di bibirku yang tebal, membayangkan wajah seorang gadis cantik berwajah pirang berwajah sensual sensual bertubuh seksi, si pirang baru saja lulus dan langsung diterima kerja di perusahaanku (ehh salahh…, maksudku, perusahaan Bu SELMY) Ia sudah bekerja selama seminggu dan sampai saat ini aku masih belum juga berhasil menemukan kesempatan dalam kesempitan (vaginanya) EHEMMMM…..!! aku berdehem keras ketika kata sempit secara otomatis mengarahkan otak kotorku pada belahan di selangkangan si pirang. Aku mendesak-desakkan tubuhku bagian bawah mendesak pot porcelain itu, batang penisku mendadak tegang.

“Ujang sayangg…. “

“EeHHHHH“ aku menghentikan gerakan konyolku ketika sebuah suara memanggil namaku dari belakang, dengan reflek aku menengok ke belakang

“PRRROOOOTTTT….Fuahhh…!! “

“AUHHHH…!! Beuuuuhhh… Monyong lu!!” telapak tanganku mengusap-ngusap wajahku yang terkena semburan air dari mulut Darso, seorang sahabat karibku yang berperawakan tinggi besar, gemuk berlemak.

“Paya otak-lu dinginnnnn…, lagi ngapain lu… Jang…!“ .

“He he he he……” aku terkekeh tanpa menjawab pertanyaam-nya, aku tahu Darso hanya menyindirku, Darso berdiri di sampingku kemudian ikut menyirami sebuah pot di sisi potku, wajahnya tertunduk sambil menghela nafas panjang.

“Hhhhhhhhhhhh…. Jangg lu tau nggak, Non Ayhwa udah balik loh dari bulan madunya….. “

“WADUHHHH… GAWAT…!!!“

“Ehhh napa emang ?? Apanya yang GAWAT ??“

“Udah dijebol donggggg… “

“SOMPRETTT…..!! jangan bikin gua panas dong JANG!!“

“Panas di hati atau panas di bawah… he he he”

“Ya dua – duanya lah JANG……Hhhhhhhhhhhh” aku tidak melanjutkan guyonanku menyaksikan wajah Darso yang hampir menangis, sahabat karibku menghela nafas panjang untuk melepaskan beban berat di hatinya, aku tahu sudah lama Darso naksir berat sama Non Ayhwa, tubuh si pengantin baru ramping sexy mungil, kemolekan tubuhnya ditunjang oleh wajah orientalnya yang jelita, sungguh beruntung pria yang kini menjadi suaminya. Setelah memasukkan “barang” kami masing-masing, aku dan Darso mencuci tangan di wastafel sambil mengobrol ke sana kemari, tiba-tiba muncul sebuah ide gila di otakku.

“Psssttt… lu mau nggak begini sama Non Ayhwa?” aku berbisik sambil menyelipkan jempolku di antara jari telunjuk dan jari tengahku, sebuah senyuman mesum mengembang diwajahku..

“MONYONG LU JANGG,.!! “ Darso cemberut, bibirnya meruncing.

“hushhhh…, gua serius nihh….., yeee ditanya malah bengong…ya sudah-lah” Aku hendak berlalu keluar dari dalam toilet namun tubuh Darso yang berlemak menghadang langkah-ku.

“Gimana caranya Jang??“ Darso bertanya kepadaku, ia tampak antusias sekali dengan ide gilaku.

“Begini…he he he he“ kujejali Darso dengan segudang ilmu-ku yang sudah kubuktikan dan kupraktekkan pada Non Shasha dan Non Vania., aku terus berbisik-bisik di telinganya dan ia mengangguk-anggukkan kepalanya, sebuah senyum mesum mengembang di wajahku dan sahabat karibku, sebuah koalisi tercipta diantara kami berdua, koalisi untuk berburu karyawati-karyawati cantik bermata sipit diperusahaan XXXX tempat kami berdua mencari nafkah, sebuah perangkap sudah disiapkan untuk menjebak dan memperdaya Non Ayhwa si pengantin baru yang cantik jelita.

********************************

Hari Senin siang

Setelah menerima misscall dari Darso di hp-ku, dengan langkah terburu-buru aku segera menuju ke toilet lantai tiga, letak toilet itu berada di pojok kiri bersebelahan dengan toilet wanita, Darso sedang menatap ke arah toilet pria, nafasnya turun naik dengan cepat, kutepuk pundaknya dari belakang….

“Gimana ?? berhasil ???“

“Ituu.. ituuu masukkk JANGGG….!!Tapi…“ Darso tergagap menjawab pertanyaanku, tanpa menunggu lebih lama aku melompat masuk mengejar mangsa-ku, sebuah senyum mengembang di bibirku ketika telingaku mendengar suara, serrrrrr…. serrrrrr…serrrrrr….dari balik sebuah pintu yang masih menyembunyikan seorang mangsaku yang cantik, aku merasa yakin Non Ayhwa tidak dapat bersembunyi dari keganasan-ku karena di dalam toilet pria itu hanya ada sebuah wc tertutup dan lima buah pot keramik yang tergantung di dinding dan tiga buah wastafel yang berjejer tertanam pada sebuah meja batu panjang berlapiskan keramik berwarna putih di bawah sebuah cermin berukuran besar yang terpasang di dinding.

