watch sexy videos at nza-vids!
Download aplikasi gratis untuk Android
INDOHIT.SEXTGEM.COM

2. Desperado First


Chapter 7 : Bogor-Jakarta-Bandung (2)

Walau Perih Hati,.

Namun aku Bertahan

“ Bagus gak begini ?? Aneh ya ?? “ Tanya Steff sambil berkaca di balik cermin, ia mengenakan Gaun hitam yang membuat belahan dadanya tercetak jelas,.dipadu dengan jeans biru, perpaduan anggun dan simple, rambut panjangnya yang indah sengaja diurai membuat ia terlihat begitu cantik,.

“ Aneh apanya ?? Cantik banget lagi,.. “ Selvie memuji temannya itu,..

“ Dah siap ?? “ Tanya Selvie lagi sambil merapikan sedikit make-upnya,..

Steff mengganguk menjawab,..

“ Yawda yuk jalan,.. “ Selvie mengajak temannya itu keluar,..

“ Duh cantik-cantik banget,.. “ Mama Selvie menyela, mengomentari kecantikan dua gadis itu, meski harus diakui dalam berbagai aspek kecantikan Steffany jauh lebih menonjol dari anaknya itu,.

“ Iya Mih,.. aku jalan dulu ya,.. “ Selvie mengambil kunci mobilnya yang digantung,..

“ Yawda hati-hati ya kalian berdua,.. “ Mama Selvie mengingatkan,..

“ Jalan dulu ya mih,.. “

“ Pergi dulu Tante,.. “ Steff berpamitan,.

“ Iya hati-hati ya,.. “ Ingat Mama-nya itu lagi,..

Tak terlalu jauh memang dari rumah Selvie,.. perlahan mereka berjalan menuju BallRoom hotel itu, tempat pesta ulangtahun Vero,.. suasana mulai ramai sementara Selvie mencari Vero, yang berulang tahun, Steff tampak tegang sambil mencari Frans,.. diantara kerumunan orang, meski setengahnya Steff masih kenal, namun ada juga wajah-wajah asing diantara tamu-tamu yang datang itu,..

Di pojok kiri ruangan itu seseorang dengan sosok yang begitu ia kenal,.Ia mendekati sosok itu, sebelum menepuknya perlahan dari belakang,..

“ Frans,.. “ Bisiknya perlahan,..

Frans menatap Steff dengan pandangan yang tak enak dilihat,..

“ Hah,.. ngapain kesini ?? “ nada bicaranya itu terdengar seperti orang yang begitu kesal,.

“ Koq gitu banget sich,… “ Tanya Steff, putus asa dengan cara kekasih itu yang terlihat msih begitu marah pada dirinya,..

“ Ya ngapain kesini sich hah !!! “ Frans menarik Steff, seperti seseorang yang begitu ketakutan dan gusar,..

“ Frans apa-apaan sich,.. “ Steff terlihat kecewa dengan perlakuan Frans padanya,..

“ Frans,.. Ngapain kamu ?? “ Tanya seseorang gadis di depan mereka berdua,..

“ Gak ini temen gue,.. lagi ada urusan,.. “ Frans menjawab menyebut Steff dengan sebutan Teman,..

“ Oh ‘Teman’ Frans “ Steff melepaskan tangan Frans dari tangannya,..” Ok “ Gurat kekecewaan tercetak jelas diwajah Steff,.. ia berjalan keluar, sementara Frans hanya diam seolah tak perduli pada kekasihnya itu,..

Steff berusaha mencari Selvie,.. namun ia tak bisa menemukan kawannya, itu,.. Dalam kekalutan dan balutan kekecewaan Steffany keluar meninggalkan tempat pesta itu,

“ Steff,.. “ Panggil seseorang memanggil Steffany,..Tepat di pintu keluar,..

“ Jess,.. “ Steff berusaha tersenyum,

“ Kemana,.. “ Tanya Mellisa, dibelakangnya ada Vic yang baru masuk setelah memarkir mobilnya,..

“ Gak tahu,.. dah dulu ya,.. “ Steff tampak kalut,..kekecewaan yang membuatnya binggung menentukan arah selanjutnya, seolah tak perduli dengan dirinya yang tak tahu arah di kota kecil itu,.. ia sembarangan memilih kendaraan yang kemudian dinaikinya,.. sorotan lampu-lampu malam kota bogor seolah tak mampu menerangi kebimbangannya,..

Rasa sakit hati dalam kebimbangan, kebinggungan dalam kekalutan rasa kecewa karena penghianatan yang membuat semua ini seolah terkubur dalam sebuah kesalahan yang seolah dibuat-buat,..atas dasar sebuah rasa ketidak puasaan…

“ Berenti-berenti bang,.. “ Steff bergegas turun melihat terminal yang sama dengan siang tadi,..

Tatapan mata para penghuni malam terminal seolah mengawasi Steffany bagaikan seekor binatang yang siap dimangsa,..

Suara tawa cengengesan dan ucapan-ucapan mereka yang terkesan norak jelas terdengar oleh Steff meski mereka seolah berbisik,.. Steff hanya diam tak perduli dengan omongan mereka itu..

Steff pun nekat memasuki bus itu, sepi hanya ada sekitar 7 orang didalam sana,.. seorang bapak tua yang gendut,.. Seseorang yang terlihat seperti turunan Ambon atau mungkin Papua,.. 2 orang yang tinggi besar dengan rambut cepak tentara, seorang pedagang asongan yang duduk di bangku paling pojok dan 2 orang kenek,..

Steff sepertinya sengaja duduk di tengah, tempat yang masih agak kosong, hanya si bapak tua gendut yang duduk di seberang tempat duduk-nya, kesedihan dan kekesalan masih terlihat jelas diwajahnya, gadis cantik itu duduk diam, wajahnya terlihat binggung dan gundah, ia mngambil ponselnya dari dalam tas,.. mengetik pesan singkat pada Selvie temannya itu, setidaknya ia tak ingin membuat temannya itu binggung,..

Tak lama mesin bus itu mulai menyala,. Sesaat setelah supir bus tua itu duduk di balik kemudi bus itu,..

Perlahan bus itu mulai berjalan meninggalkan terminal kota itu,..

Sepanjang perjalanan mata Steff menerawang, ia seolah benar-benar tidak percaya dengan perlakuan Frans, mungkin ia merasa seluruh rasa cinta dan sayang yang selama ini ia berikan untuk lelaki itu, hanya sebuah kesia-siaan,..

Bagaimana ia menggangap semua kabar angin tentang kelakuan Frans diluar sana hanya sebuah angin lalu, ia begitu yakin, begitu percaya dengan rasa cinta yang diperlihatkan oleh Frans selama ini, namun semua itu menguap sekarang, semua kabar angin itu ternyata benar adanya,.. Hanya satu yang disyukurinya, belum sekalipun ia meluluskan keinginan Frans untuk menidurinya, merebut mahkota kegadisannya, kalau sudah mungkin ia akan dicampakan lelaki itu lebih cepat, dan akan terasa jauh lebih sakit dari saat ini,..

Air mata Steff mulai mengalir, ia tak dapat menahan lagi tangisnya,.. tanpa disadarinya Bapak yang tadi duduk di seberangnya itu telah pindah di depannya,..

“ Tissue dek ?? “ tanya Bapak tua itu..

Steff melirik,.. ia berusaha tersenyum,..

“ Makasih pak,.. saya ada,.. “ Steff mengambil tissue dari dalam tasnya,.. sebelum menutup matanya yang penuh dengan genangan air mata dengan tissue itu,..

“ Ada apa dek ?? Ada yang bisa Bapak bantu ?? “ tanya Bapak itu lembut,..

“ Makasih pak, saya gapapa koq,.. “ Steff menjawab, disela seguk tangisnya,..

“ Yawda,.. jangan nangis lagi ya dek,.. “ Bapak itu tersenyum ramah, sebelum kembali ke tempat duduknya semula,..

Steff sadar, ia mendengar orang-orang di bus itu mulai riuh, mereka berbicara dengan bahasa daerah yang tak dipahaminya,.. sebelum kemudian seseorang menepuknya,..

“ Sendiri aja non ?? “ itu si Kenek yang tadi, perawakannya pendek, berkulit hitam dengan wajah yang bopengan,..

“ Iya Pak,.. “ Steff menjawab sekena-nya,..

“ Mau abang temenin,.. “ Tanya si Kenek itu yang disambut tawa penumpang yang lain,..

“ Makasih Pak,.. “ Steff mengambil tasnya,.. dan berusaha mengambil Ponselnya,..

“ Ich sombong amat,.. “ Kenek itu mulai kurang ajar dengan mencolek wajah Steff,..

“ Duh amoy, cantik banget ya,.. “ Kenek itu mengoceh,.. sementara penumpang yang lain mulai meriung di sepinggiran tempat duduknya,..

Jelas itu membuat Steffany ketakutan setengah mati,..

“ Jangan Ganggu orang kenapa,.. “ Bapak yang tadi duduk di seberangnya itu, berusaha melindungi Steffany,..

Steff memandang penuh harap pada bapak itu,..

“ Ughhh, ada jagoan, hebat sia !! “ kata kenek itu, dengan wajah tak senang,.. demikian juga penumpang yang lain,..

“ Bapak duduk aja mendingan,.. ini urusan anak muda,.. “ Kata penumpang yang berwajah mirip orang Ambon itu,.. Ia mendorong bapak tua itu hingga terjatuh,..

“ Pak,.. “ tampak panik melihat Bapak tua itu terjatuh ke lantai,..

Ia berusaha berdiri sambil menerobos Kenek yang menghalangi jalannya itu,..

“ Duh si eneng, baek amat, biarin aja udah bau tanah gitu, mending sama kita aja,.. “ Steff berusaha melepas tangannya yangditangkap oleh kondektur itu,..

“ Lepasin gak,.. “ Bentak Steff,..

“ Eh ngelawan ya,.. “ Kondektur itu menghempas Steff hingga menabrak dinding buss itu,..

“ Pak supir berenti pak supir,.. “ Steff berteriak sekuatnya,.. namun hanya dijawab dengan tawa seluruh penumpang itu,..

Steff melirik khawatir dengan Bapak tua yang baik itu, ia melihat bapak tua itu seolah tak sadarkan diri, sepertinya ia terbentur tadi,.. membuat kepanikan Steff kian menjadi,..

“ Pak ini saya ada uang dan ini,.. ini ambil aja Handphone saya,.. tolong turunin aja kita berdua pak “ Steff memohon, sambil mengeluarkan seluruh uang di dompetnya, sekitar 500.000an,..

“ Duh tenang aja, non, lagi duit segini dibagi ber7 sich kecil non,,.. “ celetuk salah satu dari penumpang yang meriungnya itu,..

“ Ini kan ada Handphone saya pak, ambil aja,.. “

“ Tuch liat HPnya baru tuch,.. lumayan buat dijual,.. tinggi harganya,.. “ yang lain berkomentar,.. Steff mengangguk-angguk, sambil berdoa mereka menerima tawarannya,..

“ Tapi kalo bisa sekalian dapet amoy cakep kaya gini kenapa gak,.. “ Lanjutan kata-kata orang itu benar-benar menghancurkan seluruh harapan Steffany,..

“ Nah neng, mending cium kita-kita dech,.. “ Kenek itu berseru,..

Tak ada pilihan selain menuruti keinginan mereka itu,..

Menahan rasa takut Steff mencium kenek itu sebelum kemudian, mencium 5 orang lainnya,..

Menahan rasa kesal dan takut, hanya itu yang bisa ia lakukan untuk meneyelamatkan dirinya, sambil berharap orang-orang ini akan menepati janji mereka,.. jijik itu yang dirasakannya terlebih saat harus mencium bopeng maupun jerawat para penumpang itu,..

“ Udah ya pak,.. “ Selesainya Steff mencium semua penumpang itu,..

“ Itu pak supir belum,.. “ kata si kenek,..

Steff kembali mengalah, ia melangkah kedepan tanpa di halangi oleh mereka lagi, sebelumnya ia sempat memeriksa keadaan si bapak tua itu, yang sekarang benar-benar tak sadarkan diri,..

“ Kenapa non ?? “ Tanya si supir pura-pura tak tahu,..

“ Maaf pak,.. saya cuma mau,.. “ Steff menghentikan kata-katanya,..

“ Mau apa ?? Turun,.. ??” Tanya si supir memancing,..

“ Iya pak.. “ Balas Steff cepat

“ Nah ciumnya mana,.. “ Si Supir itu terbahak sambil meminta

Steff pun mencium wajah berjerawat supir itu sambil menahan rasa jijik, apa lagi wajah supir itu benar-benar jelek,.. ia mencium pipi supir itu, sekena-nya,..

“ Ah gak kerasa ah,.. “ Kata si supir itu lagi,..

Steff kembali mencium supir itu, kali ini ia mencium supir itu agak lama,..

“ Nah gitu donk,.. “ Supir itu terbahak,.. “ Mau turun,… ?? “ tanya supir itu,..

“ Iya Pak, makasih pak,. “ Steff tampak penuh harap,..

“ Din dia mau turun tuch,.” Panggil si supir pada keneknya itu,..

“ Gimana donk boss ?? “ Tanya si kenek,.. Steff menunggu penuh harap,..

“ Yawda kasih aja,.. “ Kata si supir santai,. Yang diiringi riuh penumpang yang lain,..

“ Yawda boss,.. “,” ayo neng kebelakang dulu,.. “ Steff menurut mengikuti kenek itu berjalan kebelakang,..

“ Nah neng mau turun kan ?? “ Tanya si kenek,.

Steff mengganguk,.. “ Tapi berdua,.. “ Kata Steff

“ Iya yawda gampang,.. “ kata si kenek,.. tiba-tiba menyergap dada Steff, dengan kedua tangannya,..

Kenek itu meremas payudara Steff, sementara penumpang lain riuh sambil tertawa,..

“ Pak,.. lepasin saya mau turun,.. “ Steff berusaha menghindari remasan tangan kenek itu,.

“ Loh ini kan turun Neng,. Dari pipi ke tete sekarang,.. “ tawa si kenek,..penumpang yang lain langsung riuh mentertawai si kenek dan Steff,..

“ Pegangin donk, mau giliran gak,.. “ Suruh si Kenek,.. yang lain segera memegangi Steff yang terpaku ketakutan, sambil menyesali semua kebodohannya,.. , dan mengertilah ia kenaka semudah itu si supir menurunkan dirinya,..

Steff terus berusaha memohon pada mereka, namun hanya suara tawa yang menjawab semua permohonannya itu,..Perlahan si Kenek membuka Gaun yang dipakai oleh Steff,..Membuka gaun itu kesamping, membuat hanya tertinggal bra hitamnya yang menutupi bagian dada atasnya itu,..

Air mata mulai menggenang di wajah Steff,.. dalam kepungan beberapa orang itu, mustahil bagi gadis lemah seperti Steff untuk melepaskan diri, bahkan menyelamatkan dirinya pun sulit sekarang,..

Si kenek menyibak bra yang di pakai oleh Karen, sepasang puting merah muda yang mungil itu langsung dlumatnya,.. “ Wuihhh, gila pink lucu banget “ Ceracau si kenek,.. sementara beberapa penumpang yang lain ikut-ikut meremas payudara Steffany,..

Tangan-tangan jahanam itu mulai mengerayangi tubuh Steff, hingga salah satu tangan itu meraih kain celana Jeans yang dikenakannya, melepas kait celana itu sebelum memelorotkan celana itu,..

Tangan-tangan yang meremas payudara Steff, membuat gadis itu menjerit menahan rasa sakit,.. sementara si kenek, tampak asyik menjilati wajah Steff, sebelum kemudian mencoba mencium gadis cantik itu, Steff berusaha menolak, ia memalingkan wajahnya,..sementara tangan si Kenek itu berusaha menahan wajahnya,.. dan kembali berusaha mencium Steff yang terus meronta melepaskan diri,..

Tangan bajingan lain sibuk memainkan puting payudaranya itu, sebelum satu tangan lain, menyelip di vaginanya, menyentuh bibir kemaluannya yang masih perawan itu, tersentak oleh keadaan itu,..

“ Gila nich Cewe, manteb banget,,” Sahut seorang pria yang berpotongan tentara itu,

” Iya liat nich pentilnya juga merah banget, belom pernah di kenyot ya non?? ” Sahut teman satunya lagi,..

Wajah Steff memerah mendengar-nya..,Terjepit dalam keadaan dimana tak ada lagi yang dapat dilakukannya,.. entah apa yang harus diperbuatnya, bahkan saat ini keperawananya itu pun ikut terancam,..Keperawanan yang tadi hampir terfikir olehnya untuk diberikan pada Frans,.. demi kembali mendapatkan rasa saying dan cinta dari kekasihnya itu ..

“ Jangan pak, saya masih perawan…Tolong pak jangan begini,.tolong lepaskan saya…” Mohon Steff.. Namun kembali, hanya tawa mereka yang menjadi jawaban dari mereka…

Terlebih lelaki yang mirip pedagang asongan tadi, ikut menjawab yang membuat posisi Steff kian terjepit,..

” Bukan-nya mahasiswi kaya non Jablay semua?? ” Kalimat itu disambut dengan tawa oleh para bajingan-bajingan itu..

Steff benar-benar berada dalam posisi terjepit,. Pikirannya melayang dalam kekalutan tak mengerti apa yang harus dilakukannya,.. sementara pikirannya melayang sesaat dalam keputus-asaan. Namun hanya sesaat, Steff kembali tersadar saat sebuah tangan hitam, mulai mengerayang di vagina-nya,

Sebuah Rasa yang belum pernah dirasakan olehnya sebelumnya,. Tangan-tangan itu dengan begitu kasar menjamahi tubuh Steffany. Namun perlakuan berbeda dirasakannya tepat di bagian vaginanya itu, ia tersentak kaget saat sebuh lidah hangat nan basah menyela di bibir kemaluannya itu,…

“ Aaah,,,pak ampun pah,,,Uggghhhhh” rintih Steff , Ia merintih ketakutan, meski ada sebuah perasaan nyaman dan rasa nikmat mulai menjalari dirinya, dan orang-orang itu tampak begitu menikmati bagaimana Steff mendesah-desah oleh rangsangan yang mereka berikan,..

