watch sexy videos at nza-vids!
Download aplikasi gratis untuk Android
INDOHIT.SEXTGEM.COM

Rezza, Dokter Muda


Rezza adalah seorang dokter muda yang baru saja menamatkan pendidikan dokternya pada sebuah universitas ternama di Sumatera. Sebagaimana dokter baru ia harus menjalani masa ptt pada sebuah desa di daerah itu. Orang tua dan tunangannya keberatan jika Rezza melaksanakan ptt di daerah itu, selain jauh dari kotanya dan daerah itu masih terbelakang dan terisolir. Orang tua Rezza sangat keberatan dan ia mengupayakan agar Rezza ditempatkan pada daerah yang dekat dan tidak terisolir itu. Upaya orang tuanya ini gagal karena telah menjadi keputusan instansi pusat dan tidak dapat di batalkan.

Kekuatiran orang tua dan tunangannya amat beralasan, karena Rezza adalah masih muda dan belum mengetahui seluk beluk masyarakat desa itu, ditambah kerasnya kehidupan di desa yang terkenal dengan kebiasaan masyarakatnya yang primitif itu. Selain itu Rezza akan menikah dengan Sadewo tunangannya beberapa bulan lagi. Memang Rezza dan Sadewo telah lama pacaran dan kedua orang tua mereka merestui hubungan mereka.

Rezza adalah seorang gadis yang masih berumur 24 tahun merupakan mahasiswa kedokteran yang memiliki kemampuan yang dapat dibanggakan, sehingga tdk heran ia dalam waktu yang singkat telah menamatkan kuliahnya. Selain itu ia berparas cantik, memiliki sosok yang membuat lawan jenisnya ingin mendapatkannya, namun hatinya telah jatuh kepada Sadewo yang merupakan pria yang gigih mendapatkannya, hingga ia mau di pertunangkan dengan nya.Sadewo adalah seorang pria yang telah memiliki kehidupan yang mapan pada sebuah BUMN di kota itu, selain itu ia anak dari sahabat ayah Rezza. Selama mereka pacaran hanya diisi dengan makan malam dan kadang nonton. Mereka berdua tidak pernah melakukan hal yang bertentanggan dengan adat dan agama, sebab masing-masing menyadari suatu saat akan mendapatkannya juga nantinya.

Setelah melalui perjalanan yang melelahkan Rezza dengan diantar ayahnya dan Sadewo didesa itu. Perjalanan dari kotanya memakan waktu selama 1 mhari perjalanan ditambah jalan yang amat rusak dan setapak. Didesa itu Rezza di sambut oleh perangkat desa itu dan kepala dusun. Dengan sedikit acara, barulah Rezza resmi bertugas. Lalu ayahnya dan Sadewo pulang ke kota besoknya setelah mewanti-wanti Rezza untuk berhati-hati.

Hari pertama ia bertugas Rezza dibantu oleh kader kesehatan yang bertugas penunjuk jalan. Rezza menempati salah satu rumah milik kepala dusun yang bernama Tommy. Tommy amat disegani dan ia termasuk orang kaya didesa itu. Umurnya sekitar 67 tahun dan memiliki 3 orang istri. Inipun sering meminjamkan sepeda motornya kepada Rezza untuk tugas-tugasnya, kadang-kadang ia sendiri yang memboncengkan Rezza saat Rezza ingin ke desa sebelah. Bagi Rezza keberadaan Tommy ini amat membantunya di saat ia hampir putus asa melihat lingkungan desa yang hanya terdiri dari hutan dan jalan yang hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor.

Karena sering diantar kedesa desa lainnya, seringkali tanpa disadari oleh Rezza telah membuat Tommy menaruh rasa ingin memiliki dari diri, apalagi jika dalam berboncengan seringkali dada Rezza yang montok itu bersentuhan dengan punggung Tommy. Sebagai laki-laki normal iapun merasakan ingin yang lebih jauh lagi. Rezza merasa ia tak bisa bertugas jika tanpa dibantu Tommy.

