watch sexy videos at nza-vids!
Download aplikasi gratis untuk Android
INDOHIT.SEXTGEM.COM

Cerita Detective


Pesta ini sangat mewah, ada beberapa selebritis yang datang, beberapa pemain sepak bola yang semuanya ganteng-ganteng, ada Fernando Torres dan juga Morten Gamst Pedersen, mereka mengenakan Jas yang mewah, suasana pesta itu pun sangat berkelas, entah siapa yang mengadakan pesta semewah ini, sementara di sisi lain ruangan ada artis-artis Hollywood, ada Brad Pitt, Keanu dan Christian Bale,.. aku melangkah lagi keruangan lainnya,.. saat tiba-tiba aku menabrak seseorang, cowok yang ganteng abis, dan aku kenal cowok itu,..

Jiro Wang !!! Dibelakngnya ada Wu Zhun, Calvin ma Arron, wah jantung-ku langsung berdebar kencang,..
” Kamu gapapa ?? ” Tanya-nya,..
Aku mengganguk sambil diam seribu bahasa, saking deg-degannya,..
” Mau minum ?? Sory ya,.. ” Jiro memberikan-ku segelas minuman,.. aku hanya mengambilnya, sementara mata-ku terus menatap, saking senengnya ketemu artis pujaan,..

Aku hanya terpaku menatap wajahnya yang tampan itu, sementara tiba-tiba ia memeluk-ku dan membawa-ku pergi dari keramaian itu,.. ia membawaku kearah balkon yang begitu megah, keindahan alam yang berselimut gelap malam, pemandangan yang benar-benar indah dari tempat yang begitu mirip puri ini,..
” Dimana ini ?? ” Tanya-ku heran,..
” Hmmm, ” Jiro tersenyum, ” Gak usah dipikirkan,.. “
Aku mengganguk, buat apa memikirkan yang seperti itu juga, yang penting sekarang yang ada disebelahku itu,.. …..hehehe,..

” Kamu ga minum ?? ” tanya-nya memperhatikan-ku yang dari tadi anya mendiamkan gelas yang diberikannya tadi,..
” Minum koq,.. “
” Kalo gitu cherrs,.. ” Ia mendekatkan gelasnya ke gelas-ku, sebelum kami berdua meneguk gelas kami,..
Jiro lagi-lagi tersenyum pada-ku, membuat jantung-ku kian berdegup kencang, ditambah pipi-ku yang memerah,..

” Nama kamu siapa ?? ” Tanya-nya,..
” Vein,.. ” Jawab-ku,..
” Nama-ku Jiro,.. ” Katanya memperkenalkan diri, kalo itu sich gak usah dikasih ahu juga tahu, tapi uluran tangannya gak mungkin aku lewatkan,..

Entah kenapa, obrolan kami bisa begitu nyambung, rasanya seneng banget, apalagi saat tiba-tiba ia merangkul-ku, dan memeluk-ku, duh terangnya bulan bikin suasana jadi begitu romantis,.. aku cuma bisa deg-degan, sementara ia membawa-ku entah kemana, bentuknya seperti lorong, dnegan lukisan-lukisan klasik yang pasti mahal harganya,..Ia membuka salah satu ruangan,,..

Jiro langsung mencium-ku, aku ingin menolak, namun ini seperti mimpi yang jadi kenyataan, ia perlahan memagut bibir-ku, lidah kami bertemu dan saling bertautan, perlahan ia membisikan sesuatu yang membuat-ku begitu melayang,..
” Kamu cantik,.. ” Bisiknya pelan ^^
Aku diam seribu bahasa, membiarkan ia yang mulai menggerakan tangannya, menyibak bagian atas gaun-ku, perlahan ia menurunkan bagian bahu gaun-ku itu, sebelah kanan pertama, sementara ia masih terus mencium-ku, aku diam saja sambil menutup mata, membayangkan suasana yang begitu romantis, terlebih hanya ada 3 buah lilin di kamar itu yang menerangi ruangan itu, serta bunyi musik klasik dari ruangan bawah yang terdengar sampai kamar ini,..

Tangannya mulai bergerak di dada-ku perlahan, ia mencium kening-ku, sebelum mencium dagu-ku dan kembali turun, mencium bahu-ku, aku merinding merasakan sentuhan tangannya di dada-ku, perlahan tangannya itu meremas payudara-ku, aku balas mencium Jiro,.. aku memeluknya erat-erat, sementara perlahan ia menyibak jasnya, dan aku pun berinisiatif membuka kancing kemejanya perlahan, sementara ia kembali memagut bibir-ku,..

Aku menggerakan tangan-ku ditubuhnya, menempel didadanya perlahan, sementara perlahan ia kembali memainkan bibirnya didada-ku, aku hanya menutup mata membiarkan dia menyentuh tubuh-ku, perlahan ia mencium dada-ku itu, sambil memainkan dada-ku dengan tangannya,.. merasakan remasan tangannya di dada-ku yang begitu lembut, terlebik tak sedetik pun ia melepaskan ciuman di bibir-ku, jelas perlahan aku mulai terbawa oleh suasana,..

Aku hanya diam membiarkan dia mulai merangsang-ku, ciumannya yang mulai turun ke dagu dan leher-ku, terlebih saat ia mencium telinga-ku perlahan, aku merasakan begitu cepatnya ia membawa-ku naik, mungkin juga karena kekaguman-ku akan dirinya yang begitu kukagumi selama ini, membuat-ku pasrah saja diperlakukan seperti itu,..