Tiba-tiba Kenek tadi mendorong tubuh Ella keatas kursi,. Sebelum kemudian berjongkok di hadapan vagina Steffany,.. Ada rasa malu di diri gadis itu, merasakan tatapan dari lelaki yang tak dikenalnya itu, seorang lelaki yang jelas-jelas memiliki maksud jahat pada dirinya,..

Tangan si Kenek langsung menempel di vagina Steff,.. merabai bagian kemaluan gadis itu,..

“ Tuan rumah dulu ya,.. “ sela si kenek sambil terkekeh, yang disambut riuh penumpang lainnya,..

“ Pak,. Pak jangan pak,.. “ Tangan Steff menutup kemaluannya itu,..

Namun si kenek langsung menyibak tangan gadis itu dan langsung menempelkan lidahnya di belahan kemaluannya,.

“ Wangi loh,.. “ Komentar si Kenek,.
Sementara mata Steff terbelalak, ia menekuk wajahnya, merasakan kenikmatan saat lidah hangat berpori itu menyentuh vaginanya itu, lidah si kenek bergerak menyapu seluruh permukaan vaginanya,.. Steff mendesah-desah tak tertahan, meski sedikit ada rasa sakit saat lidah si Kenek menyela masuk dalam vaginanya yang masih perawan,..

“ Ughhm,, hmmm pak udah pak..sppppp,.. “ Desah Steff

Lidah itu terus bergerak, menyapu clitoris Steff yang membuat gadis itu mendesah kian tak karuan, ia merasakan bagaimana tubuhnya mulai merespon, cairan vaginanya mulai mengalir keluar, sementara tubuhnya kian terbakar, terbakar oleh nafsu birahi yang dikekangnya selama ini, tubuhnya benar-benar merasakan kenikmatan lebih terbakar disbanding dosa-dosa yang dilakukannya sebelum ini,..

Tanpa sadar,.. Gadis itu benar-benar tak sadar saat membalas ciuman salah satu penumpang itu,.. ia membiarkan lelaki itu mencium bibirnya, bahkan membalas ciumannya,.. disela desahan Steff lidah keduanya bertautan, sementara penumpang lain memainkan sepasang payudaranya itu,…

Rangsangan-rangsangan itu membuat gadis itu kian melayang dalam nafsu birahinya,. Tubuhnya mulai bergetar-getar akibat rangsangan yang diterimanya,. Perlahan ia kian dekat dengan puncak kenikmatan itu, terlebih lidah yang tengah bermain di vaginanya itu kian liar, menyentuh dan menyedot-nyedot clitorisnya hingga punggung Steffany tertekuk,.. seluruh tubuhnya berderik seiring kenikmatan puncak yang dicapainya,..

“ Hmmmm, Ughhhh,.. “ Tubuhnya bergetar-getar, dengan punggung yang terangkat, lolongan panjang Steffany disambut oleh riuh penumpang lain yang menyadari organsme dahsyat yang dialami Steffany, sementara cairan cintanya merembes keluar dari vaginanya,.

“ Slurppp slurppp “ si Kenek menyedot habis cairan cinta yang keluar dari vagina Steff,..

Pandangan Steff baru pulih setelah desakan organsme yang membuatnya pusing sesaat,.. namun apa yang dilihatnya membuatnya tersadar dalam ketakutan,, kelima orang itu telah membuka celana mereka, penis mereka yang telah menegang menggelepar di hadapannya,. Tawa cengengesan para penumpang itu sungguh membuat Steff ketakutan setengah mati,..

“ Pak, tolong pak jangan,.. “ mohon Steff lagi-lagi

Kelima penis ini lebih besar dari satu-satunya penis yang pernah ia lihat,..

Tak ada jawaban dari mereka, malah salah satu dari orang yang berperawakan seperti tentara itu mendekati Steff,.. perlahan ia menyodorkan penisnya ke wajah Steffany

“ Ayo non, diisepin donk,.. “ kontan Steff menolaknya, namun orang itu tak kekuarangan akal, dibantu satu orang yang lain ia menangkap wajah Steff sambil memencet hidung Steff, memaksa gadis itu membuka mulutnya kehabisan nafas, tak menunggu lama, orang itu langsung menyodokan penisnya dalam mulut Steff,..

Penis itu seolah tak muat dalam mulut Steff, tak banyak bagian dari penis itu yang masuk dalam mulutnya, sementara air mata embali mulai menetes dari pelupuk mata gadis itu, penis itu disodokan oleh pemiliknya lebih kuat hingga masuk dalam mulut Steff lebih dalam,..

“ Isep,.. “ Bentak lelaki itu,..

Perlahan Steff menghisap penis itu, terutama karena takut oleh ancaman orang itu, perlahan juga penis itu kian lama kian amblas dalam mulutnya yang mulai terbiasa dengan penis itu,.. penis bau yang menjijikan berbalur dengan rasa asin dari air kencing yang tersisa di penis itu,..

Mual itu yang dirasakan oleh gadis cantik itu, namun tak ada yang bisa dilakukan oleh gadis itu sekarang,.. tak ada selain menuruti kemauan para bajingan ini,..

Yang lain tak mau kalah, meraih tangan mungil Steffany, merogohkannya ke penis mereka,..

“ Ayo dikocok donk,.. “ perintah orang-orang itu,.. Steffany tak lagi berani melawan, perlahan ia menggerakan tangannya, mengocok penis-penis itu perlahan, sesekali mulutnya mengoral penis yang berbeda karena ditarik oleh penumpang yang lain,,..


Seolah ia hanyalah seorang pelacur yang tengah dinikmati oleh para bajingan ini, ia harus mengocok dan mengoral penis kelima orang itu, sementara bus it uterus meluncur, meluncur kea rah yang rasanya tak dilewati olehnya tadi siang,..

Dari masih terduduk di bangku bus itu, Steff sudah berpindah tempat, kini bejongkok dijalur antara dua tempat duduk itu, dikelilingi oleh 5 orang bajingan itu Steff hanya bisa menuruti keinginan orang-orang ini, mulai dari menghisapi batang kemaluan itu, hingga menjilati buah zakar mereka,.. salah satu penumpang yang brperawakan Ambon yang penisnya lebih besar diantara penumpang yang lainnya itu lebih kejam diantara yang lain, sesekali ia memaksa Steff mendeeptroath penisnya hingga membuat gadis itu tersedak, apalagi mendeeptroath penisnya sama saja membenamkan wajah cantik gadis itu di bulu-bulu kemaluannya yang tebal,..

Penis si kenek yang tengah dioral oleh Steff kian lama kian mengenga, apalagi rasanya penis itu bergetar-getar dalam mulutnya, perlahan penis itu mulai mengeluarkan cairan, Steff menarik wajahnya saat penis itu hendak meledak,.. namun terlambat, gadis itu terlambat menyadari, meski penis itu tidak memuntahkan muatannya dalam mulut Steff,. Namun sperma kenek itu muncrat kewajah gadis cantik itu,..

“ Hmmm,.. “ Steff berusaha menghapus sperma itu dari wajahnya,. Namun belum sempat ia menghapus sperma itu, penumpang yang lain kembali memuntahkan spermanya di wajah gadis itu, hingga wajah Steff kembali berbalur sperma,..

Melihat yang dilakukan oleh kedua orang itu, yang lain ikut-ikutan menumpahkan spermanya di wajah Steffany, Steffany tak tahu harus melakukan apa,. Kecuali air matanya yang kembali mengalir,..

Terkecuali si Ambon, perlahan si Ambon mendekati Steffany dan memaksa Steffany kembali mengoral penisnya,.. perlahan Steffany mengoral penis itu dengan wajah yang penuh dengan lelehan sperma penumpang yang lainnya,.. lidahnya memelet keluar, perlahan ia menjilat kepala penis si Ambon sambil menjilati batang kemaluannya, perlahan si Ambon mulai melenguh merasakan lidah Steffany yang membalur seluruh permukaan penisnya itu,..

Belum lagi saat Steffany menghisap di buah zakarnya tubuh si Ambon gemetaran nikmat. Sementara tangan halus Steffany tak pernah Absen mengocok penis si Ambon,.. Si Ambon sendiri hanya bisa mendesah-desah nikmat, merasakan kenikmatan dari pemula seperti Steffany ini,..

Halusnya tangan Steffany yang mengocok penisnya perlahan, ditambah hisapan mulut Steff yang menyentil-nyentil buah zakarnya itu membuat si Ambon tak bertahan lama, namun tak seperti yang lainnya,.. Ia menahan wajah Steffany,.. membuat Steff merasa panik, terlebih penis itu mulai berdenyut-denyut dalam mulutnya, gadis itu sadar, sebentar penis itu akan segera mengeluarkan laharnya,.. dan sangat menjijikan bila ia harus menelan sperma itu,..

Ia berusaha berbagai cara untuk melepaskan diri, namun Si Ambon menekan kepalanya kuat-kuat,..

“ Jangan bergerak-gerak donk,. Nikmatin aja,.. “ Tawa si Ambon,.

“ Hummm, hmmmm, “ Steff mendesah berusaha melepaskan diri dari penis si Ambon itu, namun terlambat, si Ambon melolong hebat, sementara spermanya mulai tumpah dalam mulut Steffany,..

Si Ambon tak melepaskan Steffany begitu saja,..

“ Telen baru dilepasin,.. “ Steff menggelengkan kepalanya,..

“ Telen,.. “ perintah si Ambon
Steff pun mulai menuruti kemauan Si Ambon, perlahan ia menelan sperma itu, sedikit demi sedikit hingga seluruh sperma itu tertelan,.. jijik itu yang dirasakannya saat harus menelan sperma pekat itu,..

Steff langsung jatuh sesaat setelah si Ambon melepaskannya, lelah sekaligus mual sambil memegangi perutnya yang rata, dengan wajah yang penuh dengan ceceran sperma, ia pun dapat merasakan bagaimana sperma itu sebagian mendarat di rambut panjangnya yang indah, namun taka da waktu memikirkan penampilannya, sementara kelima orang itu mulai menggumulinya lagi,..

“ Nich, masih ada yang belum nich,.. “ Si kenek menarik bapak tua itu yang tadi sempat tak sadarkan diri,..

Bapak tua itu terlihat binggung, sementara si Kenek menurukan celana si Bapak tua hingga penis tua bapak itu menyembul keluar,tak besar namun penis itu telah menegang hebat,..

“ Ini nich, yang tadi jadi orang suci,.. “ Tawa si Kenek,..

Yang lain ikut menyoraki bapak tua itu,..

“ Ini nich, ayo isepin juga, mau dilepasin gak ?? “ Ancam si kenek,.. Steff mengganguk, sudah terlanjur kepalang untuknya, sekarang terlebihyang terpenting adalah menyelamatkan keperawanannya ini,..

“ Jangan dek, jangan,.. “ Pak Tua itu berusaha menghentikan Steffany,..

“ Maafin saya pak,.. “ Steff menurunkan wajahnya, perlahan tangan halusnya meraih penis bapak itu, perlahan mengocoknya, sementara lidahnya dengan perlahan mulai menyapu penis itu membuat penis itu kian menegang, penumpang lain menyoraki kedua orang itu,.. namun Steff berusaha cuek ingin menyelesaikan ini secepatnya,..

Tangannya meremas-remas buah zakar bapak itu sementara penis bapak tua itu dihisapnya dengan gerakan naik turun,.. penis itu kian menegang, dan mulai berdenyut denyut, Steff pun menghentikan hisapannya,. Perlahan ia mengocok penis itu, membuat Bapak tua itu kian melenguh keenakan,.. sebelum tak lama sperma muncrat dari penis bapak tua itu,..

“ Hahahaha, enak kan pak,.. “ ejek penumpang lainnya,..

“ Udah pak, lepasin saya,.. “ Pinta Steff,

“ Saya kan belum dek,.. “ Si supir kini muncul disebelah Steffany, dengan penisnya yang sudah menegang,.. “ tau kan musti apa,.. “ Kata si Supir,..

Steffany mengganguk, berusaha menyelesaikan ini secepatnya,.. perlahan ia meraih penis itu, namun si supir malah menggangkatnya ke bangku bus itu, sebelum merenggangkan paha Steffany keatas,..penisnya tegak di depan bibir kemaluannya,..

“ Mau apa pak ??” Steff terlihat begitu panik,..

“ Ya apa lagi “ tawa si Supir itu

“ Jangan pak saya mohon jangan,.. “ Steff menangis sambil berusaha menutup bibir kemaluannya dengan tangannya,

Si Supir menepak tangan Steffany, sebelum menuntun tangannya menembus bibir kemaluan Steffany

#####

Chapter 8 : Aku Mahasiswi (1)

For Them who love Me

For Them who love You

“ Emanknya lu suka banget ya gini ?? “ sambil meminum Tequila-nya

“ Iya, gak tahu kenapa, suka banget mungkin karena gak ada kerjaan kali ya, “ Angel mengambil gelas yang diminum oleh Jack, tidak mengizinkan temannya itu minum terlalu banyak,..

“ Beneran mau di sini aja ?? Gak mau buka room ?? “ Tanya Jack lagi

“ Iya, ngapain buang-buang duit, kan mahal kita aja cuma berdua “ Gadis cantik itu masih tampak bersemangat mengikuti alunan music, sementara Jack lebih banyak duduk,..

“ Yeh kalo saying duit ngapain kesini,.. hehehe “ Usil Jack,..

“ Ich dasar,.. “ Angel memukul lengan Jack, bercanda,..” Ayo turun,..” Ajak Angel

“ Gak ah males,.. gue gak bisa,.. “ Tolak Jack,..

“ Ayo donk ah,.. Ayo,.. “ Bujuk Angel berulang-ulang hingga Jack tak dapat lagi menolak,..

Akhirnya keduanya turun ke lantai dansa, mengikuti alunan music yang memekakkan telinga

“ Gue gak bisa nich,.. “ Bisik Jack,..

“ Ah bohong, ayo yang penting begerak aja lagi,.. “ Angel tersenyum melihat Jack yang terlihat begitu kaku,..

“ Dah ah, gue balik aja ya,.. “

“ Duh temenin donk, masa pengen liat temennya yang cantik ini di godain orang hehehe,.. “ Angel mengoda Jack

“ Hmm, iya dech, tapi jangan lama-lama ya,..

Keduanya terlihat makin akrab, guratan senyuman dan tawa yang entah akan berakhir sampai dimana malam ini,..

#####

“ Tuch kan, dasar gue bilang juga apa, makanya jangan banyak-banyak minum “ Sementara Jack terlihat begitu mabuk di kursi belakang mobil-nya,..

“ Lu ke tempat gue aja dech kayaknya, gimana mau pulang coba,.. Ya ?? “

Jack diam tak menjawab, dunianya masih berputar,..

Tak lama keduanya sampai ke tempat Angel,sebuah Town House 2 lantai, yang disewakan perlantai,.untung tempatnya berada di lantai satu, hingga tak perlu susah-susah menaiki tangga..

“ Duh Sory ya Gel, gue pulang aja dech,.. “ Kesadarannya mulai pulih, setelah meminum the hangat yang dibuatkan Angel,..
“ Duh jangan dech, lu tidur sini aja mending, tar ada apa-apa lagi, kan lu juga lagi sakit kan,.. “

“ Udah lu tidur disini aja,.. “ Angel membopong Jack sampai ke kamarnya,.. perlahan ia menurunkan Jack ke atas ranjangnya,.. ia membuka sepatu Jack sambil membuka beberapa kancing kemeja-nya,.. dari posisi itu ia bisa menatap jelas wajah Jack,.. entah mengapa, wajahnya terasa memerah,..ia menatap wajah pria di hadapannya itu, seolah tersenyum kecil sebelum tersadar dan berusaha memalingkan wajahnya,..

Gadis itu tercekat sesaat, sepasang tangan meraih telapak tangan kirinya,.. Angel melirik Jack yang setengah tersadar mulai terbangun, entah mabuk atau memang disengajanya,.. Jack memeluk Angel erat,.. sebelum mencium gadis itu,..

Angel terdiam, pelukan itu ciuman itu bagaikan sebuah kenangan yang terulang di dalam ingatan-nya,. Sebuah kenangan tak lebih dari 2 tahun yang lalu,.. ia terdiam, tak membalas ciuman itu,.. hanya diam meski membiarkan bibir mereka bertemu,…

Tiba-tiba Jack tersadar,.. ia menarik bibirnya yang tengah menyium Angel,..

“ Sory,.. sory bukan gue mau kurang ajar,.. “ Wajahnya terlihat serius,.. bukan seperti orang yang berpura-pura setelah ditolak oleh pasangannya,.sambil masih memegangi kepalanya yang pening,..

Angel pun menutup bibirnya dengan dua jari-nya, ia baru tersadar dengan apa yang terjadi barusan,, ia sendiri pun terlihat gugup karena membiarkan saja semua ini terjadi,..

“ Gapapa koq, kan kamu juga mabuk “ Jawab Angel sambil menurunkan tubuh Jack kembali membaring di atas kasur itu,..

“ Sory bangek Gel, sorry, gue pulang aja dech,.. “ Jack berusaha bangkit dari tempat tidur,..

“ Jack koq badannya panas gini ?? “ Sela Angel saat tak sengaja menyentuh kening Jack..

“ Ah gapapa koq,.. “

“ Ah pasti kamu sakit, udah lebih baik kamu istirahat aja sekarang ya,.. ok,.. aku mau keluar dulu dech ya,.. “
“ Gapapa Gel, gak takut orang ngomongin ?? “ Tanya Jack,..

“ Ga gak mungkin lah, gak ada yang liat juga, lagi kamu sakit gitu juga,.. ok,.. “
“ Thanx ya gel,.. “ Sementara Angel menarik selimutnya menutup tubuh Jack yang terlihat sedikit mengigil kedinginan,.. sebelum kemudian melangkah keluar dan menutup pintu kamarnya,.

Ia berdiri membelakangi pintu yang tertutup itu, wajahnya tampak binggung, entah apa yang dipikirkannya, hatinya dipenuhi rasa bersalah,..

#####

“ Jack, haloo,.. “ Angel memanggil-manggil dari ruang tamu, menunggu jawaban karena pintunya memang tak dikunci, mungkin disengaja sementara ia sakit, tetap saja ada rasa tak enak untuk masuk sembarangan seperti itu,..