Suatu hari saat pulang dari desa tetangga, mereka kehujanan dan hari saat itu hujan turun dengan derasnya.Lalu dengan buru-buru Tommy mempercepat kendaraannya, secara otomatis Rezza memegang pinggang Tommy dengan erat dan dalam suasana itu Tommy dapat merasakan kehangatan dan sentuhan dada Rezza dengan nyata. Lalu mereka sampai di kediaman Rezza yang merupakan juga rumah milik Tommy. Sesampai didalam rumah, Rezza masuk kekamar dan mengganti pakaiannya dengan kimono handuk, sedang Tommy ia pinjami handuk untuk ganti pakainan yang basah itu.

Saat Rezza berganti pakaian tadi Tommy mengintipnya dari celah pintu kamar itu. Jakunnya naik turun karena melihat kehalusan dan kemulusan kulit tubuh Rezza seluruhnya. Dengan langkah pasti ia duduk di ruang tengah rumah itu karena diluar hari hujan.
“Wah, hujannya deras sekali pak.” kata Rezza,
“Bagaimana jika nginap disini saja pak.”
“Ooooo.. terima kasih bu. Kalau hujan reda saya akan pulang…” terang Tommy.
“Baiklah pak…” jawab Rezza.
Lalu Rezza kedapur dan membuatkan kopi untuk Tommy.
“Pak, ini kopinya..”.
“Wah kopi… bisa begadang saya malam ini bu.”
“O.. ya.. pak.. apa perlu saya ganti dengan teh hanggat?” jawab Rezza.
“Ohh… nggak usah bu.. ini juga nggak apa.” timpal Tommy, sambil memandang kearah Rezza.

Hingga saat itu hujan belum reda dan Tommy terpaksa nginap di rumah itu. Rezza terus menemani Tommy ngobrol tentang pekerjaan hingga rencana ia akan menikah. Tommy mendengarnya dengan penuh perhatian dan sesekali mencuri pandang dada Rezza. Rezza tak enak hati jika ia meninggalkan Tommy sendirian malam itu karena Tommy telah banyak membantunya. Sedang matanya mulai ngantuk. Sedang hiburan di rumah itu tidak ada karena tidak adanya jaringan televisi. Melihat Rezza yang mulai ngantuk itu lalu Tommy menyuruh Rezza tidur duluan.
“Bu, tidur aja dulu biar saya diluar sini.”
“Wah saya nggak enak ni pak, masa Tommy saya tinggal.” Rezza memaksakan dirinya untuk terus ngobrol hingga jam menunjukan pukul 9 00 wib yang kalau didesa itu telah larut ditambah hujan deras.

Dari tadi Tommy terus memperhatikan Rezza karena suasana malam itu membuatnya ingin mengambil kesempatan terhadap Rezza dengan tidak menampakkan keinginannya.
Padahal saat itu tanpa di sadari Rezza Tommy telah duduk disamping Rezza.
“Bu… Rezza.., dingin ya bu..” kata Tommy.
“Ya pak…,” sahut Rezza.. dengan pasti Tommy, meraih tangan
Rezza…
“Ini bu, saya pegang tangan ibu ya.., biar dinginnya hilang….” bisik Tommy.

Rezzapun membiarkan Tommy meraih tangannya, memang ada hawa hangat yang ia rasakan. Lalu Tommy melingkarkan tangannya di bahu Rezza dan mengelus balik telinga Rezza, padahal itulah daerah sensitif Rezza. Kepala Rezza lalu rebah di bahu Tommy dan seperti sepasang kekasih Tommy terus meransang daerah peka di tengkuk dan bahu Rezza.

Rezzapun meresapi usapan dan elusan lembut laki-laki yang seusia dengan ayahnya itu, matanya hanya merem melek. Mungkin karena suasana dan cuaca yang dingin membuat Rezza membiarkan tindakan Tommy itu. Tommy lalu berdiri, dan menarik tangan Rezza hingga berdiri. Rezza menurut, lalu ia tuntun kekamar yang dan menyilahkan Rezza berbaring.

