2. Gaiden - Newcomer In Campus
‘Pagi hari yang cerah’
‘Di sebuah perumahan yang megah’
‘Berkumpulah para Ibu yang turun dari kendaraan mewah’
Mereka biasa melakukan arisan bulanan, pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya, dari satu rumah ke rumah yang lain. Kebetulan saat itu arisan diadakan di sebuah rumah salah seorang Ibu yang anaknya telah kita kenal, obrolan gosip khas Tante-tante membahana di ruang bawah itu. Gaduh sekali, tapi untungnya tidak mengganggu aktivitas seorang gadis cantik berwajah Indo yang sedang berada di kamarnya menonton DVD.
Suara film yang sudah setengah mulai itu kecil samar-samar.
Prof : Jane…Jane…Where are u ??
Jane : …………
Jane tidak menjawab, saat itu Jane pingsan. Dia tersandung batu kerikil dan terjatuh, pada bagian jidatnya terjeduk batu Kali. Datanglah kemudian pria tampan yang berambut kusut hanya mengenakan kain dari kulit menutupi kemaluannya. Dada yang bidang terbuka disertai bulunya, memperlihatkan kejantanan tubuh seorang pria.
Tarzan : What is this ??, kata Tarzan, saat menemukan sesosok wanita di pinggir kali.
(Ooh, mungkin ini ibu-ibu yang lagi nyuci baju di kali dan hanyut bersama pakaiannya), pikir Tarzan, menyamakan Jane dengan sampah yang suka hanyut di Kali Ciliwung atau Kali Malang.
Tetapi ketika Tarzan melihat lagi dengan tegas wajah Jane. (Whuiiiiy…Cuantik rek !!), ‘Sluurrph !!’, celoteh Tarzan ngeres dalam hati dan ngeces, dia menjilat liurnya yang hampir menetes ke air Kali.
Tarzan memegang wajah cantik Jane, (Waw…mulus tenan !!), komentarnya dalam hati.
Tarzan mengelus pipinya sendiri dan, “Adaw…kaya jalan aspal belum jadi !!”, omelnya sendiri. Ketika memegang pipinya yang gradagan tidak karuan bagaikan bulan karena tidak rata.
Gerayangan Tarzan terus turun ke dada Jane, walaupun Jane masih memakai pakaiannya lengkap tetapi dadanya bahenol. (Hmm…kira-kira 36B lah), pikir Tarzan jorok.
Breeekk Breek !!, baju Jane dirobek-robek oleh Tarzan. Tarzan tidaklah berpikir panjang, bahwa harga baju Jane itu sama dengan gaji dia mengabdi menjadi TKI di Malaysia selama satu abad. Tarzan memegang dada Jane, (Kok gede ya..?? kok nonjol sih ?!), tanya Tarzan udik dalam hati. Padahal memang berniat menggrepeh dada Jane habis-habisan mumpung gratisan. Tarzan memegang dadanya sendiri, (Kok keras kaya Ade Rai sih ?!), tanyanya lagi pura-pura bodoh dalam hati.
The Ape Man itu lanjut turun ke selangkangan Jane, (Weleh…kok Lubang ??), pikirnya. Dia mengendus-endusnya, (Hmm…Wangiii Jo !!), imbuhnya dalam hati. Tarzan lalu menusuk-nusuk vagina Jane dengan jarinya, (Waah…berlendir oi, hak hak hak !), Tarzan menyeringai mesum dan tertawa cabul dalam hati.
Dia melihat selangkangannya sendiri, (Kok beda sih…Batangan gini..??), pikir Tarzan dalam hati, (Gak asik loh). Plaaakk !!, omel Tarzan dalam hati lalu mengeplak kepala Tarzan Junior, tetapi setelahnya di koocok-kocok juga si Tarzan Jr. (Eh..Sialan nih si Bos…tadi ngeplak, tapi dimainin juga gue !!), omel Tarzan Jr. dalam hati.
Jane : Aawh…wha…What the Hell are U doing ??.
Tarzan : No..no…Miss…U missunderstood..!!.
Jane : Ohh…Ok !! Now explained to Me, what happen aya naon with My dress ?!.
Tarzan : I feel sorry with that..i, i just want to know what hiding inside !.
Jane : What !! dasar you, you Ngeres !! you, you Mesum !! you Cabul !!.
Tarzan : Little little ora opo-opo lah…eheheh.
Plaakk !!, tampar Jane pada wajah The Ape Man alias Tarzan. Jane pun menangis karena dirinya tidak tahu sekarang ada dimana, bersama orang hutan mesum pula. Mana bajunya juga sudah robek-robek. Tarzan berlalu meninggalkan Jane, dia merasa bersalah, Tarzan si manusia hutan mengambil sesuatu dari pohon. Rupanya semacam kulit binatang yang dikeringkan, sama seperti yang dikenakannya. Tarzan mengukurnya di badan Jane bagai tailor saja, lalu dia merobek-robek dengan pisaunya dan ‘Triiing…!!”, jadilah Baju.
(Waaahh…kapan ni orang hutan belajar sulap sama Dedy Corbuzer), pikir Jane. Jane jadi tersenyum, ternyata si manusia hutan ini baik juga. Karena itu Jane ingin membalas budi baik Tarzan dengan kepuasan seks. Jane meraih penis Tarzan, ‘Tuiiing !!’, penis Tarzan mengacung konak digenggam wanita secantik Jane. Tarzan bingung tapi ngeres juga sih, wajahnya langsung sok lugu. Jane hanya tersenyum melihat akting jelek The Ape Man itu. Jane melanjutkan dengan memasukkan penis Tarzan ke mulutnya yang seksi itu tapi,
Tarzan : Eit eit..no Miss..Please don’t do that…it Gross !! itu jorok Jeng ayuu..!!
Jane : It’s Ok…udah biasa kalee..Gue sama Kontol !!
Tarzan : What ?! dasar you Perek !! you Lonte !! Pelacur, PSK, Pe’cun, Jablay, Lebai !!
Jane : Eeeh…ini orang dikasih gratis malahan protes…pake acara ngatain pula…panjang banget lagi ngatainnya…belagu lu Zan, terusin ‘gak nih sepongannya ?!
Tarzan : Monggo Non Jane…silahken.
Jane : Nah…mupeng kan lu…muna gitu muke bejo lu…ngarep juga kan gua SP !!.
