Akibat Terjebak Nafsu
Huaahhh.. Dessy membuka matanya lebar-lebar waktu telah menunjukkan
pukul 9 pagi pertanda ia telah terlambat bangun untuk pergi ke sekolah.
“
uhhh…malesnya“ ia berjalan lemas menuju kamar mandi untuk segera
berendam untuk menghilangkan ngantuknya karena semaleman ia begadang
chating nakal bersama seseorang yang menarik perhatiannya meskipun
mereka sama sekali belum pernah bertemu. Kemarin ia telah berjanji untuk
bertemu hari ini, itulah membuat jantung Dessy tidak henti berdetak
dengan kencang meskipun selama ia berendam di kamar mandi. Bahkan Dessy
sama sekali tidak mengetahui siapa nama asli si teman chatingannya, yang
membuat ia tertarik adalah nickname temannya itu yaitu “Dahlan si
Penjahat Kelamin” yang mengaku bernama Robert.
“Ahhhhh… “ Dessy
mengurut-ngurut vaginanya yang sambil membayangkan percakapannya
kemaren semalaman. Dia sangat dominan, tegas tapi adil, dan tahu apa
yang diinginkannya dan membawanya, sama seperti bagaimana penguasa
seharusnya. Terasa vaginanya berdenyut-denyut, yah vagina Dessy memang
berbeda dengan vagina kebanyakan gadis, dinding vaginanya sangat tebal
sehingga memungkinkan cengkraman yang erat bagi setiap penis yang masuk
ke dalamnya, namun belum seorangpun yang pernah memangsa vagina
mulusnya. Mungkin ini disebabkan karena Dessy yang merupakan siswi
tercerdas di sekolahnya. Sehingga selalu mendapatkan
kelas unggulan dan akibatnya selama ia 3 kali pacaran semuanya
cowok-cowok kutu buku, jangankan menyentuh vaginanya, mencium bibirnya
saja mantan pacarnya tidak berani. Ia merasa bosan dengan kehidupan
sehari-harinya yang menuntutnya harus bertindak bagaimana layaknya gadis
golongan atas, terlebih kedua orang tuanya sering tidak di rumah sibuk
dengan bisnis mereka. Seringkali Dessy hanya melampiaskan nafsunya yang
menggebu-gebu dengan bermasturbasi sambil menonton video-video porno
baik jenis western XXX maupun JAV di kamarnya. Ia merasa beruntung
berkenalan dengan Robert, teman cybersex yang sangat agresif.
“Meonggg…meong…meongg….” (ringtone ponsel Dessy) :p
Dessy
segera tersadar dari lamunannya di kamar mandi setelah mendengar
polselnya yang berbunyi tiba-tiba, namun ia tidak segera mengambil
ponselnya di kamar, karena ia masih mengeringkan tubuhnya terlebih
dahulu lalu mengambil handuk. Sementara itu polselnya terus berbunyi.
Akhirnya setelah membalut tubuhnya dengan handuk ia segera mengangkat
polselnya.
“haloo,,selamat pagi ini siapa ya ?”
Mendadak muka
Dessy berubah pucat rupanya yang menelpon adalah “Robert si Penjahat
Kelamin”. Ia membentak-bentak Dessy karena keterlambatannya. Dessy harus
segera menemuinya di alamat XXX,jalan x kurang lebih 60 KM dari tempat
tinggalnya sekarang. Sebagai hukumannya dilarang menggunakan celana
dalam dan BH saat pertemuannya nanti. DEG...Jantung Dessy kemudian
berdetak dengan kencang nafsunya segera menguasainya membayangkan apa
yang akan terjadi padanya nanti.
“Baik Tuan Robert, hamba segera menuju lokasi” jawabnya sedikit gugup
Segera
ia memacu mobilnya menuju alamat tersebut kurang lebih 1 jam ia sampai
ke lokasi tersebut. Ternyata alamat yang diberikan Robert berada di
pondok yang berlokasi di sebuah bukit dengan pemandangan sangat bagus
namun berada di pinggiran hutan yang jauh dari pemukiman penduduk. Dessy
segera memarkir mobilnya kemudian menelpon Robert.
“Tuan hamba sudah disini, tuan dimana”
“Masuk saja ke kamar nomor 2 di lantai atas tunggu saya disana, Pelacur !!”
“Dessy
sebenarnya tersinggung direndahkan seperti itu ia lalu terdiam sejenak
ia mulai berpikir untuk mengurungkan niatnya bertemu, namun nafsunya
yang menggebu telah menguasainya benar-benar tidak sabar untuk
disetubuhi oleh Dahlan si Penjahat Kelamin.
