Mendandani Ibu
Cerita ini adalah cerita sebenarnya, hanya nama yang saya ubah supaya tidak terlalu jelas jati diriku. Kisah ini kualami tahun 2005, saat mulai kuliah di kota Yogyakarta. Aku, Hartomo, dari keluarga yang cukup mapan dan jakarta sehingga mengharuskan untuk kost di kota Y. Tempat kost saya adalah kost campur dengan kamar mandi berada di dalam kamar dan dihuni oleh 12 orang, 5 mahasiswa dan 3 perempuan dan 4 pasutri. Sejak kuliah di kota Y, ibuku mempunyai kebiasaan sering mengunjungi aku setiap akhir bulan. Setiap kali mengunjungiku, ibuku selalu menginap selama seminggu di kostku ( kebetulan ibuku seorang IRT . tak bekerja ).
Ibuku bernama Dewi, 35 tahun. Penampilan ibuku sangat menarik. Sebagai wanita yang tinggal di kota besar , jakarta dan istri seorang pungusaha sukses, cara berpakaiannya selalu glamour. Tidak murahan tapi berkelas dan menarik. Dengan tubuh tinggi semampai, dada 36, dan kulit yang putih.
Pada bulan pertama kunjungan ibuku, biasa – biasa saja. Ibuku menginap di kostku selama seminggu. Aku membeli 1 kasur tambahan, sehingga walau sekamar tapi aku dan ibuku tidur di kasur yang berbeda dan agak berjauhan ( maklum, kamar kostku agak luas ). Setiap ibu ingin berganti pakaian, aku selalu keluar kamar, begitu juga sebaliknya.
Pada akhir bulan kedua, ibuku kembali mengunjungiku. Seperti kebiasaannya, ia kembali menginap di kostku selama seminggu. Pada kunjungan kedua inilah, alu mengalami sebuah kejandian yang akhirnya membuat aku terobsesi dengan ibuku sendiri. Kejadian itu terjadi pada malam hari kira pukul 7. Aku sedang keluar membeli makanan untuk aku dan ibuku. Saat aku kembali, aku meliat ibuku udah mengganti pakeannya dengan daster tidur. Daster biru tua polos yang leher bajunya rendaah banget. Singkat cerita, kami makan bersama sambil duduk berhadapan. Karena di kamar kostku tidak ada meja, akhirnya kami makan sambil duduk lesehan dan piring diletakkan di lantai. Sewaktu waktu saat hendak menyuapkan nasi ke mulutnya, dengan tidak sengaja, Mama membungkuk kearah ku yang lagi asyik duduk di asyik makan. Kedua belah payudaranya yang tanpa beha hampir seluruhnya keluar dari leher dasternya. Aku hanya bisa melongo, batang kontolku langsung ereksi, kalau nggak cepat cepat aku ngacir, mungkin Mama bisa melihat separo batang kontolku yang udah keluar dari pinggang celanaku.
Suatu hari, aku benar benar ketiban rezeki. Nggak sengaja Mama memberikan tontonan yang membuatku terangsang berat. Seperti biasa setelah keluar kuliah, aku tidur siang, bertelanjang dada, aku hanya memakai blue jeans ketat kegemaranku. Sambil berbaring di kasurku, aku menemani Mama ngobrol mengenai acara kuliahku, Mama asyik dengan majalahnya. Entah kenapa, mungkin karena keasyikan ngobrol, Mama nggak sengaja jongkok tepat di depan mataku. Aku jelas – jelas melihat gundukan memeknya, mulus tercukur tanpa satu helai rambut. Ya ampun, mungkin Mama lupa memakai celana dalam !!!. Kontan aku jadi terangsang luar biasa. Saking terpananya, aku nggak peduli lagi sama batang kontolku yang udah menerobos keluar, menjulang gagah sampai ke atas pusarku. Aku baru sadar sewaktu Mama terbelalak melihat kontolku. Jelas-jelas saja Mama kaget, saking panjangnya,kontolku kalo lagi ereksi bisa sampe ke ulu hati.
Dengan wajah merah karena jengah, aku bangkit dan ngacir ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi ku buka resluiting jensku dan mulai mengocok kontolku sambil mencium Bra dan CD kotor miliku ibuku yang tergantung di kamar mandi. Sejak saat itu aku mulai terobsesi dengan ibku sendiri. Bahkan saat ibuku hendak balik ke jakarta, aku menyembunyikan satu Bra dan CD-nya untuk teman onaniku selama ibu di jakarta.