Bibir Jane yang seksi itupun mendekati penis Tarzan, (Hueeekk !!, ganteng-ganteng ko Kontole bau !! duh, kumaha iye teh Kang Tarzan ini !!), keluh Jane dalam hati. Jane pun lanjut meng-Oral Tarzan. Tarzan langsung merem melek keenakan, Jane mengeluarkan tehnik oral sex-nya yang tinggi. Tak lama giliran Jane yang horny dan mupeng, nepsong vaginanya ingin di-Lick oleh The Ape Man itu. Jane menunjuk lidahnya yang menjulur, lalu menunjuk ke arah vaginanya. Tarzan yang sudah jelas-jelas konak itu langsung pura-pura bingung, Tarzan menjulurkan lidah dan mendekati wajahnya ke selangkangan Jane yang harum itu.
Snif…sniff !!, endus hidung Tarzan pada kewanitaan Jane. Jane mencontohkan Tarzan gerakan menjilat, dan “Aaauuhh…!!”, lenguh Jane. Karena Tarzan dengan nakal menjilat vagina Jane tiba-tiba, membuat keduanya sange berat. Diam-diam ternyata Tarzan punya bakat yang terpendam dalam masalah seks. Jane dibuat blingsatan dengan jilatannya.
“Ehmh…ehm…Yess…yes, Aaangh !!”, desah suara gadis berwajah Indo yang menonton blue film itu. Film yang ditontonnya tak ayal dan tak lain adalah Tarzan XXX yang sudah dinarasikan ke bahasa Indonesia.
Gadis berwajah Indo itu horny sehingga meremas-remas payudara dan mengobok vaginanya sendiri. Lendir vagina meleleh dari liangnya yang merah muda merekah. Baru saja film mau masuk ke adegan ML, Tok..tok..tok !!, pintu kamar si gadis diketuk.
“Fan…Fanny…lagi ngapain kamu…bangun nak sarapan!!”suruh suara itu, yang tak lain adalah suara ibunya.
Gadis Indo yang bernama Fanny itu pun panik buru-buru mematikan DVD Playernya dan memakai celana piyama yang tadi sempat dilepasnya agar mudah bermasturbasi. Dengan cekatan dia berhasil menutupi sisi liarnya di depan sang ibu dan berlari menuju pintu.
“Oaahm…apaan Mah…lagi enak-enak tidur juga !!”kata Fanny berdusta. Gadis cantik itu pura-pura menggaruk-garuk kepalanya seperti orang baru bangun dari lelapnya tidur.
“Bangun dong Nak…udah siang tuh…ambil sarapan sana…rumah kita kan lagi kebagian jatah arisan…nanti kalo udah pada masuk ruang makan kamu susah ngambilnya !!”kata ibunya kepada Fanny.
“Hmm..iya deh…makasih yah mamahku sayang…!!” kata Fanny mencium ibunya.
Sang ibupun menyambut dan membalas cium anak tercintanya kemudian berlalu ke bawah dan Fanny membereskan barang-barang rahasianya yang tadi masih disembunyikan seadanya itu. Dia berlalu ke bawah untuk sarapan, setelah mengambil lauk pauk yang cukup diapun kembali ke kamar dan mengisi perutnya.
(Hmmmh…gagal deh gue orgasme lewat masturbasi !!), omelnya dalam hati. Karena tadi ditengah-tengah nafsu birahi yang melanda, sang ibu datang mengganggunya. Fanny pun segera menyelesaikan makannya, mandi membersihkan diri dan pergi ke kampus mencari Imron untuk pelampiasan nafsu yang tertunda.
*****************************
# FRESH STORY #
“Huaahhh nyam..nyam !!”pria setengah baya itu meregang.
Seseorang berperawakan bengis dan jauh dari tampan dengan handuk kuning di belakang lehernya itu terbangun dari tidur nyenyaknya.
“Jam berapa nih?”tanya dirinya sendiri, sambil menggaruk-garuk kepala yang sepertinya kesiangan. Dia melihat jam dinding yang menggantung di atas.
“Aje gilee…bisa lewat nih sasaran gue!”katanya yang dimaksud Megan.
Cleaning service kampus itu pun buru-buru ke kamar mandi, membersihkan diri dari bau tak sedap yang menyelimuti dirinya, dikarenakan dia memang bersahabat karib dengan WC, sampah dan lain-lain sejenisnya.
“Walah…sabun abis lagi…!”katanya kesal.
(Tiada rotan…akar pun jadi) idenya. Mengambil sabun colek biru yang biasa digunakan olehnya untuk mencuci celana dan baju lusuhnya.
“Adadaw…kasar bener nih sabun !!”omelnya,
Dari karakteristik dan perawakannya tak lain dia adalah Imron, Sang jagoan kita. Pria itu selesai mandi dan sudah berdandan rapih, hendak melangkah ke Fakultas seni dan design, dia mengunci ruangan tempatnya beristirahat sambil bersiul dan bernyanyi.
“Apa sih yang kau mau…pasti selangkanganku…pasti saja…sudah pasti saja”nyanyi Pak Imron menirukan lagu Band GIGI yang baru, hanya saja dia sembarangan mengganti lirik lagu tanpa pemberitahuan lebih lanjut ke Armand Maulana sang vokalis.
Setelah selesai mengunci dia berjalan melanjutkan misi cabulnya, namun baru beberapa langkah, terdengar suara tak asing baginya memanggil namanya berirama tinggi.
“Ron…Pak Imron..!!”panggil pria bertubuh gempal dan berpakaian rapi tersebut.
(Yailah…pasti si gendut Dahlan…mao nyuruh apaan sih!), kata Imron dalam hati kesal, yang bisa-bisa mengganggu schedule mesum-nya.
Imron pun terpaksa berpaling, “Iya Pak tunggu…!”sahutnya.
(Sapa tuh…orang baru kali yak..?), tanya Imron dalam hati.
“Mau kerja lagi Ron…?”tanya Pak Dahlan.
“Iya Pak…ada apa..?? ada yang bisa dibanting aeh dibantu ?!”tanya Imron melemparkan wajah sok bersahabat pada Pak Dahlan dan pria disampingnya yang tak dikenalnya itu.
“Ini…saya bawa orang untuk kerja disini..masih famili..seperti si Thalib”terang Dahlan.
“Ooo…Thalib yang bongkok kaya kodok itu ya Pak ??”tanya Imron asal.
“Iyaa…betul itu..!”jawab Pak Dahlan singkat. (Sialan lu manggil famili gue kodok ! berarti gue juga mirip dong, lu juga mirip kuya !! ), omel Pak Dahlan dalam hati.
“Ohoho…ya ya, salam kenal Pak…saya Imron !”kata Imron sok sopan mengawali.
“Kusman…panggil aja Engkus Bos…!!”sambut Pria itu menyanjung senior.
“Hak hak hak hak…Bos…enggak usah lah…wong saya cuma tukang bersihin WC sama sampah kok !!”terang Imron merendahkan dirinya yang memang sangat rendah itu.
“Pak Dahlan…berarti soal itu..”kata Imron tidak meneruskan.
