watch sexy videos at nza-vids!
Download aplikasi gratis untuk Android
INDOHIT.SEXTGEM.COM

Pembantu Tetangga


Hi, perkenalkan nama saya Andie (nama samaran tentunya). Saat ini sih berumur 38 tahun. Mempunyai seorang istri dan 2 orang anak. umur 8 dan 7 tahun. Bisa dibilang kami keluarga yang bahagia. Anakku 1 laki dan 1 perempuan, pas sudah. Istriku? Well, katakan I am a lucky bastard. Istriku seorang yang cantik (walaupun tidak seperti bintang film), sexy, tinggi 170-an, toketnya bisa dikatakan proposional dengan tubuhnya, montok atau lebih tepatnya sedikit chubby. Aku memang tidak suka cewek yang kurus dan entah kenapa cewek chubby selalu membuatku terangsang. Chubby bukan ndut ato overweight. Istriku suka berpakain yang sexy, itu ditunjang oleh kulitnya yang putih dan perawakan tubuhnya yang montok. Rambutnya yang panjang seketiak membuat dia sangatlah sedap untuk dipandang. Dan saya tahu kalo kita pergi jalan ke mall, pasti banyak mata laki-laki yang melihatnya, walaupun cuman sekilas. Somehow, bikin gue bangga sekaligus terangsang (sakit kali gue). Tinggiku 186cm dengan berat 90kg. Kontolku standart orang Indonesia sih. gak panjang kayak di film BF ataupun kayak di cerita dewasa lainnya. Aku gak pernah ngukur berapa panjangnya, tapi yang bisa kubanggakan adalah diameternya. Bisa dibilang lebih gendut dibanding temen yang aku kenal, ada sedikit garis-garis urat dengan kepala kontol yang cukup besar. Aku gak tahu standart besar itu gimana, tapi kontolku telah banyak memuaskan banyak cewek. Jadi aku yakin punyaku memang cukup bagus.

Kami tinggal di sebuah komplex perumahan yang cukup bagus. Bukan elit tapi cukup menengah keatas. Tidak terlalu besar dan mewah tapi jauh cukup bagus. Tetangga depanku seorang pasangan muda dengan 1 anak, istrinya cukup sexy dan sering keluar masuk rumah dengan baju daster yang cukup pendek. Bahkan aku pernah melihat dari balik kaca rumah, dia sedang membungkuk ke dalam mobilnya, dasternya terangkat cukup tinggi sehingga CD merahnya terlihat. Bikin aku sangat bernafsu melihatnya. Tetangga kiri juga sepasang pasangan muda yang belum punya anak.

Mereka jarang terlihat di rumah, pergi pagi dan pulang malem. Istrinya tidak terlalu cantik, tapi penampilannya dengan blaster kantor dia bekerja membuat menarik dan tidak akan menolak kalo diajak one night stand. Tetangga kananku ditinggali seorang pasangan tua berumur 70-an. Masih sehat dan bahagia. mereka ditemani seorang pembantu bernama bu umi berumur 50-an. Mereka punya 2 anak laki yang sudah besar dan sudah menikah semua. Anaknya yang pertama mempunya istri yang cantik, agak kurus for my style. Tapi kalo pas mereka berkunjung dan gue sempet bertemu mereka, istrinya selalu tersenyum manis penuh arti dan menyapa dengan merdu. Entahlah, mungkin aku yang ke-horny-an atau tuh cewek emang modelnya gitu. Tapi yang pasti sexy seperti istriku. Anaknya yang kedua mempunya istri yang menurutku biasa saja dan aku juga gak tertarik untuk membahasnya.

Tapi cerita seru yang akan kuceritakan bukan tentang istri yang depan rumah… bukan. Bukan juga tentang istri yang disamping kiriku. Bukan juga tentang istri dari anak pertama pasangan disebelah kanan. dan juga bukan cerita tentang istriku.. bukan itu semua. Yang mau kuceritakan adalah… BU UMI… yah, pembantu pasangan tua sebelah kanan. Kaget?

Sebelum kalian semua menuduhku punya kelainan jiwa yang suka dengan orang yang terlalu tua, gue deskripsikan dulu bu Umi ini. Umurnya bisa dibilang beda lebih dari 10 tahun dari gue. Tapi bu umi bukan seorang nenek yang peyot atau malah seorang pembantu gembrot… oh bukan. Bu Umi memang seorang pembantu. Agak chubby sesuai dengan umurnya, tapi perutnya tidak gendut dan bisa dibilang agak rata. Tingginya 160-an lebih (gak tahu tepatnya). Rambutnya masih terlihat hitam mengkilat (walaupun ada uban dikit disana sini). Toketnya besar tapi sesuai dengan bodynya (tidak menjijikan). Pantatnya terlihat tidak kendor. Serta masih terlihat ada pinggangnya, jadi tidak rata lurus kayak jalan tol. Wajahnya agak bulet dan ramah, walaupun ada kerut-kerut ketuaan sedikit tapi secara alami wajahnya masih bersinar dan cukup manis untuk seukuran umurnya. Dia suka pake daster, baik yang longgar maupun yang agak ngepres. Bila pake daster yang agak ngepres baru kelihatan bodynya masih bagus.