Perlahan ia mendengar suara tawa, dari arah kamar tidur,.. Angel pun menuju dapur terlebih dahulu, mengambil piring dan sendok sambil menaruh makanan yang dibawanya ke atas piring, dan mengeluarkan minuman isotonic dari dalam palstik yang dibawanya tadi,..

“ Jack,.. “ Angel masuk kedalam kamar itu tanpa mengetuk pintu,..

Ia terkejut saat mendapati Jack yang tampak sedang bercanda dengan seorang gadis,..

“ Sory,… “ Angel merasa tak nyaman, bukan hanya karena tak enak hati karena masuk tanpa izin tapi juga tak nyaman dengan apa yang dilihatnya,..

“ Gel,.. ayo masuk, kenalin nich temen aku,.. “ Panggil Jack,..

“ Upss, sory ganggu ya ?? “ Angel terlihat tak enak,..

“ Oh udah panggil aku sekarang,.. “ tanya gadis itu pada Jack,..

Sindiran, mungkin itu yang lebih tepat untuk menilai apa yang dikatakan oleh gadis itu,.. Jack mengiyakan dengan gayanya yang khas, menggerakan kepalanya sekali,..

“ Gel, ayo kesini,.. “ , “ Bawa apa ?? “ Panggil Jack,..

“ Udah makan belum ?? Sory ya cuma bawa satu, kirain gak ada orang, untung Cuma beli satu, takut gak dimakan soalnya, takut udah ada yang bawain,.. “ Angel terdengar tak mau kalah, balas menyidir,..

“ Belum koq,.. “ , “ Coba liat beli apa,.. “ Tanya Jack sambil tersenyum,,..” Ini kenalin dulu,.. “

“ Angel,.. “ Angel terlihat sedikit mengalah, sambil memberi tangannya lebih dulu

“ Karen,.. “ Jawab gadis itu,..

“ Wah, kesukaan aku nich,.. “ Jack tersenyum melihat makanan yang dibawakan Angel,..

“ Hah orang sakit koq, malah dikasih nasi goreng ?? “ Sindir Karen,,..

“ Yeh justru karena sakit itu, musti dikasih makanan yang disuka,.. “ Terlihat jelas Jack yang sengaja membela Angel,..

“ Yeah, coba aja ya,.. Yawda dech, gue cabut dulu gak mau ganggu lu bedua,.. “ Kata Karen,.

“ Koq buru-buru banget,.. “ Angel tampaknya sengaja memanas-manasi,..

“ Iya koq buru-buru,.. “ Jack berkata seperti itu untuk mendinginkan suasana, ia memang serba salah diposisi seperti ini,.. terlebih hubungannya dengan Karen yang memang belum benar-benar selesai,..

“ Gak masih ada urusan lain gue,.. Ya.. Ok dech gue cabut dulu,.. “ Karen mengambil tasnya yang ditaruh di meja,..

“ Yawda gue jalan dulu,.. “ Karen kembali berkata, sebelum kemudian berjalan keluar dari tempat itu,..

“ Siapa sich yang tadi itu ?? “ Tanya Angel penasaran,..

“ Temen aku,.. kamu gak makan ?? “ Jack menjawab hati-hati, sambil berusaha mengalihkan topik,..

“ Koq temen gitu banget ?? Kayak agak gimana gitu,. “ Tanya Angel lagi,..

“ Dunno, mungkin baru kenal aja kali ma kamu,.. “

“ Huh,..Aneh,.. “ Angel tahu kalau Jack berbohong,.. mudah sekali menerka kebohongan itu dari reaksinya tadi,..

“ Jack,.. “ Suara lain memanggil,..

“ Iya, gue dikamar nich,.. “ Terdengar suara langkah kaki yang mendekat,..

“ Halo,.. “ gadis yang berdiri di depan pintu kamar Jack itu tersenyum ramah,.. membuat Angel pun tanpa sadar membalas senyuman itu,..

“ Halo juga,.. “

“ Jack, cowok gue kesini ?? “ Tanya gadis itu,..

“ Gak tuch, eh kenalin dulu nich,.. “

“ Angel,.. “ Ia memberikan tangannya terlebih dahulu,..

“ Jessica,.. ini yang lu certain itu ya Jack,.. Cantik banget ?? “ Jessica tersenyum sambil menggoda Jack,..

“ Makasih,.. “ Angel tersipu malu mendengar pujian itu dari gadis secantik Jessica,..


“ Yawda dech,.. gue ke tempat cowo gue dulu, dari tadi ditelepon gak diangkat, emank dia kuliah hari ini ?? “

“ Mungkin,.. “ Jawab Jack sekena-nya mengingat kebiasaan Edison yang sering bolos,..

“ Makanya gue binggung, kan kalo lu gak masuk, dia pasti ikut gak masuk,.. Ditelepon gak diangkat lagi,.. “

“ Tar dech gue yang teleponin, mank disebelah gak ada ?? “ Tanya Jack,..

“ Gak ada kayaknya, mobilnya gak ada sich,.. “

“ Ah, mobilnya sich emank dibawa sama adiknya kemaren,.. “,” itu sich udah pasti masih tidur, “ Jack menduga sambil tertawa,..

“ Iya sich, coba dech gue kesana dulu ya,.. “

“ Yawda sana,.. “ Balas Jack,..

“ Yuk gue tinggal dulu,.. “

“ Ati-ati ya,.. “ Angel tersenyum,..

“ Oh iya Jack, katanya ‘M’ lu mau dateng tuch, tadi gak sengaja gue keceplosan lu sakit,.. Sorry,.. hehehe “ Jessica tersenyum sambil berjalan keluar,.. Angel mengantar sampai depan pintu, sekalian mengunci pintu,..

#####

Chapter 9 : Campus Desperado 1 (1)

Cinta adalah sebuah keberanian

Dan cinta adalah pengorbanan

Tapi cinta juga sebuah Kebohongan

“ Lu, jalan sama Jack ya ?? “ tegur Vina saat mereka berdua berjalan melalui koridor menuju pelataran Parkir,..

“ Hah ?? Denger dari mana ?? “ Angel, kaget mendengar yang dikatakan oleh Vina tadi,.. mungkin ia mau mengakui kalau sebenarnya antara dia dan Jack memang akan memulai satu hubungan yang lebih serius, namun ditanya seperti itu, entah mengapa Angel menjadi sedikit tak enak hati,..

“ Ya gak, denger selentingan-selentingan aja dari temen-temen,.. “ Vina tersenyum, membuat kecantikannya kian terpancar, andai gadis di sebelahnya bukanlah orang secantik Angel, pastilah orang disebelahnya itu akan tenggelam dalam kecantikan Vina yang begitu benderang,.. gadis itu begitu cantik dengan tubuh yang proporsional, kecantikannya membuat lelaki mana pun pasti mau melakukan apa pun yang diminta oleh-nya demi mendapatkan balasan sekedar menikmati kecantikan-nya itu,..

“ Ha ha ha, gak lah ci,.. emang aku sering jalan bareng sama anak-anak mereka, tapi ya sebatas itu aja, bukannya cici juga kenal kan sama mereka ?? “ Angel balik bertanya,..

“ He he, iya kenal sich, tapi ya begitu aja,.. paling kenal Ryan, sama Vic aja,.. “ Vina mengambil ponsel-nya yang berdering dari dalam Tas Louie-Vutton baru-nya,..

“ Halo ?? “ , “ Iya sebentar lagi, udah mau di depan pintu koq ya,.. “ Vina menjawab cepat telepon itu,..

“ Siapa ?? “ Tanya Angel,..

“ Frans, yawda aku cabut dulu ya gak enak,.. “ Vina tersenyum,..

“ Ah, pasti dech, yawda ati-ati ya ci,.. “ Angel melambai kearah Vina yang berjalan menjauh,,..

Angel membuka pintu Honda Jazz-nya saat ia melihat sebuah Bucket bunga , dengan bunga-bunga mawar Biru dan sebuah mawar berwarna putih ditengahnya, bagus sekali, tergeletak begitu saja diatas mobil-nya, ada sebuah kartu di Bunga itu,..

Angel tersenyum, ia sudah tahu pasti siapa yang berusaha begitu romantis-nya memberikan bucket bunga yang begitu indah ini untuk-nya,.. ia pun masuk ke dalam mobil-nya mengeluarkan Ponsel-nya dari tas, sambil men-stater mobil-nya ia tampak memencet tombol-tombol ponsel-nya mencoba menghubungi seseorang,..

Tak lama komunikasi itu tersambung,..

“ Halo, Jack,,.. makasih ya, bunganya bagusss banget,.. “ Angel senyum-senyum sendiri,..

“ Suka ?? Aku gak tahu, aku kan gak romantis jadi ya pilih aja yang menurut aku paling bagus,.. “ Jawab Jack,..

“ Suka, sukaa banget, kamu dimana ?? “ Angel, masih senyum-senyum melihat bucket bunga yang ditaruh dengan begitu hati-hati diatas jok sebelahnya,..

“ Di tempat parkir, aku kan nungguin kamu sampe dateng dulu, kalau gak tar diambil orang lagi,.. he he he,.. “

“ Ich dasar, dimana ?? kamu bawa mobil ?? “ Angel mencari-cari, masih belum jauh dari tempat parkir-nya tadi,..

“ Bawa-bawa koq,.. Aku juga masih ada kelas,.. “

“ Oh, kamu masuk gih, telet kan ?? “

“ Iya, ini juga lagi jalan,.. Gel, nanti malem ketempat aku, mau ya ?? “ Kali ini suara Jack terdengar sedikit tegang, seperti-nya penyakit gugup-nya itu kambuh lagi,..

“ He he he, jam berapa ?? iya nanti aku dateng .. “ Jawab Ella,..

“ Jam 7an aja,.. Ok???, aku masuk kelas dulu ya,.. “

“ Yawda belajar yang bener ya,.he he.. “ Angel menutup telepon sambil senyum-senyum sendiri,..

####

“ Wah gak bisa gitu juga dong Dhie,.. ini kan masalah duit, masa lu gampangin gitu aja,.. “ Dari suaranya terdengar kesal sekali,..

“ Aduh, gue bener-bener minta waktu dech, jam 5, sampe jam 5 nanti pasti gue bayar,.. “ Mohon orang disebelah-nya, begitu kurus berjerawat dan mirip seorang pengobat, sementara disebelahnya orang yang tinggi besar dengan wajah jelek bopengan,..

“ Ok, gue kasih waktu, jam 5 ya, utang lu 16,5 bayar lunas, lu tau lah kerjaan gue, ini duit kan musti dibagi sama yang lain lagi,.. “ Ancam orang itu,.. mereka tampak berbicara serius dipojokan yang jarang dilalui di kampus itu, terhubung dengan gedung parkir belakang,..

“ Iya Do, pasti gue bayar janji,, kasih gue waktu,.. “ Orang itu tampak pucat diancam seperti itu,..

“ Ok, gue tunggu,.. “ Lelaki tinggi besar itu pun berjalan pergi,..

” Do,.. “ Panggil seseorang yang datang dari sisi yang lain bangunan connector itu,..

“ Hey bos,.. baru dateng ?? “ Orang itu berubah, tak sesombong tadi,..

“ Iya, abis ngapain lu tadi ?? “ Edison ternyata, dan lelaki yang tadi mengancam itu Ando,..

“ Bisnis boss,.. ha ha.. “ Ando tersenyum,,..

“ Oh, yawda naik lah,..lantai 5 kan ?? “ Edison memencet tombol Lift, kebetulan mereka jam itu mereka sekelas,..

Seperti biasa pelajaran berjalan membosan-kan, bukan hanya untuk Ando yang bodoh, tapi hampir semua Mahasiswa di kelas, seperti biasa pelajaran Pak Marzuki selalu membosankan, ia terlalu sibuk membaca Slide-nya sendiri hingga terkadang tak perduli dengan beberapa Mahasiswa yang tertidur saat pelajarannya,…

Sementara Ando mengamati Jam, ia harap-harap cemas, sedikit rasa takut kalau Adhie sampai kabur, namun ia tahu keluarga Adhie cukup berada dan dia pun tahu dimana alamat rumah-nya dan cukup mengenal orang tua-nya, hingga resiko Adhie untuk kabur dan tak mau membayar hutang-nya lebih kecil,..

Lewat bebepa menit dari pukul 5, yang dijanjikan Adhie untuk membayar hutangnya,.. Ponsel Ando tiba-tiba bergetar, ia pun membuka SMS yang didapatnya,..Dari Adhie, namun ia sedikit kecewa dengan isi pesan dari Adhie itu,..


Tadi gue transfer 12.000 ,

Gue dah gak ada duit lagi,

Kecuali lu mau dibayar

Pake cara yang lain,.. gue di pojokan tadi..

Ando tampak gusar dengan pesan dari Adhie itu, ingin ia segera mendatangi Adhie dan menghajar-nya, namun tak ada seorang pun yang berani meninggalkan pelajaran Pak Marjuki, lebih baik tidur, karena bila keluar akan mengurangi nilai, sama seperti Edison dan Jack yang duduk beberapa baris di depan Ando, kedua-nya terlihat sibuk, sibuk bermimpi,..

Waktu berjalan begitu lambat,.. 15 menit lagi pukul 5.30 jam selesai pelajaran ponsel Edison bergetar di kantung-nya, membangunkan pemilik-nya itudari mimpi indah-nya,.. Alarm bukan telepon atau ponsel,.. setengah berkunang-kunang sehabis terbangun dari mimpi indah-nya, Edison membangun-kan Jack yang tidur disebelah-nya,..

“ Lapar nich Jack,.. “ Edison membangun-kan Jacksen,..

“ Hahh,.. oh iya, tar aja dech makan-nya ya,.. “ Jack melihat jam di tangan kiri-nya,..

“ Ahhh, payah luh,.. “ Setengah berbisik Edison memukul lengan kawan-nya itu bercanda,..

“ Bukan gitu bodoh, masa lupa jam berapa, nanti jam 7 musti udah siap semua,.. “ Jack menceritakan rencana-nya,..

“ Oh iya, lupa gue,.. “ Edison terlonjak kaget, ingat rencana sahabat-nya itu, sayang suara-nya sedikit terlalu keras, hingga mengundang Pak Marjuki untuk memelototi-nya,..

Edison cengengesan sambil menundukan wajah-nya, takut melihat mata Pak Marjuki yang sedang memelototi-nya itu,.. Edison melihat kebelakang, Ando terlihat begitu gusar, setengah berbasa-basi ia membisik kearah Ando,..

“ Kenapa luh ?? “ Tanya Edison perlahan,..

“ Gapapa Boss,.. “ Ando membalas-nya membisik

“ Edison Lee “ Suara berat seseorang dari arah depan mengagetkan Edison,..

“ Gak pak, saya pinjem Tipe-X tadi,.. “ Edison mengangkat tinggi-tinggi Tipe-X ditangan-nya itu,..

“ Kamu itu dari tadi gak memperhatikan saya ya !! “ Pak Marjuki terdengar begitu berang,..

“ Perhatiin pak,.. “ Jawab Edison rendah,..

“ Saya lagi absent panggil, bukan tanya kamu lagi apa , yang lain boleh keluar, kamu Edison saya mau bicara.. “

Jack menepuk kening-nya, memikirkan rencana-nya yang bisa batal, rencana yang membutuh-kan bantuan teman-temannya itu bisa tertunda karena kebodohan Edison yang harus menjalani hukuman sekarang, Para Siswa pun keluar dari ruangan kelas itu, termasuk Ando yang bergegas berjalan menuju pojokan tadi, tempat Adhie..

Jack pun bergegas mencari kunci mobil-nya, sambil memencet-mencet tombol di HP-nya, menelepon Vic..


” Vic, tolong ketempat gue donk, liatin udah dateng belum makanan-nya itu,.. “ Suara-nya terdengar cemas takut-takut kalau semua rencana-nya berantakan,..

“ Loh Cake-nya siapa yang ambil ?? “ Tanya Vic, heran karena perubahan rencana yang begitu mendadak ini,..

“ Gue yang ambil, Lee bikin masalah ama Pak Marjuki, paling disuruh kerjain Latihan sampe selesai, pake otak-nya itu bisa ampe malem,.. “ Jack sampai di Mobil Mazda-5 hitam-nya, dan bergegas menyalakan mesin mobil-nya itu,..

“ Ah, ada ada aja,.. yawda lu kesini aja,.. Nanti gue suruh si Ryan aja ambil Cake-nya biar gak lama, lagian Bon-nya kan di gue,.. “

“ Oh iya, mank si Ryan udah sembuh Vic ?? “ Tanya Jack, mengingat sudah 2 hari ini Ryan demam..

“ Udah mendingan, pasti mau-lah dia OK,.. “ Vic mematikan telepon Jack, dan bergegas menghubungi Ryan,..

#####

“ Ah, gue udah tahu pasti kayak gini ujung-nya kan, “ Suara Ando terdengar begitu Emosional,.

“ Gue udah coba Do, dan lagi gue emang niat bayar kan,.. Gue udah bener-bener abis Do,.. “ Adhie beralasan, cekukan hitam dimata-nya seperti orang yang kurang tidur beberapa hari kebelakang,..

“ Ya, terus lu mau bayar pake apa ?? HP udah lu jual, liat lu pake Hp sama jelek-nya kaya gue punya, terus mau bayar pake apa lagi ?? Ngutang ?? “ Ando memukul dinding disebelah Adhie,..

“ Gue kenal beberapa Mahasiswi +++ di kampus ini, gue bisa atur mereka buat lu,.. “ Adhie seolah menawarkan barang dagangan-nya,..

“ Hah ?? “ Ando tak percaya dengan apa yang didengar-nya itu, berulang kali selama 3 tahun ini ia mendengar selentingan kalau ada Mahasiswi +++ di kampus mereka, namun ia tak memiliki akses untuk kesana,..

“ Iya, malah beberapa mungkin lu pernah sekelas,.. “ Adhie melihat reaksi penasaran Ando, dan tak mau melewatkan kesempatan lepas dari jeratan hutang-nya itu,..

“ Yang bener luh ?? “ Ando terdengar antusias,.

“ Nich lu bisa liat foto-foto-nya,.. “ Adhie memberikan HP-nya yang berisi beberapa Foto gadis-gadis cantik, mata-nya terbelalak tak percaya, ia mengenal beberapa orang di Foto itu,.

“ Lu serius ?? “ Tanya Ando lagi,..

Adhie menganguk,..