Padahal aku bukan orang yang mudah terbawa suasana, tapi kali ini aku begitu saja dibawa oleh lelaki ini, perlahan tangannya yang menyelusur turun melewati perut-ku dan menyelinap dibalik celana dalam yang kukenakan, perlahan dalam keadaan pasrah, sentuhan tangannya di daerah kewanitaan-ku itu membuat tubuh-ku menggelinjang, ciuman-ciuman dan remasan didada-ku tadi membuat-ku mulai basah, terlebih saat tangannya menyela, menyela membelah bibir kemaluan itu dan menyentuhkan jemarinya disana,..

” Emmmm,.. ” aku mendesis perlahan,.. Jiro hanya tersenyum melihat reaksi-ku itu,..
Sementara mulutnya yang sampai didada-ku itu mulai memainkan puting-ku dengan lidahnya, aku mendesis-desis tertahan, menahan rasa yang kian menguasai diri-ku, meski tak sekalipun berusaha menghentikan tangannya yang sedang merangsang-ku itu,..

Tak kusadari juga, tangan-ku mulai turun menyentuh bagian bawah pinggangnya, masih diselimuti oleh celana bahan berwarna gelap, namun bisa kurasakan kemaluannya itu yang sudah mengeras, perlahan aku kembali mendesis merasakan tangannya yang menyela di kemaluan-ku itu, menyentuh bagian yang begitu sensitive itu dengan lembut dan perlahan,..

Aku memeluk kepala Jiro, pasrah dalam dekapannya yang kian berani ke tubuh-ku yang kini sudah telanjang bulat itu,.. perlahan ia menurunkan kepalanya sebelum sempat tersenyum pada-ku, aku merasakan hembusan nafasnya tepat dibibir kemaluan-ku sebelum tergantikan dengan lidahnya yang menyentuh bibir kemaluan-ku itu, aku langsung mendongak menutup mata-ku, merasakan lidahnya yang menyentuh bibir kemaluan-ku itu, aku mendesah-desah tak tertahankan, sementara lidah itu kian liar menyelimui tubuh-ku, terlebih saat ia menghisap titik tepat diatas bibir kemaluan-ku itu, rasanya begitu wah, dan membuat-ku

TING!! TONGG !!!!
bunyi bel ??
TING!! TONGG !!!!
kayaknya kenal bunyi bel ini,..
TING TONG TING TONG !!!!!

Akhirnya aku terbangun juga, hilang Jiro yang tadi sedang menciumku itu,.. gara-gara bel yang terus berbunyi berulang-ulang, namun aku lebih terkejut lagi, mendapati Jimmy, assiten-ku malah tidur disebelahku, ia tampat tidur terlelap di samping-ku, sedikit perasaan aneh muncul dalam benak-ku, apa jangan-jangan tadi dia yang menjamahi tubuh-ku hingga mimpi-ku tadi terasa begitu nyata,..

Ah menakutkan, bagaimana tidak Jimmy itu seorang lelaki kerdil, ga kerdil juga sich, tinggi-nya sekitar 150 cm, agak gendut dan berusia sekitar 50 tahun-an, rambutnya sudah memutih dan sedikit botak, beda jauh dengan Jiro Wang yang cakep dan tinggi tadi di mimpi-ku,..Jimmy ?? dia itu asisten Kakek-ku sejak dulu, Detektive Arthur Philips yang melegenda,..

Ting !! Tong !! Suara bel itu kembali terdengar,..

Aku bergegas turun dari kamar tidur-ku, ya tempat tinggal-ku ini hanya sebuah studio dua lantai, lantai bawah adalah ruang tamu, dapur dan ruang makan, sebuah tangga dari kayu yang menghubungkan langsung dengan kamar tidur-ku, Jimmy ?? ia terkadang saja tinggal disini..

Aku bergegas turun,.. “ Sebentar !! “ sahut-ku, kesal juga, namun aku baru sadar kalau aku tak mengenakan pakaian, seperti biasa, aku memang tak pernah mengenakan pakaian saat tidur, cukup dengan celana dalam tanpa bra,..

Aku kembali bergegas naik, kuraih kemeja putih-ku yang tergeletak dilantai, dan kukancingkan seadanya karena bel itu kembali berbunyi,. Tergesa-gesa aku menuruni tangga sekaligus heran dengan Jimmy yang masih terlelap tidur diatas ranjang, padahal bunyi bel itu bisa membangunkan seekor gajah…

Kubuka pintu kamar-ku itu, dan mendapati seorang pemuda tampan berambut pirang, aku menatapnya berlama-lama, seolah tak percaya apa aku masih bermimpi, pagi-pagi mendapati seorang lelaki tampan mengetuk pintu-ku,..

“ Vein ?? “ Tanya-nya, menyadarkan-ku dari lamunan,..
“ Ya, ada yang bisa saya bantu ?? “ Jawab-ku sambil sedikit merapikan rambut-ku yang berantakan,..
“ Maaf,.. maafkan saya pagi-pagi menggangu,.. “ , “ Tapi ada hal penting yang harus saya katakan, dan saya butuh bantuan anda,.. “
“ Oh, iya gapapa, ayo masuk dulu,.. “ Kata-ku, hilang semua kekesalan tadi, habis yang mengetuk cowok seganteng ini,..hehehe

“ Saya, James, Victor James,.. apa saya memulai cerita saya sekarang atau menunggu anda mengenakan pakaian dulu ?? “ tanya-nya gugup,.. aku lebih gugup lagi menyadari kalau aku berdiri didepan seorang lelaki tampan berjas lengkap, dengan sebuah tas kerja yang terlihat mahal harga-nya dengan hanya sebuah kemeja putih tipis yang nyaris transparant dan membiarkan bagian paha-ku kebawah polos tanpa selembar benang pun,..