Bu Umi sudah bekerja 2 tahun pada pasangan sebelah dan kelihatannya dia cukup betah. Gue sedikitpun tidak pernah berpikiran untuk sex dengan bu Umi. Kami cuman saling sapa dan tegur saja. Dia memanggilku dengan “Dik Andie” dan istriku dengan “Dik Hani”. Sangat baik dan ramah, bahkan istriku sering “pinjam” kerumah untuk mengajari masak. Se horny-horny gue, belum pernah aku terlintas untuk mengajak bu umi nge-sex atau bahkan untuk oral sekalipun… sampai suatu hari…

Hari senin, seperti biasa gue selalu masuk toko sehabis makan siang. Tidak pernah pagi. Sehabis anter anak ke sekolah, lalu nunggu istri pergi, selanjutnya ritual gue adalah… cuci mobil. Yup, kalo tidak ada janji ketemu customer dan tidak ada urusan untuk keluar dan tentu saja tidak males, biasanya senin pagi gue cuci mobil. Semua sudah disiapkan untuk cuci mobil. Kompleks perumahanku terasa cukup sepi karena semuanya pada pergi kerja ato temenin anak sekolah. pasangan muda kiriku dan pergi kerja, depanku istri anter anak dan suaminya pergi kerja, pasangan tua sebelahku pergi kerumah anakny setiap hari senin, malem baru pulang. Perumahanku ini bernuansa modern, pembatas rumah dan pagar rumah tingginya cuman sepinggang gue saja. Cukup aman dan asri. Ketika aku bersiap untuk cuci mobil, bu Umi keluar dari rumah dengan sapu kecil dan serokan. Gue sapa dengan ramah

“Pagi bu umi, tumben pagi kelihatan muncul”.
Bu umi melihatku “Ehhh.. dik Andie, belum pergi kerja?”
“Hari senin, biasanya siang. Tumben muncul, biasanya gak kelihatan” balasku
“Iyah, disuruh nyonya motongin daun-daun pohon kecil” sambil menunjuk jejeran pohon kecil berjejer di dekat carport.
“Ouhh…” jawabku singkat

Karena bu umi suka ngomong dia lanjutkan “Katanya udah gak karuan bentuknya, makanya disuruh ngerapiin”.
aku cuman menanggapi dengan jawaban-jawaban singkat sambil mencuci mobil. Pagi itu bu umi pake daster yang longgar dan sedengkul. Sambil cerita, dia sesekali membungkuk membelakangiku sambil memotong. Sejauh ini aku cuman melihat cetakan CD pada dasternya, itupun tidak membuatku terangsang lah. Tapi aku suka lihat bentuk pantatnya yang bulat. kayaknya masih kencang dalam umur segitu. Gue cuman tertawa kecil atau menganggapi ringan cerita bu umi. Dari soal anaknya yang cuman 1 yang jadi SPG department store, pasangan tua itu, sampai anjing tetangganya di desa yang aku juga gak tahu menahu.

Tapi, what the… ketika aku sekilas melihat bu umi, dia sedang membungkuk menghadapku. Daster longgarnya membuat belahannya turun cukup rendah memperlihatkan toketnya. Kalo toket wanita tua mungkin aku gak peduli. Tapi ini lain… sangat lain. Di umurnya yang 50-an ini, toketnya masih terlihat padat. Tidak menggantung dan terpisah, karena aku pernah ngesex sama cewek seperti itu atau turun dan kempes gak karuan. Tidak, tidak seperti itu. Belahan toket itu terlihat sempit, Bh-nya terlihat agak kecil, agak menggantung tapi gak turun. Walaupun aku belum lihat jelas pada saat itu karena cuman lihat dari belahan yang terbuka itu, tapi aku bisa menduga semacam gituh. Bulat… bulat seperti pantatnya.

Asli aku tidak melepas pandanganku dari pemandangan itu. Seperti orang tolol ajah gue. Mungkin karena insting atau entahlah, tiba-tiba bu umi mengangkat wajahny dan memadangku.
“Hayoo… ngeliat apa sampe ngelamun gituh dik?” sambil dia tertawa pelan dan menutup belahan dengan tangannya.
“Hehehe… ada pemandangan indah di tempat bu umi” sambil tertawa kikuk.
“Aduhh… dik Andie ini, udah tua ginih dibilang pemandangan indah” sambil berdiri, tidak ada nada marah.
“Lohh… umur boleh tua, tapi kalo bagus yah tetep bagus bu” jawabku kepalang tanggung.
Bu umi tertawa kecil “Wah, dik Andie ini… orang tua kok digoda. yah bagusan punya istrinya toh”
“Bu umi juga bagus… yakin aku pasti masih bagus”… dah nekat ajah deh gue, toh dia gak marah ini.
“Haha… dik Andie nakal juga ini. wes ojoh godain terus..” sambil memotong lagi, kali ini dia berjongkok.
“Yahh… kok gak membungkuk lagi bu umi” jawabku dengan menunjukkan wajah (pura-pura) kecewa.
“Ahh… dik Andie ini godain terus deh” jawabnya sambil tersenyum.. “Udah tua mah mana ada menariknya”