Ando tampak serius melihat tiap foto itu, sebelum perhatian-nya terhenti di sebuah Foto, gadis di foto itu terlihat begitu cantik,.. dan Ando tampak begitu menyukai-nya,..

“ Yang ini ?? “ Tanya Ando..

“ Ini ?? “ Adhie binggung sendiri dengan pilihan Ando, Gadis itu memang cantik sekali, namun apa yang membuat Adhie begitu terkejut, reaksi itu ditangkap Ando yang langsung menanyakan pada Adhie,..

“ Bisa Gak ?? “ Tanya Ando langsung,.

“ Ok, bisa,.. “ Adhie setengah ragu untuk mengiyakan-nya,..

“ Hari ini,.. “ Ando menetukan waktu-nya,..

Lagi-lagi Adhie terlihat ragu,..

“ Bisa Gak ?? “ Tanya Ando lagi, membuyarkan lamunan Adhie

“ Ok, nanti gue SMS dimana tempat-nya OK,.. “

“ Bagus, dan semoga lu tepatin janji lu,.. “ Ancam Ando, sambil menggendong tas butut-nya dan berjalan pergi,..

#####

Chapter 10 : I want tell, That I love You (1)

Tell me what

the wind tell you,..

Yes that I love You

Angel turun dari Honda Jazz merah-nya, ia begitu cantik rambut yang dibiarkan terurai itu,.. polesan Make-Up sederhana, dan bibir mungil-nya yang berwarna merah, sedikit mengkilat karena Lip-Gloss transparant yang dipakainya,.. Matanya berkaca-kaca saat Vic menyambut-nya di depan pintu Town House Jack,..

Setelan Jas mewah yang dikenakan oleh Vic, memberikan nuansa sebuah jamuan mewah,. Beruntung entah bisikan dari mana yang membuat Angel memilih menggenakan sebuah Gaun berwarna putih itu, Gaun yang tidak terlalu Formal, terkesan Santai namun memancarkan keanggunan saat dikenakan gadis cantik itu,.

“ Buat kamu,.. “ Vic menyerahkan sebuah Bucket Bunga Mawar yang begitu indah untuk gadis itu,..

“ Makasih,.. “ Mata Angel berbinar menerima Bucket Bunga itu terlebih saat keduanya mulai melangkah masuk,.

Ruangan itu sengaja dibiarkan remang, hanya beberapa lampu kecil dan lilin-lilin yang memberi cahaya ke ruangan itu,.. sebuah meja makan bulat, dengan taplak putih dan 3 buah Lilin ditengahnya, sebuah lingkaran yang melingkari meja makan itu

Vic menarik salah satu bangku itu dan mempersilahkan Angel untuk duduk disana,.. perlahan Angel melangkah ke bangku itu, ia tersenyum pada Vic sambil mengucapkan terima kasih, perlahan terdengar suara alunan biola sebelum disusul oleh permainan gitar acoustic yang cukup indah, Angel melirik kearah suara itu,..

Jack dan Ryan memainkan sebuah lagu, sebuah lagu yang begitu disukai oleh gadis itu,.. satu lagu yang selalu ia inginkan untuk dinyanyikan oleh seseorang yang ia sukai, sebuah lagu yang ingin ia dengar sebelum seseorang menyatakan cinta untuknya,. Sebuah lagu yang pernah ia katakan sebagai sebuah candaan karena ia tahu Jack bukan seseorang yang bisa bermain alat musik,..

Terdengar alunan lagu dari gitar itu agak kaku, namun sekarang itu bukanlah sesuatu yang penting, sebuah suara dentingan piano ikut mengawal suara gitar yang masih terdengar agak sumbang itu,.. namun tetap saja yang terdengar di telinga Angel sekarang hanyalah suara petikan gitar yang agak sumbang itu,..

Haru sebuah tangisan haru menapak diwajah cantik Angel,.. air mata kebahagiaan mengalir jelas dari pelapuk matanya,,. Ia tersenyum dalam kebahagian sementara alunan kata,..

“ Saying I love you,.. “ Mulai terucap

“ It’s not the word I want to hear from you “

….

….

“ More than word, it’s all you have to do, to make it real “

Lagu klasik yang begitu disukai olehnya,.. Tak lagi sanggup duduk diam di atas bangku-nya,.. Terbayang olehnya perjuangan Jack dari 0 untuk bisa memainkan lagu itu meski masih jauh dari sempurna selama seminggu ini,..

“ Jack makasih ya,.. “ Gadis cantik itu memeluk Jack yang hampir kehilangan keseimbangan diatas kursinya,..

“ Duh Jatuh ni,.. “ Jack sedikit bercanda,..

Sementara Edison dan Ryan yang tadi mendampingi permainan Jack hanya bisa tersenyum melihat keberhasilan teman mereka itu,..

“ Kesana yuk, ada yang mau aku omongin,.. “ Bisik Jack,..

Angel mengganguk perlahan, ia tersenyum berjalan menuju kursi sementara Vic sudah siap dengan 2 gelas wine dan menaruhnya di atas meja,..

Jack menatap wajah Angel dalam,.. jelas dengan kebiasaan gugupnya sulit sekali untuk dia menguasai keadaan ini,.. Jantungnya berdebar keras, sementara Vic menendang kaki Jack untuk membuat-nya agak tenang

“ Gel, sory ya, mungkin gue terlalu nekad, emmmm terlalu berani.. “ Jack terdengar gugup sekali

Angel hanya diam mendengarkan dengan mata yang berkaca,..

“ Sory padahal kita baru kenal gak lebih dari satu bulan, sory … “

“ Nich-nich sory lagi nich,.. “ bisik Edison pada Ryan,

“ Sory banget kalau mungkin aku belum terlalu kenal kamu tapi udah berani begini,.“

“ Tuh kan Sory lagi,.. nich sekali lagi nih,.. “ Bisik Edison,..

Ryan hanya menahan tawa, sambil mengigit bawah bibirnya,..

“ Sory ya,. Tapi aku mau bilang kalau aku sayang sama kamu,.. “ Jack mengambil sebuah cincin dari kantung Jasnya,.. sementara wajah Angel terlihat memerah, matanya berkaca dengan air mata yang tak kuasa dibendungnya,..

Bibir mungilnya seolah ingin berbicara, perlahan bibir itu terbuka sementara tangannya mengapai telapak tangan Jack meremasnya,.. perlahan Angel menangis sambil berbisik,.. sebelum kemudian berdiri dan perlahan berjalan keluar..

#####

Chapter 11 : Aku Mahasiswi (2)


Just like what I said

Desire is Beginning of Suffer

Gadis itu cantik, tinggi dan memiliki tubuh ramping yang akan membuat mata para lelaki tak akan berhenti menyorotnya, ia punya segalanya yang diingkinkan oleh seorang wanita,.. usianya baru 18 tahun, seorang mahasiswi angkatan baru,..

Ia berjalan perlahan menuju kerumunan orang-orang di daerah taman kampus itu,.. disana berkumpul teman-temannya semasa SMA dulu,..dengan bahasa Indonesia yang masih kental dengan logat bahasa daerahnya, meski sudah tercampur dengan bahasa Jakarta, mereka bercanda sambil membicarakan pengalaman-pengalaman mereka di lingkungan baru ini,..

“ Duh cabut yu tar,.. “ Rajuk gadis itu,..
“ Duh gak dech La,. Masa tiap malem pergi gitu,.. “ Kata teman lelaki disebelahnya,..
“ Ah gak asik ah,.. “, “ Yuk Jhon,.. “ Dia merajuk pada temannya yang lain,..

“ Duh gak sanggup gue La, masa cabut terus tiap malem, mau makan apa gue tar,.. “

“ Ah, pada gak asyik ah, gue yang bayarin dech,.. “

“ Gak dech, lagi udah mau ujian gini, lu masih aja begitu,.. “ Kata cowok yang tadi dipanggil Jhon,..

“ Beneran, gue lagi BT aja, kalo gak juga gak kan pergi kali,..” Alasan gadis itu,..

“ Lu sich BT aja tiap hari,.. hahaha,.. “ Ledek temannya yang satunya

“ Aaaaah,.. pada ngeledekin aja,.. “ Ella cemberut karena keinginannya tidak kesampaian,..

“ Udah lu cabut aja ketempat biasa,.. lu tau temen gue si Benson, sama Adhie kan ?? “

Kata Jhonny memberi solusi,..

“ Yang mana ?? “

“ Itu yang waktu itu gue kenalin,..”

“ Oh iya, tadi dia orang ajakin gue,.. lu pergi aja,.. toh lu kan cuma butuh ada yang jagain kan”

“ Jagain apa dulu nich,.. hahahaha… “ celetuk salah satu teman-nya

Ella melirik ke temannya yang menggoda itu, ia memicingkan matanya menakut-nakuti temannya itu,..


“ Ah gue males ah,.. “

“ Yeh gue kan cuma ngasih info doank,.. sama kalau lu yang biasanya suka berubah pikiran itu tiba-tiba mau pergi ati-ati aja sama si Adhie itu, banyak yang bilang dia pemakai “ ingat Jhon,..

“ Ah pada gak asyik nich ah,.. “ Ella masih saja cemberut,..

“ Dah ah, jelek tau gak cemberut gitu,.. dah ah masuk yuk, lu juga ada kelas kan,.. “ Tanya John

Ella mengganguk mengiyakan, ia mengambil tasnya yang tadi ditaruh diatas kursi taman sambil merapikan rambut dan pakaiannya, ia mengikuti teman-temannya itu kembali masuk ke dalam kampus,..

#####

“ Duh gue kemana ya ?? Bosen banget nich,.. “ Pikir Ella didalam ruang kamarnya, kamar itu memberikan kesan lucu,.. dengan wallpaper yang berwarna ceria ditambah beberapa boneka Hello Kitty yang sengaja diletakan di pinggiran ranjang,..

Sambil mengutak-atik ponselnya, mencari nomor ponsel temannya yang bisa diajak pergi malam itu, namun semuanya mempunyai jawaban yang hamper serupa, mulai dari dah mau ujian sampai besok ada kuis, yang lebih konyol lagi ada yang bilang lagi sakit, padahal tadi siang masih bisa tertawa-tawa dikampus,..

Sebelum akhirnya ia teringat apa yang dikatakan John tadi siang,.. wajahnya tampak ragu, sambil mengerak-gerakan bibirnya berfikir apa yang akan dilakukannya, sebelum akhirnya ia bangkit berdiri dan menuju lemari pakaiannya,..

Perlahan ia membuka kaus yang ia kenakan, payudaranya yang indah terbungkus oleh bra yang berwarna putih, dengan garis-garis hitam, kembali ia meloloskan celana pendeknya hingga yang tersisa ditubuhnya yang indah itu hanya bra dan celana dalam dengan warna senada, ia memperhatikan bagaimana lekuk tubuhnya yang indah itu tercetak di balik cermin,. Ia tersenyum menatap pantulan dirinya sendiri,.. sebelum ia mengambil sebuah kaus ketat yang membuat payudaranya terlihat lebih besar, lebih indah dan padat dipadu dengan celana jeans ketat yang membuat tubuh itu kian terlihat indah,..

Sambil merapikan pakaian dan rambutnya, dengan baluran kosmetik halus di wajah dan bibirnya perlahan ia berbalik sebelum kembali memastikan penampilannya di kaca lemari yang berukuran besar sehingga mampu menampilkan seluruh pantulan tubuhnya,..

Setelah merasa puas dengan penampilannya, ia pun mengunci pintu kamarnya itu, keluar menuju Honda Jazz yang diparkirnya di luar rumah,.. ia menstarter mobilnya sambil masih menelpon John, kembali merayu agar mau menemaninya ke kegermelapan malam, meski kembali ditolak oleh temannya itu,..

Setelah melewati pemeriksaan tas ia pun memasuki ruangan gelap yang penuh dengan permainan sinar dan suara bising yang memperdengarkan music yang mampu membuat para pengunjungnya terhanyut dalam alunan dan menari seperti orang kesetanan,.. Ella mencari di tengah kerumunan orang-orang itu, ia memicingkan mata sampai seseorang menepuk bahunya dari belakang,..

“ Ella,.. “ tepuk orang itu,..

Ella berbalik di belakangnya ada Benson yang sepertinya sudah tahu kedatangannya,,.

“ Tadi John sms gue, dia kasih tau lu mau dateng, jadi gue tungguin, yu ke tempat gue,.. “ setengah berbisik

“ Owh gitu, Thanx ya Ben,.. “

“ Ga gapapa koq, yawda yuk,.. “ Ben berjalan di depan menunjukan tempat duduknya,..

Ada 2 orang lain disitu, yang satu-nya itu Adhie dengan penampilannya yang aneh, sama seperti di kampus dengan kemeja kotak-kotak, celana yang terlalu ketat di pahanya dan piercing-an yang membuat tubuh kurusnya itu kian menakutkan,..

“ Ini udah tau kan,.. Adhie,.. “ Ben coba mengenalkan temannya itu,..

“ Hay,.. “ Ella berusaha ramah dengan senyuman di wajahnya,..

“ Yang ini bukan anak kampus kita,.. Darrel namanya,.. “ Ben menunjuk temannya yang satu lagi, yang satu ini terlihat lebih normal,..

“ Ayo, duduk-duduk dulu,.. minum ?? “ Tanya Darrel,.

Ella hanya tersenyum sambil duduk di salah satu kursi yang ada di meja itu,..

Di dunia malam seperti ini memang seseorang bis amenjadi cepat akrab, meski sebuah keakraban palsu yang akan cepat pudar dalam kospirasi-konspirasi yang menusuk dari balik topeng teman,.. gelas demi gelas minuman yang mereka berempat habiskan, hingga satu persatu diantara Ben dan Darrel yang mulai menghilang dengan wanita malam yang mereka dapatkan ditempat itu hingga hanya menyisakan Ella dengan tatapan mata Adhie yang mencurigakan,..

Dentingan suara yang sebelumnya begitu keras yang mulai memudar, kegelapan yang kian gelap dan kesunyian yang membawa petaka,..

Perlahan gadis cantik yang masih begitu polos itu terbangun, kepolosan yang belum terbiasa untuk bertahan dari para pemangsa di belantara hutan gelap yang begitu kejam, ia terbangun dengan kepala yang berat, kepalanya terasa pusing,..

Perlahan tersadar di sebuah kamar, kamar yang begitu asing untuknya,.. ia terbangun dengan penuh ketidak tahuan, bunyi gemercik air dari ruang sebelah yang membangunkannya tadi, wajah cantik gadis itu tampak binggung, rona kekawatiran tercetak jelas diwajahnya namun ia masih berusaha berharap sesuatu yang baik dalam kekawatirannya,..

Mungkin Ben, atau Darrel, sesial-sialnya ya Adhie yang ada di kamar mandi,..

Namun semua itu pudar, semua harapan nya itu seolah meninggalkannya, saat seseorang keluar dari kamar mandi kamar itu,.. seseorang berusia setengah baya lebih dengan hanya handuk yang menutupi bagian bawah perutnya yang buncit itu, seseorang yang sangat asing untuknya, asing untuk dirinya, terlebih tatapannya yang itu seolah ingin menerkamnya sekarang, senyuman yang tak pantas dari seorang pria seumuran itu pada seorang gadis remaja seperti Ella

“ Permisi pak,.. “ , “ Saya permisi dulu,.. “ Ella mengambil tasnya, dan hendak melangkah keluar, meski menahan rasa sakit dikepalanya..

“ Loh mau kemana cantik,.. “ cengenges bapak itu,..

“ Saya salah kamar kayanya pak,.. “ Ella berusaha menepis tangan Bapak tua itu yang tengah mengekang tangannya itu,..

“ Gak koq, orang saya udah bayar mahal sama Adhie tadi,.. “

Taulah Ella sekarang, siapa orang dibalik semua ini,.. perlahan ia menarik tangannya,..

“ Maaf pak saya bukan barang dagangan,.. “ Ella berusaha sopan, sambil berusaha melewati bapak itu yang berdiri menghalangi pintu,..

“ Eitzzz, mau kemana ?? “ Si Bapak menarik tangan Karen,..

“ Lepasin Pak,.. “ Sementara Ella berusaha melepas kekangan tangannya,.. namun kepalanya masih terasa pening, entah apa yang diberikan Adhie tadi padanya, hingga membuat gadis itu merasa begitu pusing,..

Tubuhnya terhuyung, seolah tak lagi dapat melawan hingga membuat si Bapak Tua itu bisa begitu mudah menguasai dirinya,..

Bapak tua itu melempar Ella dengan mudah keatas ranjang, perlahan ia naik ke atas ranjang itu, berada disebelahnya,.. smeentara Ella masih tergolek lemah, menahan rasa pusing yang membuat kepalanya begitu berat,..

“ Ah,.. suka jual mahal, iya tahu dech memang cantik,.. cantik sekali malah,.. “ hanya itu yang terdengar oleh Ella di telinganya,.. sementara perlahan ia dapat merasakan hembusan dingin menyentuh tubuhnya, ia sadar Bapak Tua ini tengah melucuti pakaiannya,.. perlahan setengah dari kesadarannya yang mulai kembali itu membuat ia merasakan sentuhan tangan seseorang yang tengah meremas payudaranya itu, ia berusaha melawan, namun tubuhnya itu terasa begitu berat,..

Ciuman, seseorang menciumnya,.. lidah itu turun dari wajah sampai ke dada-nya, sebelum berhenti di kitaran puting payudaranya yang berwarna pink kecoklatan itu,. Perlahan jilatan itu mulai menyentil putingnya itu, Ella merasakan tubuhnya yang mulai ber-reaksi pada rangsangan itu, sementara jemari Bapak tua itu tengan mengelus perutnya yang begitu rata, sebelum mulai turun ke daerah kemalauannya yang masih tebungkus celana dalam,.

Wajah Ella sedikit berekasi,.. ia menggeleng merasakan sentuhan jemari gempal itu di bibir kemaluannya,.. perlahan jemari itu tengah bermain di bibir kemaluannya,.. membuat gari-garis di luar celana dalamnya, membuat sebuah garis yang mencetak jelas belahan kemaluannya itu,..

“ Awwwhmm,.. “ Ella mendesis,.. desahannya mengalir dari bibir mungilnya itu,..