Pada akhir bulan ketiga, sebelum datang berkunjung, ibuku terlebihi dahulu menelpon. Dalam pembicaraanku dengan ibu di telpon, ibu mengatakan agak merasa sedikit ribetkalo harus bolak – balik dengan membawa barang bawaan yang banyak. Mendengar itu, ide isengkupun muncul. Aku meminta ibu untuk tidak perlu membawa apa – apa saat berkunjung dan menawarkan untuk memblikan pakean untuk keperluan ibu selama seminggu. Ibuku pun menyetujuinya.
Menjelang kedatangan ibu, aku menggunakan sisa uang jajanku untuk membelikan pakaian untuk ibuku sesuai ukuran yang telah disampaikan. Aku memilih pakaian – pakaian yang sering kulihat dipakai para cewek – cewek di club malam. Akhirnya, aku membeli beberapa potong hot pant, kemeja tipis yang ukurannya aku pesan sedikit lebih kecil dari ukuran ibuku, beberapa dress minim, lingerie dan Bra serta G-string yang seksi.
Saat ibuku tiba, ia agak kaget melihat persediaan pakaian yang aku belikan untuknya. Pada awalnya dia menolak, tapi setelah agak kupaksa dengan mengatakan bahwa ibu akan kelihatan lebih muda dan cantik dengan berpakaian seperti itu, ibu akhirnya mau.
Sejak saat itu lah pertualanganku dimulai. Selama seminggu mengunjungiku, aku dan ibu sering jalan berdua dengan ibuku yang menggunakan pakaian – pakaian yang seksi. Suatu sore, aku dan ibuku jalan – jalan ke sebuah mall. Ibuku mengenakan hot pant berwarna pink dan kemeja putih lengan pendek. Tali Bra-nya nampak terlihat terikat di balik tengkuk. Selama berjalan – jalan di mall, aku selalu menggandeng tangan ibuku, merangkul bahunya dan akhirnya merangkul pinggangnya. Sesekali tanganku turun ke bokongnya. Saat tanganku di bokokngnya, ibuku hanya mencubitku dan berkata lepaskan.
Setelah bosan jalan – jalan, akhirnya aku dan ibu memutuskan untuk pulang ke kost. Sesampainya di kost ibu langsung mengambil handuk dan hendak mandi,. Sebelum masuk ke kamar mandi, ibuku terlebih dahulu mengambil pakaian ganti di lemari. Kulihat pakaian yang lain telah kotor dan belum dicuci. Yang tersisa di lemari hanya celana dalam g-string warna merah dengan renda-renda yang sexy dan sebuah gaun malam berwarna pink dengan bahan satin. Gaun malam itu semi transparan, jadi tidak akan transparan bila dilihat dari dekat, tetapi akan menampakkan lekuk tubuh pemakainya bila ada latar cahayanya. Panjang gaun malam itu hanya 10 cm dari selangkangan. Di bagian pundak hanya ada 2 tali tipis untuk menggantung gaun malam itu ke tubuh. Bila kedua tali itu diturunkan dari pundak, dijamin gaun malam akan meluncur ke bawah dan menampakan tubuh yang telanjang tanpa halangan. Semua itu sudah aku rencanakan sebelum ibuku tiba.
Saat ibuku mandi, aku duduk sambil menonton tv. Jantungku berdebar menanti pemandangan apa yang bakal aku lihat saat ibu keluar. Beberapa menit kemudian ibu keluar dari kamar mandi menggunakan gaun yang tadi diambilnya dan kembali memakai Bra yang tadi dipakai ke mall. Saat ibuku sedang mengeringkan rambutnya, aku prtoes
“ Bukannya Bra itu udah ibu pakai dari tadi pagi? “
“iya, emang napa” sahut ibuku
“ seharian kan kita diluar rumah. Bra itu pasti udah banyak kena keringat. Nggak sehat ma”
“Bra mama udah pada kotor. Ini yang terakhir “
“yaudah nggak usah pake bra aja, daripada mama ke penyakit kulit karena pake bra kotor”
Setelah aku memaksa, akhirnya ibuku menuruti. Ibuku kembali ke dalam kamar madni untuk melepas bra-nya. Ibu keluar kembali sudah tidak menggunakan bra. Putingnya nampak keliatan di balik gaun tipis itu. Hal itu membuatku saat horni, sehingga saat giliranku mandi, aku berlama – lama di kamar mandi untuk beronani dengan pakean dalam bekas ibu.