Aku matikan air kran, lalu bersandar pada tembok pembatas dan aku mulai melancarkan SSI gue.
intinya, aku berusaha meyankinkan dia kalo dia punya body yang menarik dan toket yang bagus. Bahkan aku sempet bilang kalo cowok masih mau ngesex sama dia. Dia lebih banyak tertawa. sesekali menganggapinya dengan agak serius. malah dia menyuruhku selingkuh dengan istri depan rumah, sexy banget kata dia semangat.
“Aku lebih milih bu Umi deh kalo mau selingkuh” jawabku.
“Duhh… dik Andie ini loh, bu umi mana bisa diajak gituan lagi… nakal kok dik Andie ini”. Gue tidak tahu udah berapa kali dia menyebutku nakal.
“Kok yakin bu umi gak bisa diajak ngesex lagi?” jawabku. Dia bilang ‘Gituan’, aku ngomongnya ‘ngesex’, to the point ajah deh.
“Lah iyah toh, udah umur 50. bu umi juga dah lama gak pernah gituan lagi. ada kali 10 tahun lebih”.
“Kalo gituh… kita buktikan yuk bu” jawabku, entah setan mana aku jawab gituh.
“Ehhh, lah… buktikan gimana dik Andie?” dia berhenti memotong daun dan melihat serius ke gue.
Sekali lagi, aku gak tahu setan mana yang merasuki gue, gue menjadi horny dan gila mungkin. Setelah melihat sekliling aman, satpam belum lewat, aku loncati pagar rumah dan masuk ke tempat bu umi.

Bu umi kaget “eh, dik Andie… lah opo toh?”
“Mau ngajak bu umi untuk buktikan khan?”
“astaga… dik Andie ini ada-ada ajah… mau gimana emangnya?”
“Masuk ke dalam ajah dulu…” jawabku sambil jalan pelan mau masuk rumah bu umi.
Bu umi kaget dan berlari kecil mengejarku sambil menarik tanganku “ojo aneh-aneh toh dik”.
Tapi aku tetep berjalan masuk, malah menarik perlahan bu umi ke dalam. Lalu menutup pintunya.
“Aduh, dik Andie ini nakal kok. mau apa toh?” dengan nada heran, namun tidak marah.
“Mau buktikan kalo bu umi masih enak dibuat ngesex”
“Hadah.. dik, buat apa toh. cari yang muda sana. emang dik Andie gak puas toh sama istrinya?”
“Puas kok… tapi sama bu umi khan lain cerita”
Selanjutnya saling lempar argumen tentang enak tidaknya tubuh bu umi. Aku dah kurang inget ngomong apa ajah.
akhirnya…
“Jangan di ruang tengah, di ruang kamar tamu ajah deh”. Sesampainya di kamar.
“Malu bu umi dik” ragu-ragu dia mau mebuka bajunya.
“Kalo gituh saya dulu ajah yah bu” jawabku, tanpa menunggu jawabnya aku membuka bajuku dulu, kulihat bu umi tersenyum ragu melihat tubuhku. Gak tahu deh dia suka ato nggak dengan tubuh cowok. Selanjutnya, aku menurunkan celanaku perlahan.

Kontolku sudah agak menegang dikit akibat “debat” tadi.Bu umi ragu antara memalingkan wajah untuk menghindar melihat kontolku ato tetap melihat terus.
“Kok udah naek gituh dik” jawab dia agak ragu.
“Belum penuh kok ini, nunggu bu umi kontolku” jawabku
“Sekrang bu umi buka dong” jawabku lagi.
bu umi ragu mau membuka bajunya, mungkin antara malu dan gak biasa kali.
“Tak bantuin buka deh bu” aku mendekati bu umi, bu umi agak mundur ketika aku mendekat.
Daster bu umi cukup longgar untuk diturunkan dari lengan, tinggal sedikit tarik kesamping kiri lalu samping kanan bergantian. Kini tangan bu umi gak bisa bergerak karena terjepit daster. Aku tarik dasternya perlahan. Bu umi berusaha menhan daster tapi tanpa niat. Ketika sudah melewati gundukan toketnya. Bu umi berusaha menutupi toketnya yang masih berbalut BH. Sekarang dasternya dengan mudah diturunkan sampe kebawah.