“(???????????????………..)”aku terkejut ketika seseorang membekap mulutku dan menyeret tubuhku dari belakang, keluar dari dalam toilet pria dan terus menyeretku ke tempat yang tersembunyi, aku menolehkan kepalaku kesamping belakang ketika orang itu melepaskanku, aku keheranan menatap raut wajah Darso yang ketakutan, dasar kampungan, mau dikasih yang enak-enak malah ketakutan seperti itu.

“Lhaa…gimana sihhh lu!! Belon apa – apa udah keok duluan, dasar pengecut, BADAN AMA ISI SELANGKANGAN AJA YANG GEDE” aku mengumpat kesal sambil menyikut perutnya yang buncit.

“Ssssttttt… janggg Ituuuu…..” Darso meletakkan jari telunjuknya pada bibirnya yang meruncing kemudian menunjuk kedepan, JANTUNGKU berhenti berdetak KARENA TERKEJUT, ALAMAAAAKKKK!!!

“HAHHHHHH……@#$%@@#$ ?? Goblokkk….!! Kenapa nggak ngomong dari tadi, AMPIR AJA GUA MAMPUSSSS!!!“ aku mendesis keras mengumpat sambil mendelikkan mataku.

“Lohhh ?? Koqq nyalahin gua sihh, kan elu sendiri yang nyelonong masuk seenaknya..!!, makanya dengerin dulu…kata-kata gua sampe abis, gua-kan belum selesai bicara..JANGGG…”

———————

Hari Selasa, jam 17.05….

“Jangggg… lu yakin nggak?? Ntar kaya kemaren!! Ampir aja lu ngembatttt…. Bu Selmy!! “

“Gua yakinn…, duh bawel amat sih lu, udahhhh cepetan-ah , ntar nggak keburu dodol!!” aku mulai naik pitam ketika Darso meragukan keampuhan tipu muslihatku.

Darso segera menyambar selembar kertas pengumuman yang kubuat dengan bantuan Non Vania, si gemuk menempelkan kertas pengumuman itu tepat di pintu toilet wanita, ”Maaf sedang dalam perbaikan”, isi kertas pengumuman yang tertempel di depan pintu toilet wanita itu, kami bedua segera bersembunyi ditempat persembunyian kami, aku dan sahabat karib-ku menanti seseorang yang diharapkan akan datang. Tidak berapa lama aku dan Darso tersenyum sambil saling berpandangan ketika seorang karyawati cantik melangkah terburu-buru menuju toilet wanita yang letaknya bersebelahan dengan toilet pria., tubuhnya elok molek, ramping seksi , wajahnya cantik jelita, kedua matanya sipit, bibirnya yang mungil tampak segar menggoda.

“Aduuhhhhh, uuhhhh….Hssshhhhh.. nggak tahan… emmmhhh” si pengantin baru tampak kebingungan, kedua kakinya yang mulus merapat seolah-olah sedang menahan sesuatu, berkali-kali bibirnya yang mungil mendesis pelan, setelah menengokkan kepalanya kesana-kemari, tubuh moleknya mulai mendekati pintu toilet pria yang sengaja kubuka dengan lebar. Ia tampaknya masih ragu-ragu untuk masuk ke dalam perangkap kenikmatan yang sudah kami persiapkan di dalam toilet pria, dengan cepat tubuh molek itu menyelinap masuk ke dalam perangkapku, aku dan Darso menahan tawa ketika keragu-raguannya dihantam oleh “kebutuhan yang mendesak”.

Darso melangkah mendahului-ku, kami berdua masuk mengikuti si pengantin baru yang cantik jelita dengan mengendap-ngendap tanpa mengeluarkan suara kami menanti di depan pintu kenikmatan yang masih tertutup rapat, Seeerrrrr……!! Serrrrrrrrr….!! aliran nafsu bejat membuat sesuatu di permukaan celana kami menggembung, dengan sabar aku dan Darso menunggu makan siang kami yang pasti lezat, krekettttt…. pintu itu terbuka lebar, sesosok tubuh molek berwajah oriental menampakkan dirinya.

“HAHHHHH….. ?? Nonn Ayhwaaa ?? “

“WADUHHHHHHH…. ?? “

“AWWWWWW………!!! “ia berteriak kecil.

Aku dan Darso berpura-pura terkejut, sementara ia tersentak karena terkejut setengah mati, ia tidak menduga kalau aku dan Darso akan memergokinya.

“Lagi ngapain di sini NON ?? HAYOH…., NGGAKU…..!!“ Darso mulai menginterogasi si pengantin baru bermata sipit.

“ehh Euuu.., ini…, aku salah masuk…..” si cantik berusaha mencari-cari alasan.

“NGGAK MUNGKIN NONNNN…., NGGAK LIAT ITU APAAN??” Dengan mudah Darso mematahkan alasan si pengantin baru dengan menunjuk ke arah lima buah pot keramik yang menggantung berjajar di dinding.

“Pasti Non Ayhwa pengen ngintipin titit, hayo NGGAKU!!!” aku menuduhnya sambil menjulurkan tanganku ke arah dada si cantik yang tengah tergagap, oleh tuduhan-tuduhanku dan si gemuk Darso.