Tanpa sadar wajah-ku memerah, “ Ok, tunggu sebentar ya… “
Aku bergegas naik keatas, mengambil celana pendek-ku, hanya itu yang bisa kutemukan saat ini dikamar-ku yang berantakan, dan mengambil sebuah tank-top mengganti kemeja-ku, lebih baik dibanding kemeja transparant tadi, sebelum turun aku membangun-kan Jimmy, yang masih terlihat bermalas-malasan di atas kasur-ku,..

“ Ok bisa kita mulai ?? “ Tanya-ku, begitu kembali keruang tamu-ku yang kecil dengan sofa-sofa ukuran mungil berwarna biru, dengan salah satunya telah diduduki oleh James Victor..

“ Boleh saya merokok “ Tanya-nya.. aku menjawab dengan menunjuk sebuah panel didinding yang bertuliskan No Smoking Area,.. ia tersenyum dan memasukan kembali rokok-nya, aku kurang suka lelaki yang merokok, sebenarnya itu sich alasan sebenarnya,.apalagi yang cakep kayak gini ^^

“ Nama saya James Victor,.. “ ia kembali memperkenalkan dirinya,..
“ Ya itu tadi sudah, yang pasti anda belum menikah, dan belum punya pacar, seorang pengacara, dan anggota sebuah perkumpulan,.. “

Ia terpaku keheranan, mendengar analisa-ku,..
“ Ya, dari mana anda tahu ?? “
Aku tersenyum mendengar-nya,.
“ Gak ada cincin di tangan anda, pakaian yang tidak rapi, tas yang anda gunakan adalah tas yang biasa dipakai seorang pengacara, berkas-berkas yang anda bawa itu menguatkan analisa saya, dan badge di kantung anda, sepertinya itu sebuah lambang perkumpulan, kalau belum punya pacar itu tebakan aja,.. “

Ia tersenyum menatap-ku,..
“ Aku menemui orang yang tepat,.. “ , “ Hanya satu yang kurang dari analisa detective secantik nona ( ceilah PD amat gue hahaha ) kalau saya orang yang paling malang saat ini,.. “

Aku memperhatikan wajahnya yang tampak begitu galau,.. “ Hmm apa yang bisa saya bantu ?? “ tanya-ku

“ Surat kabar ini “ Ia memberikan-ku sebuah Surat Kabar, “ Tolong Bantu saya dari kejaran mereka ?? “

“ Tunggu, tunggu ada apa ini ?? Kejaran siapa ?? “ Nada suara James terdengar begitu panik..

“ Polisi, dan tolong baca dulu artikel ini,.. “
Aku mengamatinya, kayaknya gak mungkin cowok seganteng James ini seorang pembunuh,.. Karena HeadLine surat kabar ini adalah mengenai sebuah pembunuhan,..

“ Pembunuhan Albert Mosses “

Judul artikel itu, secara singkat artkel itu menceritakan sebuah pembunuhan seorang pengusaha, dengan pelaku yang dicurigai bernama James Victor, Albert Mosses adalah seorang pengusaha yang memiliki beberapa perusahaan kecil, usianya sekitar 67 tahun, dan telah pensiun dari pekerjaan-nya sebagai managing director perusahaan-perusahaanya, dikenal agak aneh dan memiliki peternakan Kuda dibelakang rumah-nya,..

Diperkirakan mayat-nya terbakar habis disalah satu kandang kuda yang dimilikinya,.. sedangkan lokasi pembunuhan diperkirakan terjadi diruang kerja-nya yang didapati berantakan dengan bekas-bekas perkelahian, ditambah sebuah tongkat yang berdarah-darah, diperkirakan milik pelaku, ( James Victor ) seperti kesaksian salah satu pelayan rumah itu, yang mengatakan bahwa pelaku adalah orang terakhir yang ditemui korban, dan tongkat itu memang dibawa oleh pelaku…

Aku mengernyitkan alis-ku, membaca artikel itu, sekilas memang memberatkan James yang sekarang duduk di depan-ku,.. aku menatapnya dalam,..
“ Sungguh, bukan saya yang membunuhnya,.. “ Ia bereaksi, melihat tatapan-ku,..

Aku tersenyum membalasnya,. “ Jimmy, buka pintu-nya,.. “ Aku menyuruh pelayan-ku yang malas itu untuk membuka pintu yang kembali diketuk seseorang,..
“Ya,. “ Jawabnya dengan nada malas,..sambil turun dan membuka pintu kamar-ku itu

“ Inspektur Rasyhid “ Aku tak menduga secepat ini polisi bisa tahu keberadaan James ditempat-ku, Inspektur Rasyhid adalah petugas yang cukup memiliki jabatan di kepolisian, dan khusus menangani kasus-kasus pidana, dan kami memang sudah sering bertemu sebelumnya, meski terkadang berseberangan pendapat..Perawaknnya tinggi besar seperti orang India, tidak tampan, terlebih Kumis Ala Hitlernya yang menyebalkan, dan selalu bergerak-gerak saat ia berfikir,..