“O belum, belum…”potong Pak Dahlan cekatan.
“Justru itu saya mau Pak Imron mendidik dia sedikit demi sedikit..mengarahkan Kusman ke jalan yang benar hehehe”terang Pak Dahlan ngaco.
“Oyaya…eheheh”balas Imron tertawa ngaco juga, sesama ngaco pun langsung konek.
“Didik apaan sih Pak ?”tanya Kusman penasaran.
“Yang pasti bukan Didik Kempot..Itu nanti aja sama Pak Imron ya Kus..hehe”jawab Pak Dahlan sambil menepuk bahunya.
“O iya Ron…si Kusman ini sebenernya buat bantu kamu…kata rektor, akhir-akhir ini kampus suka sering kotor..!!”terangnya.
“O gitu ya Pak…ya sayakan sibuk cari korban hehehe”kata Imron cabul, Pak Dahlan pun tertawa mengerti maksud cabulnya karena sama-sama cabul.
“Iya…maka dari itu saya ngebelain kamu…tadinya rektor mau mecat kamu !”tandasnya.
“Ajegile gileaje…dipecat…!! busyet dah…gua kempesin tuh ekor! ”kata Imron kesal.
“Rektor…!! Ekor lagi…hehehe”jelas Pak Dahlan. (Goblok lu…), dalam hati Pak Dahlan.
“Ya terserah deh…”jawab Imron masih penuh esmosi.
“Iyalah udah…kan udah ga jadi…makanya ada Kusman ini buat bantu kamu…kamu cari mangsa..biar dia yang bersih-bersih hehe tapi jangan lupa dia dikasih !”ide Pak Dahlan.
“Hehehe iya juga ya Pak…ok dah…kalo gitu Kusman saya ajak keliling dulu baru nanti dia saya kasih Job Desc”terang Imron sok bagaikan seorang manager perusahaan saja.
“Ok deh…sampe nanti Ron, eh Ron…kalo dapet yang baru…calling-calling ok?”tegas si gendut Dahlan.
“Rebes bos…he he he”jawab Imron. (Maruk lu…udah gua kasih banyak masih kurang juga..!!), keluh Imron dalam hati.
Imron mengajak Kusman atau Mang Engkus untuk berkeliling melihat lokasi kerjanya, tentu dia harus tahu seluk beluk kampus, agar saat Imron menyuruhnya membersihkan ke ruangan mana dia bisa langsung menuju ke sana. Kusman yang udik dari kampoeng itu, seringkali tidak konsen atas penjelasan yang diberikan Imron sang senior. Saat berjalan, Kusman seringkali melengos hingga lehernya hampir patah melihat ke kiri dan ke kanan jika ada gadis kampus yang putih cantik berdandan seksi ala gadis kota metropolis lewat di sebelahnya. Imron tahu benar keadaannya, dia juga teringat masa-masanya dulu ketika masih hijau dan hanya bisa ngeces alias ngiler melihat bidadari-bidadari kampus itu.
“Kus…Kusman !!”panggil Imron tegas, kepala Kusman melengos sambil ngeces. Tidak mengindahkan petuah sang senior
“Oh..oh iya Bos…aduh…maap nih gak mudeng…abis cantik-cantik banget ceweknya !!” kata Kusman polos.
“Ya..begitulah disini Kus ehehe…gimana ? betah dong ??“ledek Imron menyeringai.
“Wah…betah sih betah Bos…tapi bisa ngeres mulu kalo bgini…gak konsen kerja !!”sahut Kusman.
“Wadaw…jangan dong Kus…mupeng boleh tapi kerja tetep !”nasihat Imron, padahal dia sendiri kebanyakan ‘main’ dengan para korbannya, hingga kampus kotor.
Imron meramal adanya keadaan yang tak sehat bagi Kusman dan pekerjaannya, bisa-bisa si Kusman yang seharusnya membantu dia, malah jadi bejo (bengong jorok) terus. Maka si Imron memutuskan bahwa Kusman harus diplonco dulu, karena kalau tidak, pelajaran OSPEK-nya bisa-bisa gagal, mengulang alias tidak lulus mendapat nilai E double minus. Imron berpikir Kusman harus mendapat jatah sesegera mungkin, dan segera terbiasa pada keadaan itu, sehingga pekerjaan lancar…begitu pikir Imron.
Sambil mencari akal siapa, Imron dan Kusman masih terus berjalan menyusuri kampus hingga menuju taman kampus yang ada di belakang. Taman itu memang sedikit sepi, suka dipakai mahasiswa-mahasiswi memadu kasih romantis-romantisan, kejar-kejaran sambil bernyanyi di lapangan dan main tak lari umpet di pepohonan seperti film Hindustan. Mengingat saat itu adalah semester pendek, jadi tidak terlalu banyak mahasiswa yang mengambil jadwal tersebut, di ujung jalan yang berbelok ke arah taman tersebut terdengar suara desahan yang membuat Imron dan Kusman berhenti. Imron mengintip, wajahnya langsung menyeringai. Kusman penasaran dan mengikuti perilaku Imron sang senior. Imron memberikan peringatan pada Kusman dengan meruncingkan mulut agar dia tidak berisik karena norak. Kusman bukannya menyeringai malah melotot mupeng, Kusman melihat seorang gadis cantik, berambut merah panjang, kulit putih dengan pakaian seksi yang sudah awut-awutan. Terlebih keadaannya sedang dikerebuti tiga pria yang sosok wajah maupun pakaiannya kumal, gadis itu tampak terlihat seperti orang diperkosa tetapi tidak berontak. Wajah cantiknya yang berkulit putih bak bangkuang itu terlihat merona kemerahan dikarenakan horny menyelimuti dirinya.
“Ehhm…Eehmhh…Yessshh…!!”desah sang gadis seksi.
(Wuaa a a…Jesselyn lagi digarap Agus, Jujun sama Mumung hi hi hi), tawa Imron dalam hati.
Yaph, gadis cantik berambut panjang kemerahan itu tak lain adalah Jesselyn, dan nama-nama Agus, Jujun, Mumung adalah tukang-tukang becak yang mangkal dekat kampus ini dan pernah ikut menggangbang Joane (Baca : NCS 7 ‘Fatal Attraction’). Karakter Agus ini adalah tukang becak yang bergigi tonggos, sementara Jujun ini memakai topi pet, dan Pak Mumung adalah tukang becak berumur setengah abad dengan badan kerempeng. Jesselyn tampak kewalahan dikeroyok tiga seperti itu, saat itu ia mengenakan rok mini putih dengan tank top pink, celana dalamnya yang juga berwarna pink sudah turun dipeloroti Pak Mumung yang langsung dengan nafsunya melahap vagina Jesselyn. Tank top pink-nya juga sudah terangkat ke atas, bersamaan dengan cup bra-nya, payudaranya yang terekspos indah itu tidak di sia-siakan oleh Agus yang giginya tonggos. Sementara Jujun sedang asyik menciumi bongkahan pantat sekal Jesselyn yang bohay itu, sesekali ditamparinya pantat Jesselyn yang putih menggemaskan dengan kasar. Plaaakk !!.