Menyingkap sedikit celana dalam Ella, jemari bapak itu tengah menikmati sentuhan jemari-nya di clitoris Ella yang mulai membasah,.. sementara ia pun begitu asyik menghisap di payudara Ella,..

Perlahan ia melepas handuk yang menutupi bagian bawahnya itu, ia menarik tengan halus Ella, membimbing jemari Ella meremas penisnya,.. Sadar tak sadar Ella mulai menggerakan tangannya, mengelus penis itu perlahan,..

Hangat penis itu terasa hangat di tangan Ella, perlahan ia menggerakan tangannya mengocok penis itu perlahan,.. tak hanya Ella yang melenguh sekarang, bapak tua itu pun ikut melengguh, menikmati bagaimana jemari-jemari yang begitu halus itu meremas di penisnya,..

Pak Tua itu tak sabar lagi,.. Ia menarik Ella naik,.. Sementara ia bersender di pinggiran ranjang, perlahan ia menarik wajah Ella, seraya menyodorkan penis-nya itu dlaam mulut Ella,.. Ella masih sempat menolak sebelum kemudian pasrah dengan keadaannya,.. perlahan ia menjilat penis itu, membuat Pak Tua gendut itu merinding nikmat,.. perlahan penisnya mulai masuk dalam mulut hangat dan basah Ella, ia meraskaan kenikmatan yang luar biasa,..

Perlahan masih dibantu dengan tangan Pak tua itu yang menarik turunkan kepala Ella, perlahan Ella mulai lebih active menggerakan kepalanya itu,tak lagi hanya sekedar masuk, lidahnya ikut menyentil-nyentil penis itu sambil sesekali menghisap penis itu, membuat pemiliknya melenguh nikmat,..

Tangan pak tua itu tak lagi harus menopang kepala Ella, perlahan ia sedikit merunduk meski terganjal oleh lemak di perutnya itu, ia mencari vagina Ella, ia langsung mencari clitoris Ella yang telah basah itu, menyentuhnya,merabai clitoris itu sambil menekan-nekankan jemarinya masuk dalam vagina Ella,.

Ella melenguh-lenguh hebat merasakan jemari yang mulai tenggelam dalam vaginanya itu, sementara sebagian lain jemari itu sengaja ditinggal diluar, tepat didepan clitorisnya, tiap gerakan jemari itu membuat Clitorisnya ikut tersentuh, membuat kenikmatan yang dirasakannya itu kian hebat,..

Tubuh Ella mulai bergetar-getar merasakan kenikmatan itu, perlaha jemari yang tertambat dalam vaginanya itu kian cepat, kian dalam menyetubuhinya,.. hingga membuat tubuh Ella melekuk-lekuk nikmat, sementara lidah Pak Tua itu tengah bermain di payudaranya, tak melepaskan hisapannya barang sedetik,..

Sementara vagina Ella kian lama kian basah,.. jemari itu kian leluasa keluar masuk dalam vagina Ella,.. Ella mulai mendesah tak tertahan bukan lagi desahan-desahan kecil yang ditahan, namun sebuah desahan yang merupakan ekspresi kenikmatan yang maksimal

“ Dah siap ya ?? “ bisik Pak tua itu sambil mencabut jemarinya yang penuh dengan cairan cinta Ella,. Sebelum menyodorkannya pada gadis itu meminta Ella menjilati jemarinya hingga bersih,..

Perlahan Pak Tua gemuk itu mulai menindih tubuh Ella, perlahan penisnya ditekan masuk, dengan dibantu tangannya, namun tak mudah memasuki vagina Ella yang masih begitu sempit itu,.. Ella bukanlah seorang perawan, namun ia tak pernah melakukan seks sembarangan sebelumnya, sebelum ini hanya satu orang yang pernah menidurinya,.. mantan pacarnya semasa SMA dulu, itu satu-satunya penis yang pernah menyetubuhinya, namun kali ini semuanya berubah pak Tua ini dengan begitu mudahnya hendak menyetubuhi dirinya, semua karena kebodohannya sendiri dan jahatnya Adhie…

Perlahan penis itu mulai menekan masuk, dalam vagina Ella yang mulai basah itu, perlahan Ella merasakan bagaimana penis itu mulai masuk dalam tubuhnya,.. bercampur dengan dirinya,. Ia merasakan kepala penis itu menekan masuk membelah tubuhnya,.. sebelum kembali ditarik dan kembali dengan hentakan yang lebih dalam lagi..

Hentakan demi hentakan membuat penis itu tenggelam kian dalam,..

“ Uhhhm.. hmmm… “ Ella mendesah tak karuan, sementara tangan Pak tua itu masih begitu bersemangat mengerjai Payudaranya,.. meremas payudara itu, kian lama kian keras sejurus dengan penisnya yang bergerak kian cepat dalam vagina Ella,..

Rasa sakit yang tadi begitu menguasai dirinya itu kian lama kian pudar, mulai terbiasa dengan penis yang berada dalam vagina-nya itu membuat Ella mulai merasakan kenikmatan birahi,. Perlahan ia mendesah seiring dnegan gerakan penis yang keluar masuk itu,..

Pak Tua itu mengganti posisi,. Membaringkan Ella disampingnya, perlahan ia menyetubuhi Ella dari samping, sementara tangannya menempel di clitoris Ella menambah kenikmatan yang dirasakan oleh gadis cantik itu,..

Penis Pak tua itu tertambat kian dalam,.. Vagina Ella terasa demikian penuh, sementara penis itu mulai bergerak dalam vaginanya,.. tiap gerakan penis itu hanya membuat Ella kian melenguh lebih keras, lebih keras lagi,..

“ Uahhhmm , hmmm,.. “ Ella mendesah sejadinya,..

Penis itu bergerak lebih cepat-lebih cepat lagi dalam vaginanya,.. Pak tua ini ternyata lebih kuat dari apa yang diperkirakan olehnya sebelumnya,..

Tangan Pak Tua itu menarik tangan Ella, sehingga sebagian payudaranya terangkat, dari samping penisnya erus bergerak cepat keluar masuk dalam vagina-nya, Ella mendesah-desah nikmat, sementara payudara-nya bergoyang kesana-kemari,..

Pak tua itu menyetubuhinya kian cepat, sementara sesekali menarik rambut panjang Ella, membuat gadis itu mendesah-desah tak karuan, sebelum kemudian Ella kembali mencapai puncak kenikmatannya,..

Pak Tua itu membimbing Ella mengganti posisi,. Ia memaksa Ella dalam posisi Doggy, hingga memudahkannya melakukan penetrasi dari belakang, namun Ella terlanjur lelah, bokongnya menegak keatas, namun wajahnya terbenam di pinggiran ranjang itu, tangannya meraih pinggiran ranjang, menjaga keseimbangannya agar tak terjatuh dari atas ranjang saat pak tua itu mulai menyetubuhinya,..

Penis itu bergerak kian cepat dalam vaginanya,. Sementara tangan pak tua itu meraih payudara Ella yang berputar-putar, Ella kian mendesah tak tertahan, sementara Pak Tua itu masih begitu bernafsu menyetubuhi Ella,..

Sebelum akhirnya penis dalam vagina Ella itu mulai berdenyut, Pak tua itu menggenjot Ella kian cepat, merasa hendak mencapai klimaksnya segera, ia memacu penisnya dengan seluruh tenaganya yang tersisa,.. sebelum kemudian dia menekan penisnya itu dalam-dalam dan memuntahkan spermanya,..

Ella tersentak kaget saat merasakan lelehan hangat sperma pak tua itu dalam vaginanya,.. lelehan sperma yang terasa mengisi penuh liang rahimnya itu, sementara dengan nafas yang putus-putus Pak Tua itu mencabut penis dari vagina Ella,.. membalikkan tubuh Ella sementara meminta Ella membersihkan penisnya yang bercampur antara spermanya dengan cairan cinta Ella,..

“ Ayo donk, dibersihin,.. “ Pinta Pak Tua itu,..

Lelah Ella tak banyak melawan, ia menjilati penis yang telah setengah layu itu, perlahan ia menjilati penis Pak tua itu sampai bersih sbeelum kemudian pak tua itu turun dari ranjang, menuju kamar mandi,..

Perlahan terdengar bunyi air dari kamar Mandi,.. sementara tubuh indah Ella terbaring diatas ranjang polos,…perlahan gadis cantik itu menutup matanya,..

#####

Pandangannya kosong menerawang, saat seseorang mengetuk pintu kamar hotel itu,.. Perlahan Ella turun dari ranjang itu dengan pakaiannya yang tak karuan ia mengintip dari lubang pintu kamar,.. Orang yang tiba-tiba begitu dibencinya itu berdiri di depan kamar,.. tatapan mata Adhie yang sendu bagaikan seorang pecandu narkoba itu,.. Ella membuka pintu itu,.. sementara Adhie melangkah masuk,..

Dengan penuh kemarahannya gadis itu memukul Adhie,.. diserang dari belakang Adhie tersungkur ke lantai, ia berusaha melindungi dirinya, sementara Ella mengunci pintu dan kembali memukuli Adhie,..

“ Shit,.. “ Adhie balas menampar Ella, gadis itu terjatuh kelantai sementara Adhie bangkit berdiri dan mengangkat Ella melemparnya ke atas ranjang dan menindihnya,..

Adhie menampar Ella, sebelum kemudian mencium bibir gadis tu, Ella berusaha melawan ia mencoba mendorong tubuh kurus Adhie itu, namun tenaga Adhie masih lebih unggul darinya,.. Adhie terus menciumi wajah gadis cantik itu, sementara tangannya mengekang sepasang tangan Ella, mencegah gadis itu menampar ataupun memukulnya,..

“ Dhie lepasin gue dhie,.. “ Ella menjerit sebelum tertahan oleh tangan Adhie yang menutup wajahnya,.. Bajingan itu meremas-remas payudara Ella sebelum mulai melucuti pakaian Ella,

Ella yang berusaha melawan kembali mendapat sebuah tamparan di wajahnya, kali ini sakit, sakit sekali Ella terdiam tak lagi berani melawan,..

Adhie berdiri, mengambil ponsel dari kantungnya

“ Liat nich !!! “ Bentak Adhie sebelum kemudian memperlihatkan foto Ella yang tengah tertidur, sebelum kemudian foto-foto yang lainnya memperlihatkan tubuh indahnya itu tanpa selembar kain-pun,..

Raut wajah keputusasaan terpancar jelas diwajahnya,.. Ia menatap Adhie dengan tatapan kemarahan,.. Adhie hanya tersenyum simpul, menatap Ella sebelum kemudian duduk disebelahnya, meraih dagu gadis itu dan mencium bibir Ella,..

Tak perlu kata-kata ancaman, Ella sudah cukup mengerti ancaman Adhie ini,.. ia diam namun berfikir, berfikir keras bagaimana merebut foto-foto itu dari Adhie sekarang,..

Adhie menyelipkan jemarinya, meremas perlahan payudara Ella,..

Ella tak dapat lagi melawan, pikirannya kalut antara menyesali kebodohannya, sekaligus benci dengan orang yang tengah menggerayanginya itu,..

Menatap langit-langit kamar, perlahan ia merasakan bagaimana Adhie mulai mengerjai dirinya,.. Ella tak lagi mau melawan, seluruh semangat-nya sekarang, setidaknya untuk saat ini,.. perlahan ia merasakan penis Adhie yang mulai ditekan masuk dalam kemaluannya itu,..

Ella hanya berdoa agar semua ini tak berjalan lama,..ia tahu tak ada yang bisa dilakukannya,.. setidaknya untuk saat ini,..

#####

Ella gadis cantik tampak menerawang, dari balik jendela kamarnya menatap gelap langit malam itu, tak banyak bintang yang bersinar, sementara perlahan ia mulai duduk, duduk diatas ranjangnya, sebelum menekuk wajahnya,.. menyadari kebodohannya selama ini,..

Ia terus berfikir keras bagaimana melepaskan diri dari jeratan Adhie yang terus memperalatnya, 6 bulan berlalu.. ia namun ia masih belum menemukan jalan, mencari cara yang bisa ia lakukan untuk melepaskan diri dari lingkaran iblis ini,..

Ponsel gadis itu berdering, ia menatap layar ponselnya,..Adhie yang menelepon,..

Setengah malas ia mengangkat panggilan itu,..

“ Malam ini di Hotel ***** “

“ Gak bisa gue Dhie, ga bisa,.. “ Jawab Ella setengah marah,..

“ Harus, kalau gak lu tau sendiri akibatnya,.. “
“ Gue bener-bener gak bisa Dhie “ Mohon Ella di balik telepon itu,..

“ Ya kalo gak bisa lu tahu kan akibatnya,.. “ Adhie menutup sambungan telepon itu,.. sebelum tak lama sebuah pesan singkat masuk ke ponsel Ella,.. berisi petunjuk lebih jelas untuk mendatangi ‘tamu-nya’ malam ini,. Dan Ella tahu tak ada yang bisa ia lakukan untuk menghindari ini semua, entah sampai kapan..

#####

Chapter 12 : Campus Desperado 1 (2)

Walau Perih Hati,.

Namun aku Bertahan

Perlahan gadis cantik itu memasuki pintu hotel itu, ia menuju lift dan memencet tombol angka 14, sama seperti apa yang diperintahkan Adhie di pesan singkat yang dikirimnya tadi,.. seperti biasa tubuhnya bergetar hebat, jantungnya berdebar kencang, dipenuhi rasa marah, malu kan keputus asaan,.. sekali lagi ia harus melakukan semua ini,..

Masih dengan kacamata hitam yang selalu ia gunakan untuk menutupi wajah cantiknya, menutupi identitas dan harga dirinya,.. sementara tatapan mata beberapa lelaki hidung belang yang melihat dirinya, dengan tatapan mata yang merendahkan, sesuatu yang harus ia anggap biasa dengan keadaanya saat ini,..

Perlahan ia melangkah keluar di lantai yang ditujunya, perlahan ia melangkah menuju kamar yang dijanjikan, dari penampilan lantai itu yang lebih exclusive disbanding lantai-lantai lain di hotel itu, pastilah lantai ini diperuntukan khusus untuk para pengunjung yang memang mempunyai uang berlebih yang melimpah,..

Pantaslah Adhie sampai memaksanya malam itu, perlahan ia mengetuk pintu kamar itu 1401,.. seseorang membuka pintu kamar itu, seseorang yang sama sekali tak diduganya,..

Pemuda buruk rupa tersenyum di depan pintu kamar itu, ia tersenyum dengan pandangan bodoh yang melecehkan,.. “ Ando “

Mata Ella tertuju tajam kearah pemuda hitam dihadapannya itu, matanya penuh tanda tanya, sementara pikirannya berfikir keras, menerka apalagi sebenarnya yang direncanakan oleh bajingan Adhie itu, terlebih Ella yakin, Orang yang berdiri didepannya ini bukan-lah orang yang sanggup untuk “membayar” tarif Ella,.

Ella masih tertegun di depan pintu kamar hotel itu, terlebih tak tanggung-tanggung, kamar ini bukanlah kamar hotel sekelas Standard atau Deluxe, tapi sebuah kamar sweet room, meski hotel ini bukan sebuah hotel bintang 5, hanya bintang 3 namun tetap saja tarif kamar ini menyentuh angka jutaan,..

Pikirannya bertambah kalut, Ella bukanlah seorang gadis miskin yang hanya tertarik pada uang ataupun seks, memang benar kini ia telah terjerumus dalam lembah nista, namun semua itu pun akibat jebakan dari Adhie, bajingan yang memanfaatkan semua kebodohannya saat itu,..

“ Selamat datang,.. ayo masuk,.. “ Ando berusaha ramah, namun melihat wajahnya yang menyeramkan itu cukup membuat seseorang menyadari niat buruk di balik semua ini,..

Otaknya mulai bekerja, namun hanya menambahkan banyak tanda Tanya, mulai dari Adhie yang begitu bodoh sampai salah mendapatkan klient, rasa marahnya karena dibohongi oleh Adhie,ataupun dari mana orang semiskin Ando bisa mendapatan uang untuk sekedar membayar kamar ini saja,.. Adhie ?? orang itu pun sama kere-nya dengan Ando sekarang..

“ Halo, Ella .. “ Wajah Ando terkekeh, sementara kata itu mengalir keluar dari mulut bau-nya, nadanya seolah dia orang terkaya sedunia, dengan matanya yang penuh dengan kesombongan, dan pandangan meremehkan orang lain..

“ Ough, Sory gue salah tempat.. Gue kira ini tempat temen gue,. “ Ella berusaha menghilangkan semua ketegangannya, dia tau, ini kamar 1402 yang dijanjikan, namun jelas ia tak mau menghancurkan namanya dikalangan anak-anak kampus, terlebih ia tak yakin kalau memang Ando yang ‘menyewanya’

Gadis cantik itu pun berputar, sementara mulai melangkah meninggalkan kamar ini, baru tiga langkah saat Ando mengatakan,..

“ Kamar 1402, sesuai perjanjian sama Adhie kan, he he he.. “

Ella langsung berdiri mematung, habislah, ternyata memang Adhie yang lagi-lagi menjebaknya, namun apa sebenarnya yang diinginkan oleh mereka ?? Apa yang direncanakan oleh Adhie, kalau hanya sebuah kemarahan karena penolakannya mengikuti kemauan Adhie beberapa hari lalu, jelas keterlaluan sekali cara Adhie melampiaskan kekesalannya,..

Otaknya kembali berfikir keras, kembali berfikir untuk bagaimana caranya agar Ando tak menyadari ‘profesi’ Ella yang terpaksa dilakoninya ini,..

“ Hah ?? “ Tanya Ella dengan polos sambil berbalik kearah Ando,..

Ando menjadi salah tingkah, ia tak ingin menggunakan kekerasan di tempat seperti ini, namun ia binggung harus melakukan apa, sementara juniornya sudah begitu menegang melihat tubuh mulus Ella yang hanya terbalut oleh pakaian super tipis, dan celana rok pendek,..

Sebodoh-bodohnya Ando, ia bukan orang yang tak bisa melihat sebuah kamera pengawas di ujung lorong itu, sebuah tindakan kekerasan jelas bukanlah cara penyelesaian yang baik,.. dengan otaknya yang terbatas itu, Ando mulai berfikir berbagai cara untuk memancing Ella masuk terlebih dahulu,..