Baru ini aku melihat tubuh bu umi hanya berbalut BH dan CD. kulitnya agak coklat tapi masih mulus. Ada kerutan disana sini, tapi masih bagus, Ada bekas operasi di bagian perutnya. Perutnya gak gendut walaupun gak kecil juga. Tapi masih indah.
“Duh dik.. malu bu umi” sambil melipatkan tangannya di tubuhnya.
“Percaya sama aku deh bu umi, tubuh bu umi masih bagus. bagus kok”
“Lalu ini mau ngapain lagi dik?”
“Mau buktikan kahn yang tadi khan?”
“Caranya?”
“Yah.. kita ngesex deh”
“Hahhh… kita gituan?” bu umi agak bingung.
“Aduhh.. gak usah deh dik Andie… gak usah” bu umi berusaha mau menarik dasternya kembali.
aku menahannya dengan halus dan berkata “gak papa bu umi, aku bener-bener mau kok”
“Duhh.. dik, kok gituan sama ibu tua toh”
“Umurnya tua, tapi bodynya gak kok” sambil tanganku mengelus tangannya dan toketnya yang masih terbungkus BH.

Bu umi berusaha menahan tanganku gerayangan, tapi sekali lagi tanpa niat.
Sebenarnya habis ini banyak omongan dan SSI agar bu umi mau diajak ngesex. Saya lupa ngomong apa ajah.
Tapi akhirnya gue bisa giring bu umi ke ranjang dan perlahan kudekatkan bibirku ke bibirnya yang agak tebel tapi asik.
kucium bibirnya perlahan, tangan bu umi agak menahan pundakku tapi tetap membiarkan dicium.

Awalnya bu umi kaku menerima ciumanku, tapi karena aku tetep bersemangat dan mulai memasukkan lidahku ke mulutnya. terdengar sedikit erangan dan dia mulai membalas ciumanku. Bu umi ternyata masih hebat dalam bercium, dia mulai terbiasa dengan ciumanku dan membals dengan aktif juga. lidah kita saling berpautan dan kita bergantian menggit mesra bibir.
Ciuman kita tidak ngebut tapi pelan dan bersemangat. Tanganku tidak tinggal diam, dengan pelan kuremas toketnya dari luar. Walaupun BH-nya agak sempit, beberapa jariku dapat kuselipkan dari samping BH-nya dan kuremas lembut. Toket bu umi memang lembut, gak keras, juga tidak terlalu lembek. Kupilin lembut putingnya dan bu uni mengerang pelan. Ketika tangaku kugerakkan ke belakang badannya untuk melepas BH-nya, bu umi mengangkat sedikti badannya tanpa melepas ciumannya. BH-nya kulepas dengan mudah. Lalu perlahan kutarik BH-nya sampai terbuka semua. Lalu aku lepas ciumanku perlahan untuk melihat toketnya. Dan aku terkagum…

Gue gak tahu bagaimana mendeskripsikan toket bu umi. Bukan turun, tapi menggelantung, dengan puting coklat agak muda yang menghadap kedepan. Toket itu bulat agak besar dan saling bersentuhan, tidak terpisah. Bagiku itu adalah toket yang sangat indah. Gue sudah melihat banyak bentuk toket dan merasakannya. Tapi toket bu umi yang paling aku suka, bahkan istriku tidak seperti buumi.

Aku diam memandang toket bu umi sambil mengelusnya perlahan. Membuat bu umi bingung
“Kenapa dik? udah bu umi bilang khan… udah gak bagus” sambil berusaha menutup toketnya dengan tangan.
Aku melihat bu umi “Jujur bu, aku suka banget sama toket bu umi. Bagus” dengan suara yang sangat dalam.
“Dik Andie ini pinter ngerayu ajah”
“Beneran bu, saya suka banget dengan toketnya”
bu Umi hanya tersenyum dan tangannya tidak jadi menutup toketnya. mungkin dia terhanyut juga kali.
Aku mulai menciumi toketnya perlahan, tangan bu umi mengelus rambutku seperti anaknya menyusui.

Aku melahap pelan toket bu umi dan lidahku mulai berputar di pentilnya. Hal ini membuat bu umi tiba-tiba mengerang dan mendesah tapi bu umi berusaha menahan suaranya agar tidak terlalu keras. Tiap kali lidahku berputar dan mengenai pentilnya, bu umi selalu mengerang. Lalu aku mengigit lembut gundukan toket itu dan menghisapnya perlahan.
“Ouhhhh…. ahhhhh…. ehhhmmm.. dikk” sambil tangannya sedikit meremas rambutku…
Tanganku yang satu memainkan pelan toket 1-nya dan memelintir lembut putingnya…
“Auuhhh….”
“Shhh… udah yah dik… udah yah” jawab bu umi
“Loh kenapa bu? gak enak kah?” jawabku sesudah melepas toketnya dari mulutku
“Enak kok… ibu geli semua. udah lah yah..”
“Tanggung lah bu, musti diselesaikan dong” jawabku enteng sambil ternysenyum
bu umi tidak menjawab, kali ini toket yang kanan yang kugarap seperti sebelumnya. Kali ini temponya agak lebih cepet, dengan gigitan lembut, lidah berputar dan sedotan beberapa kali…
“Auhhh… shhh…. dikkk… ahhhh…hmmmm” cuman itu yang terucap sambil tangannya meremas rambutku.
Bu umi seperti sudah mulai tersetrum dengan permainanku. Yup, sex itu seperti naek sepeda. Sekali bisa naek, tidak akan pernah lupa lagi.