“ Nona Vein,..Maaf tapi kami harus membawa ‘teman’ baru anda itu,.. “ Jawab-nya dengan gayanya yang sombong seperti biasa,..
“ Hmmm, oke tapi bisa tunggu sebentar, dan koq bisa begitu cepat anda menemukan dia disini,.. “ Sementara wajah James terlihat begitu kaatir melihat polisi dihadapannya,..
“ Dia menelepon penerangan dan mencari alamat anda, mudah-kan untuk saya menyimpulkan dia akan mencari anda,.. “ Jawabnya santai,..

“ Saya tidak bersalah pak,.. “ James tampak kalut saat dua orang polisi yang dibawa Rasyhid berjalan kearahnya,..
“ Ok, Ok, saya gak akan menghalangi anda membawa-nya, tapi tolong beri saya 30 menit untuk berbicara dengan klien saya,.. “
” Klien ?? Klien apa ?? dia yang pengacara,.. “ Rasyhid terdengar begitu meremehkan,..
“ Terserah tapi beri saya 30 menit “ Jawab-ku,
“ Ok, mengingat pertemanan kita,.. 15 menit,.. “

Polisi-polisi yang tadi sudah menangkap James segera melepaskannya, sesuai dengan kode yang diberikan atasannya itu,.. Aku menghampiri James dan membawa-nya ke lantai atas,..

“ Ok, sekarang ceritakan semuanya,.. “
” Ya, tapi tolong bebaskan saya, saya benar-benar gak bersalah,.. “
“ Iya, saya janji,.. “

“ Hmm, harus mulai dari mana “ James mengernyitkan dahi-nya,.
“ 2 hari yang lalu, Albert Mosses datang kekantor saya dan meminta saya membuatkan surat wasiat,.. ia ingin menyerahkan semua harta-nya pada saya,.. Keluarga saya memang kenal sejak lama dengan Albert Mosses dan dia memang tidak berkeluarga, namun jelas itu adalah sebuah pilihan yang aneh, memberikan hartanya untuk orang lain selain keluarganya “

“ Oh ya, ini draft surat wasiatnya itu “ aku mengamati surat wasiat tulisan tangan itu, “ Aku langsung menyalin surat wasiat itu setelah berulang kali ia meyakinkan-ku bahwa ia memang ingin menyerahkan hartanya pada-ku, aku mengetik ulang surat wasiat-nya dan kami langsung menandatangani-nya dengan salah satu staf-ku sebagai saksi,.. “

“ Lalu semalam ?? “ Tanya-ku setelah melihat draft surat itu,..
“ Ya, memang semalam aku datang kerumah-nya, dengan pelayannya yang bernama Sri Malam Kembang membukakan pintu, aku datang atas undangan Albert Mosses sendiri, dan bermaksud memintanya membatalkan surat wasiat untuk-ku itu,.. Kami minum secangkir teh, dan demi Tuhan, dia masih hidup saat aku keluar dari rumah-nya,.. “

“ 15 menit “ Rasyhid mengingatkan dari bawah sana,..
“ Ok, aku pasti akan menolong anda, sementara waktu tolong kooperatif dengan para petugas kepolisian,.. “
“ Terima kasih, dan tolong saya,.. “ Pinta James lagi, tentu donk, gak mungkin aku melepaskan kesempatan menolong cowok seganteng James,..
“ Ya, mungkin beberapa kali aku akan datang, dan mungkin membawa sedikit makanan “ aku melempar senyuman,..

Kami berdua pun turun, Inspektur Rasyhid sendiri tampak tersenyum melihat kami berdua menuruni tangga,..
” Okey, jadi bisa saya bawa sekarang ?? ” Tanyanya, dengan nada sedikit mengejek,..
” Ya, boleh saja, tapi saya yakin ada yang aneh dengan kasus ini,.. ” Balas-ku,.
” Ada yang aneh ?? semua bukti memberatkan Tuan James Victor,.. “
” Ya, bisa saja, kalau memang dirancang seseorang agar orang-orang bodoh berfikir demikian,. ” Hubungan-ku dengan Inspektur Rasyhid memang tak pernah baik sejak dulu,..

” Ya, terserahmu lah, silahkan kalau memang itu yang ingin kamu lakukan, tapi sepertinya waktu mu sangat sempit untuk membela klien anda ini,.. “
Wajah James terlihat sedikit cemas, namun dia berusaha tetap tenang.dan tersenyum, seolah begitu percaya pada-ku, sementara para polisi itu membawanya pergi,..

” Jimmy, ayo siapkan perlengkapan kita, kita hanya memiliki sedikit waktu,.. ” Jimmy yang dari tadi tiduran diatas sofa, terbangun karena perintah-ku, aku pun bergegas menuju kamar mandi, sebelum memulai aksi penyelamatan-ku,..

Tar Town, sebuah kota yang maju, dengan taraf kehidupan yang cukup baik, sebuah negara mandiri dimana tak adalagi diskriminasi yang menjadi penyakit di negara-negara lain, orang-orang dari berbagai ras, hidup berdampingan, dan dapat memiliki jabatan yang baik dalam pemerintahan, namun masih memiliki satu penyakit, penyakit yang sama dengan negara-negara lain di dunia, KEJAHATAN, dan karena itulah orang-orang seperti-ku dibutuhkan,..