“Kenapa diam, pelacur ayo masuk !!.
“Ya tuan.. saya Pelacur.. Setubuhi saya.. Hamili saya tuan” seolah ia tidak sadar berkata seperti itu
Vaginanya
yang terus berdenyut membuat ia kehilangan kontrol atas tubuhnya
mendapat perlakuan selayaknya pelacur, membuat vaginanya tidak sabar
untuk segera diperawani tuannya. Sambil berjalan memasuki rumah ia
membayangkan adegan video video bondage kesukaannya. Dessy kemudian
sampai ke depan kamar nomor 2 ia kemudian perlahan membuka pintu dan
masuk ke dalam. Namun tidak seorangpun ada di dalam kamar tersebut yang
ada hanyalah ranjang empuk berukuran besar, meja rias cermin dan
kerangkeng besar dalam kamar berukuran 4x4 m itu. Ia kemudian duduk di
tepian ranjang. Kemudian teleponnya berbunyi
“Pelacur.. buka seluruh
pakaianmu lalu buang jauh-jauh keluar jendela, kalau tidak aku cincang
tubuhmu disini” sahut suara disana
Dessy yang ketakutan segera
menanggalkan semua pakaiannya dan membuangnya lewat celah kecil di
jeruji jendela sesuai dengan yang diperintahkan. Ia benar benar seperti
kerbau yang telah dicolok hidungnya. Tubuhnya yang bugil dengan bulu
yang lebat di vaginanya benar-benar mengundang gairah setiap pria yang
pasti bernafsu untuk menidurinya. Lalu perlahan ia mendengar suara
langkah kami berat yang menuju kamar tersebut. Jantung Dessy berdetak
dengan kencang, vaginanya semakin basah. Pintu kamarnya dibuka perlahan,
Dessy yang gugup dan mukanya merah membenamkan wajahnya ke bantal. Ia
merasakan ada seseorang masuk ke kamar itu lalu mengunci kamar itu dan
mendekat ke tubuhnya. Dessy belum berani untuk memalingkan tubuhnya dari
bantal. Tiba-tiba ada tangan besar memegang bokongnya dan tanpa
sungkan-sungkan langsung mencolok lubang anusnya dengan jari tengahnya .
aaaahh.. Dessy kesakitan tapi vaginanya yang berdenyut membuat ia
membiarkan pelaku untuk melanjutkan mengobok anusnya.
“Ahhhhhh… ahhhhh…. Sakittt…..Tuan…!!” rintihnya
Dessy
kemudian memalingkan wajahnya untuk melihat seperti apa gerangan
manusia yang akan menjadi pejantannya itu. Mendadak lemas tubuh Dessy
karena pejantan yang ia bayangkan yaitu lelaki tampan yang berotot tidak
menjadi kenyataan. Yang ada di hadapannya justru adalah pria bule
sangat gemuk yang buruk rupa yang siap memperkosa dirinya. Kakinya lemas
tidak bisa digerakkan ingin rasanya ia segera kabur dari tempat itu.
Namun rasanya tidak mungkin sebuah jari tengah kini telah terlanjur
menancap di lubang pantatnya.
“Ahhhh.. ahhh… Sakitt lepaskan..” Dessy meronta-ronta berusaha lepas, tidak terasa air matanya pun menetes.
Pria
itu, Robert, adalah seorang ekspatriat yang bekerja di sebuah
perusahaan di Indonesia. Seorang pengidap kelainan seksual yang suka
menerapkan sado masochist terhadap pasangan seksnya. Para wanita lokal
yang pernah ia kencani banyak yang tidak tahan dengan siksaan-siksaannya
ketika berhubungan seks. Bosan dengan para wanita yang biasa ia temui
di kafe dan tempat dugem, ia mencari pasangan lain melalui fasilitas
internet. Dessy lah yang menjadi korbannya dan Robert sendiri memang
ingin mencicipi anak sekolah Indonesia. Setiap kali chatting mereka
tanpa ragu mengeluarkan kata-kata jorok dan cabul, sisi liar dalam diri
Dessy membuatnya menikmati semua ini hingga akhirnya pertemuan pertama
mereka ini. Dessy kini tidak ada pilihan lain lagi selain melayani bule
gendut ini, pintu telah tertutup rapat, yang ada kini adalah ia mesti
pasrah melayani tuannya di kamar yang sempit ini. Robert segera
membenamkan wajah Dessy di dadanya yang berbulu membuat gadis itu
kehabisan nafas hingga ia meronta-ronta. Sungguh tubuh Dessy yang mungil
memang bukan tandingan badan besar si Robert. Kemudian jari tengah
Robert dengan kasar menusuk vagina Dessy lalu mengobok-oboknya.