Bu umi sesekali memejamkan mata menahan geli dan nikmat tentunya. Perlahan tangaku mengelus kebawah kebagian memeknya yang masih tertutup CD. Aku berusaha menyelipkan tangaku diantar pahanya yang masih ditutup sama bu umi. Kali ini tanpa perlawanan atau menahan tangaku, bu umi membuka pahanya sedikit sehingga tangaku bisa mengelus dari luar memeknya. Sudah agak basah tapi basah sedikit. Lalu dengan gerakan cepat tanganku menyelinap kebalik Cd-nya untuk menyentuh memeknya, yang membaut reflex bu umi menutup pahanya. Tapi dibuka lagi sama bu umi.

Kumainkan memeknya perlahan, yang menambah erangan bu umi dan desahan bu umi agak panjang
“Aaaahhhh… aduh dik… hmmmm….” cuman itu jawabnya.
memek bu umi tidak terlalu basah, cuman ada sedikit cairan yang membasahi bagian dalam memeknya. Mungkin karena sudah berumur 50 kali.

Kulepas jariku dan perlahan menarik CD-nya turun. Bu umi mengangkat sedikit pantatny agar CD-nya bisa lepas. lalu bu umi menggerakan kakinya agar CD-nya lepas sendiri.
Kulepas emutanku pada toket bu umi. Posisiku berada miring disamping bu umi. kulihat bu umi mengigit bibir bawahnya sambil tangannya memegang keningnya.
“pusing kah bu?”

Bu umi tertawa kecil “gak kok, udah lama dik gak pernah ginian? agak merinding ajah badan ibu”…
“Tapi, jujur bu… enak gak?”
bu umi melihatku “enaklah dik Andie… geli tapi enak”
“Nanti pasti lebih enak lagi deh”
bu umi hanya tertawa kecil, menutup matanya dan mendesah halus. Bu umi pasrah ketika tanganku membuka selangkangannya.
Aku lihat memeknya, ada rambut tidak terlalu lebat disekitar memeknya. bukan di dekat persis, tapi rambutnya seperti mengelilingi memek itu agak jauh dikit dari memeknya. Sehingga kalo kita sibakkan rambutnya, kita bisa melihat bibir memeknya dengan jelas. Agak hitam, tapi masih bagus. Tidak rusak ato menggelambir. Hebat bener bu umi ini. Tubuh alaminya terawat secara alami.

Aku bergerak kebawah bu umi dan berlutut diantara paha kakinya. kaki bu umi agak menekuk. Aku elus-elus mesra pahanya bu umi. Halus, masih sangat halus dan tidak ada bercak gigitan nyamuk. aku remas mesra pahanya. lalu aku sedikit menggeser mundur dan mencium mesra pahanya bergantian kiri dan kanan. desahan halus kelur dari mulut bu umi.
Perlahan tapi pasti, ciumanku mendekati memeknya, Bu umi membuka matanya dan melihat apa yang akan kulakukan.
“Dik Andie gak jijik tah mau jilati punya ibu tua” ternyata dia tahu apa yang bakal kulakukan, hemm.. gue pikir dia gak ngerti.
Tanpa memberi jawaban, kugeser mundur badanku agak cepat dan langsung kutempelkan mulutku pada memeknya dan menjilat.
Ternyata hal itu membuat bu Umi agak teriak dan mau melepaskan dirinay dariku. tapi karena kakinya tak tahan dengan tangaku, dia gak bisa lepas dan aku terus menjilat.

Kali ini erangan dan desahan bu Umi tidak sepelan tadi, agak keras dan cukup keras, yang membuatku khawatir kedengaran satpam lewat ato orang lain.
“Ahhhhhh…. shhhhhh… dikkkk…. ouhhhhh…. AHHHH….” cuman itu yang keluar, badannya sudah tidak diam lagi, sesekali terangkat menahan enaknya kali.
lalu tempo jilatan memeknya kupelankan sambil kusedot pelan bibir memeknya.
“Aouhhh… dik Andie nakal”… kayak ABG ajah pikirku jawaban bu Umi.
Aku masih terus menjilat memek bu umi, sementara tangan bu umi antara menjambak rambutku atau mendorong kepalaku.

Pantat dan badannya tidak berhenti sesekali terangkat.
Aku menjilat dan menyedot memek bu Umi dengan lahap, bahkan sesekali bunyi seperti orang meyedot makanan.
“Ahhhhh…. Ahhhh… shhhh…” suara bu umi masih tetep agak keras dan panjang tiap kali ada sedotan yang pas.
memek bu umi basah oleh ludahku, tapi cairannya tidak keluar banyak.
setelah beberapa menit, aku melepas hisapanku di memeknya. agak capek dan bu umi sepertinya tidak ada tanda-tanda orgasme.
aku berlutut di dekat memek bu umi dan kakinya kutaruh di pahaku agak menekuk. Kontolku yang sudah tegang kudekatkan dan kugesek-gesek pelan di memeknya.