Lengkap dengan pakaian kerja-ku, sebuah Jacket hitam yang menutupi tubuh-ku, menyelimuti sebuah kemeja putih yang sengaja kubiarkan keluar kerahnya, Jaket itu sengaja kututup rapat-rapat, sekaligus melawan hawa dingin yang mulai menusuk, celana jeans warna gelap dan sepatu boot,.. jam tangan di tangan kiri, serta kacamata hitam, rambut panjang-ku sengaja kusembunyikan dalam topi..sementara perlahan aku mulai masuk dalam mobil..

” Langsung ke rumah Albert Mosses ?? ” Tanya Jimmy dibalik kemudi mobil,..
” Tidak-tidak, ada baiknya kita menuju stasiun, kita ke tempat James terlebih dahulu,.. “
” Kenapa harus naik kereta, itu bisa ditempuh dengan 40 menit berkendaraan kan ?? ” Tanya Jimmy,..
” Karena Albert Mosses berfikir seperti itu, dia memilih naik kereta daripada mengendarai mobil-mobil mewahnya,.. ” Duga-ku, sambil menunjukan draft surat wasiat-nya,..
” Lihat bagian ini, rapih dan terbaca, namun pada bagian tengahnya tulisannya jelek, dan ada beberapa yang tak terbaca, mungkin itu adalah tikungan rel kereta api, jadi aku harus menghitung berapa banyak tikungan selama perjalanan, untuk menguatkan analisa-ku,.” Jimmy menganguk setuju,..

Tak berapa lama, dengan 2 tiket ditangan Jimmy, kami berdua menaiki kereta api itu, sementara perlahan kereta itu mulai bergerak maju,.. 1-2-3-4, 4 tikungan, sama persis dengan tulisan yang tak terbaca itu, guncangan yang amat terasa saat kereta api itu menikung menguatkan argument-ku,..

” Tepat kan Jimm,.. ” Aku tersenyum menatap si tua itu yang malah sibuk menggangu seorang cewek remaja seumuran-ku, yang duduk didepan kami,..
” Jimm,.. ” Panggil-ku lagi,..” Jimm ” sementara Jim masih sibuk dengan guyonan-nya yang garing itu, si cewek terlihat sedikit risih dengan apa yang dilakukan Jimm,..

Aku pun enggan menarik Jimm dari situ, dan tak lagi memanggilnya, malu juga dilihat orang aku bersama tua bangka seperti dia,..
Untung tak berapa lama kereta api itu sampai ditujuan, stasiun GreenFile, beberapa blok dari kantor John,.. ” Puas Jimm ?? ” Tanya-ku pada si cebol itu yang sedang sibuk memegangi pipinya bekas tamparan cewek tadi,..

” Ya ya,.. terserahlah, sekarang kemana kita ?? “
” Naik kereta lagi, kediaman Albert Mosses,.. “…
Ini penting untuk mengumpulkan bukti-bukti yang mungkin saja tertinggal disana, dan luput dari pengamatan polisi,..

30menit kemudian kami sampai disebuah rumah, bergaya klasik dengan halaman yang luas, dibagian belakang terdapat kandang-kandang kuda dimana salah satunya digunakan untuk membakar mayat Albert Mosses, yang entah oleh siapa itu dilakukan,.. Jimmy mengetuk pintu rumah itu, tak berapa lama seorang pelayan setengah baya, ciri-ciri khasnya mirip seorang gipsy,
” Saya Jimmy, Jimmy Duff, dan disebelah saya Detective Vein Phillip, ” Jimm menyerahkan tanda pengenal sebagai detective swasta, yang memiliki kegunaan sama dengan lencana polisi, dimana dapat kami gunakan sebagai izin memasuki TKP..
” Hmm, baik silahkan masuk,.. ” Kata pelayan itu, sambil memberikan jalan pada kami,..
Jimmy langsung menjalankan tugasnya untuk menanyai pelayan itu,.. sedangkan aku melangkah menuju ruang baca, tempat kejadian pembunuhan semalam,..

Hanya ada satu buah garis, berbentuk seperti tongkat, yang sepertinya adalah bekas tongkat yang diyakini milik James Victor, sepertinya tak ada yang hilang dari kamar ini, selain ruangan yang berantakan seperti bekas terjadi sebuah perkelahian, bekas-bekas darah yang sepertinya menuju sebuah kandang yang terbakar habis yang dapat terlihat dari jendela ruangan ini,..aku perlahan memeriksa secara seksama ruangan ini, sebelum akhirnya Jimm datang dengan catatan ditangannya,..