“Bu, tampaknya ibu capai.” kata Tommy.
“Ya pak..” kata Rezza.
Tommy keluar kamar dan mengunci pintu rumah itu dan memeriksa jendela, lalu ia masuk kekamar Rezza kembali sambil menguncinya dari dalam. Ia sudah tidak sabar ingin menggauli Rezza yang telah menjadi obsesinya selama ini malam itu.

Tommy berjalan kearah Rezza, yang saat itu duduk ditepian ranjang.
“Pak.. koq di kunci?” tanya Rezza.
“Biasalah bu, jika malam hujan begini kan biar hawa dingin nggak masuk…” timpal Tommy.
“Bagaimana bu apa masih Dingin?” tanyanya.
“Iya pak…” angguk Rezza.

“Baiklah bu bagaimana jika saya pijitin kepala ibu itu biar segar.” kata Tommy
“Silahkan pak…” jawab Rezza.
Lalu Rezza duduk membelakangi Tommy dan Tommypun naik ke ranjang itu dengan memijit kepala dan tengkuk Rezza. Padahal yang dilakukannya adalah meransang Rezza kembali untuk bisa……mengusainya. Sebagai laki-laki berpengalaman tidaklah susah bagi Tommy untuk menaklukkan Rezza, yang ia tahu belum begitu tau tentang dunia sex dan laki-laki.

Dengan gerakan lembut dan pasti usapan tangannya mulai dari tengkuk hingga balik telinga Rezza.
Rezza… menutup matanya menikmati setiap gerakan tangan Tommy. Dari dekat Tommy dapat merasakan dan menikmati kehalusan kulit Rezza. Beberapa saat lamanya pijitan Tommy itu telah turun ke punggung dan diluar kesadaran Rezza kimononya telah turun dari bahunya dan yang tinggal hanya Bh yang menutup payudaranya. Bh itupun dengan kelincahan tangan Tommy jatuh dan sempat dilihat Tommy bernomor 34b. Masih dari belakang gerakan tangan Tommy lalu meremas payudara Rezza. Rezza sadar dan menahan gerakan tangan Tommy..

“Sudah pak…, jangan lagi pak…” sambil memakai kimononya kembali sedang bhnya telah terjatuh.

Tommy kaget dan ia memandang mata Rezza, ada nafsu tertahan, namun ia harus mulai memasang strategi agar Rezza, kembali bisa ia kuasai.

“Maaf bu.., kalau tadi saya lancang.” kata Tommy.
Rezza diam saja. Sedang saat itu Tommy hanya selangkah lagi bisa mengusai Rezza. Lalu Tommy berjalan keluar dan ia tinggalkan Rezza. Kemudian ia balik lagi kekamar itu, dan duduk disamping Rezza, pakaian Rezza saat itu acak-acakan.

“Bu…, apa ibu marah?” tanaynya.
“Tidak pak tapi sayalah yang salah. Padahal selama saya pacaran dan tunangan belum pernah seperti ini.” terang Rezza.
Tommy manggut-manggut mendengar perkataan Rezza.

Cuaca malam itu tetap hujan deras dan dingin udara terus menusuk tulang, Tommy mengerti jika Rezza khawatir sebab ia masih perawan, namun tekadnya sudah bulat bahwa malam itu Rezza harus bisa ia gauli.

Dalam kebiusan sikap Rezza saat itu, Tommy kembali meraih tangan Rezza dan menciumnya, Rezza diam membisu, lalu Tommy memeluk Rezza dan tidak ada penolakan dari Rezza, Rupanya Rezza saat tadi telah bangkit birahinya namun karena ingat akan statusnya maka ia menolak Tommy. Dijari Rezza memang melingkar cincin tunangan dan Tommy tidak memperdulikannya.

Dengan kelihaiannya, kembali Rezza larut dalam pelukan dan alunan nafsu yang di pancarkan laki-laki desa itu. Sekali sentak maka terbukalah kimono Rezza, hingga terbuka seluruh kulit tubuhnya yang mulus itu, tanpa bisa ditolak Rezza.Dengan penuh nafsu Tommy memilin dan membelai dada putih itu hingga memerah dan dengan mulutnya ia gigit putingnya. Keringat telah membasahi tubuh Rezza dan membuatnya pasrah kepada Tommy.