Bu Umi masih menutup matanya dan mendesah halus. aku hanya diam sambil menggerakakn selangkanganku deket memeknya dam tangaku meremas halus toketnay yang indah. aku memandang bu Umi yang masih terpejam. lalu dia membuka matanya.
“Pelan-pelan masukin yah dik… punya dik Andie gede gituh” jawabanya pelan.
“Bu umi sudah terangsang gak?”
“Iyah lah dik… ibu dah lama gak seperti ginih”
Aku pegang kontolku dan mengarahkan ke memeknya. Kudorong badanku untuk masuk ke memeknya. Agak susah sih. Tangan bu Umi memegang kontolku dan membantu mengarahkan ke memeknya. Kupaksa masuk pelan ke memeknya.
“Ahhh…” suara bu Umi mengerang.
Memek bu Umi tidak terlalu basah sih, jadi aku paksa dikit masuk pelan ke memeknya. Kepala kontolku sudah masuk ke dalam memeknya.

Bu Umi memejamkan matanya dan mengerang “Aghhh…”, aku diam sebentar sambil mengelus pahanya.
Kumasukkan lagi perlahan sisa kontolku sampai akhirnya masuk semua kedalam memeknya bu Umi diiringi erangan halus bu Umi. Kuberhenti sebentar. Gila, kayak aku memerawani gadis 18 tahun yang masih perawan ajah.
Kuangkat kaki bu umi sedikit kesamping agar badnaku bisa menekuk ke depan.
“Sakitkah bu?”
bu Umi hanya menggelengkan kepala pelan sambil masih memejamkan matanya. Kucium keningnya, karena dia lebih pendek dari gue.

Lalu bu umi membuka matanya, mata kita saling memendang. Dari deket ginih, aku melihat kecantikan bu Umi atau sisa kecantikan bu Umi pada masa mudanya. Wajahnay yang agak bulat dan matanya yang agak sayu karena menahan kenikmatan dari tadi.
“Dik Andie ini bikin ibu geli semua deh”
“Geli enak khan bu?”
“Iyah enak…”
sambil masih berpandangan, aku coba gerakkan kontolku yang dari tadi nancep dalam memeknya.

“Ehmmmm…” itu suara yang keluar dari mulutnya, matanya terpejam lagi.
“Buka dong bu matanya…” bu umi membuka matanya kembali dan kita saling berpandangan.
kugerakkan lagi kontolku perlahan, bu umi mengerang dan mendesah sambil memandang aku. Sungguh asik memandang wajah ibu yang terangsang dan mendesah ini.
Kontolku kugerakkan maju mundur perlahan diiringi desahan dan erangan bu Umi.
“Shhh… ahhhh… ouhhhh….” aku rasakan kaki bu Umi menekuk dan menjepit di punggungku. bu Umi sudah kembali inget rasanya ngesex (atau gituan menurutnya).
Kunaikkan sedikit kecepatan gerakan keluar masuk kontolku. Tidak terllau licin tapi masih cukup lancar untuk digerakkan.
“Ahhhh…. ehmmmm…. ahhhhh” erangan bu Umi sejalan dengan geakan kontolku.
“Enakah bu Umi” sambi terus menggenjot.
“Ehhmm.. e.. nak…. e… nak”
aku pancing dia dengan kata-kata jorok “enak kontolku bu Umi?”
“I.. yah… e.. nak… ouhh… shhhh….”
“Apa yang enak bu Umi?”
“Itu… ehhmmm… shh… punya dik…”
“Apa bu Umi? bilang dong… aku berhenti yah bu?” mendengar itu, kaki bu umi seperti malah makin menjepit
“Ja,. ngan… ahhhh… kon.. tol… kon.. tol dik L..ove” hampir seperti itu deh bunyinya, terbata sambil menikmati.
Well, aku punya “kelemahan” dikit, kalo sudah horny banget, cuman beberapa kali gerakkan pasti aku sudah mau keluar… dan itupun terjadi saat ini.
Aku merasakan sudah hampir ejakulasi. Sementara bu Umi kayaknya semakin menikmati, terlihat dari gerakkan pantatnya dan dorongan kakinya yang malah ikut digerakkan agar kontolku keluar masuk.
“Bu.. saya mau keluar”
bu Umi malah makin menggerakkan badannya sehingga kontolku tambah keluar masuk… dan…
crooot…. crooot…. “ahhhh…” aku mengerang ketika semburan kenikmatan itu keluar dari dan masuk keliang bu Umi. Dan kontolku diam beberapa saat di dalam memek bu Umi.

Tapi saya juga punya “kehebatan” lain, kalo memang gue masih horny dan lagi tinggi, maka biarpun dah ejakulasi, kontolku masih tegang dan masih bisa dimainkan tanpa harus istirahat dulu… dan itu juga yang terjadi saat ini.
Setelah diam beberapa saat, aku gerakkan lagi kontolku keluar masuk, kini agak licin karena kena spermaku. Bu Umi agak kaget
“Loh.. masih bisa dik?”
“Kenapa tidak? sudah saya bilang, ibu bikin saya terangsang banget. masih bisa kok”
Aku gak tahu apa maksud senyum bu Umi, apa dia bangga karena aku terangsang atau lainnya… gak tahu deh dan peduli amat, yang penting dia masih suka.