“NGGAKKK…!! BUKANNN…!!, Akuuu, ituu… Heiiii, jangan kurang ajar kamu UJANGGG…!!” Ayhwa menepiskan tanganku yang hendak menjamah susunya.

“SITU YANG JANGAN KURANG AJARRR…! MASUK ke dalam toilet pria buat ngintipin titit saya dan UJANG!“ Darso mendorong bahu Non Ayhwa dan mendesak tubuh karyawati cantik itu ke dinding dekat dudukan wastafel, tas si pengantin baru terjatuh di bawah kedua kakinya yang gemetar ketakutan.

“Lepaskannn,, heii, Darsoo…Lepaskannnn!! atau aku teriak nihh!!“ Non Ayhwa mendorong tubuh Darso yang berusaha untuk memeluk tubuhnya yang molek mungil, ia berusaha menggertakku dan Darso.

“Coba aja, kita lihat siapa nanti yang bakal-an menanggung malu…!!”

“TOLONGGG ADA TUKANG INTIPPPPP!!” aku berpura – pura mulai berteriak.

“Kurang keras Jangg teriak lagii… yang kerassss!!“

“Toolllooonnggg!!“ aku sedikit mengeraskan suaraku.

“Jangann Ujanggg…jangannnnnn!” si pengantin cantik bermata sipit memohon dengan suara memelas.

“Makanya nggak usah ngancam mau berteriak-teriak begituuuuuu…., n’tar kalau ada yang datang gimana?? “ sikap Darso berubah menjadi lebih lembut, aku tersenyum sambil menempelkan kertas pengumuman yang kedua pada pintu toilet pria “maaf sedang dalam perbaikan“, Clickkkkkkk…kututupkan pintu itu dan ku kunci dari dalam.

“Ujanggg…, Darsooooo…tolong lepaskan akuuuu, tolong…” Ayhwa memohon sambil terisak ketika Darso memeluk tubuh mungilnya dan mendudukkannya di atas dudukan meja wastafel, kedua kaki mulusnya yang terjuntai merapat ketakutan.

“Non Ayhwa, saya tidak akan menyakiti-mu percaya-lah sayang.” Darso membelai wajah Non Ayhwa kemudian dengan lembut mengusap airmata yang meleleh di pipinya

Tangan Darso meloloskan blazer berwarna putih yang membalut tubuh mungilnya dan memberikannya kepadaku, dengan rapi aku melipat jaz blazer Non Ayhwa, baru saja aku selesai melipat baju blazer itu, Darso kembali menyodorkan baju kemeja berwarna krem yang baru dirampasnya dari tubuh mulus si pengantin baru.

“Sialannnnn…!! Lu pikir gua lemari baju hah??? bajunya doang yang lu bagi ke-gue“ aku mendesis kesal, mataku melotot menatap gundukan putih yang mengintip dari balik bra Non Ayhwa.

“He he he…, sekaliannnnn…., lipet yang rapi ya Jang…n’tar lu pasti gua bagi, tapi gua lagi melepas rindu dulu nihhh sama Non Ayhwa…, jangan ganggu yaaaaa…… he he he he… cupphhhh…..” Darso mengecup pipi Non Ayhwa

Si cantik melengoskan wajah-nya, ia berusaha menghindari sebuah ciuman di bibir mungilnya. Darso tersenyum mesum tangannya mengusap-ngusap lutut Non Ayhwa, usapannya terus merayap naik sambil menarik rok mininya sedikit demi sedikit ke atas.

“Jangannn…! jangannn DARSO…jangannnn, toloongggg kasihanilah suami-ku, kasihani-lah dia!” Non Ayhwa menepiskan tangan Darso yang mengelus pahanya sebelah dalam, ia berusaha mempertahankan kesuciannya, ia tidak rela tangan Darso menjamah tubuhnya dan tidak sudi ada tangan lain yang membelai tubuhnya selain tangan suaminya tercinta.

“Nonnn Ayhwaaaaa…., saya ini lebih kasihan daripada suami Non Ayhwa, siang-malam saya selalu mengimpi-impikan Non, saya tersiksa sekali Nonnnnn, seminggu yang lalu cinta saya hancur di tengah jalan ketika mendengar Non Ayhwa menikahi lelaki itu, panas rasanya hati saya ini membayangkan tubuh molek Non dijamah oleh laki-laki lainnnnnn……” Darso menumpahkan seluruh isi hatinya, hatiku ikut terenyuh mendengar kata-kata Darso yang berlantunkan nada-nada sedih.

Mata Darso menatap wajah Non Ayhwa yang tertunduk sambil terisak, tangan kanannya terjulur untuk mencubit lembut dagu si pengantin baru kemudian mengangkat dagunya agar wajahnya yang cantik mendonggak ke atas, dengan rakus bibir Darso mengecupi bibir Non Ayhwa yang berwarna merah muda, air mata semakin deras meleleh dari sudut mata si pengantin baru yang jelita. Ketika Darso melumat dan mengulum bibirnya yang mungil, sesekali bibir tebalnya mengecupi kedua mata Nona Ayhwa, lidahnya menjilati hidung si pengantin baru yang mancung, setelah itu batang lidahnya bergerak mengulas-ngulas lelehan air mata Non Ayhwa yang meleleh di pipinya yang lembut halus.