” Sulit, bodoh dan terlalu pendiam ” Katanya,..
” Terus apa yang bisa kau dapatkan ?? “
” Hanya semalam, memang James datang kesini, pintu juga dibukakan oleh pelayan itu, dan tongkat yang tergeletak disana memang tongkat yang dibawa James,.. “

Aku mengamati ruangan itu, berdasarkan apa yang kubaca diartikel koran, memang hanya itu, selain yang menemukan mayat Arthur Mosses pertama kali adalah Koki rumah ini,.. tak ada jejak kaki orang ketiga, seperti hanya ada 2 orang ditempat ini semalam, bercak darah yang tak banyak,

” Sepertinya cukup dengan tempat ini,.. “
Kami berdua berjalan keluar dari ruangan itu, tujuan kami selanjutnya adalah kantor polisi, sementara aku menyempatkan membeli makanan untuk James ditahanan sana,..^^

” Ok James, ada beberapa yang harus aku pastikan,.. ” Aku membuka pembicaraan dengan James, di sebuah ruangan khusu bertemu dengan tahanan, Rasyhid tampaknya sudah kelewat batas dengan menempatkan James diruangan Tahanan, bukan diruangan tersangka,..
” Apa saja, karena memang bukan aku yang melakukan pembunuhan itu,. ” Ia membuka bungkusan Sandwich yang aku bawakan,..
” Pertama, untuk apa kamu kesana ?? ” Aku menatap James dengan tajam, memastikan ia tidak berbohong,.
” Hanya ingin meyakinkan Arthur agar membatalkan surat wasiatnya, seperti yang diminta orang tua-ku,.. “
” Ok, lalu bagaimana tongkat mu bisa tertinggal disana ?? “
” Hilang, hilang begitu saja, Arthur meyakinkan-ku untuk tak perlu mencarinya malam itu, kalau dia menemukan pasti akan disimpan, tapi siapa yang menyangka itu akan dijadikan alat untuk membunuh ?? ” James berkata dengan sangat meyakinkan, sebelum menyedot cola yang aku bawa,..
” Hmm, ok,.. “

” Cukuplah sudah permainan-mu nona Vein,.. ” Suara Rasyhid dari belakang,..Aku menengok kearahnya,..
” Sudah ada bukti yang sangat mutlak,.. ” Ia tersenyum penuh kemenangan, sambil memberikan sebuah amplop berisi foto,.. aku memperhatikan isi foto itu, sebuah jejak sidik jari dari darah,.. milik James mungkin,..
” Cukup telak kan ?? ” Tawa Rasyhid,..
” Ya cukup telak,.. ” aku berkata seperti itu, sambil melontarkan senyum pada James,..

” Jimm ayo pergi,.. ” Aku mengajak Jimm yang sekarang sibuk menganggu seorang polisi wanita muda,..
” Jimm,.. ” panggil-ku lagi, sebelum si pemilik nama menengok dan bergegas berlari kearah-ku,..
” Cukup nona detective Vein ?? ” Tanya Rasyhid, sementara James melongo di dalam sana,..
” Cukup, anda tinggal menunggu telepon saya,.. ” kata-ku mantap, sebuah titik terang kasus ini sudah tercetak dikepala-ku,..

Aku masuk ke dalam mobil, tempat kemudi, sementara Jimm melongok diluar sana,..
” Mau meninggalkan-ku ?? ” Tanya-nya,..
” Ada tugas khusus buat-mu,.. ” , Jimm masih bertanya-tanya,.. ” Cari semua asset, dan transaksi yang dilakukan Arthur setahun ini,. “
” O,.. Ok.. lalu,.. “
” Hubungi polisi, aku akan berada di rumah Albert,.. ” Jawab-ku mantap,..
” Ya ya, ngerti ngerti,.. “
” Oh ya Jimm, satu lagi, jangan pakai lama ya,.. “
Jimm mengangguk, mudah-mudahan kali ini dia bisa diandalkan,.. aku pun bergegas kembali ke rumah Albert Mosses,..

Aku langsung kembali keruang tamu itu, benar, sesuai dengan foto yang diberikan Rasyid tadi, dan itu blunder dari pelaku, karena tempat itu beberapa jam yang lalu belum terdapat bekas sidik jari itu,.. aku tersenyum puas sambil melangkah keluar dari ruangan itu,.. hanya ada satu tempat yang bisa dicurigai, tempat persembunyian saksi kunci pembunuhan ini,..

Aku menuju salah satu kandang, mengambil tumpukan jerami dari kandang itu, dan hendak membakarnya,.. sekedar memancing saksi itu keluar,..aku masih sempat tersenyum saat seseorang menyergap-ku dari belakang, sapu tangan yang digunakannya mungkin mengandung cholorofoam yang membuat-ku tak sadar-kan diri,..

####

Aku mendapati tubuh-ku terikat, tangan-ku diikat kebelakang, demikian juga kedua kaki-ku,.. sementara menutup mulut-ku dengan sapu tangan yang membuat-ku tak bisa berteriak,..aku tak lagi mengenakan topi-ku, membuat rambut panjang-ku terurai, samar aku melihat wujud saksi itu, sesuai perkiraan-ku, saksi sekaligus pelaku kejahatan ini,.. Albert Mosses,..

Lelaki tua, dengan tubuh pendek seperti Jimm, perutnya buncit dengan baju model pertengahan yang membuat jas yang dipakainya itu membuka bagian perutnya karena tak bisa menutupi perutnya yang buncit itu,..
” Ternyata cucu Arthur Philips pintar juga ya,.. ” ia membuka kata, sambil berjalan mendekati-ku,.. aku mengamati keadaan sekeliling, sepertinya masih disalah satu kandang di rumahnya sendiri,..
” Hmmm, ehmmm. ” hanya itu yang bisa kukatakan,…
” Cantik juga,.. ” Katanya memuji, tapi tak enak dipuji dalam keadaan seperti ini,..
Tangannya menempel di dagu-ku, pandangan si tua ini seperti orang yang ingin menerkam-ku,.. tangannya bergerak-gerak merabai wajah-ku, tangannya yang berkeriput yang menyentuh tubuh-ku itu membuat-ku merasa jijik,,.