Para tukang becak terlihat celingak-celinguk melihat keadaan sekitar, lalu memelorotkan celana dan kolor sekaligus karena tidak tahan untuk segera menyetubuhi Jesselyn, mereka mengambil posisi untuk mengsandwich Jesselyn yang tentu lebih lezat dari sandwich asli. Pak Mumung mengarahkan penisnya ke vagina, sementara Jujun bersiap mempenetrasi dengan anal sex. Mereka mendorong bersamaan, wajah cantik Jesselyn meringis karena dua lubang kecilnya dipaksa kemasukan benda asing yang ukurannya besar. Setelah kira-kira masuk, mereka tidak memberi waktu Jesselyn membiasakan diri dan malah langsung menyodok-nyodok dengan brutal penuh nafsu. Agus memaksa Jesselyn untuk berpagutan dengan mulut yang dipenuhi gigi tonggosnya, Pak Mumung menyetubuhi vagina Jesslyn sambil mengemut payudaranya dan Jujun mengAnal sambil menjambak dan menampari pantatnya. Kusman bukan main konaknya, alhasil celana lusuh Kusman berubah dari ukuran XL menjadi SS alias Super Sempit. Saking nafsunya, si Kusman ingin bergabung tanpa basa basi SKSD, bayar uang iuran ataupun berkenalan dulu pada mereka.
“Wow..wow..mau kemana Kus ?!tanya Imron langsung menahannya. Imron memaklumi tingkah udik wong deso itu, tetapi dia juga tidak ingin Kusman ini mengacaukan suasana yang sudah aman dan tentram.
Kusman yang sedang nepsong-nepsongnya itu serba salah juga, dibilang bete iya tetapi di satu sisi dia hormat pada Imron, seniornya itu. Karena dia lebih berpengaruh pada kepemimpinan Imron, sang seniornya, maka Kusman mencoba mengacuhkan ‘Junior’nya. Untuk menjaga suasana tetap kondusif, maka Imron mengajak Kusman untuk melanjutkan perjalanan OSPEK-nya, sampailah mereka di halaman depan kampus.
“Itu Bos…yang dimaksud Pak Dahlan ngomong sama Bos tadi ??”tanya Kusman.
“Yah…kurang lebih seperti itu…tenang aja…stock gua masih banyak Kus!!”kata Imron.
“Nyang bener Bos…?!”tanya Kusman semangat.
“Iyaa…tenang aja Kus…disini gua yang berkuasa…lu nanti dapet jatah tenang aja…yang penting…musti lu catet nih…kaya kejadian tadi…lu jangan maen ngikut aja…kan belum kenal…!!”tandas Imron.
“Oo..ya ya ya…!!”Kusman mengangguk.
“Naah…dan juga…lu sekarang harus focus kerjaan…kalo kerjaan lu kagak beres nti gak gua kasih jatah…Ok !!”tegas Imron.
“Ok Bos…di copy !!”jawab Kusman singkat padat tepat.
“Pak Imron…!”sebuah suara tak asing memanggil Imron dan menepuk bahunya dari arah belakang.
“Eeehh…Non Fanny !”sahut Imron berwajah ramah tapi cabul.
Tanpa disulap Lens Burton sang juara Dunia Sulap, Kusman tegak mematung menatap si cantik Indo Fanny, Kusman di desanya memang pernah melihat kembang desanya, tetapi tidak secantik ini, mana Fanny tersenyum menggoda pula ke arahnya, air liur membludak keluar dari bibir majunya, Kusman Jr. bangun dan langsung protes minta sarapan, Fanny dan Imron hanya tertawa melihat keluguan pria yang seumurannya itu, di depan si Indo Fanny dan Imron, dia berusaha membetulkan Kusman ‘Junior’nya yang salah ‘Orbit’.
“Orang baru yah…??”tanya Fanny pada Imron sambil menepuk-nepuk lesung pipit pipi-nya dengan jari telunjuk dengan manisnya.
“Iya Non..kenalin nih Kus..!!”kata Imron menarik tangan Kusman yang gemetaran.
Fanny pun menyambut tersenyum, Fanny tahu benar hal-hal jorok apa saja yang sedang dibayangkan Kusman pada dirinya. Tidak salah memang bahwa Kusman ini sedang bejo alias bengong jorok, membayangkan menjadi pemain blue film Vivid Production dengan bintang utamanya dia dan Fanny.
“Fanny…!!”kata Fanny ramah mengawali perkenalan.
“Ku..Kusman..!!”sahut wong deso itu menjabat tangan menyambut perkenalan.
Fanny mencoba menenangkan diri menjaga kehormatan diri walaupun saat itu dia sedang horny juga mencari Imron untuk sebuah seks kilat. Setelah jabatan tangan itu terlepas, si Indo Fanny melempar pandangan ke arah Imron.
“Pak…aku nemuin Pak Imron sebenernya lagiii…Hhmmm”kata Fanny mau terus terang, tetapi malu karena disitu ada Kusman.
“Ooohh…waduh Non…Bapak ada janji penting nih sama orang maap !”sahut Imron tahu maksud kedatangan si Fanny.
“Yah Bapak…kemaren gak bisa sekarang gak bisa..mentang-mentang ada barang baru!!” kata Fanny merengut manja, karena sudah beberapa kali ini dia menagih Imron tetapi si Imron sibuk dengan ‘barang-barang lain’-nya serta ‘barang-barang baru’. Mana saat ini Imron juga sedang sibuk mengejar ‘barang Impor’ bernama Megan.
“Waduh maaf Non…beneran..Oh ya !!”jawab Imron dan tiba-tiba dia mendapat ilham.
Cliing…!! (Ide bagus), pikir Imron cemerlang.
“Nah Non gini aja…Bapak punya solusi gimana kalo Non Fanny ‘ngospek’ Pak Kusman, kebetulan ini hari pertama dia dikampus…tentu harus menjadi kenangan terindah buatnya
agar betah kerja disini…!”terang Imron mesum sambil merangkul Kusman.
Fanny yang mengerti maksud Imron dan berpikir tiada rotan kayu pun jadi, boleh juga pikirnya, itung-itung nambah pengalaman, dan yang pasti bisa mencoba penis baru yang lain dari segi bentuk, rasa maupun tehnik menggarap dirinya.