Pada saat makan mala, aku pura – pura menumpahkan minuman ke atas kasurku, sehingga aku bisa punya alasan untuk tidur sekasur dengan ibuku malam ini. Ibuku udah lebih dulu tidur, aku masih nonton. Saat ibu tidur, Gaun malamnya tersingkap sehingga memperlihatkan g-string yang ibu pakai. Tali gaun tidurnya yang sebelah kiri merosot ke siku sehingga puting payudaranya sebelah kiri nongol sedikit. Melihat itu, aku horni hingga ubun – ubun kepala. Aku udah nggak tahan lagi untuk menyentuh tubuh ibuku dan menyetubuhinya. Tapi, aku nggak berani. Aku akhirnya hanya mengocok batangku persis di depan wajah ibuku yang sedang tertidur pulas. Saat pejuku hendak keluar, aku arahkan ujung batangku ke dada ibuku sehingga pejuku tersembur mengenai dadanya. Ibuku tersadar saat pejuku mengenai kulit payudaranya. Aku buru – buru menaikan celanaku. Ibuku hanya membersihkan pejuku di payudaranya dengan gaun tidurnya tanpa bertanya. Beberapa menit kemudian ibu bergeser dan menyuhku tidur di sampingnya.
Akupun akhirnya tidur di samping ibuku. Menjelang dini hari, aku terbangun. Malam itu aku tidak bisa tidur membayangkan tubuh ibuku, gila pikirku dalam hati dia ibuku, tapi.. akh.. masa bodoh pikirku lagi. Aku mencoba onani lagi untuk “menidurkan burung”-ku yang berontak minta masuk ke sarang nya. Gila pikirku lagi.
Dengan gemetar aku mencoba membelai paha ibuku yang putih mulus dan sangat seksi, dengan tangan bergetar aku membelai dan menelusuri paha ibuku dan terus naik ke atas. Kemaluanku sudah sangat keras dan terasa sakit karena batang kemaluanku terjepit oleh celanaku. Aku kemudian membuka celanaku dan keluarlah “burung perkasa”-ku yang sudah sangat keras. Aku kemudian mencoba mencium leher dan bibir ibuku. Aku mencoba meremas payudara ibuku yang besar dan montok, aku rememas payudara ibu dengan perlahan. Takut kalau ia bangun. Tangan kiriku terus mengocok batang kemaluanku hingga menyemprotkan peju ke bokong ibuku.
Pada malam berikutnya, aku semakin berani menggerayangi tubuh ibuku. Saat ibuku sudah terlelap, aku pindah dari kasurku ke kasur ibu. Perlahan – lahan aku menarik daster yang dipakainya ke atas hingga bagian dada. Tubuh ibuku yang sexy hanya terbalut bra putih setengah cup dan celana dalam satin putih berenda sexy terpampang di depanku. Aku kemudian mencium buah dadanya dan menghirup keharuman tubuhnya. Setelah itu, aku menarik sedikit cupnya, mengeluarkan putingnya dan menghisap serta menjilat-jilatnya. Waktu itu tidak ada sedikitpun reaksi dari ibuku. Berulang-ulang aku menikmati buah dadanya dari yang sebelah kiri, ke kanan, ke kiri dan seterusnya sampai aku betul-betul puas. Remasan, gigitan, jilatan dan ciuman menghujani kedua buah dada ibuku itu.
Aku kemudian menarik celana dalam yang dipakainya agak ke bawah. Aku membuka kedua belahan kakinya dan mulai menjilati liang kewanitaannya. Walaupun tertidur, rupanya tubuh ibuku memberikan reaksi terhadap apa yang aku lakukan. Cairan kewanitaannya mengalir dari liang itu dan segera saja dijilati olehku. Setelah beberapa saat menjilat-jilat kemaluan ibuku, aku tidak tahan lagi. Aku jongkok di depan ibuku dan mengocok batang kemaluanku. Ujung batang kemaluanku aku arahakan ke vaginanya, hingga pejuku menyembur keluar dan membasahi selangkangannya. Setelah terselesaikan birahiku, aku kembali merapikan pakaian ibuku dan kembali tidur di kasurku. Kira – kira 15 menit kemudian kudengar ibuku bangun dan masuk ke kamar madni. Saat keluar kulihat ibu telah mengganti semua pakeannya mulai dari Bra, CD dan daster.