Tangannya mengelus-elus rambut-ku yang panjang, sambil mencium rambut-ku itu, sementara seperti seekor binatang ia mulai mencium wajah-ku, aku jelas berusaha berontak sementara tangannya yang satu mulai menjalari tubuh-ku, perlahan ia membuka kancing jaket-ku, jelas aku berontak, berusaha melawan namun percuma dalam kondisi terikat seperti ini,..

Perlahan ia melucuti jaket-ku kesamping, sebelum melumati dada-ku yang masih berbalut kemeja,. aku diam meski merasakan bagaimana tangannya meremas dada-ku itu, rasanya menjijikan meski ada rasa yang lain juga,… Bibir Albert seolah gak pernah berhenti menciumi-ku, aku merasakan lidahnya itu menempel dan menjalar di pipi-ku, jijik juga, tapi dalam keadaan terikat kayak gini bisa apa ??

Perlahan ia melepas kancing-kancing kemeja-ku, sehingga ia bisa melihat dada-ku sekarang, tangannya langsung menyelip diantara Bra-ku, sementara lidahnya malah sudah sampai di dagu-ku, sebelum makin turun dan menciumi pundak-ku, tangannya yang menyelusup didalam bra-ku itu membuatku tak nyaman, apalagi tangan itu meremasi dada-ku didalam sana, mencari-cari pusat dada-ku, dan mencubitnya,..

Ia hanya tertawa-tawa sementara aku mendesah-desah, ya seperti itu kedengarannya, padahala aku sedang berusaha berteriak saking takutnya dengan kelakuan orang pendek ini, aku rasa tingginya hampir sama dengan Jimm,..tak puas dengan itu saja, kembali ia melucuti tubuh-ku, kali ini giliran Bra-ku yang dilepasnya, aku tak berdaya apa-apa untuk melepasnya,.. sementara ia mengangkat-ku dari lantai dan membawa-ku ke arah kursi, aku didudukannya ke kursi, sementara ia merangkak naik keatas meja,

Dada-ku yang sudah menggantung itu tak pernah lepas dari cengkraman tangan-nya, tubuhku langsung gemetar saat merasakan lidahnya menjilat dada-ku itu, sebelum kemudian menyentuh bagian puting-ku itu, aku berusaha berontak melepaskan diri dari cengkramannya, sementara dalam hati aku terus mengumpat pada Jimm yang tak juga kunjung datang,.. sementara penjahat ini kaian gencar melaksanakan misinya,.. aku yakin sudah meninggalkan petunjuk yang cukup untuk orang seukuran Jimm mengenai dimana aku memperkirakan tempat persembunyian saksi kunci ini, tapi kenapa dia belum datang juga,..

Yang membuatku terkejut lagi, saat tiba-tiba ia menyusupkan tangannya diantara celana jeans-ku, ia melepaskan pengait Jeans itu sebelum tangannya menyela masuk, aku berusaha menggerakan pinggulku melawan, namun si tua bangka ini masih begitu gencar menjalankan misinya,. ia pun terus berusaha menyentuh bibir kemaluan-ku itu sambil terus menempelkan mulutnya di dada-ku,..

Aku mendelesir-delesir ketakutan, sementara aku terus berharap agar Jimm segera datang, namun Malah Albert Mosses yang sedang berdiri di depan-ku sekarang memelorotkan celananya, aku membelalakan mata tak percaya, kalau orang kerdil macam dia ternyata memiliki ukuran penis yang lumayan juga, namun dasar orang gila, ia tersenyum menatap-ku, sambil memainkan penisnya itu di depan mata-ku, aku begitu jijik melihat apa yang dilakukan oleh orang ini, namun aku tak berdaya, termasuk saat dia menyodorkan penisnya itu, menempelkannya di wajah-ku, ingin menangis jijik rasanya, andai mulut-ku ini terbuka, aku pasti akan menyentaknya, kalau perlu mengigit penis itu,..

Sementara ia tampak begitu asik memainkan penisnya itu diwajah-ku aku lebih banyak menutup mata-ku, aku terus menyumpahi Jimm karena kelambatannya, jangan-jangan dia tertambat di salah satu gadis muda dalam penyelidikannya, kalau benar itu yang terjadi, lihat saja,..

” Kenapa ditutup matanya ?? ” Si Albert malah terkekeh-kekeh, dnegan hal menjijikan yang dilakukannya,..
” Ayo donk ayo,..” Katanya lagi, aku merasakan kepala penisnya itu di pipi-ku apalagi baunya pun tak sedap, benar-benar menjijikan,,
Penisnya itu diarahkan ke dada-ku, menempel di salahsatu buah dada-ku itu, sambil kemudian menggerakannya ke arah putingku, yang sedang diremas-remasnya, kepala penis itu menekan putingku, beberapa saat, sedikit bergerak-gerak kesana, kurasakan kepala penis itu yang mulai mengeluarkan cairannya sedikit menempel didada-ku, sebelum ia menaruhya di antara kedua payudara-ku itu,..

Dalam keadaan tak berdaya, penjahat tua itu meremas payudara-ku, sementara ia menggerakan pinggulnya sendiri, menyetubuhi payudara-ku itu,..Suara tawa kemenangannya benar-benar menjijikan,.. namun tak lama saat,..