“AHHHHHH!!“ tubuh molek Non Ayhwa terperanjat ketika tangan Darso merogoh payudaranya sebelah kanan, tangan itu meremas-remas sesuatu di dalam bra Non Ayhwa sementara bibirnya terus mengecupi bibir si pengantin baru yang sesekali mendesah pelan menggantikan suara isak tangisnya yang mulai menghilang

Si cantik bertubuh molek terdiam ketika tangan si gemuk berlemak merayapi belakang punggungnya untuk melepaskan kaitan branya, ia tertunduk dengan wajah merona merah dadu ketika Darso menarik bra putihnya hingga terlolos melalui kedua lengannya. Mata Darso dan mataku mendelik melotot menatap dua buah bukit kembar yang putih ranum, jemarinya tertekuk mirip seperti cakar kemudian mencengkram kedua gunung indah di dada gadis itu, kedua jari jempolnya bergerak lembut memijiti pentil Non Ayhwa yang tegak meruncing karena terangsang. Tangan si pengantin baru berpegangan pada kedua lengan Darso yang sedang asik mencengkram kedua bukit susu di dadanya, si cantik merintih dan mendesah kecil, wajahnya yang cantik yang semula hanya menatap lantai kini mulai terangkat menatap wajah Darso, bibirnya yang mungil merekah dan mendesis sambil sesekali memanggil nama si gemuk itu.

“aaaaahhhh… Hsssshhh….Sssshhssssss.. Darsooooooo… Hssssssss… ahhhh”

“Cupphh.. Emmmmhhh Cpppp….mmmmmh” Ayhwa memejamkan matanya ketika Darso kembali menundukkan wajah untuk melumat bibirnya yang mungil

Dengan rakus si gemuk mengulum bibir Non Ayhwa, cumbuan mereka semakin memanas ketika si cantik bertubuh molek mulai berani membalas lumatan-lumatan bibir Darso, sambil meremasi payudara Non Ayhwa Darso mengecup, melumat dan mengulum bibir mungil itu sampai puas. Si gemuk mengecup dahi Non Ayhwa kemudian menjulurkan batang lidahnya menjilati sela-sela bibir mungilnya. Non Ayhwa menjulurkan batang lidahnya menerima ajakan lidah mesum Darso yang terus menggeliat diantara sela-sela bibirnya yang mungil, dua batang lidah yang tampak basah itu bergerak saling menyapu dan mengelus, berkali-kali Darso menghisapi dan mengulum batang lidah si pengantin baru yang jelita. Darso memposisikan tubuh gadis itu untuk berlutut menghadap ke arah cermin besar yang terpasang di dinding, kini melalui bayangan di cermin besar itu Nona Ayhwa dapat menyaksikan dengan mata kepalanya sediri apa yang sedang diperbuat oleh Darso, seorang office boy bertubuh gemuk berperut buncit yang tengah menggerayangi kemolekan tubuhnya.

“Ehhssshhhhhhhhh… ahhhhhhhhhh…… “ tubuh mungil itu menggigil ketika Darso melumati dan mencumbui batang lehernya yang putih jenjang, matanya menatap sayu pada bayangan tubuhnya di cermin, ia mendesah ketika Darso mengusap bulatan payudaranya bagian bawah kemudian meremas-remas susunya yang semakin membongkah padat. Sementara bibir Darso mengecupi dan membasuh kedua pundaknya bergantian sebelah kiri dan kanan.

“Ihhh…Geli……Hssshhhhhhh” tangan kiri Nona Ayhwa bergerak ke belakang mendorong kepala Darso yang sedang menggeluti batang lehernya bagian kiri, dengan lembut tangan Darso mencekal pergelangan tangan Non Ayhwa dan menariknya ke belakang kemudian kembali melanjutkan aksinya menggecupi dan mencumbui bahu, pundak, leher, dan telinga si pengantin baru yang terus mendesah dan merintih pelan. Tubuh moleknya meliuk ke sana kemari berusaha menghindari serangan-serangan Darso yang geli-geli nikmat, sesekali wajahnya yang jelita mendongkak ke atas sambil mendesis dan mendesah menahan cumbuan panas dari seorang office boy bertubuh gemuk berlemak.

“Saya buka ya Nonnnn…paya lebih afdool” tangan Darso mencapit resleting rok mini Non Ayhwa kemudian menarik resleting itu turun dengan sekali sentakan yang kuat, setelah meloloskan rok mininya, tangan Darso bergerak untuk meloloskan secarik celana dalam putih yang melindungi wilayah suci Ayhwa.

“haaaaaaaaaaaa…??!!“ Ayhwa menarik nafas ketika tangan kanan si gemuk meraih menangkup selangkangannya dari belakang, tangan kiri Darso semakin aktif menggerayangi dan meremas-remas payudara-nya, mulut Darso bergerak mengecupi dan menjilati punggungnya, entah kenapa ia merasakan suatu sensasi yang merangsang gejolak birahinya ketika melalui pantulan cermin besar itu. Ayhwa menyaksikan tubuh mungilnya tengah digeluti oleh seorang pria gemuk.

“Slllssshhhhh ….ohhhhh!” bibir si cantik mendesah pelan ketika merasakan jari tengah Darso bergerak menekan dan tercelup diantara cepitan bibir vaginanya yang sudah becek sedari tadi.