Keesokan harinya, ibku meminta aku membelikan tiket kereta api untuknya. Ibu ingin pulang hari nini juga. Aku sangat ketakutan. Aku takut ibu mengetahui kelakuanku semalam dan hendak pulang menyampaikannya kepada ayahku. Siang harinya sebelum ibu pulang, aku mengajak ibu jalan – jalan. Ibuku masih bersikap seperti biasa. Masih menggunakan pakian – pakaian seksi yang kubelikan. Selama jalan berdua, kami tak banyak bicara. Aku mengajak ibuku nonton bioskop. Ibu menyetujuinya. Saat di dalam ruangan bioskop, aku curi – curi kesempatan untuk merangkul ibuku. Ibu tetap bersikap seperti biasa dan diam aja saat kurangkul bahunya lalu perlahan menarik kepalanya untuk bersandar di bahuku. Ibuku bersandar di bahuku selama film diputar. Tangan kananku mengelus- elus rambutnya dan tangan kiriku menggenggam tangan kanan ibuku.
Aku tidak fokus pada filmnya. Aku lebih fokus pada ibuku yang sedang bersandar di bahuku. Dengan ragu – ragu aku mencoba mencium keningnya. Ibuku hanya diam.
“ ibu beneran mau pulang jakarta malam ini?” bisikku
“iya beneran “
“sekarang kan udah jam 5. Kereta ibu berangkat jam 6 “
“ yaudah nggak jadi deh kalo gitu “ jawab ibuku tanpa mengangkat kepalanya dari bahuku.
“ kalo gitu, setelah ini ibu mau nggak aku ajak ke suatu tempat yang indah?” tanyaku
Ibuku memandangiku sambil mengangguk manja. Tingkahnya ini membuatku semakin bernafsu ingin mencium bibirnya saat itu juga.
Pada malam harinya, aku mengajak ibuku ke suatu daerah perbukitan di pinggiran kota. Di sana banyak cafe – cafe romantis yang menawarkan pemandangan kota pada malam hari dari puncak bukit. Cafe yang kami masuki terdiri dari dua lantai dengan lantai dasarnya agak turun ke bawah jurang, sehingga tidak terlihat dari jalan maupun parkiran. Jam menunjukkan pukul 02.00. di lantai dasar hanya ada aku dan ibu, sedangkan di lantai atas, ada beberapa orang mahasiswa yang sedang asyik ngobrol.
Aku dan ibu asyik ngobrol ngalor – ngidul sambil menikmati kopi yang kami pesan. Tak lama kemudian ibu berdiri dan menatap ke arah lampu – lampu kota yang berkilau di kejauhan. Tanpa menoleh, ibu berkata
“mama tau dua malam berturut – turut ini kamu mengocok batang kemaluanmu di depan ibu yang tertidur dan melempaskan pejumu di tubuh ibu “ aku kaget dan tak dapat berkata apa – apa. Ibu melanjutkan lagi “ dan bahkan malam keduanya kami sampai berani menelanjangi ibu. Sebenarnya apa yang kamu pikirkan? Aku ini ibumu “ aku hanya diam tak bisa menjawab. Ibu juga masih belum menoleh ke arahku. Dari belakang kulihat ibu menggosok – gosok lengannya seperti orang kedinginan. Kebetulan malam ini, ibu hanya memakai sebuah gaun mini tanpa lengan.
Aku tak menjawab pertanyaan ibuku tadi. Aku berdiri membawa jacket dan memakaikannya kepada ibuku dari belakang.
“ mama kedinginan ?” tanyaku
“ iya. Daerah ini sangat dingin “ jawab ibuku masih tanpa menoleh
“ yaudah kalo gitu kita pulang aja ma “
“ kamu belum menjawab pertanyaan mama tadi. Jawab dulu dan kita pulang “
“ aku nggak mau jawab kalo mama nggak mau noleh ke aku “ jawabku bingung
Ibuku membalik badannya dan menghadap ke arahku. Kami berdiri sangat berdekatan, sehingga aku bisa meliha wajahnya dengan sangat jelas. Ibu yang kebetulan lebih pendek dari aku, menengadah dan memandang wajahku. Kami diam beberapa menit. Aku bingung mau jawab apa. Kami hanya diam dan saling berpandang. Kusentuh pipi ibuku dengan kedua tanganku. Aku agak menunduk mencium kening ibuku dan akhirnya mencium bibirnya. Ibuku tampak tak menolak, hanya tetap diam.