“Rasakan ini pelacur, hahaha!” tawanya penuh kemenangan
“Aaahhhhhh… ampunnn … ahh,,, oohh...tuan tolong hentikan!” erang Dessy mengiba
Badan
gadis itu mengejang, vaginanya terasa sakit, namun ia bergetar menerima
kenikmatan yang luar biasa tidak bisa ia tahan. Tiba-tiba, ia melihat
penis besar si bule mulai menegang. Luar biasa besarnya benda itu,
kira-kira 20 cm tidak seperti bayangannya karena penis orang gemuk
biasanya kecil. Dessypun bergidik ngeri membayangkan sebentar lagi penis
itu yang akan mengairi rahimnya namun ada gejolak nafsu yang membuatnya
ingin segera disetubuhi.
“Hei, nikmat ya pelacur. Mulai sekarang
kamu adalah budak seks saya!” kata Robert, “apapun yang saya perintahkan
you harus ikuti. kamu tidak bisa keluar dari sini selamanya.
Understand?!”
“Mengerti tuan… ahhh!” erang Dessy lagi ketika jari tengah Robert masuk semakin dalam hampir merobek selaput daranya.
“Mulai
sekarang, Kamu cuma boleh minum air sperma saya dan air ludah saya.
Karena kamu budak saya mengerti. Jadi minum sebanyak-banyaknya agar
kamu tidak mati kehausan.. Mengeti Budak !!!”
“Aahhh....iya, mengerti Tuan.. saya budak tuan… siap jadi memuaskan tuan selamanya.. setubuhi saya tuan!”
Robert
mendorong tubuh Dessy hingga ia terbanting di kasur yang sangat empuk.
Segera tubuh besar Robert menindih tubuh munggil Dessy. Badan Dessy
terasa remuk semuanya, beruntung ia tidur di atas kasur yang sangat
empuk jika tidak mungkin ia sudah pingsan kehabisan nafas. Penis besar
Robert masuk perlahan di vagina Dessy. Gadis itu pun berkelojotan,
badannya kembali menegang menahan rasa nyeri vaginanya diterjang penis
gemuk itu.
“Aaahh...pelan-pelan tuan...sakit!!”
Dengan kasar
Robert menekan-nekan penisnya ke vagina mungil di hadapannya namun ia
kesulitan memasukannya. Bule gendut itu pun semakin buas, baru kali ini
ia dapat menikmati tubuh perawan secantik Dessy. Seperti binatang lapar,
Robert kembali menghujamkan penisnya sekuat tenaga.
“Aahhhhhhhh..sakitt tuaann!!” jerit Dessy
Penis
besar itu berhasil masuk merobek selaput perawannya. Robert menikmati
jepitan dinding kemaluan gadis itu beserta selaput keperawanannya dan ia
terus bertahan di situ tanpa melakukan satu gerakan apapun terlebih
dahulu. Ia masih belum rela melepaskan kenikmatannya yang tak
terlukiskan oleh kata-kata tatkala dinding keperawanan gadis korbannya
itu sangat memberi kelembutan serta kehangatan yang tiada terkira
untuknya, sebab ia tahu apabila begitu batang pelir yang telah terbenam
seluruhnya kini ke dalam dasar kemaluan dara itu ia tarik ataupun
dicabut, maka kesuciannya akan terenggut sudah. Rasanya tak ada satu
kenikmatan apapun di belahan bumi ini yang mampu menandingi merenggut
keperawanan seorang gadis muda. Ia juga ingin memberi kesempatan kepada
gadis belia yang dinodainya itu agar menyesuaikan diri terlebih dahulu
dengan ukuran penisnya yang begitu besar. Bibir kemaluan Dessy nampak
ikut melesak masuk ke dalam pula tatkala dipaksa harus menelan batang
penis lelaki itu yang kini sudah menancap pada vaginanya disela-sela
kedua belah pahanya yang terbuka. Kenikmatan demi kenikmatan yang
dirasakan oleh Robert ternyata sangat bertolak belakang sekali dengan
apa yang dirasakan gadis muda belia itu kini. Ia yang baru kali ini
disetubuhi oleh seorang lelaki begitu merasakan kesakitan yang amat tak
terperikan. Erangannya seolah mengiringi kemenangan bule bejat itu yang
berhasil menaklukkannya dan membuat gadis itu dengan terpaksa merelakan
keperawanannya tanpa ampun di bawah dekapan lelaki bajingan yang
menjadikannya budak seks.