Sebelah tangan Tommy turun dan merongoh cd Rezza dan memasuki lobang itu yang telah basah. Lalu ia buka dan tubuh Rezza ia baringkan. Ia amat bernafsu sekali melihat belahan vagina Rezza yang tertutup oleh sedikit bulu halus.

Tommypun lalu membuka baju dan cdnya, hingga mereka sama-sama bugil diatas ranjang itu. Penis Tommy amat panjang dan besar. Rezza saat itu tidak tahu apa-apa lagi.

Tommypun lalu membuka kedua kaki Rezza dan mengarahkan penisnya kebelahan vagina Rezza.

Beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati ia angkat kedua kaki Rezza yang panjang itu kebahunya, dan barulah ia bisa memasukan kepala penisnya.

“Aduhhhhhh pak.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit pak…” jerit Rezza. Tommy lalu menarik penisnya kembali. Lalu dengan mulutnya ia beri air ludah ke pinggiran lobang vagina itu biar lancar. Kemudian ia ulangi memasukan penisnya. Dengan hati2 ia dorong masuk dan kepala penis masuk…

“Auuuuuggggkkkk…” jerit Rezza.
“Sebentar bu…” kata Tommy.
“Nanti juga hilang sakitnya buk…” terangnya lagi.

Sekali hentak maka seluruh penisnya masuk dan ia maju mundurkan. Padahal saat itu Rezza merasa dilolosi tulangnya. ia gigit bibir bawahnya menahan rasa nyilu dan sakit saat penetrasi tadi.Tommy telah berhasil merobek selaput dara Rezza, hingga kelihatan tetesan darah di paha mulus Rezza saat itu dan membasahi sprey yang kusut.

Tangan Tommypun terus memilin payudara Rezza dan kembali menahan pinggul Rezza. Lebih kurang 20 menit ia maju mundurkan penisnya kedalam vagina Rezza sedang Rezza telah 2 kali orgasme, barulah ia muntahkan spermanya didalam rahim Rezza. lalu ia tetap diam diatas tubuh Rezza. Terlihat ketika itu, tubuh putih mulus Rezza berada dibawah tubuh Tommy yang masih membelai dada dan menjilat bibir dan lidah Rezza. Kedua tubuh manusia itu penuh keringat. Di sudut mata Rezza ada air mata karena keperawanannya telah hilang bukan karena tunangannya tapi oleh laki-laki tua itu.

Ia tidak punya pilihan lain karena telah terlanjur di setubuhi Tommy. Hingga menjelang pagi Tommy kembali mengulang permainan sex itu dengan Rezza, hingga Rezza merasakan kenikmatan dan mengetahui rahasia dalam permaianan dewasa. Sadewo tidak ia ingat lagi dan saat itu ia terbelenggu oleh gairah dan nafsu yang di berikan Tommy.

Sejak saat itu, hubungan kedua insan yang berbeda umur sangat jauh itu terus berlangsung di rumah itu, kadang-kadang di gubuk milik Tommy di tengah hutan daerah itu. Rezza merasa heran karena laki-laki seumur Tommy masih memiliki stamina yang prima dalam berhubungan. Tidak heran jika Tommy memiliki 3 orang istri dan memiliki 3 orang anak yang telah dewasa.

Tommypun bermaksud untuk menjadikan Rezza istrinya yang ke 4 karena ia amat bangga bisa memerawani seorang Dokter dari kota dan cantik. Untuk itulah ia terus berusaha menyetubuhi Rezza hingga bisa hamil oleh bibitnya. Rezzapun sulit melepaskan diri dari Tommy. Ia sedang berpikir untuk membatalkan pertunangan dengan Sadewo, karena bagaimanapun ia sudah tidak perawan lagi.



« Back

Download film langsung dari hape !
+ KISAH PANAS +
[01] | [02] | [03] | [04] | [05] | [06] | [07] | [08] | [09] | [10] | [11] | [12] | [13] | [14] | [15] | [16] | [17] | [18] | [19] | [20]
Home Home
Guestbook Guestbook

U-ON
5674
INDOHIT.SEXTGEM.COM