“kenapa?” ibuku kembali bertanya
“aku sangat mencintaimu dewi. Aku ingin memilikimu dewi” jawabku dengan langsung menyebut nama ibuku.
“apa? Kamu memanggilku dengan sebutan dewi. Aku ibumu” tanya ibuku dengan ekspresi yang kaget.
“iya. Kalo aku memanggil ibu, aku akan takut untuk mencium bibirmu” jawabku santai. Ibuku nampak mau tersenyum tapi ditahannya. Kembali kupegang kedua pipi ibuku lalu aku bertanya lagi
“dewi, kamu mau jadi kekasihku?” walaupun ibuku menunjukkan ekspresi kaget, tapi ia tidak bisa menyembunyikan wajahnyanya yang terlihat seperti hendak terntawa. Tanpa menunggu ibuku bereaksi, aku udah kembali mencium bibirnya. Kali ini aku mencoba memasukan lidahku ke dalam mulutnya. Ibu membuka bibirnya perlahan dan membiarkan lidahku bertemu dengan lidahnya. Beberapa menit kemudian, ibu mendorong tubuhku dan berkata
“aku mau ngomong. Tapi nggak bisa gara – gara ciumanmu”
“kamu mau bilang apa dewi?”
“ayo kita pulang. Kita bicarakan lagi apa yang telah terjadi di kost”
Aku dan ibu pun akhirnya pulang. Sebelum sampai di kost, ibu meminta untuk singgah di sebuah minirmarket lalu membeli sebotol minuman ringan. Saat memasuki kamar kost, aku harap – harap cemas apa yang akan dikatakan ibu. Aku duduk di atas kasur. Ibu meletakkan minuman ringannya di atas lantai di depanku lalu mengambil pakaian di lemari dan masuk ke kamar mandi. Saat ibu keluar, ia menggunakan Daster biru tua polos yang leher bajunya rendaah banget. Tidak pakai bra, payudaranya gampang banget diintip lewat leher baju itu, Perfect. Ibu duduk di depanku dan membuka botol minuman.
“wi, ngapain subuh – subuh gini minum kayak gituan?”
“ udah deh, kamu diam aja. Aku nggak mau kamu sampe khilaf dan memperkosaku. Makanya hanya ini yang aku mau kasi “ jawab ibu dan langsung mencium bibirku. Aku membalas ciuman ibu. Tak lama kemudia ibu melepaskan bibirnya dari bibirku.
“Aku sengaja pake daster ini, jadi kalau kamu mau grayang-grayang and kissing-kissing payudara Aku kan gampang, tinggal tarik dikit, beres. Dan untuk anumu tuh, aku hanya bisa ngasih handjob “
Aku tersenyum, dan memeluk ibu. Pelukanku erat . Aku bisa merasakan jantung ibu berdetak agak lebih kencang. Aku bisa merasakan napas ibu agak memburu. Dan Aku bisa memberikan kecupan-kecupan dan belaian lidah di leher ibu, turun ke dada, ke payudara , Uhh.. enaknya. Sementara tangan ibuku terus mengocok kemaluanku. Tangaku mencoba masuk ke selangkangan ibu, tapi ibu menolak. Aku hanya boleh menjawah wailah perut ke atas. Beberapa menit kemudia aku merasakan pejuku akan segera keluar. Kupejam mataku dan berbisik “ dewi…. aku mau keluar dewi….. “
“ooohhhh dewi…. aku mau nyampe……….”
Cepat-cepat ibu ambil botol minuman ringan tadi ,ibu minum seteguk (tapi nggak ditelan). Lalu.. ibu masukkan batang kemaluanku ke mulutnya, sambil terus mengocok batangku hingga akhirnya pejuku keluar dan ibu menelannya bersama – sama dengan minuman tadi.
“ I love you Dewi….”
“ssssstttt… buruan tidur. Ini yang pertama dan terakhir. Mulai besok aku kembali menjadi ibumu seperti semestinya. Kalo kamu horni, aku akan carikan kamu wanita bayaran “