Ando sadar, yang harusnya berada di posisi lebih lemah adalah gadis itu, namun bagaimana caranya agar ia bisa menekan gadis itu,..hingga terlintaslah cara terbaik yang dipikirkannya, sedikit bertaruh memang, namun hanya cara itu yang bisa dipikirkannnya dengan waktu sesingkat ini,..

“ Ough, salah ya, gue kira Ella itu cuma seorang pelacur high class, ya Ella yang selalu ingin terlihat sempurna dimata lelaki-lelaki di kampus, ternyata gak lebih dari seorang pelacur, “

Ella diam, mencoba bersabar, meski rasa marah, kesal dan malu-nya hampir meledak

“ Coba anak-anak kampus tahu,.. “

Ella masih tetap berusaha sabar,..

“ Atau mereka musti tahu,.. “ Ando tertawa,..

“ OK, mau lu apa sebenernya,..Mau peras gue ?? Lu mau apa ?? Gue pasti mampu Menuhin keinginan lu,.. “

“ Jadi harga diri lu bisa dituker sama rupiah ?? Berarti lu memang pelacur ya ?? “ Ando tertawa,

Merah padam Ella berusaha bersabar, hanya itu yang bisa dilakukannya,..

“ Masuk ?? “ Tanya Ando,. Sambil membuka pintu lebar-lebar,..

Tak ada yang bisa Ella lakukan lagi selain berbicara baik-baik dengan Ando sekarang,..

Perlahan ia melangkah masuk,..

“ Duduk,.. mau minum ?? “ Tanya Ando sambil menuang Martini ke gelasnya,..

“ Thanx,.. Ok langsung aja,. Gue tanya lu mau apa untuk menutup mulut lu itu “

“ Gak banyak,.. Cuma sesuatu yang pantas dengan tarif semahal lu,.. “

“ Shit, apa sih sebenernya mau lu,.. lu pikir lu siapa ?? “

“ Penyewa “ sambil menunjuk dirinya,.. “ Dan pelacur sewaan-nya,.. “ Ando menunjuk Ella,..

Perih rasanya dihina seperti itu,.. Ella bangkit berdiri,. Seolah tak perduli dengan semua ancaman Ando tadi,.

“ Mau kemana manis ?? “ Ando menarik lengan Ella,..

“ Lepasin bajingan !!! “ Ella menampar Ando,..

“ Ok boleh, silahkan pergi tapi ,.. “ Ando membisik di telinga Ella,..

Air mata Ella mengenang di pelupuk matanya,..

“ Ok, jadi mau lu apa, terserah lu,.. “ Entah apa yang dibisikan Ando,.. kata-kata gadis itu seolah ungkapan menyerah, merelakan dirinya pada bajingan itu,..

Ando tersenyum, sebuah senyuman kemenangan, tak lama ia sudah menempelkan bibirnya yang tebal di bibir Ella,..Tak ada lagi perlawanan dari gadis cantik itu, ia memasrahkan Ando menciumnya, meski ia tak membalas ciuman itu, perlahan tangan Ando meremas payudara Ella, membuat gadis itu meringis kesakitan yang membuat Ando tertawa penuh kemenangan..

“ Ok, sekarang gue kan tamu lu,.. gue pengen lu layanin gue seperti yang lain,.. “ Rasanya tak ada lagi yang keluar dari mulut Ando selain kata-kata hinaan yang membuat telinga Ella kian memerah,..

“ Yawda lu duduk aja sana !! “ Ella terlihat marah dengan ucapan Ando,..

“ Hahaha, begitu aja Marah,.. “ Sementara Ando pun duduk di Sofa di pojokan kamar itu,..

Ella berjalan kearah kamar mandi, ia menatap kaca cermin yang memantulkan wajah cantiknya, wajah cantik dengan genangan air mata yang mulai membasahi wajahnya,.. ingin rasanya ia segera keluar dan mencari Adhie membunuh Lelaki itu yang telah menghancurkan hidupnya, namun ia tahuitu bukan lah jalan keluar yang dapat menyelesaikan semua masalah ini sekarang,. Mungkin dulu saat masih belum ada Ando yang tiba-tiba muncul di hadapannya, yang bisa menghancurkan hidupnya kapan saja sekarang,..

“ Wey,.. koq lama “ Teriak Ando di depan sana,..

Ella berusaha menapik air matanya, berusaha terlihat tegar, ia tak mau terlihat lemah yang membuat Ando kian menjadi menghina dirinya,..

Ia keluar sambil membawa handuk,.. Ella menatap benci pada Ando yang seolah tak perduli dengan tatapan mata Ella itu,..

Perlahan Ella berlutut,.. menaruh handuk yang dibawanya itu di kedua paha Ando,.. sambil perlahan membuka pengait celana Jeans yang dipakai oleh Ando,..Perlahan ia menurunkan celana itu, sekaligus celana dalamnya,..

Ando tersenyum, seolah sudah mendapatkan kemenangan, mendapatkan semua yang ia inginkan sekarang,..


Tangan Ando mulai usil memainkan payudara Ella, namun tak ada yang dapat dilakukan gadis cantik itu untuk melindungi tubuhnya, ia tahu ia hanya seorang wanita bayaran sekarang,. Ia pun membiarkan Ando memainkan payudara-nya itu sambil mulai mencari pengait bra-nya,..

Kali ini Ella tak membiarkan Ando semudah itu mempermainkannya, seolah melepaskan sepatu yang dikenakan oleh Ando, ia menggantinya dengan sandal hotel yang kebetulan berada di dekatnya,.. Ando sepertinya menyadari tangan Ella yang sengaja menepis tangannya itu, wajahnya terlihat kurang senang,..

Ia menarik Ella naik, dengan paksa ia mencium gadis itu,

“ hmmm,.. “ Ella berusaha melepaskan diri dari pagutan Ando, namun Ando menahan wajahnya dengan kedua tangannya sehingga tak membiarkan gadis itu melepaskan diri dari ciuman-nya..

Ando menarik pakaian yang dikenakan oleh Ella, melepas bra yang menutup sepasang payudara-nya sebelum kemudian melumat sepasang payudara itu dengan mulutnya,..

“ Ehmmm,.. “ Ella mendesah hebat karena remasan tangan Ando yang begitu kasar sebelum kemudian memainkan putingnya dengan penuh nafsu, tak hanya sekedar memainkan payudara itu dengan tarikan-tarikan kasar, tapi terkadang ia memutar puting payudara Ella yang membuat gadis itu mengigil menahan rasa sakit dan kenikmatan yang menggempur dirinya,..

Ando menundukan kepala Ella kebawah, sebelum menyibak handuk yang menutupi kemaluannya, penisnya yang begitu besar dan tegak kini hanya beberapa centi dari wajah Ella,.. Wajah yang tengah terkejut melihat penis yang begitu besar dan panjang itu,..

“ Tau kan musti apa,.. “ Ando meledek,..

Ella diam,..

Ando terlihat kesal,. Ia menampar-nampar penisnya itu di wajah Ella,..

Ando tampak begitu menikmati bagaimana ia menghina gadis ini,.. perlahan Ella meraih penis itu, ia mencium penis itu dengan matanya yang memerah, Menahan rasa kesal diperlakukan seperti itu,..

Perlahan ia mengerakan tangannya naik turun, mengocok penis Ando yang begitu besar itu,..

“ Isep donk, gimana sich,.. “ Ando terus berkomentar, meminta segala sesuatunya lebih dari sekedar yang diberikan Ella, dengan bahasanya yang kasar dan merendahkan,..

Ella mencium penis itu perlahan sebelum dengan lidahnya membalur sepanjang penis Ando hingga membuat Ando mendesah nikmat menikmati lidah Ella yang dengan perlahan menjilati seluruh permukaan penisnya itu…

Jemari mungilnya mulai mengocok penis Ando, sementara ia menjilati penis itu dengan telaten,.. penis itu begitu keras dan kekar dengan urat-urat yang menonjol disekujur permukaan penis itu,. Tak pernah Ella melihat penis sebesar ini sebelumnya,.. ia mengocok penis itu perlahan,..


Ando sendiri mendesah-desah tak karuan merasakan sentuhan tangan dan lidah Ella dibagian kemaluannya, itu rasanya dunia berada ditangannya, duduk disebuah kursi mewah dengan seorang gadis cantik tengah mengoral penisnya,..

“ Pindah aja ke ranjang,.. “ bisik Ando,. Sambil berdiri dan membaringkan tubuhnya diatas ranjang,..

Ella mendekati tubuh Ando yang tengah berbaring di ranjang besar itu, perlahan ia menciumi dada Ando yang kekar itu,.. mencium bagian dadanya, menjilati puting kecil lelaki itu dengan telaten ia menggerakan lidahnya menyapu daerah dada Ando sambil mengerakan jemarinya meremas kemaluan Ando, dan mulai mengocok-ngocok penis itu,..

Tangan Ando tak pernah berhenti bekerja mulai dari menapak di bokong Ella, sedikit menampar-namparnya membuat Ella sedikit menahan marah menahan rasa sakit dari tamparan Ando di bokongnya itu,..

“ Sakit Do,.. ngerti .. “ Ella berang, dan meminta Ando menghentikan kekasarannya itu,..Ando hanya terkekeh saja sambil tertawa,..

Naik keatas perut Ando, perlahan Ella merambat naik, mengangkangi penis Ando meraih penis kekar itu sebelum kemudian menyentuhkan kepala penis itu ke bibir kemaluannya,.. tak lagi ada yang dapat dipikirkan oleh gadis cantik itu selain mereguk kenikmatan lebih dahsyat lagi dari sebelumnya,..

Perlahan ia naik,.. menekan kepala penis itu dalam vaginanya, sebelum menurunkan tubuhnya,.. penis Ando mulai tenggelam dalam lubang kenikmatannya,.Penis itu kian dalam terbenam, sementara Ella sampai harus mengigit bibir bawahnya, menahan rasa perih sekaligus kenikmatan yang dirasakan olehnya dari batang penis Ando ini,..

Perlahan Ella turun, hingga penis itu mecapai titik maksimumnya,.. air mata menumpuk di matanya,menahan perih namun ada kenikmatan yang tersembunyi didalamnya, dan Ella benci bila harus mengakuinya,..

Tangan Ando meraih tangan Ella,.. seolah berpegangan tangan, sementara Ella terus menggerakan tubuhnya naik turun menyetubuhi Ando,.. ia mendesah-desah tak karuan merasakan penis itu yang menusuk begitu dalam, dan terasa begitu keras dan kaku,..

Perlahan Ando menarik tubuh Ella, ia mencoba mencium gadis itu, meski Ella menolak ia terus memaksa Ella menciumnya,. Berulang kali hingga Ella tak lagi dapat menghindar, terpaksa ia mencium lelaki itu, lidah mereka saling bertaut, liur yang bercampur ditambah lagi ciuman mereka yang kian lama kian panas,.. saling berciuman sementara Ella kembali berusaha memalingkan wajahnya,. Menghindari ciuman Ando,.

Ia mencabut penis Ando dari vaginanya, sebelum kemudian membelakangi Ando, ia tampak begitu jijik mencium Ando, sementara ia kembali membimbing penis Ando ke mulut vaginanya,. Perlahan penis itu kembali menekan masuk membuat Ella kembali mendesah tak karuan,..

Penis itu kembali menekan dalam,.. perlahan Ella kembali menggerakan tubuhnya naik turun, tangan Ando menumpu di bokongnya, membantu Ella bergerak lebih cepat lagi menyetubuhinya, sementara keringat Ella mulai mengucur, tubuhnya terasa begitu lelah dan panas, terlebih penis Ando yang terasa begitu hangat dalam vaginanya,..

Ella meremas sendiri payudaranya tanpa sadar, desahannya kembali terdengar sementara Ando pun terlihat begitu bernafsu memandangi punggung Ella yang begitu putih halus, terlebih saat leher Ella terlihat olehnya, membuat pemandangan yang begitu erotis,. Ia tersenyum sendiri penuh kemenangan, namun itu belum membuatnya puas

Ando memutar tubuh Ella, penis di dalam vagina Ella membuat gadis itu merasa bagaikan diaduk-aduk, kini wajahnya tepat berada di sepasang payudara Ella yang menggantung bebas,. Ando melumat payudara itu, sementara tangannya tak berhenti mengerjai puting di sebelahnya,..

“ Plak-plak-plak,.. “ Tak henti Ando menampar bokong Ella tiap kali gadis itu merasa letih dan menghentikan gerakan tubuhnya menggenjot penis Ando,.. Ando tak suka tiap kali Ella berhenti memberikannya kenikmatan,..

“ Ughhh, hmmm,.. “ Desahan Ella tertahan oleh ciuman Ando yang membabi buta,. Melumat seluruh permukaan mulutnya yang mungil, sementara tangan Ando bekera mengerjai seluruh permukaan payudara Ella, membuat seluruh payudara gadis itu memerah karena remasan tangan Ando,


“ Awhh,.. hmmm,.. “ Lidah Ando yang menyapu liar sambil mengenyot kuat-kuat di payudara Ella membuat gadis kian tak berdaya, perlahan Ando pun mulai ikut menggoyang pinggulnya hingga Ella kian terdesak,.. vaginanya terasa begitu mendapatkan rangsangan, penis itu tertancam dalam, namun bergerak begitu cepat, sementara vaginanya seolah dapat merasakan seluruh permukaan penis Ando, mulai dari kepala penis itu dampai urat-urat yang menjalar di penis itu,..

Ando menurunkan Ella dari pangkuannya,.. sementara Ella dengan wajahnya yang kuyu dan tubuh yang penuh keringat itu tak berdaya dalam rangkaian tangan Ando yang tengah merentangkan pahanya,.. perlahan Ando menekan penisnya masuk, kembali siksaan itu dirasakan oleh Ella, bagaimana tidak penis sebesar itu kini kembali menekan masuk dalam vaginanya, perlahan Gadis cantik itu kembali mendesah tak karuan merasakan penis Ando yang kembali masuk mulai dari kepala penisnya yang besar hingga tertekan masuk lebih dalam lagi,…

Ella melenguh sesaat penis Ando kembali bergerak keluar masuk dalam vaginanya,. Perlahan penis itu kian menambah kecepatannya,.. Ella meremas-remas selimut yang ada disekitarnya,.. membuat ranjang itu kian berantakan sementara penis yang ditekan keluar masuk dengan demikian kuatnya itu membuat tubuh Ella sedikit bergeser-geser terdorong,..

“ Ughh,.. awww,.. “ , “ Do sebentar do,.. “ Ella kelelahan,..

“ Gak bisa, tanggung nich gue,.. ehhh,.. “ Ando malah kian cepat memompa Ella, seolah setengah meloncat, ia menghujamkan penisnya kian dalam,..

Penis itu seolah menancap begitu kuat, Ella hanya bisa mendesah membiarkan penis itu menancap dalam vaginanya begitu dalam,.. sementara tubuhnya kembali bereaksi, tubuhnya kembali mulai bergetar-getar sebelum kemudian ia melolong hebat saat mencapai organsme-nya yang kesekian kali,..

Vagina Ella menjepit penis Ando begitu ketat, Ando sendiri mulai tak tahan merasakan jepitan otot-otot vagina Ella yang demikian kuatnya,.. namun ia masih bernafsu menggempur-kan penisnya dalam vagina Ella, ia begitu menikmati bagaimana ia membuat gadis itu mendesah-desah tak berdaya dalam persetubuhan ini,..

Ella mendesah tak karuan saat mencapai organsmenya lagi, kali ini Ando makin cepat memacu tubuhnya,.. dalam organsmenya itu ia masih harus menghadapi penis Ando yang begitu liar maju mundur dalam vaginanya, belum lagi tangan Ando yang ikut memainkan clitorisnya itu membuat kenikmatan yang dirasakan olehnya itu kian tak terbendung,..

Dan akhirnya pertahanan terakhir itu jebol juga,.. seluruh otot vaginanya meremas penis Ando sejadinya,.. sementara Ando melolong hebat spermanya tumpah dalam vagina Ella, gadis itu tercekat merasakan begitu banyaknya sperma yang tumpah dalam rahimnya itu, sementara tubuhnya bergetar hebat merasakan siraman sperma Ando hingga membuatnya mencapai multiple organsme, yang menghabiskan seluruh tenaganya yang tersisa,..

Ando ambruk menimpa tubuh Ella, sementara gadis itu pun sudah begitu kelelahan, penis Ando masih tertamabt dalam vaginanya,.. namun ia tak memikirkan hal itu lagi, ia sudah terlalu lelah

#####

Chapter 13 : Librarian

Dunia adalah

Sesuatu yang kita lihat

“ Loh, Pak Samsul gimana sich ?? “ Suara itu terdengar begitu kesal,.. “ Kemarin bapak bilang, kartu perpustakaan saya bisa selesai hari ini, sekarang besok-besok lagi,. “

“ Gimana sich Pak, kerja yang bener donk Pak,.. “ menggerutu.

“ Ya maaf dek Karen, semua kan ada prosedurnya, ternyata lebih berbelit dari yang kita pikirin, apalagi deadline Dek Karen buat skripsi udah dekat, jadi bentrok sama pembuatan kartu Skripsi dek Karen,.. “ Penjaga perpustakaan berambut tipis, dengan perawakan pendek itu menjawab,..

“ Ini udah keberapa kalinya Pak, bapak bilang lusa, besok, nanti sore,.. Tahun depan pak sekalian!!!… “ Gerutu gadis itu lagi,..

“ Ya gak akan selesai kartu skripsi saya pak kalau bapak tahan kartu perpustakaan saya terus Pak, memangnya saya gak tahu prosedurnya Pak,.. “

“ Bawa keluar skripsi untuk fotocopy aja gak boleh, terus saya musti kerjain gimana pak,.. “ , ” Memang bapak mau bikinin ?? Bisa ?? Gak kan,.. “ Cetus sekali Karen melanjutkan kata-katanya,..

“ Ya saya cuma bekerja sesuai prosedur Non, Skripsi non ya non yang pikirinlah, ini udah jam makan siang non,.. “ Sambil berlalu pergi,..

“ Sial emang tuch orang,.. “ Karen mengumpat dalam hati,.. Ia membuka tasnya, mengambil HP-nya dari dalam Tas-nya,. Ia mencoba menghubungi seseorang,..

“ Deb,.. dimana ?? “ Begitu panggilan itu dijawab,..