“Ooohh…boleh juga…!”jawab Fanny mengerlingkan mata jelitanya dengan genit ke arah Kusman, sehingga Kusman ‘Junior’ pun juga langsung mengerlingkan mata tunggalnya setuju, mengancam aksi demo ke gedung MPR/DPR jika Seniornya tidak melaksanakan eksekusi dengan segera.
Kusman yang dari tadi mendengar pembicaraan Fanny dan Imron sebenarnya setengah mengerti dan setengah berharap, mengerti karena melihat perilaku si cantik Fanny yang seperti lonte di desanya, genit menggoda pelanggannya, walaupun Kusman ini sebetulnya seorang ‘Perjaka Tua’. Dia sendiri main ke tempat pelacuran hanya menemani temannya, paling-paling hanya nonton bokep boleh nyewa di rental kampung pinggiran terus onani. Setengah berharap agar gadis cantik bernama Fanny ini segera membawanya ke langit 8.
“Oh..kalo gitu Fanny pinjam kamarnya dong Pak Imron ?!”pinta Fanny, pada kamar yang tadi dipakai Imron tidur, sebenarnya hanya sebuah gudang yang tidak terpakai, hanya saja ada kasur buluk untuk Imron rebahan. Imron hanya tersenyum melihat Fanny yang tidak keberatan untuk melayani Kusman. Fanny sendiri memang pada dasarnya ayam kampus. Fanny yang sudah gatel vaginanya ingin ditusuk batang penis itu, langsung saja mengajak Kusman ke ruangan tersebut. Kusman tentu Ho-oh saja ditarik oleh Fanny menuju Surga Dunia. Sementara Imron melanjutkan perjalanan menuju Fakultas Seni dan Design untuk menemui Megan. Imron pun bertemu dengan bule itu, mereka berbincang tak lama, dan setelahnya buru-buru berpamitan.
<><><><><><><><><><><><><><><><>
# UNCUT & ADD IN DIALOGUE #
Ketika itu masuk jam makan siang, Imron berjalan hendak makan siang, setelah selesai urusan di Fakultas Seni dan Design itu, seseorang pria bertubuh gempal yang rupanya si Maman, langsung bergerak mencegat Imron.
“Woi, Ron…lo emang anjrit ! Serius amat sih mukulnya kemarin ? Liat nih bibir gua jadi nyonyor begini! Bini gua sampe kuatir tau?!” kata orang itu, di bibirnya masih nampak bekas luka dan pipinya masih sedikit memar. Orang itu ternyata adalah perampok yang kemarin mencegat Megan.
“Heh !! nekat amat sih lu, gua bilang jangan nongkrong disini dulu beberapa hari ini, gimana kalau si bule itu liat lu ?!” kata Imron sambil celingak-celinguk sekitarnya.
“Tenang aja Ron, gua hari ini nongkrong di komplek sana kok, cuma abis narik sekalian lewat sini nyariin lu, gimana nih janjinya, yang cantik yah, gua udah makan bogem gini coba” katanya.
“Gini kita sambil jalan aja ngomongnya, sekalian makan dulu, laper nih gua”,katanya sambil mengajak ke sebuah tempat makan murah.
“Naik becak gue aja, Ron ?”
“Boleh deh..”
“Sori Man, kemaren kalau mukulnya ‘gak keras bisa ketauan pura-puranya” kata Imron yang telah duduk dalam becak yang dikayuh pria itu, pokoknya ntar kalau gua berhasil lu gua kasih bonus deh”.
“Selain nyang ini yah bos…?”tanya Maman.
“Iyaaa…gampang !! stock banyak ..”katanya mengentengi.
“Janji yah…!!”tegas Maman lagi.
“Rebeeezz dah…ayo caw !!”ajak Imron.
Tak lama kemudian becak itu pun tiba di sebuah rumah makan kecil. Imron dan tukang becak bernama Maman itu menikmati makan siangnya disana, Imron tampak mengetik sms dan mengirimkannya untuk seseorang. Isi sms tersebut adalah sebagai berikut, (Non Ellen…temui Bapak jam setengah 6 di lantai 5 gedung fakultas ekonomi, untuk langkah selanjutnya, tunggu perintah dari Bapak !!).
<><><><><><><><><><><><><><><><><>
# FRESH STORY #
Di ruangan tempat Imron beristirahat,
Kusman berdiri dengan kaki gemetar, melihat Fanny yang cantik itu melepas pakaiannya satu demi satu dengan perlahan dan seksi. Perjaka tua itu melotot tajam penuh nafsu tidak percaya dengan keberuntungannya. Di desanya tidak ada yang sudi mendekatinya baik itu janda apalagi gadis muda. Disamping wajah Kusman yang sama sekali tidak tampan itu, kantung baju dan celananya pun selalu kempes alias tidak bermodal, dia hanya punya dua hal, yaitu penis dan sperma, itu saja tidak lebih tidak kurang. Fanny tersenyum melihat keudikan Kusman, dia teringat pada DVD yang tadi ditonton olehnya, Tarzan XXX. Dia malah sengaja tidak melepas semua, menyisakan bra-nya dan celana dalam putih tipis menerawang di selangkangan. Kusman langsung menegak ludah beberapa kali hingga tenggorokannya kering. Mata Kusman berulang kali menyapu tubuh Fanny seluruhnya dari bawah hingga atas, lalu kembali lagi terus seperti setrikaan. Fanny bergaya menggoda layaknya foto model, sebuah kesalahan yang amat sangat fatal. Kusman memang gemetar dan lututnya terasa lemas, namun nafsunya yang tertampung selama ini, yang hanya dia salurkan melalui onani itu sekarang menggelora. Ibarat sebuah gunung yang tertahan untuk meletus, dikala meletus tentu sangat dahsyat. Fanny memang terlalu yakin dengan nafsu tertundanya, dia memang yakin akan mendapat kepuasan, tapi berbeda pada apa yang akan dialami olehnya. Fanny berjalan mendekati Kusman sambil sengaja sedikit menundukkan badan, sehingga payudaranya dipelototi Kusman dengan nepsongnya. Mulut majunya sampai tarik-tarikan dengan liurnya sendiri, sampai-sampai tidak tahan dan akhirnya menetes ke lantai. Fanny terlalu seksi baginya, Celana lusuh serta kolor Kusman tidak kuat menahan laju besarnya penis Kusman. Sehingga terlihat menonjol di bagian bawah perut Kusman itu.
“Waah…Pak Kusman…gede banget loh !!”kata Fanny terkagum dan sengaja menggoda, menyentuh kepala penis Kusman yang masih tersembunyi di balik celananya dengan jari lentiknya. Jari Fanny mengusap dan meremas-remas selangkangan Kusman, nafas pria itu langsung mendengus berat. Mata Kusman menikmati keindahan tubuh Fanny yang putih, payudara di balik branya yang menyembul montok, wajah Indonya yang cantik ditambah tubuhnya yang harum.