Jimm tiba-tiba melompat menerjang Albert, kedua orang itu bergumul sesaat sebelum Jimm melompat kearahku, menutup tubuh-ku dengan jaketku yang tadi disibak oleh Albert,.. sementara tak lama Inspektur Rasyhid datang bersama beberapa anak buahnya,.. untuk saat itu tubuhku sudah diselimuti kembali oleh jaket hitam-ku, kalau tidak pasti akan menjadi bulan-bulanan Inspektur itu,.. Jimm pun bergegas melepaskan ikatan-ku sementara beberapa polisi menangkap Albert yang tak lagi berkutik,..

Perlahan Jimm melepaskan ikatan-ku, sementara anak-anak buah Inspektur Rasyhid telah berhasil meringkus Albert Mosses, yang masih tersungkur dilantai karena hantaman Jimm tadi.. Aku langsung menutup kancing-kancing jaket yang ku kenakan, sebelum aku berusaha menutupi kejadian yang baru kualami dengan mengejek Inspektur Rasyhid,..
” Bagaimana tuan Inspektur ?? Bukti yang telak kan,.. ” berusaha mengalihkan pembicaraan, dari tatapannya yang mengamati keadaan-ku
” Ya, tapi darimana kamu bisa menyimpulkan seperti ini,.. ” Nada suaranya seperti orang yang kecewa, kumis Hitler-nya bergerak-gerak, namun juga ada sedikit rasa kagum dalam nada bicaranya itu,..
” Mudah, buat apa membunuh orang demi warisan yang toch akan diwarisinya juga,.. ” Sindir-ku,..
” Ya-ya,.. tapi apa motifenya,.. “
” Bercanda,.. ” Celetuk Albert dalam kepungan polisi,..
” Bukan-bukan itu,.. Jimm bagaimana hasil penyelidikan-mu,.. “

Jimm membuka catatannya,..
” Hmm, kita mulai,. pertama jumlah harta yang diwariskan untuk James jumlahnya bisa dibilang tak banyak, ada beberapa transaksi besar yang dilakukan oleh Albert akhir-akhir ini, kepada Tuan Dareel, di kota Linux, dan nama itu sebenarnya fiktif belaka,.. ditambah beberapa hal penting lain, kalau Tuan Albert Mosses akn mendapatkan 1.000.000.000 belly dari asuransi kematiannya, dan dia memiliki hutang dalam jumlah besar,.. jadi dapat disimpulkan kalau Tuan Albert sengaja ‘membunuh dirinya’ untuk melunasi hutang dan mendapat pergantian assuransi, sedangkan Nama Dareel mungkin disiapkan untuk alter ID setelah ini,.. “
Jimm menyelesaikan analisanya, sementara Rasyhid tampat terkejut dengan temuan itu,..

” Ya ya, seperti itulah, ” Kata-ku setelah berhasil menyembunyikan tubuhku dibalik Jaket yang beberapa kancingnya telah dirusak Albert tadi,..
” Jadi begitu tuan Albert ?? ” Tanya Inspektur Rasyhid,..
Si tua itu hanya diam termenung,..sambil menundukan wajahnya,..
” Lalu sidik jari dan tongkat itu,..?? “
” Sidik jari itu mudah dibuat, terlebih semalam dia meminta tolong pada James untuk merekatkan amplop dimana bagian lem dari amplop itu akan memberikan cetakan sidik jari James, tinggal berikan sedikit darah milik Tuan Albert di bekas itu dan cetaklah di dinding, sepertinya dia terancam dengan kedatangan-ku sehingga mebuat kesalahan seperti ini untuk secepatnya menutup kasus ini,.. Lalu tongkat James, memang sengaja disembunyikan Albert Mosses, dan kenapa James membawa tongkat, sepertinya itu atas permintaan Tuan Albert Mosses sendiri, karena dia tahu James memiliki sebuah tongkat yang cukup antik ukirannya, yang kemudian dijadikan alat untuk menuduh James Victor,.. “

Jimm mendekati Albert Mosses, wajahnya seperti tidak senang, namun beberapa saat kemudian senyum merekah diwajahnya, ia tampaknya cukup puas, ya cukup puas saat ia dengan yakin merasa kalau dia masih sedikit lebih tinggi dari Albert Mosses, meski keduanya masih sama-sama kerdil,..

” Ok, sepertinya cukup penjelasannya,.. ” Petugas bawa Lelaki itu,..
Inspektur Rasyhid meninggalkan tempat itu, sementara aku dan Jimm pun mengikutinya,..

####

Selesai ?? Aku masih menunggu sesuatu,.. lewat jam 12 malam di rumah-ku,.Jimm pulang kerumahnya sendiri,..
aku maish menunggu sampai seseorang mengetuk pintu-ku, aku pun bergegas membuka pintu itu,..

James berdiri di depan pintu-ku dengan satu bucket bunga mawar, dan langsung memeluk-ku,..
Aku hanya bisa tersenyum dalam dekapannya, dan Kasus selesai...



« Back

Download film langsung dari hape !
+ KISAH PANAS +
[01] | [02] | [03] | [04] | [05] | [06] | [07] | [08] | [09] | [10] | [11] | [12] | [13] | [14] | [15] | [16] | [17] | [18] | [19] | [20]
Home Home
Guestbook Guestbook

U-ON
5332
INDOHIT.SEXTGEM.COM