“ FoodCourt, kenapa ?? Mau kesini ?? “ Tanya Debby.

“ Yawda gue kesana, kesel banget nich gue,.. “

“ Kenapa sich, belum beres juga ya ?? “ Debby menebak,.. “ Ya, gue tunggu disini dech, gue juga lagi makan nich,.. “

“ Iya,.. ngeselin banget gak luh,..Yawda, gue jalan kesana sekarang “

“ Ok,.. “ Karen menutup sambungan teleponnya dan langsung keluar dari gedung perpustakaan,..

Aroma masakan yang sedang dimasak begitu menyengat begitu Karen menapakan kakinya ke ruangan FoodCourt, ramai tapi dia langsung berjalan menuju tempat sudut dilantai dua,.. tempat dia dan teman-temannya biasa,..

“ Huuh, gila kesel banget tau gak sich lu,.. “ Karen menarik bangku, sebelum mendudukinya,..

“ Iya biasalah, sengaja kayaknya,..Udah pesen ?? “ Debby mengunyah makanan-nya,..

“ Kenapa sich Ren ?? “ Tanya Ben, pacar Debby yang duduk disebelah Debby,..

“ Biasa Ben, masa Data buat Kartu Perpustakaan gue kepending terus, gue butuh banget lagi,.. “ , “ Enak gak yang lu makan Debb ?? “

“ Nich cobain dech,.. “ Debby memberikan sendoknya, sementara Karen mencicipi Sapo tahu Debby,..

“ Beli dimana ?? “ Tanya Karen, setelah mencicipi sedikit kuah Sapo Tahu itu,..

“ Itu di pojok, ada yang baru, namanya lupa,.. “

“ Ohh,.. Iya Ben, gimana ya, skripsi gue nich,.. “ Karen kembali ke topik yang membuatnya begitu kesal itu,..

“ Ya terpaksa, mau gimana, lu gak bisa juga pinjem kartu orang kan,.. terpaksa lah,.. “ Ben memberi solusi yang tak jelas,..

“ Terpaksa apa sich ?? Ga jelas dech lu,.. “

“ Terpaksa ya lu catet lah sedikit-sedikit dari situ,.. kan selama diruangan skripsi gak papa lu catet juga,.. “ Sekarang jelas apa yang dimaksud Ben,

“ Iya sich, tapi gila aja, gimana segitu banyak Ben,.. “ Memikirkannya saja sudah membuat Karen lemas,..


” Ya mau gimana lagi,.. kan yang penting analsis-nya aja kale,.. “

“ Huuuh,.. cape dech,.. tapi mau gimana lagi ya,.. “ , “ Gue beli makan dulu dech “

Tak lama Karen kembali sambil membawa sebuah balon dengan tulisan angka, tanda pemesanan

“ Lucu banget sich,.. hahaha,.. “ Karen berkomentar sambil menunjukan pada Sherly dan Ben,..

“ Iya tapi agak norak ya,.. hehehe,.. “ Sherly mengamini,..

“ Huuh,. “ Karen menganguk setuju,.. “ Lu gak kerja Ben??,.. “ Tanya Karen,..

“ Iya bentar juga gue balik,..tunggu temen lu,.. “ Ben melihat jam di lengannya,..

“ Temen ?? Siapa ?? “ Tanya Karen,..

“ Ryan,.. dia kan apply ke tempat gue,..“

“ Oh jadi dia,.. “

“ Iya,.. Ryan aja udah Bab-4 tuch, keburu gak lu selesain skripsi lu ?? “ Debby bertanya pada Karen,..

“ Ah iya,.. Gak tahu dech,.. gue masih analisa Bab 3, tau dech,.. “ Wajah Karen kembali kesal, memikirkan Skripsi-nya,..

“ Ren,.. Gimana skripsi lu ?? “ Tanya Ryan yang muncul tiba-tiba dari belakang,..

“ Eh lu Ry,.. Gak tau dech, semester depan kali baru selesai,.. “ jawab Karen,. Wajahnya tambah ditekuk,..

“ Kartu belum selesai ya ?? “ Ryan menyedot Frapuccino-nya, sambil duduk si bangku sebelah Karen,..

“ Iya nich, pasrah dech gue,.. “

“ Jangan gitu lah, pasti bisa beres, masih ada gelombang 4, nanti kita samaan aja dech,.. “ Ryan merasa tak enak hati,.. karena waktu Karen kehilangan Tas-nya itu sedang bersamanya,.SIM, STNK,Credit Card,.. ATM, KTP,. Semua gak sampe 1 minggu diurus bisa selesai, tapi bikin Kartu Perpustakaan sudah 1 bulan setengah belum juga ada hasilnya,..

“ Jangan Ry, aneh-aneh aja lu,.. “, “ Makasih Mas,.. “ Kata Karen saat Sapo tahu seafood pesanan-nya diantar,..

“ Ya gue gak enak aja, “ Kata Ryan,..

“ Jangan gak enak gitu ah,.. Eh gue makan ya,.. Ry, Deb,.. Ben.. “

“ Mau jalan kapan Ben ?? “ Ryan bertanya sementara Ben sedang asyik menggoda Debby

“ Sekarang Ry ?? “ Tanya Ben, sambil berhenti menggoda Debby,.

“ Ya lu terusin aja dulu kalo belum puas,.. hehehe “ Ryan kembali menyedot Frapucinno-nya

“ Ah, nyindir aja lu,.. “ Ben tersenyum,..

“ Yeh mank bener,. “ Ryan ikut tertawa,..

“ Yawda, pergi sekarang gih, nanti telat lagi,.. “ anjur Debby,..

“ Yawda, sekarang ?? “ Ben bertanya pada Ryan,..

“ Ya, boleh aja “

“ Ya udah sekarang aja,.. Aku pergi dulu ya Yang,.. Ren… “

“ Ati-ati ya,.. “ Debby mencium Ben, seperti tak perduli dengan begitu ramai-nya FoodCourt,..

“ Beh,.. sensor donk,.. bikin iri aja,.. hahahaha,.. “ Ryan menyindir, sementara Karen tersenyum kecil melihat kelakuan Debby dan Ben.

“ Ah bawel dech,.. “ Debby tersipu malu,.

“ Udah, jalan karang dech,.. “ Ben berdiri dari kursinya, diikuti Ryan,..

Kedua orang itu meninggalkan Karen dan Debby berdua,.. sementara Karen masih tampak gusar sambil menyantap makanan pesanannya tadi,. Debby hanya tertawa-tawa kecil, sekedar membuat temannya itu sedikit santai dan menghilangkan kekesalan-nya,..

“ Yawda dech, dah jam segini, gue ke perpus dulu dech ya,.. “

“ Mau ditemeninin ?? “ Tanya Debby

“ Dah gak usah, lu kan juga ada kelas kan ?? “
“ Iya sich, tapi gapapa kalo lu mau ditemenin,.. “ Debby meyakinkan,..

“ Udah gapapa koq,.. ok, gue cabut dulu dech ya,.. “ Karen mulai berjalan meninggalkan Debby yang kebetulan masih menunggu temannya di FoodCourt, janjian masuk kelas samaan,..

Dari kejauhan, Karen mengintip pintu perpustakaan yang masih tutup,.. wajahnya kembali berubah BT,. Namun ia masih berjalan mendekat memastikan perpustakaan itu masih tutup,..

Dengan wajah kesal Karen menatap pintu perpustakaan yang masih tertutup itu,..

“ Hah, emank paling-paling ya,.. kalo tutup aja tepat waktu, giliran buka ngaret,.. “ Sesaaat ia teringat hari ini hari Jum’at, pastinya perpustakaan akan semakin terlambat buka-nya,..

“ Duh, mati dech gue,.. kemana dulu dech gue mendingan,.. “ Pikir Karen, pastinya bukan urusan 10-20 menit untuk menunggu perpustakaan ini kembali buka,..

Perlahan ia menuju lahan parkir, menuju mobilnya, entah menunggu hampir setengah jam sampai akhirnya perpustakaan itu kembali dibuka,.. Ia pun turun dari mobilnya, dan menuju ke dalam perpustakaan,..

“ Brukkk,.. “ Tas dan beberapa catatannya terhambur keluar, seseorang menabrak Karen,..

“ Sory-sory maap,.. “ Lelaki itu membantu membereskan barang-barang Karen yang jatuh,..

“ Sory-sory jalan pake mata, udah tahu orang lagi ribet gini malah ditabrak !!! “ hardik Karen sambil memunguti kertas-kertasnya yang terhambur,..

“ Maaf,.. “

“ Udah lah sana,.. Dasar lu,.. Udah-udah jangan ada yang lu pungut tar yang ada ilang lagi barang-barang gue,.. “

Karen terlihat begitu emosional , kemarahannya mengebu-ngebu sementara lelaki itu hanya diam saja dimarahi oleh Karen seperti itu,.. Ia pun lantas meninggalkan Karen yang sedang memunguti barang-barangnya…

“ Ada aja, kalau lagi sial,.. “ Omel Karen,..

Setelah memastikan tak ada yang tertinggal di lantai, Karen pun kembali berjalan memasuki pintu perpustakaan,.. Setelah konfirmasi nomor Mahasiswa-nya ia pun memasukan Tas-nya ke dalam loker, sambil mengeluarkan file dan pulpen-nya,..

Ia berjalan begitu saja melewati meja Pak Samsul, malas ia kembali bertanya tentang kartu perpustakaan-nya itu, pasti jawabannya sama, “menunggu”… mereka hingga sampai di ruang arsip skripsi, saat pak Samsul kembali menghentikannya,..

“ Maaf Dek, gak boleh bawa bolpen dan Kertas kedalam,.. “
“ Heh, iya ?? Oh jadi ini gak boleh itu gak boleh ya ?? “ Bentak Karen,,..

“ Setahu saya yang gak boleh itu bawa Flashdisc dan lapotop pa,.. dan saya gak bawa itu,.. OK,.. jangan cari gara-gara dech pak,.. “ Terasa kalau kedua petugas perpustakaan itu memang sengaj mencari-cari masalah,..

“ Tapi memang itu aturan dari atas Dek “ Kata Pak Samsul menjawab,..

“ Yawda itu urusan orang-orang atas lah, bukan urusan Bapak juga kan, kan bapak Cuma orang-orang bawah,.. “ Jawab Karen sekena-nya,..

“ Gak bisa gitu juga Dek,.. memang kita cuma orang rendahan,. Tapi itu kan pasti ada sanksinya juga buat kamu,.. “ Jawab Pak Samsul, dalam nada bicaranya ada kesan tersinggung, dan ingin balas mengancam,..

“ Oh, iya boleh koq, malah bagus,. Sekalian nanti saya cerita tentang prosedur untuk buat Kartu Perpustakaan yang berbelit-belit, ditambah lagi Perpustakaan yang selalu terlambat buka, tapi istirahat lebih cepat, benar gak Pak ?? “

Pak Samsul merasa kalah angin sekarang, wajahnya seperti kurang senang namun tak ada lagi yang bisa dilakukannya,.. ia pun akhirnya mengizinkan Karen untuk masuk ke dalam ruang Arsip sambil membawa Kertas dan Pulpen,..

“ Tolong jangan sampai ketauan,.. “ pesan Pak Samsul sambil berbasa-basi, sementara Karen sudah naik ke atas, lantai dua ruang arsip dan mengakses computer LAN di perpustakaan itu, memasuki data digital Skripsi tahun-tahun sebelumnya yang memiliki topik hampir sejenis dengannya,..

Entah berapa lama waktu yang dihabiskannya untuk mencatat point-point termasuk rumusan yang bisa ia aplikasikan lagi untuk Skripsinya, sampai matahari mulai tenggelam ditambah lagi sunyi senyap ruang perpustakaan membuatnya tertidur sesaat,..

Lampu-lampu perpustakaan itu sebagian besar sudah redup,.. Karen terbangun saat sebuah panggilan telepon membangunkannya,.. Mama,.. itu yang mucul di layar ponsel Hp Karen,.. Ia langsung mengangkat panggilan itu sambil memberitahukan kalau ia akan pulang terlambat,.. memang sudah menjadi kebiasaannya memberi kabar pada Mama-nya yang tinggal hanya berdua dengannya tiap kali pulang terlambat,.. pasti membuat Mama-nya itu khawatir, karena Karen lupa mengabari keterlambatannya,.. ia melihat masih ada beberapa point penting lain yang belum dicatatnya, ia pun bergegas menyelesaikan semua itu,..

Sambil membereskan Catatannya, tanpa ia sadari dua pasang mata sudah mengawasinya sendari tadi,.. Karen bangkit berdiri sambil membalik-kan tubuhnya menuju tangga turun keluar perpustakaan saat dua orang yang sendari tadi mengawasinya itu mengahalangi jalannya,..

“ Sory pak, mendingan minggir dech,.. “ kata Karen melihat jam yang sudah setengah 9 lebih,..

“ Aduh, udah beres ya Dek Karen ?? Padahal baru mau kita temenin bener gak pak ?? “ Kata Pak Samsul, sambil tersenyum, senyuman yang menjijikan,..

“ Iya Pak,..Makanya permisi Pak,.. “ Karen berusaha sedikit lebih sopan, melihat senyuman licik Pak Samsul tadi,..

“ Loh Dek, koq bawa pulpen sama kertas sich kan tidak diizinkan disini,.. “ Kata lelaki gemuk disebelah pak Samsul, senyumannya sama-sama penuh dengan kelicikan,..


“ Gak ada aturan gitu Pak, saya tahu koq,.. “ Dahlan nama lelaki itu, dari Badge nama di dada-nya,.. kalau tidak salah dia ketua perpustakaan ini,..

“ Loh tidak diizinkan koq,.. “ Kata Pak Dahlan, ketahuan sekali ia berbohong,..

“ Yawda pak, saya minta maaf saja,.. sekarang saya permisi dulu,.. “ Karen berusaha menerobos turun,..

Namun Pak Dahlan tiba-tiba memeluk dirinya dari belakang, ia mencoba mencium Karen yang berusaha berontak,..

“ Duh koq buru-buru banget,.. “ Tawa Pak Samsul,..

“ Lepasin Pak, mau apa,.. “ Karen berusaha melawan,..

“ Duh, kita kan pengen nyobain model kayak Non juga,.. “ Bisik Pak Dahlan, tepat di telinga Karen,..

“ Lepasin, sinting ya kalian semua,.. “ Ia berusaha menendang Pak Samsul yang berusaha mendekainya,.. sementara Pak Dahlan dari belakang malah sudah meremas dada-nya,..

“ Oughh Pak,,.. lepasin !! “ Karen menghindar dengan cepat sementara Ia malah kembali jatuh dalam pelukan Pak Samsul,. Ia bagaikan seseorang yang terjebak dalam kepungan dua serigala hutan,..

Sedikit celah dilihat oleh gadis itu, tepat menuju Tangga turun perpustakaan itu,.. Karen mengambil tasnya yang terjatuh, menunggu kedua orang itu lengah sebelum kemudian berusaha menerobos turun,..

Namun hanya tinggal 2 langkah lagi menuju tangga,.. sepasang tangan menghentikan langkahnya,..

“ Pak lepasin Pak, “ Karen menengok melihat tangan Pak Samsul yang mencengkram erat tubuhnya,..

Kali ini tampaknya kedua orang itu telah habis kesabaran dengan perlawanan Karen,..

“ PLAKK !! “ sebuah tamparan mendarat di pipi kanan Karen,.. sementara Pak Samsul langsung mendorong Karen ke atas Meja, sbelum kemudian menerkamnya,..

“ Pak,.. jangan pak, lepasin saya, !! “ Karen memberontak sebisanya,.. ia memukul-mukul,.. namun seolah tak ada pengaruhnya pada pegawai perpustakaan yang sudah begitu bernafsu itu,..

Tangan itu membuka paksa kemeja yang dikenakan Karen, dua kancing kemejanya terlepas terjatuh ke atas lantai bersamaan dengan air mata ketakutannya,.. Berbalut Bra biru yang menutupi tubuhnya,.. tak lama tangan Pak Samsul sudah menarik turun cup branya kebawah, membiarkan payudaranya itu mengacung keluar,.. tangan Pak Samsul bekerja cepat meremas payudara itu, memainkan putingnya hingga membuat Karen menahan perih,..

“ Boss dulu donk Sul,.. “ Tiba-tiba Pak Dahlan berucap,..

“ Siap boss,.. “ Pak Samsul, mundur, memberikan kesempatan pada atasannya itu,..

Seolah menginterogasi Pak Dahlan bertanya pada Karen,..

“ Dek Karen ini model kan ?? “ Tanya Pak Dahlan,..

Karen mengganguk menjawab, sambil membenarkan posisi Bra dan menutup kemejanya,..

“ Lepasin saya Pak,.. Saya bisa kasih apa yang bapak mau,.. tolong jangan begini pak,.. “ Karen berusaha bernegosiasi,.. menyelamatkan kehormatannya,..

“ Memang berapa yang musti dibayar untuk semalam tidur sama model ?? “ Pak Dahlan bertanya sambil terbahak,..

Wajah Karen langsung memerah menahan rasa kesal,.. sebuah hinaan yang teramat sangat menjijikan terdengar di telinganya.. belum pernah ia dihina seperti ini sebelumnya,.. Memang untuk karier-nya ia beberapa kali harus “menjual” tubuhnya tapi bukan untuk untaian rupiah,..

Ambisinya untuk menikmati hidup yang lebih baik membuatnya gelap mata seperti itu, itu juga yang membuatnya dipenuhi rasa bersalah pada Pacarnya dulu, hingga kemudian memutuskan berpisah tanpa memberitahukan kenyataan ini sebenarnya pada siapa pun,..

Namun tawa dua orang didepannya ini seolah mereka menggap dirinya ini seorang pelacur murahan,..

“ Cukup Pak,.. “ Karen membentak, merasa sakit hati,..

Namun lagi-lagi Pak Samsul menampar wajahnya,.. tampaknya orang ini begitu kasar dan mudah memukul orang,.. menahan rasa sakit di wajahnya, Karen menekuk wajahnya, menahan rasa sakit dan tangisnya, namun berusaha menyembunyikan itu,..

“ Samsul, gak boleh begitu !! “

Pak Dahlan seolah memarahi Pak Samsul,.. sebelum mendekati Karen, namun tangannya mulai kurang ajar dengan menyelip diantara Bra-nya, meremas payudaranya dari dalam,..