“ganti posisi yah bu?”
“Gimana?”
“Ibu saya pangku yah?”
“Hah, kuat tah dik? ibu badannya gede ginih?”
Aku tidak menjawab, kucabut pelan kontolku dan kutarik bu umi bangun. Aku duduk di pinggir tempat tidur dan bu Umi perlahan naek ke pangkuanku. Tangan satunya memgang leherku dan tangan satunya memgang kontol untuk diarahkan ke memeknya. Setelah masuk, bu Umi melipat kakinya ke badanku. Bisa juga ternyata dia. Lalu aku sedikit memirngkan badanku kebalakang untuk memberi sedikit ruang gerak.

Bu umi mulai mengerakkan badannya sambil mengerang “Ahhhh…. ouhhhh….”
Lalu aku menaikkan sedikit pantatku yang membuat bu Umi mendesah panjang… “Ahhhhhhhhhh….”
Dalam posisi dudduk ginih, aku bisa agak leluasa mengisap toketnya.
Seperti tadi kulumat toketnya dan kuhisap dan kupilin dengan lidah putingnya. Efeknya ternyata luar biasa. Bu Umi langsung mendesah disertai gerakkan pantatnya yang semakin cepet.
Semakin kumainkan toketnya secara bergantian, semakin cepat gerakkannya.
“Ouhhhh…. ohhh….” erangnya.
tiba-tiba bu Umi memeluk kepalaku sehingga wajahku nempel di toketnya. Untung masih bernafas. Gerakkan pantatnya liar sekali. Gerakkan menyentak-nyentak
“Ouhhh…. ahhhhhh….. sayangg… mass”… what? sayang? mas? wahh… kayaknya dia sudah “gak sadarkan diri”.

Tanganku ke letakkan sebagai sandaran badanku. Sementara bu Umi masih memeluk kepalaku di toketnya, dan mulutku juga berusaha mengigit lembut dan ngisep toketnya…
Gerakkan bu Umi gak berhenti, maju mundur, kiri kanan… sepertinya dia berusaha agar kontolku mengaduk dalam liang memeknya. Teriakkan bu Umi semakin tinggi.. duh, semoga gak ada yang dengar.
“Aahhhh…. ouhhhh…. sayannngg…” merancau sambil terus menggerakkan pantatny. Sementara pangkal pahaku mulai terasa linu karena goyangkan bu Umi.
“Ouhhh… gustiii…”.. iyah gusti, bikin bu umi cepet keluar, dah linu nih
Lalu tiba-tiba, “AAAHHHHH…..”, bu Umi diam dan mengeratkan seluruh pelukan kaki dan tangannya ke badanku. Lalu gue merasakan denyutan memeknya seperti memijit kontolku. ouhh… dia orgasme. Memeknya terus mengejut dan memijit dan aku merasakan ada cairan mengalir di kontolku. Hangat dan terasa banyak, seperti ada sesuatu yang bobol dari dalam.

Bu Umi masih dalam pangkuanku, tapi pelukannya sudah mulai berkurang erat. Aku merasakan dadany naik turun…
“Ouhhh…” itu doang yang keluar dari mulutnya.
lalu kepalanya terkulai di jidatku. hidung kami menempel.
“Gimana bu?” jawabku pelan
“Hemmm…” itu doang yang keluar dari mulutnya.
Lalu kami diam beberapa saat, bu umi masih duduk menenangkan dirinya. Kakinya sudah terkulai disamping badanku.
Gak tahu deh berapa menit diam seperti itu, lalu bu Umi ngomong “enak banget dik”.

Kucium bibirnya dan dibalas bu umi dengan lembut. ciuman sayang kalo bisa dibilang.
Lalu pelan-pelan aku merebahkan badanku di tempat tidur sambil menarik bu umi juga rebah di badanku. Toketnya menempel di dadaku membuatku terangsang terus. Kontolku masih tegang di dalam memeknya yang masih berdenyut pelan tidak seperti tadi.
Pelan-pelan bu umi mengangkat pantatnya sambil berdesah dan menggeser badannya disampingku. Memejamkan matanya dan memegan kepalanya lagi.
kulihat tubuh bu umi yang masih bagus dan terawat secara alami dan toketnya yang aku suka. Bahkan dalam keadaan terlentang ginih ajah, toket itu masih naik keatas.