“Nonn, memek Non sempit amat ya ? He he he, saya jadi kepingin tahu, sebenarnya sudah berapa kali sih Non Ayhwa dicolok sama suami Non, hemmmm?“

“sekahh…li….Hssshhhhss.”

“HAHHHH ?? Cuma sekaliii ?? “hampir bersamaan aku dan Darso berseru kaget, gila..!! laki-laki sinting mana yang membiarkan santapan lezat seperti Non Ayhwa yang bertubuh molek, berwajah cantik jelita ini menganggur selama semingguan. Non Ayhwa menjelas-kan kalau sehari setelah menjalani malam pertama, suaminya dipanggil oleh atasannya karena keadaan yang cukup mendesak hingga batal mengambil cuti. Rupanya sang suami lebih mementingkan karirnya daripada istrinya yang cantik jelita.

“WADUHHHH Non, bukannya bilang sama saya, tau gitu saya yang nemenin Non Ayhwa honeymoon selama seminggu“ berkali-kali Darso menarik dan menekankan jari telunjuk-nya yang mulai tercelup-celup kedalam belahan vagina si pengantin baru yang mendesah sambil menekuk wajahnya yang cantik memperhatikan jari tengah darso yang tengah bekerja dengan giat menusuki belahan vaginanya.

“Enakk Nonn ? “

“He ehh…” Non Ayhwa mengangguk kecil, sebuah anggukan dari si cantik yang membuat nafsu binatang Darso semakin buas, jari tengahnya bergerak semakin cepat

Batang lidah Darso terayun menjilati lelehan keringat yang mulai mengucur di tengkuk dan leher si pengantin baru bermata sipit yang cantik jelita, tubuh moleknya menggeliat indah dalam rengkuhan nafsunya yang begitu buas dan liar. Satu demi satu pakaian si gemuk terlepas dari tubuhnya, tubuh Darso kini telanjang bulat menyusul tubuh molek si pengantin baru yang polos tanpa selembar benangpun menutupi tubuhnya yang molek.

“Enhhhh…!! Crrruttt cruuuttt” si pengantin baru tiba-tiba mencekal pergelangan tangan si gemuk sambil menarik pinggulnya ke belakang hingga jari tengah Darso tergelincir dan terlepas dari cepitan vaginanya.

Dengus nafasnya tersenggal merasakan denyutan-denyutan kenikmatan di wilayah intimnya seakan-akan sedang memeras cairan vaginanya hingga meleleh ke atas meja batu berlapiskan keramik berwarna putih bersih, tangan Darso meraup cairan vagina si pengantin baru kemudian membasuh batang penisnya yang besar panjang dengan cairan kewanitaan Non Ayhwa untuk menyamarkan bau penisnya yang tidak terawat.

“Nonnn, jilatin titit saya dong!”

Si gemuk tersenyum-senyum sambil membantu Non Ayhwa turun dari atas dudukan wastafel, setelah menekan bahu si pengantin baru agar berlutut di hadapan selangkangannya, Darso mengacungkan batang penisnya ke depan sambil menarik tangan kiri Ayhwa dan meletakkan tangannya pada batang penisnya yang besar dan panjang.

“ihhhh…. Darso, besar amat??!!“ mata sipit Ayhwa melotot menatap batang penis berukuran jumbo milik Darso yang bulatannya jauh lebih besar dari bulatan batang penisku, walaupun jika dibandingkan dari panjangnya tidak jauh berbeda dengan panjang penisku.

“Gede mana sama punya suami Non Ayhwa ? “

“Yaaaaa, gede-an punya kamu sihhh“ wajah si cantik merona merah, tangan kirinya mendorong penis Darso hingga menempel sejajar dengan perutnya yang buncit, lama sekali tangan kanan Non Ayhwa mengelus-ngelus batang besar panjang di selangkangan Darso yang bertubuh gemuk berlemak mirip seperti sosok Rony Dozer di Extravaganza

“Nonnn, jangan cuma dielus-elus doang donggg….”

“emmm… Darso maunya diapain??“ Ayhwa bertanya menantang sambil menengadahkan kepalanya ke atas, sebuah senyuman nakal mengembang di wajahnya yang jelita.

“Dijilat terus diemut sama Non Ayhwa, ceilehhh nonnnnn, pake nanya lagi, Ayo Non, jangan malu-malu he he he he”

“Digini-in ? sllcccckkkk.. ckkk ckkk slllllccckkkkk… “

“Uhh – Ahhhhh…, iy iya Nonnn terusss, terusss” Darso menekuk wajahnya ke bawah, bola matanya membeliak keenakan ketika batang lidah si pengantin baru yang basah dan hangat memanjakan batang penisnya, kepala Ayhwa terayun-ayun sepanjang kemaluan Darso, batang lidahnya terjulur-julur dengan gerakan yang teratur menjilati buah pelir dan batang penis si gemuk, sesekali lidahnya melingkari kepala penis Darso yang berkali-kali melotot keenakan menikmati basuhan batang lidah itu pada kepala kemaluannya.

“(Happppp….), HEUDEUHHH??!! Aduh Non, jangan digigit gitu dong!!“ si gemuk protes, dengan reflek ia menarik penisnya ke belakang ketika gigi Ayhwa terbenam di kepala kemaluannya..