“Hmm…beruntung dong Istri Bapak !!”goda Fanny, sambil terus merangsang.
“Ba..ba..Bapakh…be..belumh…punyaakh…Ii..Istrii..Nonnhh !!jawab Kusman sebisanya menahan nafsu. Keaktifan seks Fanny membuatnya sedikit ragu untuk bagaimana harus bersikap, ditambah dia belum pernah bersentuhan langsung dengan wanita.
“Belum punya Istri toh…??”.
“Be..belum..pernahkh…!!”
“Belum pernah apa Pak maksudnya ??”tanya Fanny penasaran sambil memencet dan memelintir kepala penis Kusman yang masih tertutup celananya.
“B.be..belumh…p.pernah…gituanhh !!”tandas Kusman setengah mati menahan birahi.
“Masa sihhaAAAAAAAWWWHHH…!!”jerit Fanny. Breeekk !! Breekkk..!!
Bra Fanny langsung dirobek Kusman yang tidak tahan kesurupan setan seks itu. Fanny bermain api, Kusman yang sedari tadi menahan birahi, tidak tahan lagi. Melihat si cantik Fanny hanya mengenakan bra dan celana dalam, tubuhnya putih seksi dan wangi, merangsang dirinya melalui remasan-remasan kecil di penisnya yang masih lengkap pakaian, yang selama ini hanya bisa onani di desanya, dimana kesemuanya itu menjadi tampungan birahi bagaikan gunung merapi yang menanti untuk meledakkan diri. Fanny yang tadi menggoda, sekarang malah menutupi dada yang tadi dipamerinya, bukan hanya bra, dengan penuh nafsu Kusman juga hendak merobek celana dalam mini Fanny itu, Fanny mencoba menghalangi niat Kusman, dia lengah karena payudaranya terekspos sudah, Kusman melotot dan langsung melahap rakus payudara Fanny, tenaga Fanny tentu bukanlah tenaga tandingan Kusman, dengan mudah Kusman merobek CDnya, melempar ke lantai sambil terus mengenyot. Kusman memang baru pernah bersentuhan dengan wanita langsung, tetapi karena sering menonton blue film, kesemuanya itu terekam di otaknya. Walaupun gerakan Kusman ini masih kaku, tetapi sangat bisa membuat Fanny terangsang. Payudara wanita tentu daerah yang sangat mudah dirangsang, dengan sedikit sentuhan bisa membuat wanita on. Insting Fanny mendorong-dorong kepala si Kusman karena hisapan mulutnya cenderung kasar, Kusman malah tidak mau kalah, insting seksnya itu masih terlalu liar. Padahal maksud Fanny agar Kusman itu santai tetapi tetap ‘sampai’.
Kusman semakin bersemangat, dia menarik celana dan kolornya sekaligus, untuk segera menyenggamainya. Fanny terpaksa membiarkan kemauan Kusman, tampaknya dia tahu Kusman benar-benar perjaka tua. Dia bisa melihat dari nafsu Kusman yang berlebih bagaikan malam pertama pengantin. Fanny sengaja tak berontak, karena semakin dia melawan semakin ganaslah Kusman. Fanny mengikuti keinginan Kusman, sebenarnya dalam hati dia lucu juga, pemerkosanya perjaka tua. Setelah Kusman melempar bajunya hingga bugil, Fanny menatap ngeri pada kemaluan Kusman yang sering dipakainya hanya untuk onani. Besaar !! kepala penis itu ! besar sekali kepala penis itu!! aneh badan penis tidak begitu panjang dan gemuk, tetapi di ujungnya itu. Fanny horny tetapi ngeri, membayangkan benda yang lonjong itu menonjok menyentuh rahim. Fanny jadi senjata makan nyonya, tadinya menggoda tetapi sekarang takut juga. Liur Kusman yang beraroma tak sedap membanjiri mulutnya ketika melihat tubuh bugil Fanny bergerak mundur di dekati pemerkosanya.
“Pak..Pak sabar Pak…Fanny pasti ngasih apa yang Bapak mau…tetapi jangan kasar, gini ajAaakh !”jerit Fanny. Kusman tak bisa menahan lagi nafsunya, dia menubruk Fanny dan langsung mengarahkan penis ke liang vaginanya. Fanny yang terjebak di pojok dinding, tak bisa melarikan vaginanya dari penis Kusman.
“Heeeeee !!”kejan Kusman mendorong masuk penisnya sekuat tenaga, Zreeeekk !!
“Iyaaaahh !!”jerit Fanny vaginanya kebobolan.
Kusman langsung sesak nafas, keperjakaannya hilang namun masa bodoh. Penisnya yang terjepit liang vagina menggantinya kontan, amat sangat nikmat sekali. Legit namun basah serta hangat, berjuta-juta kenikmatan dirasakan oleh Kusman hingga matanya berkunang-kunang, merem melek dan tubuhnya bergetar hebat. Sama dengan Kusman, Fanny sekali ini merasakan di vaginanya kepala penis yang besar, terasa mengganjal sekali di dalam.
“Eeenggh…Paakh !!”desah Fanny, merasakan sesak di vaginanya.
“Hhgghh…Ohok !! Nonh…”lenguh Kusman sesak juga, tak bisa meneruskan kata-kata.
Keduanya belum bergerak untuk penetrasi namun sudah terasa sesak. Masih menikmati dan merasakan pertemuan kedua kelamin itu. Kusman menangkup dua bongkah montok pantat yang tadinya menempel di dinding, dan langsung maju mundur menyentak tubuh indah Fanny dengan brutal, hingga payudara Fanny terpental-pental. Muka Kusman yang amburadul itu tepat di hadapan wajah cantik Fanny, tubuh keduanya melekat sudah, Fanny mencoba mendorong tubuh Kusman yang mendesak ke dinding itu melalui kedua tangannya yang bersandar di pundak Kusman. Petugas baru itu menyentak tubuh mahasiswi kampusnya yang berparas Indo terlalu gahar, sehingga dorongan Fanny tidak berarti. Kusman memang tidak berusaha memagut bibir Fanny, tetapi bau mulutnya tercium oleh Fanny, dada kasarnya yang berbulu itu bergesekan dengan payudara montok miliknya, wajahnya jelek pula, lengkaplah sudah penderitaan Fanny. Penetrasi mereka tidaklah lama, dikarenakan Kusman hanya mengedepankan nafsu tanpa tehkik seks yang baik. Dia menyentak kasar masuk penis ke dalam vagina Fanny sambil mengeram layaknya kerbau jantan, Fanny merasakan kepala penis Kusman yang besar itu menyodok hingga menyundul rahim, dan beberapa detik kemudian menyemprotlah cairan kental dan hangat dirasakan vagina Fanny. Kencang sekali semprotan cairan perjaka tua itu, seperti semprotan pemadam kebakaran, banyak pula. Tubuh Kusman memeluk tubuh Fanny yang mulus terawat itu sambil mengejat-ngejat. Fanny hanya membiarkan Kusman menikmati ejakulasi pertamanya. Setelah keluar semua dan Kusman puas hingga lemas, dia ambruk ke lantai duduk dengan nafas yang memburu, penisnya lunglai namun kepala penisnya masih terihat besar. Fanny juga duduk mengistirahatkan tubuh moleknya sesaat, walaupun dia belum mendapatkan orgasmenya. Tenaga Kusman sangat brutal, pikir Fanny sayang, seandainya dia memiliki kemampuan seks seperti Imron, pasti bisa menjadi alternatif yang sangat baik.