Kulihat jam di dinding kamar. Sudah jam sepuluhan seingetku. Gak tahu deh kita dah berapa lama ngesex dan saling diam tadi. Lalu aku bangun dan duduk menghadap bu umi.
Aku elus badan bu umi dan toketnya secara mesra. Lalu bu Umi membuka matanya.
“Dik Andie gak nyesel kah gituan sama ibu?”
“Kenapa harus nyesel bu?”
“Yahh.. gituan sama ibu yang sudah tua?”
Aku tidak menjawab pertanyaan bu Umi, tapi aku bertanya “Ibu nyesel gak sampe bisa ngesex ginih?”
bu umi tidak menjawab sesaat, lalu jawaban dia agak panjang, aku lupa detailnya tapi kira-kira ginih

“dik… jangankan kepingin, bermimpi ajah dah gak pernah dik. Ibu dah umur 50-an ginih sapa juga mau sama ibu. bu Umi gak pernah juga punya kepingin maen sama dik Andie. Dan ibu juga dah gak berharap bakal bisa gituan lagi. Tapi baru ajah dik Andie buat bu Umi keluar seperti kayak nikah dulu. malah kayaknya lebih enak sekarang ini dik. ibu gak tahu deh perasaan ibu kayak gimana sekarang, tapi perasaan nyesel gak ada sama sekali deh”

Lalu kita ngobrol sesaat, sambil sesekali tertawa. Gak terasa padahal kamar itu gak ada AC. keringat kita membasahi tempat tidur dan badan.

Akhirnya gue mengajak bu Umi mandi bareng. Di kamar mandi kita seperti orang pacaran, saling menyabun dan saling menyiram. Bu Umi yang sudah berumur 50 ternyata bisa genit juga kalo sudah orgasme. Bu Umi sempet mengocok kontolku dengan sabun, walaupun tidak sampe keluar. Aku menyabun toket bu umi sambil kepeluk dari belakang, bu Umi menyukainya sekali, terlihat pantatny dia yang ditempel dan digesek-gesek di kontolku. Aku masih ngaceng terus. Bu umi kusuruh duduk di semacam meja tegel tempat wastafel. Memek bu umi basah terus sejak orgasme tadi. Sehingga ketika aku masukkin kontolku ke memeknya lebih lancar. Gue keluar masukkin kontolku di memeknya biar aku bisa ejakulasi.

“Ahhhh…. ahhhh… ouhhh….” bu umi tidak berhenti mendesah dan mengerang selama gue tusuk memeknya dengan kontolku, sampai akhirnya aku ejakulasi dan menumpahkan kedalam liang memeknya. Akhirnya kita bisa menyelesaikan mandi kita. Kita bener-bener kayak orang pacaran dan bu Umi jadi kayak cewek muda lagi. Sampe bingung gue. Dia suka banget memegang dan memijit kontolku lalu memelukku sambil menggesekkan toketnya ke badanku. Akhirnya kita bisa berpakaian kembali.

Bu umi keluar dari rumah untuk melihat keadaan dan memberi kode ke gue untuk keluar. Dengan gerak cepat gue keluar dan loncat pagar pembatas.
“Bu Umi kosongnya cuman senin ajah yah?” tanyaku
“Iyah sih, kenapa dik Andie?”
“Yahh… bu Umi mau lagi gak ngesex?” tanyaku dengan senyum
bu Umi tersenyum dan menjawab “kalo enaknya kayak tadi, ibu pasti mau lagi lah dik”…

Itulah pengalamanku dengan bu Umi dan itu bukan terakhir kali kita ngesex. Hampir tiap minggu kita selalu ngesex. Sejak orgasme pertama kali itu, memek bu umi mulai keluar cairan yang membuat ngesex lebih enak. Gak tahu deh itu sudah monapuose ato belum. Tapi dia sudah gak pernah mens lagi. Selain itu dia pernah operasi angkat bejolan di rahimnya, rahimnya sekalian diangkat. Jadi gue selalu ejakulasi didalam tanpa takut.

Sampai saya tulis ini, saya masih ngesex sama bu Umi, mungkin udah setahun lebih kali. Herannya, bu umi semakin hot ajah dalam ngesex dan dia sepertinya tidak pernah kehabisan tenaga. Bahkan pernah kita hampir seharian ngesex sampe jam 2 pagi, tidur dan jam 5 dia sudah bangun lagi untuk beres-beres rumah. Mungkin akan saya ceritakan pengalaman dengan bu Umi.
Bu umi bukan hanya jadi tempat pelampiasanku saja, tapi jadi temen curhat ketika gue mengtahui istriku selingkuh (mungkin lain kali gue cerita).

Bu umi adalah satu-satunya cewek berumur 50-an yang bernah ngesex dengan gue. Dan gue sangat menyukainya ngesex dengan bu umi, walaupun dengan istri masih tetep suka. Selama gue nikah, sudah beberapa cewek ngesex dengan gue, tapi tetep tidak ada yang senikmat bu Umi.

Bu Umi hanya seorang pembantu berumur 50-an, tapi dalam soal ngesex, dia tidak kalah dengan ABG umur 18-an.



« Back

Download film langsung dari hape !
+ KISAH PANAS +
[01] | [02] | [03] | [04] | [05] | [06] | [07] | [08] | [09] | [10] | [11] | [12] | [13] | [14] | [15] | [16] | [17] | [18] | [19] | [20]
Home Home
Guestbook Guestbook

U-ON
66004
INDOHIT.SEXTGEM.COM