“he he he he.” Ayhwa terkekeh nakal sambil menengadahkan kepalanya ke atas, matanya yang sipit menatap wajah Darso yang merah padam karena menahan nafsu..

“Duuu-uhhh… non Ayhwa gemes-in dechhh, sini Nonnn duduk, heuppp…nahhhhh” Darso mendudukan si pengantin baru di pinggiran meja wastafel, mata sipitnya menatap sayu ketika Darso berlutut di hadapan kaki mulusnya, kedua tangan Non Ayhwa menyilang di dada, ia berusaha melindungi kedua bukit indahnya yang semakin membuntal padat dengan putingnya yang berwarna pink kemerahan dari tatapan mataku yang liar.

“Coba ngangkang Nonn…..,Yeeh malah tambah dirapet-in “

“Malu-ah…… “wajah sicantik bertubuh molek semakin merona karena jengah, sementara Darso semakin ber-nafsu untuk mengangkangkan kaki mulus sipengantin baru, dengan sedikit paksaan Darso mengangkangkan sepasang kaki mulus sicantik bertubuh molek.

“Ohhhh… Darso hh….hhh.” nafas Non Ayhwa berdesahan ketika kepala si gemuk terbenam di selangkangannya, jemari tangannya yang lentik mengelus-ngelus kepala Darso yang tengah mengendusi wilayah intimnya.

DUGGG…!! DUGGGGG…!! DUKKKKK….!! Jantung Darso berdetak dengan keras, bola matanya memincing menatap tajam kemolekan vagina si pengantin baru, cuping hidungnya kembang kempis mengendusi aroma vagina si cantik yang begitu harum merangsang sementara kedua tangannya mengusap dan mengelus-ngelus permukaan paha Ayhwa yang putih mulus. Lidah Darso terjulur memanjang dijilatnya belahan vagina si cantik yang terperanjat ketika ujung lidahnya mengelus-ngelus lingkaran bibir vaginanya, tengah asik-asiknya Darso menjilati vagina Ayhwa, tiba-tiba terdengar suara nada dering MP 3 dari tas kecil Ayhwa yang kini tampak pasrah, aku membantu mengambilkan telepon genggam milik si pengantin baru.

“Halooooo ? “

(Hai Sayanggg…, aku jemput ya…..)

“Ehhh… jangannn…., aku lembur, hari ini mungkin aku pulang agak malam”

(Wahhhh, gimana donggg… padahal aku sudah kebelet nihhh.., pengennnn)

“Yawdahhh…, kamu istirahat dulu di rumah.. kamu pasti cape setelah bekerja seharian., tunggu aku pulang.”sambil menjawab telepon dari seseorang wajah si pengantin baru terangkat keatas, ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan desisan kenikmatan yang hampir keluar dari bibirnya ketika mulut Darso terbuka dan mencaplok vaginanya.

(Hhhhhh…. Kalau gitu aku tunggu kamu pulang ya sayanggg, jangan lama-lama yach lemburnya…)

“mmmmmmm… iyah aku usahakan dahhhhh…”

(Dahhh muacchhhhhh….!!)

Darso menengadahkan wajahnya memperhatikan wajah jelita si pengantin baru yang mendadak murung, ada kebimbangan yang tersirat di wajahnya setelah menerima telepon dari suaminya tercinta.

“ehhhh UJANG…. Ahhhhemmmppph!” aku memeluk tubuh mungilnya dari samping untuk mengusir kebimbangannya, kutundukkan kepalaku untuk melumat bibirnya yang mungil, kukecupi dan kulumat-lumat bibir mungilnya dengan bernafsu hingga tubuh moleknya meronta dalam pelukanku karena kehabisan nafas sementara Darso kembali melumati dan mengemut bibir vagina Non Ayhwa yang semakin becek dilelehi oleh cairan kewanitaannya yang gurih, gairah si pengantin baru semakin menggebu-gebu menyadari tubuh mungilnya yang molek kini digeluti oleh dua orang office boy sekaligus.

“AAAA…. Hhnnnnnhhhhh…. Srrrutttt… crrrutttt….” tubuh si pengantin baru menggelepar dan menggigil nikmat ketika vaginanya kembali berdenyutan dengan kuat memuntahkan cairan puncak klimaksnya sementara butiran keringat semakin deras mengucur melelehi tubuhnya, kedua tanganku meremas-remas lembut sepasang bukit payudaranya yang indah.

“Uhhh… Darso, pelan-pelan yachh.” Non Ayhwa tampak khawatir ketika kepala penis jumbo milik Darso menempel di pintu vaginanya yang mungil

“HE Ehhhh…, tahan ya Nonnnn” Darso meraup lelehan cairan berwarna putih kental yang meleleh dari sela–sela belahan vagina si pengantin baru kemudian membasuh ujung batang penisnya dengan cairan kewanitaan Non Ayhwa.

“Hssshhhh… Darso… Hsssss Hsssshhhhh…..Afffhhh” wajahnya yang cantik tergolek lemas ke samping kanan, perutnya yang rata tanpa lemak tampak kembang kempis menahan desakan-desakan kepala penis jumbo milik si gemuk yang sedang berusaha menembus cepitan belahan mungil di selangkangannya.