“Hosh..hosh..capekh…hosh..hosh enakh..!!”kata Kusman terengah-engah.
“Pakh…kayanyah…Fanny mustih…ngajarin Bapakh..deh !”kata Fanny teringat DVDnya tadi pagi yang juga sedikit terengah-engah.
“Maksudnya…Nonh..Hosh hosh ?!”tanya Kusman masih terengah-engah karena terlalu nafsu tadi menggenjot Fanny.
Fanny tidak menjawab, dia bangkit dan mengambil sesuatu dari tasnya yang tidak lain adalah pembersih kewanitaan. Di kamar mandi Imron yang buluk itu dia membersihkan vaginanya dulu, setelah selesai dia memanggil Kusman. Orang kampung itu yang belum mengerti maksudnya hanya mengikutinya saja. Setelah sampai di kamar mandi itu, Fanny membersihkan penis Kusman seperti istrinya saja. Kusman sih asik-asik aja malah konak karena barangnya dipegang si cantik Fanny. Setelah kedua kelaminnya bersih, Fanny pun membasuh sedikit badannya yang sedikit terkena bau keringat Kusman yang tidak sedap, agar tetap wangi. Badan Kusman dibiarkan Fanny bau karena sesuai dengan sosoknya. Mereka keluar dari kamar mandi seperti pengantin baru saja, Fanny menuntun si Kusman ke kasur buluk Imron, tentu Fanny pernah digarap Imron disitu, setelahnya Fanny sengaja membuka lebar kedua pahanya, sehingga terlihatlah vaginanya yang menebarkan aroma lebih wangi dari tadi. Si udik kampung itu langsung menukikkan wajah ke selangkangan Fanny seperti Pebulu Tangkis Susi Susanti memberikan smash terbaiknya. Fanny langsung segera menahan wajah Kusman dan menggelengkan kepala tanda bukan seperti itu caranya. Fanny menjulurkan lidah, lalu menunjuk ke lidahnya. Fanny memberikan Kusman contoh gerakan menjilat dan menunjuk ke vaginanya. Kusman teringat dua hal, pertama filmnya yang ditonton kedua adegan Jesselyn. Kusman mengerti dan menyadari bahwa dia terlalu bernafsu, dalam artian nafsu yang tidak terkontrol. Puas untuk diri sendiri, tetapi tidaklah puas untuk pasangan atau partner seks. Kusman perlahan mendekati vagina Fanny, wong deso itu menempelkan hidung peseknya. Lalu menghirup kuat-kuat hingga si cantik Fanny mendesah dan merasa seksi sekali. Kusman melanjutkan pelajaran seksnya.
“Leeph…!!”satu jilatan telak menyapu panjang bibir vagina Fanny yang lezat itu.
“Aaaanghh…!!”Fanny tak kuasa menahan desahan.
Baru satu sapuan saja Fanny menggelinjang, lidah Kusman sama kasar dengan Imron dan rekan-rekan, tetapi dikarenakan itu jilatan terkendali yang sebenarnya lapar dari Kusman, menjadikan sapuan itu terasa telak dan nikmat sekali di terima vagina Fanny. Selanjutnya terdengarlah erangan demi erangan yang membuat ngilu bagi yang mendengarnya. Fanny tak berdaya, wajahnya mendongak ke atas, matanya sayu seksi, lidahnya menjulur, bibir atas dan bawah sama mengeluarkan cairan lengket, sama harumnya.
Kusman tampaknya menjadi getol menjilat vagina Fanny, secara tak langsung hobbynya bertambah. Biasanya dia hobby menyeruput kopi pagi, sekarang hobby itu menjadi nomor dua, yang pertama menjadi menyeruput vagina Fanny yang manis itu, manis vagina dan wajah, terasa manis menyatu di lidah. Mulut Kusman yang tebal itu melahap rakus mulut vagina Fanny yang mungil, lagi-lagi di emut dan di sedotnya kuat-kuat. Fanny mendekati orgasme tak kuat lagi menahan enak yang diberikan Kusman, sebenarnya itu belum menjadi niatan Kusman, dia hanya sedang menikmati vagina Fanny dengan cara barunya. Melihat Fanny blingsatan keenakan yang terlihat dari kejatan tubuh moleknya, dan jambakan Fanny di rambutnya menjadikannya serasa pemenang. Kusman semakin bangga, mulut tebal itu menyeringai buruk rupa. Kontra, Fanny malah menjadi makin horny melihat wajah buruk rupa itu di vaginanya, dia menjambak keras rambut Kusman dan mengerang panjang menuju orgasmenya.
“Iyaah Iyaaaaaaaahhh…!!”
Crrrrrrr…!! Crrttt !! Crrt !! Srrrrr !!.
“Sluuuurrpph…Shrrrpphh Shrrpphh !!”Kusman senang terus menyeruput. Wong deso itu baru pernah merasakan cairan kewanitaan yang gurih itu. Dia begitu norak dan menyeruput lendir hingga habis tanpa tersisa sedikitpun, malah Fanny yang kembali horny. “Udah Pakh..Hah hah..cukuph..Hah hah..!!”kata Fanny kewalahan.
“Wuiih…gurih Non Memeknyah…baru pernah…Bapak suka banget !!”komentarnya.
(Gak usah bilang juga gua udah tau dari jilatan lu yang rakus !!), keluh Fanny dalam hati.
Fanny hanya berdiam diri memulihkan tubuh sebentar agar tenaganya kembali, dia tidak mempedulikan semua omongan Kusman mengenai enak Memeknya. Kusman berceloteh sambil menjilati lendir yang menempel di jarinya, seolah menjilat makanan enak tersisa.
“Nah..gitu Pakh…kalo ngentoth..sebaiknyah pemanasan dulu Heh..heh kaya tadi!!”jelas Fanny mengajarkan Kusman masih terangah-engah.