Karen masih memiliki keberanian untuk menepak tangan Pak Dahlan,.

“ Pak,.. “ Tegas Karen,..

“ Wah kurang ajar,.. “ Pak Dahlan tampak marah sekali,.. ia menimpa Karen dengan perutnya yang buncit itu, tergencet diantara meja dan tubuh gemuk Pak Dahlan, membuat Karen bergitu tak berdaya,.. Sementara Pak Dahlan mulai menciumi wajah Karen, tangan-nya ikut meremas kasar payudara Karen,.. Kali ini Karen tak lagi setengah-setengah melawan, ia menampik tangan itu sambil berusaha melepaskan diri,..

“ Pak cukup,.. “ Namun sebuah tamparan mendarat diwajahnya, tak cukup begitu seseorang menarik rambutnya,..

“ Ngelawan hah,.. ngelawan !! “ bentak pak Dahlan,..

“ Awww,.. sakit pak,.. sakit lepasin saya,.. gak lagi pak,.. “ Karen menagis menahan sakit,..

“ Bagus gitu dari tadi,. Susah banget,.. “ , “ Cuma minta diisepin aja susah,.. apa mau kita berdua perkosa aja apa Hah !! “ bentak Pak Dahlan

“ Iya Pak iya,.. “ Karen pun menurut pada Pak Dahlan, Pak Dahlan memaksanya bersimpuh turun, berjongkok sementara Pak Dahlan duduk di atas kursi selayaknya seorang raja yang memerintah Budaknya,..

Perlahan Karen membuka resleting Pak dahlan, sementara Pak Samsul yang berdiri dibelakanganya hanya terkekeh kecil, melihat apa yang dilakukan oleh gadis cantik itu,..

Perlahan Karen mulai mengoral penis Pak Dahlan perlahan, ia menghisap penis itu sambil sesekali memainkan buah zakarnya,.. ia berusaha semampunya berusaha menyelesaikan ini secepatnya, perlahan tangannya ikut bergerak naik turun, sepanjang penis Pak Dahlan itu,..

Sesekali tangannya turun ke buah zakar Pak Dahlan sambil terus menghisap penis Pak Dahlan,..Karen melumat penis itu bagaikan seseorang yang lapar,.. pak Dahlan melengus-lengus nikmat merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan ini sebelumnya,.. Bagaimana jemari-jemari lentik Karen meremas-remas buah zakarnya sementara penisnya dihisap begitu dalam oeh Karen,, membuat Pak Dahlan begitu keenakan,..

Karen memilih seperti ini daripada harus disetubuhi oleh dua orang ini, ia ingin menyelesaikan ini secepatnya, dengan harapan setelah mereka berejakulasi oleh tangan dan mulutnya, mereka akan melepaskan dirinya,..

Pak Samsul yang melihat pemandangan begitu erotis ini, sudah tak sabar lagi, ia pun melangkah mendekat, tak lagi perduli ia memelorotkan celananya, penisnya yang lumayan panjang itu mengacung tegak, ia pun menarik Karen,..

“ Pak,.. saya juga mau,.. “ Samsul meminta pada atasannya itu,..

“ Hahaha,. Sory Sul,, gila enak banget, lu coba dech “ Kata-kata yang terdengar begitu keterlaluan sebenarnya,..

“ Tuch udah boleh, ayo neng,.. “ Pak Samsul menarik satu tangan Karen meminta Karen mengocok penisnya,..

Karen pun meraih penis itu, perlahan ia mengocok penis itu, Pak Dahlan yang tadi duduk di bangku pun ikut berdiri,. Sehingga posisi Karen terjepit diantara keduanya,.. Ia mengocok kedua penis itu dengan tangannya, sambil bergantian mengoral penis itu, membuat kedua orang itu melenguh-lenguh keenakan,..

“ Gila lama banget sich,.. “ pikir Karen, sementara ia mulai merasa lelah dan mual, mual dengan penis mereka yang berbau pekat itu,..

Ia mengoral penis Pak Dahlan lebih banyak dengan harapan Pak Dahlan akan segera keluar,.. ia menghisap penis itu dengan semua cara yang ia tahu,.. hingga membuat lesung pipinya begitu cekung masuk,..

“ Uggghh awwww,.. “ Penis itu berdenyut-denyut di mulut Karen, Gadis cantik itu pun segera menarik kepalanya,.. melepaskan penis itu dari mulutnya,.. namun tangan Pak Dahlan menahan kepalanya,.. Karen menatap Pak Dahlan, sambil berusaha melepaskan diri,.. dari penis Pak Dahlan mulai tumpah sperma hangat yang menjijikan itu,.. Karen menahan mual sementara Pak Dahlan malah memaju mundurkan pinggulnya,. Hingga Karen tak dapat lagi menghindar,.. menahan rasa mual sementara Pak Dahlan kembali melolong hebat sebelum spermanya itu tumpah didalam mulut Karen,..

“ Crett Crett,.. “ Akhirnya sperma Pak Dahlan muntah di mulut Karen,.. Karen kembali memberontak sebelum akhirnya Pak Dahlan melepaskan gadis cantik itu,..

Menahan air matanya yang mengalir, Karen memuntahkan sperma yang masih ada dalam mulutnya itu,..

“ Sialaaan banget sich Pak, !! “ Karen menghardik mereka, sementara ia masih berusaha memuntahkan sperma yang sempat tertelan,,..

“ Kirain doyan neng,.. “ Pak Dahlan menjawab sambil cengegesan, sebelum kemudian duduk di kursi dekatnya,..

“ udah ah neng,.. ayo sekarang yang saya,. “ Pak Samsul yang tengah tanggung menarik Karen keatas,.. sebelum menyodorkan penisnya dalam mulut Karen,.. Karen menahan rasa kesalnya sebelum kemudian kembali menghisap penis Pak Samsul,..

Pak Samsul lebih beringas dari pak Dahlan yang hanya sekedar menikmati apa yang diberikan oleh Karen, Tangan Pak Samsul tak pernah diam mengerjai dada Karen, menjepit payudaranya itu dengan tangannya, sambil sibuk memainkan puting payudara Karen itu, perlahan ia menarik-narik sambil meremas payudara itu,.. tiba-tiba Pak Dahlan berjongkok di belakang Karen,

Tangannya melepas Celana Karen, sambil menyelipkan jemarinya ke kemaluan Karen,.. Ia mengusap bagian vagina Karen yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu sebelum bergerak lebih bawah, menyentuh bibir kemaluan Karen itu,..

“ Mau apa pak ?? “ Karen berusaha melawan,..

“ Udah dibikin enak dech pokoknya,.. “ Sementara Pak Samsul kembali menarik wajah Karen yang meninggalkan penisnya itu,.. membuat Karen tak lagi dapat berkata-kata,..

Ia kembali harus menerima terjangan penis pak Samsul sementara ia mulai merasakan tangan Pak Dahlan yang tengah memainkan clitorisnya itu,. Pertama terasa perih karena Pak Dahlan memaksa jemarinya itu bemain dalam vaginanya yang masih kering itu, namun perlahan cairan cintanya mulai mengakir dari bibir vaginanya itu, Pak Dahlan mencuit sedikit cairan itu sebelum kemudian kembali mengerjai clitoris Karen,..

Semua itu membuat Karen mendesah tak karuan,,.. ia mendesah-desah diantara hisapan penis pak Samsul,.. ia mendesah hebat tiap kali jemari Pak Dahlan, menyetuh tepat di bagian sensitivenya itu,..

“ Duh gila gak tahan Boss,… saya pake duluan ya,.. “ Pak Samsul mencabut penisnya sambil mendorong Karen ke lantai,..

“ Iya-iya boleh aja, gue juga masih lemes nich Sul,,.. “ Pak Dahlan cengengesan,.

“ Pak, Pak, tadi kan janjinya gak gini,.. “ Karen protes, sekaligus ketakutan karena kedua orang ini hendak memperkosanya sekarang,..

“ Itu kan tadi non,.. “ Pak Samsul menjawab enteng,..

Karen berusaha menghindar, namun tangan Pak Samsul kembali menangkapnya,.. ia menindih tubuh Karen, sementara tangan-nya berusaha menurunkan seluruh celana Karen,

Setelah berhasil ia langsung menekan jemarinya itu dalam vagina Jaren, perlahan ia menekan tenggelam jemarinya dalam vagina Karen, membuat gadis itu menjerit menahan rasa sakit berbalut nikmat,..

“ Awwwwhhh,.. Pak Sakit pak,.. “ Namun tak ada reaksi balasan dari pak Samsul selain malah makin dalam membenamkan jemarinya itu dalam vagina Karen,.. perlahan tangannya itu bergerak naik turun, Karen mendesah-desah tak karuan, sementara vagina-nya mulai basah, Pak Samsul tak menunggu lama lagi untuk menekan penisnya dalam Vagina Karen,..

Karen berusaha mendorong Pak Samsul, ia masih ingin mempertahankan kehormatannya itu, namun Pak Samsul jauh lebih kuat, penisnya ditekan masuk,.perlahan kepala penisnya itu mulai masuk dalam vagina Karen, sebelum kembali ditarik dan sebuah hentakan Pak Samsul membuat penisnya tenggelam kian dalam,..

“ Awww,.. “ Karen menjerit, merasakan penis yang mulai masuk dalam tubuhnya itu,.. ia menggeliat menahan perih, sementara pak Samsul kembali menarik penisnya sebelum kembali dengan hentakan yang lebih kuat menekan penisnya masuk lebih dalam lagi,..

Penis itu tertancam utuh,.. Karen menahan perih sementara mulutnya tak berhenti kembang kempis, air mata mengalir dari pelupuk matanya itu,..

Sementara Pak Samsul mulai menciumi wajah Karen, sambil menggerakan pinggulnya naik turun, memainkan penisnya yang tengah tenggelam dalam vagina Karen

#####

Chapter 14 : Campus Desperado 2 (10)

Seperti pedang yang diasah

Seperti itulah kebencian

“ 37.500 “ Suara pelayan fotocopy itu, memanggil Ando yang sedang melamun sambil memperhatikan mobil yang melintas,..

Ando mengeluarkan pecahan uang 20.000an dari dompet-nya, membayar Fotocopy-an yang cukup tebal, ia melihat jam di Hp-nya yang sudah ketinggalan zaman itu,..

Pukul 7.25,.. Ando tampak panik menunggu uang kembalian, Ia ingat masih harus mengembalikan satu buah buku pelajaran ke perpustakaan kampus, jaraknya sekitar 15 menit dari tempat Fotocopy ini, ia terpaksa memilih tempat fotocopy ini karena masih jauh lebih murah dari tempat Fotocopy dekat kampus, uang 5-10.000 cukup berharga buat Ando,..

Ando menaiki Sepeda Motor Edison yang dipinjam-nya, ia menyalakan Motor itu dan bergegas meninggalkan tempat itu, tak berapa lama Ando memasuki komplek kampus, dan bergegas menuju gedung perpustakaan,..

Masih menyala, beberapa lampu di gedung perpustakaan itu terlihat masih menyala, Sedikit tenang perasaan Ando, karena memang buku yang dipinjam-nya ini adalah buku pegangan wajib, sehingga tidak boleh terlambat dikembalikan,..

Ia memarkir motor-nya tak jauh dari pintu masuk perpustakaan, bukan tempat parkir sebenarnya, namun jam-jam sepi seperti ini siapa yang akan perduli, Kampus ini menyediakan sebuah perpustakaan modern dan cukup lengkap, bangunan-nya 3 lantai, dengan 2 tangga didalam dan satu diluar, beberapa jendela besar sebagai tempat masuknya matahari menembus rindang-nya pepohonan di sekeliling perpustakaan itu membuat Perpustakaan ini terlihat begitu mewah, harus-nya perpustakaan ini buka 20 jam sehari, namun karena sebagian besar Mahasiswa-nya dari golongan mampu, membuat mereka cenderung membeli buku pelajaran sendiri ketimbang meminjam di perpustakaan dengan Prosedur yang bertele-tele,.. Ando mencoba memasuki pintu perpustakaan itu, terkunci, Ando berubah pucat, terlebih perpustakaan itu telihat lebih remang dari tadi,.. Ia berusaha mengintip karena di Lantai 2 masih ada lampu yang menyala,.. ia beralih menuju tangga luar perpustakaan,..

Perlahan ia menaiki tangga besi itu, matanya begitu terkejut saat melihat seorang gadis yang begitu cantik sedang ditunggangi oleh 2 orang berseragam perpustakaan,.. Gadis itu Karen, gadis yang baru saja menabrak dan mencacinya di depan banyak orang tadi siang, keangkuhan-nya saat menabrak Ando tadi tak bersisa, yang ada kini Karen tampak pasrah digumuli dua orang itu, tangan orang yang satu, yang diyakini Ando sebagai Pak Samsul berada di bawah Karen sementara tangan-nya meremasi payudara Karen yang padat berisi, puting payudara-nya ditarik-tarik membuat Karen mendesah-desah dan membuat mata-nya merem melek keenakan,…

Sementara satu-nya lagi, seperti Pak Dahlan yang terlihat dari perut-nya yang buncit tampak begitu menikmati bagaimana Mahasiswi sekaligus model itu mengoral penis-nya, penis-nya menancap di antara emutan bibir Karen, tangan kiri Karen pun terlihat begitu selaras dengan lidah-nya mengocok penis Pak Dahlan, Tangan Pak Dahlan menempel di kepala Karen seolah mendorong-dorong kepala Karen untuk menghisap penisnya lebih dalam lagi,..

Tubuh Karen terlontar naik turun, ternyata penis Pak Samsul sedang bergerak naik turun menyetubuhi Karen, penis-nya yang lumayan besar itu keluar masuk dalam vagina Karen cukup cepat, Seperti-nya Karen sedang mendesah-desah keenakan diantara kepungan dua lelaki itu,.. terlebih mereka bermain di tangga besi berwarna hitam yang memmbuat pemandangan itu terlihat begitu erotis, nafas Ando naik turun, penisnya mengeras hebat, tangan-nya meremas-remas kemaluan-nya yang sudah begitu menegang, seolah ikut larut dalam persetubuhan ini,..

Meski jantung-nya berdegup kencang, berpacu dengan rasa takut ketahuan saat mengintip, namun pemandangan Erotis Karen yang sedang menunggangi Pak Samsul sambil mengoral penis Pak Dahlan, tentu membuat Lelaki manapun tak ingin ketinggalan menyaksikan-nya, atau bahkan ikut turun dalam pergumulan ini,..

Karen melenguh-lenguh nikmat, mulut-nya tak henti menceracau, sementara penis Pak Samsul terlihat tenggelam makin dalam, terlebih saat tubuh Karen tiba-tiba menggelinjang nikmat, tubuh-nya bergetar-getar Erotis, rambutnya yang panjang terurai tersapu kesana-kemari, sementara tangan Karen terlihat seperti mencakar paha Pak Dahlan,..

Pak Samsul mendorong tubuh Karen kearah pegangan tangga, tangan Karen meremas anak tangga, saat penis pak Samsul didorong pemilik-nya melesak masuk dalan vagina-nya, Karen merem melek menikmati penis berukuran lumayan itu kembali menerjang masuk dalam vagina-nya, sambil melenguh-lenguh nikmat terlebih tak ada lagi penis pak Kasman dalam mulut-nya Wajah Karen menegadah keatas karena rambut-nya yang panjang itu ditarik dengan kasar oleh Pak Samsul,..

Pemandangan yang begitu erotis membuat Ando tak sadar tengah menyelipkan tangan-nya mengocok-ngocok penisnya dalam celana Jeans butut-nya,..Tangan Pak Samsul yang sedang meremas-remas payudara Karen diibaratkan tangan-nya sendiri yang meremas payudara yang begitu menggoda itu,..

Sementara remasan-nya tangan-nya sendiri seolah vagina Karen yang sedang meremas dengan dinding vagina-nya, tangan-nya megocok kemaluan-nya sendiri seolah sedang menyetubuhi Karen, Sementara di dalam Pak Dahlan malah sedang menyusu di payudara Karen yang terbanting-banting kesana-kemari, tangan-nya meremas payudara itu hingga membuat payudara itu mengerucut dalam remasan-nya, lidah Pak Dahlan tampak asyik memainkan puting-nya..

Pak Dahlan menarik wajahnya dari payudara Karen, tangan-nya masih tetap meremas-remas payudara-nya itu, sementara bibir-nya yang tebal disodorkan ke bibir Karen yang mungil, bibir yang tadi begitu lapar mengoral penisnya hingga membuat Pak Kasman begitu melayang keenakan dibuat-nya,..

Wajah cantik Karen, seluruh tubuh-nya yang putih indah dengan lekukan yang mengiurkan diselimuti oleh peluh yang tak sedikit, terlebih dibagian selangkangan-nya yang basah bukan hanya oleh keringat namun juga oleh cairan kewanitaanya yang mengucur,..

Ando sendiri masih begitu menikmati pertunjukan itu, tangannya masih begitu bernafsu mengocok batang kemaluan-nya sendiri, sial baginya saat buku tebal perpustakaan itu jatuh ke anak-anak tangga besi itu,.

“ Bummm, brakkk brakkk, brakkk “ Bunyi-nya cukup nyaring, karena hardcover buku itu bertubrukan dengan anak-anak tangga yang terbuat dari besi itu,.. Bunyi itu ternyata memancing perhatian kedua penjaga perpustakaan itu,..

Pak Kasman bergegas merapikan pakaiannya, sementara Ando buru-buru turun, mengambil buku yang terjatuh diatas pekarangan kampus itu,..Ia berusaha tampil sewajarnya, penisnya langsung mengempis karena rasa tegang yang muncul tadi, ia mengambil buku yang tergeletak di atas tanah itu dan berdiri di depan pintu perpustakaan, bayangan Pak Kasman terlihat berlari kearah pintu Perpustakaan, wajahnya terlihat gusar, meski ada sedikit guratan rasa takut,..



« Back

Download film langsung dari hape !
+ KISAH PANAS +
[01] | [02] | [03] | [04] | [05] | [06] | [07] | [08] | [09] | [10] | [11] | [12] | [13] | [14] | [15] | [16] | [17] | [18] | [19] | [20]
Home Home
Guestbook Guestbook

U-ON
2141
INDOHIT.SEXTGEM.COM