“BROSSSHHH….!! OWWWWW…..!!!“ mata si cantik membeliak menatap wajah Darso ketika satu sentakan hebat akhirnya membongkar cepitan vaginanya yang mungil, kepala penis berukuran jumbo milik seorang OB bertubuh gemuk berlemak kini terbenam hingga sebatas leher penis tercepit di antara sela bibir vagina si pengantin baru yang menggeliat-geliat resah ketika Darso menekan-nekankan batang penisnya yang besar panjang. Centi demi centi batang besar itu melesak semakin dalam mendesak liang vagina mungil si pengantin baru yang tersiksa kewalahan menerima desakan batang besar milik seorang OB yang terbenam semakin dalam.

“Urrrrhhhhh, aaaaa… Ahhhhhhh “ ayunan penis Darso mebuat tubuh si pengantin baru yang molek mulai terguncang mengikuti helaan batang besar yang bergerak menusuki vaginanya dengan lembut

Si gemuk membelai wajah Non Ayhwa yang jelita sambil terus berusaha mengayunkan penis besarnya yang masih sulit untuk keluar masuk dalam cepitan vaginanya.

“ohhhhhhhh…Darso…Ahhhhhh!!“ si pengantin baru mendesah panjang ketika Darso meraih tubuh mungilnya yang bersandar pada cermin besar, tangan si gemuk melingkari bokong Non Ayhwa sementara yang satu lagi membelit dan mengusapi punggungnya yang basah berkeringat, belum begitu lama Darso mendesak-desakkan penisnya tubuh si pengantin baru tampak menggelinjang dalam pelukannya, wajahnya yang jelita terlihat renyak ketika menikmati denyutan cairan puncak klimaksnya yang kembali tumpah digenjot oleh seorang office boy segemuk Rony Dozer. Darso memeluk erat-erat tubuh si pengantin baru tangannya membelai dan mengelus rambut Non Ayhwa yang semakin basah, si gemuk membiarkan si pengantin baru untuk beristirahat sejenak dalam pelukan kasih sayangnya. Aku terkekeh menatap mata sipitnya yang terpejam ada sebuah senyum kepuasan di bibirnya yang mungil.

“Nonnn, sini……sama UJANG he he he “ aku merebut tubuh mungilnya dari pelukan Darso, kubalikkan tubuh mungil itu menghadap ke arah cermin besar yang terpasang dinding toilet kemudian kutekankan punggungnya hingga dadanya jatuh merata di atas meja keramik itu.

“AHHHHHH….!! “ seiring dengan tubuh moleknya yang tersentak aku mendengar desahan keras dari bibir si pengantin baru ketika kepala penisku mengait vaginanya dari belakang.

“Ah Aaaa Ah..Ahh..“ tubuh molek Ayhwa terayun tersentak-sentak tanpa daya ketika aku mulai menembaki cepitan vaginanya yang mungil sementara Darso mengusap-ngusap punggungnya yang basah dibanjiri oleh butiran keringat, sesekali si gemuk menundukkan wajahnya untuk mencumbui dan menjilati punggung, pundak, bahu dan telinga Ayhwa yang mendesah-desah dengan nikmat.

“Uhhhhhh…, Ujanggg Janggg.. Ohh Darsoooo.. Aww Crettt serrrrrr!” Non Ayhwa kewalahan menahan sodokan-sodokan kuat batang penisku dan cumbuan Darso yang kembali menghempaskan tubuh moleknya terkulai di pantai kenikmatan puncak klimaks yang nikmat dan indah, tubuh molek si pengantin baru terus terayun-ayun dengan teratur, terdengar suara hempasan-hempasan selangkanganku yang beradu dengan buah pantatnya.

“Jam berapa sekarang??“

“Jamm 6.11 JANG…..he he he, nggak kerasa udah satu jam-an yah”

“He he he… “ aku terkekeh sambil terus memacu batang penisku menyodoki vagina si pengantin baru, berkali-kali aku memeras cairan puncak klimaksnya hingga ia mengeluh kecapaian.

“Ennnhhh Hssshh Ujangg aku cape…, Uhh!!”

“Sabar ya Nonnn, soalnya hari ini Non Ayhwa bakal super cape” Darso terkekeh sambil mengecup bahu si pengantin baru yang masih tersentak-sentak akibat vaginanya disodoki oleh batangku dari sebelah belakang.

Darso membuka ikatan tikar yang sebelumnya sudah kami persiapkan, sigemuk menghamparkan tikar itu di atas lantai toilet kemudian membaringkan tubuhnya yang gemuk berlemak terlentang dengan pasrah

Aku menoleh kearah Darso kemudian menggodanya.

“Mau ngapain lu pake ngangkang segala ? ”

“Sialan, udah cepetan….nggak usah cengengesan begitu!” Darso memakiku sambil mendelikkan matanya.

“He he he… Ploppfffhhh…, Non…, naek bom-bom car gihh!!” Aku terkekeh sambil mencabut batang penisku kemudian menggiring tubuh molek si pengantin baru untuk menaiki penis jumbo Darso.

“Haaa aaaaaa.. AHHHHHHHH!!” wajahnya yang cantik jelita terangkat ke atas mengiringi masuknya sebatang penis jumbo ke dalam jepitan vaginanya yang mungil, kedua tanganku memegangi pinggangnya yang ramping dari arah samping kemudian kubantu si cantik untuk menaik turunkan pinggulnya.