“Oooo…ya ya !”kata Kusman, pikirnya pemanasan sex itu ternyata enak.
Setelah pulih Fanny pun mendekat, tangannya meraih penis Kusman yang langsung saja konak. Sejenak Fanny kagum pada orang kampung itu, si cantik Indo itu meremas batang yang keras berurat, lingkar tangannya pas sekali di genggamannya. Fanny mengocok dari irama pelan, dan lama kelamaan cepat sambil memutar dari batang ke kepala penis.
“Ooohh…enakk..Nonhh…Uuggh !!”lenguh Kusman.
Fanny mengocok-ngocok dengan gencar hingga Kusman kelabakan, sesekali dipijitnya kepala penis yang besar tapi bentuknya aneh itu. Fanny gemas sekali sehingga,
“Sruuuphh..!!”sedot Fanny sekuat tenaga.
“Ooookkh…!!”lenguh Kusman nikmat.
Kusman kembali siap untuk menyetubuhi Fanny, penisnya benar-benar sudah tegang dan urat penisnya menonjol di batang. Fanny merasakan kesiapan Kusman, dia menghentikan oral sexnya dan berbalik menungging di kasur itu. Kusman bukannya mengambil posisi malah terpana menatap penuh nafsu Fanny yang menungging seksi dihadapannya, Fanny memaklumi keadaan itu. Dia menggerakkan kedua jarinya kebelakang, membuka lebar di belahan vaginanya, terlihatlah ‘ruang’ kenikmatan yang tadi sudah dirasakan olehnya tapi belum pernah dilihatnya. Untuk masalah yang satu ini Kusman mudah tergoda, dia segera menempelkan kepala penisnya, dan lagsung mendorongnya kuat-kuat.
“Huuungghh…!!”, kejan Kusman sekuat tenaga.
“Zreeeekk…!!”, terdengarlah kedua erangan atas kelamin mereka berdua yang menyatu. Seharusnya Kusman menggesek-gesek dulu penisnya pada vagina Fanny untuk lebih merangsang dan membuat wanita tak tahan ingin dicoblos, baru menekannya masuk dalam-dalam. Mulut Fanny terbuka karena meresapi begitu nikmatnya kepala penis Kusman yang besar itu menyodok masuk memenuhi liang vaginanya yang sempit. Keduanya kembali merasa penuh sesak, Kusman langsung ingin melanjutkan sodokannya, tapi Fanny mengulurkan tangannya kebelakang buru-buru menahan Kusman yang baru ingin menyentak. “Pakh…nantiHh..dulu Emmh…!!”ujar Fanny.
Kusman sebenarnya kurang mengerti maksud Fanny itu, dia melihat wajah cantik Fanny yang putih itu merona kemerahan, Fanny tampak mengejan cantik sambil meremas sprei kasur buluk itu, si cantik tampak merasakan sekaligus menahan nikmat dengan menggigit bibir bawahnya dan matanya sayu, seksi sekali..sangat seksi menggairahkan. Penisnya itu tambah membengkak dan membesar, Kusman semakin bernafsu Fanny makin terangsang saja. Lengkaplah sudah persiapan senggama mereka. Sedikit demi sedikit Kusman paham dengan maksud Fanny, bahwa penundaan itu untuk meresapi dan membiasakan diri dengan penyatuan kelamin mereka, walaupun sebenarnya cukup berat dirasa Kusman karena ini hubungan seksnya yang kedua, susah payah untuk menahan diri bergerak menyetubuhi Fanny dimana penisnya sudah menancap ketat. Jelas ketika penis berhasil masuk ke vagina, tentu pria ingin langsung menggesek-gesek hingga tercapai ejakulasi hasil dari penetrasi. Fanny bergerak maju sehingga penis Kusman yang terjepit sampai pangkalnya itu tersisa hanya kepala penisnya saja, Kusman keenakan tetapi bingung, Fanny menunjuk tangan Kusman untuk memposisikannya di pinggang dan mengangguk tanda siap disetubuhinya. Kusman menyeringai mesum, wong deso itu teringat dengan adegan doggy style di blue film. (Ooo..begini cara mempermainkan nafsu wanita..!!), pikir Kusman.
“Heeeeegh…!!”kejan Kusman.
“Aaaanggh…!!”erang Fanny.
Kusman melanjutkan sodokan-sodokan dan Fanny melanjutkan erangan-erangan, didepan Fanny persis tembok, dia bertumpu disana menahan laju sentakan penis Kusman. Pria itu menyentak tubuh mahasiswi dengan getolnya, pengalaman pertama yang beruntung. Bisa mendoggy gadis cantik berwajah Indo tentu tidak disia-siakan olehnya, karena merasakan betapa nikmatnya persetubuhan itu, liurnya menetes ke pantat si gadis.
Kusman lagi-lagi teringat dengan kejadian Jesselyn, maka dia mempraktekkan jambakan pada rambut serta tamparan pada pantat Fanny yang sama montoknya, sama putihnya, dan juga sama sekal menggemaskannya. Fanny semakin mengerang-erang keenakan, perlakuan kasar Kusman telah sama dengan Imron. Perlakuan tangan kasar dan sodokan penis yang telak melesak nikmat, merupakan perpaduan seks yang sempurna seirama. Bagi Fanny seks model demikian sangatlah bisa menghantarkannya ke gerbang orgasme, hal itu menjadi timbal balik bagi Kusman yang ternyata vagina Fanny mendekati orgasmenya menjepit penis Kusman. Alhasil si Kusman juga semakin mengerang kenikmatan, keduanya sama di ujung puncak kenikmatan. Kusman mendongak dan mengambil ancang-ancang untuk tusukan finalnya yang nikmat, spermanya sudah antri menanti disemburkan, Fanny tahu itu dan segera bersiap diri.
“Huuungghh…!!”. “Aaaaaaaakhh…!!”.
CRROOOTTTS !! BLAARR !! JRUOOTT !! CROTT !!
Sperma Kusman memancar dengan dahsyatnya di vagina Fanny, semburan yang telak itu membuat vagina Fanny ngilu, sehingga orgasme yang sedari tadi tertunda akhirnya tidak terbendung. Kusman terus menekan penisnya yang masih aktif menyemprot sperma, pria itu benar-benar merasa nikmat sekali ejakulasi dengan cara mendoggy Fanny yang cantik dan seksi. Kusman memeluk Fanny dari belakang, mereka berdua menggeram mengejat-ngejat nikmat bersamaan. Setelahnya kedua sejoli itu rebahan di ranjang, Fanny masih dipeluk Kusman, wong deso itu merasa beruntung sekali. Mendapatkan pelajaran, pengalaman sekaligus kenikmatan. Kusman lulus dengan nilai A plus plus.
Bersambung ke bagian 3.