“Cleppp.. BLEPP.. BLEPPP.. BLEPPP… Clepphhh…” rambutnya yang indah basah bergerak bergelombang ketika tubuh moleknya tersentak-sentak ke atas dengan kuat saat sebatang penis berukuran jumbo disodokkan oleh pemiliknya menyodoki belahan vaginanya yang mungil

“Dad Darrssoohh pelanhhh-plannhhh… Annnhhh.. Oww Owww!!”

Darso menghentak-hentakkan batang penisnya dengan sekuat tenaga, kedua tanganku kini menarik kedua lengan Non Ayhwa ke belakang hingga susunya membusung ke depan. Mata si gemuk mendelik menyaksikan payudara Ayhwa yang terguncang hebat dengan gerakan yang indah, permainan Darso semakin lama semakin kasar dan liar hingga tubuh molek itu terlompat-lompat tersentak kuat tanpa daya di selangkangannya. Entah berapa kali tusukan-tusukan kasar itu merobohkan si pengantin baru dengan hantaman puncak klimaks.

“JREBBB… Nggeehhhhhhhhhh… Crrutttt.. crrrut!!“ Ayhwa merasakan tubuhnya yang molek terkulai lemas dan roboh dalam pelukan Darso, nafasnya tersenggal dan bibirnya yang mungil termegap-megap kehabisan nafas, habis sudah tenaganya yang terakhir disedot oleh puncak klimaksnya yang berdenyutan.

Aku menaiki buah pantat si pengantin baru yang sudah terkulai menungging tanpa daya, kutempelkan kepala penisku pada belahan buah pantatnya. Kedua tanganku mencengkram dan menekan buah pantatnya seperti sedang membelah duren, kutatap lubang kecil yang masih perawan di belahan pantatnya yang bulat padat, ia melenguh ketika kepala penisku mulai menekan pintu anusnya yang mengkerut-kerut ketakutan, dengan kasar kepala penisku menggedor pintu anus Non Ayhwa yang masih membandel.

“Ngeh.. Ngehh, Ngehhh nnnnnnngggeeeehhhhhhhhh “ Ayhwa merengek-rengek ketika merasakan liang anusnya dipaksa semakin melar, anusnya terasa sesak ketika batang besar seorang officeboy menyodominya,

“SAKITTTTTTT!! OAAWWWW…!!” tubuh moleknya terperanjat kesakitan ketika batang penisku sukses melakukan tugasnya menyodomi liang anusnya.

“Haaaaaaaaaaaa!!“ hanya suara itulah yang kami dengar dari mulutnya yang ternganga lebar matanya yang sipit membeliak-beliak ketika penisku dan penis Darso bergerak teratur bersamaan menusuki vagina dan anusnya sekaligus, dengan setia tusukan-tusukan penisku dan Darso mengantarkannya berkali-kali menuju puncak klimaks.

“Cretttt… Cretttt… serrrrr…., Crettt Crettt Serrrrrrr…..”

:”KECROTTTT… CRRROTTTT ARGGGH….”

“URRRHHHHH…. CRRROOOOOOOOTTTTT……!!”

Aku dan Darso melilit tubuh moleknya yang terkulai lemas di antara himpitan tubuh kami berdua. Si cantik molek termegap bercucuran keringat seperti halnya keadaanku dan Darso yang basah kuyup sementara suara desahan dan dengusan nafas kami bertiga terdengar keras saling bersambutan. Ayhwa terdiam kecapaian tubuhnya yang molek terkulai lemas tak berdaya di antara himpitan tubuh dua orang office boy berkulit coklat kehitaman, kedua matanya yang sipit terpejam – pejam sementara bibirnya yang mungil sesekali termegap berusaha untuk mengambil nafas.

****************************

Sekitar jam 10.30

Seorang karyawati cantik diantar pulang oleh seorang Office Boy dengan menggunakan sebuah sepeda motor bebek dukun berwarna merah, dengan lemas tubuhnya yang molek merosot turun kemudian melangkah limbung ke dalam rumahnya di daerah perumahan XXXXX. Ia melangkah mendekati sebuah pintu yang tertutup rapat perlahan-lahan tangannya membuka dan mendorong pintu kamar di hadapannya, air mata meleleh jatuh di pipinya menyaksikan seorang pria yang tengah tertidur dengan pulas di atas sebuah ranjang yang kini telah ternoda. Sebuah penyesalan terucap dari bibirnya yang mungil

“Maafkan Aku.. Hkk.. Maafkannn… Hhh Hkkk Hkkkkkk…”, setelah mengusap airmata yang melelehi pipinya dengan perlahan ditutupnya kembali pintu kamar itu

Ia mengambil handuk dan membersihkan dirinya dengan kucuran air shower hangat, di bawah kucuran air shower hangat wajahnya kembali merona merah bibirnya yang mungil mendesis memanggil nama dua orang office boy di kantornya.

“UJANGGG… Darsooooo… Hssshssss… ah ahhhh“



« Back | Next »

Download film langsung dari hape !
+ KISAH PANAS +
[01] | [02] | [03] | [04] | [05] | [06] | [07] | [08] | [09] | [10] | [11] | [12] | [13] | [14] | [15] | [16] | [17] | [18] | [19] | [20]
Home Home
Guestbook Guestbook

U-ON
199
INDOHIT.SEXTGEM.COM