Sementara rambut hitam panjang sebahu
Dessy terlecut-lecut mengikuti arah kepalanya yang terus
terbanting-banting di atas kasur. Tak terasa air mata membasahi kedua
pipi mulusnya karena menahan rasa sakit pada vaginanya. Robert mendekap
tubuh telanjang dari Dessy yang kini berada di bawahnya dan dada bidang
perkasa nan sarat dengan bulu-bule lebatnya itu menekan kedua belah
payudara korbannya. Wajah lelaki itu menelusuri leher jenjang kanan yang
begitu halusnya dari si gadis sehingga membuat kepala Dessy tak lagi
dapat bergerak kesana kemari. Dijilatinya leher jenjang sang perawan itu
dengan rakusnya dari pangkal telinga sampai pundak kanannya, melumuri
area itu dengan air liur kemenangannya. Puting susu sebelah kiri gadis
itu yang semakin mekar ranum memerah dipilin oleh pertemuan ibu jari dan
telunjuk tangan kanannya yang kasar, dengan gencar diremas-remasnya
bongkahan daging susu yang masih mencuat indah keatas dan sama sekali
belum kelihatan turun sama sekali serta masih berbentuk bulat kenyal dan
memadat indah mempesona nan menghiasi bagian dadanya yang jatuh dalam
dekapan si bule jahanam itu. Celana dalam yang tersumpal di belahan
mulut mungilnya ditarik lepas dan langsung tergantikan oleh ciuman ganas
penuh birahi yang luar biasa buas dari sang durjana kepada korbannya
sebelum gadis itu sempat mengeluarkan erangan dan rintihannya kembali.
Kedua bibir dari insan berlainan jenis ini bertemu seketika dalam
peraduan adegan indah persetubuhan nan terlarang itu. Lidah lelaki itu
telah memasukki rongga mulut mungil sang dara yang terpejam erat dan
menari-nari di dalamnya berusaha mengait-ngait lidah wanita yang masih
belia tersebut nan telah dicicipi kehangatan dan kelembutannya saat tadi
mengulum batang penisnya. Terus didera bertubi-tubi ciuman si bule
bejat, kini Dessy hanya bisa pasrah merelakan lidahnya yang telah
dikaitkan oleh tarian lidah lelaki tersebut yang elastis, kadang bisa
dibuat tegang kaku saat waktu lalu digunakan menyodok-nyodok celah
lubang duburnya, kadang pula lemas seperti tali yang meliuk-liuk maupun
mengait lidah mungilnya kini. Setelah dirasanya telah puas mencicipi
keperawanan sang dara, kini penis yang cukup lama terbenam di dasar
vagina gadis itu kini ditariknya perlahan dan kelamin mereka yang
tadinya melekat erat seakan telah menjadi satu itu mulai terpisah.
"Psshh...!
sleph!", suara yang ditimbulkan dari pelepasan batang penis yang
tertancap pada kemaluan sang perawan itu begitu sangat khas sekali di
telinga dan proses terenggutnya kesucian gadis itu dimulai.
Kini
seiring dengan pergerakan penis Robert yang telah keluar sepertiga dari
ukuran batangnya dari dalam belahan intim kemaluan gadis itu yang
merekah membuat bibir-bibir vagina korbannya menjadi ikut tertarik
sampai monyong ke depan. Bersamaan itu pula dari sela-sela lubang
vaginanya dimana kulit-kulit penis bajingan itu bersarang didalamnya,
kini tampak berkilat-kilat basah oleh lendir vaginanya yang melumasi
jajaran tonggak daging pelirnya mulai menetes darah segar kesuciannya
yang pada akhirnya berhasil direnggut paksa jua dari tubuhnya.
"Mmpphff!
Ugh! Ughff!!", itulah suara rintihan Dessy yang terdengar saat
keperawannya telah terenggut seutuhnya oleh si bule jahanam ini,
sementara sela-sela vaginanya yang telah diluluh lantakkan itu masih
berdesis-desis tatkala melepaskan batang penis lelaki tersebut dari
vaginanya diiringi senyum kemenangan Robert.
Betapa Dessy merasa
dirinya benar-benar rendah karena telah jatuh dalam pelukan pria asing
yang sama sekali tak dikenal apalagi dicintainya, namun tubuhnya telah
dinodai olehnya dan semua yang ada di ketelanjangannya berbaur sudah.
Tak ubahnya tubuh gadis itu adalah tubuh lelaki itu, demikian pula
sebaliknya, tubuh lelaki itu adalah merupakan bagian dari tubuhnya kini.
Namun parahnya ia malah menikmati semua ini, tubuhnya tidak bisa
berbohong, rangsangan-rangsangan itu telah membuatnya menggeliat-geliat
nikmat. Dessy bahkan berkhayal andaikata saja tiada norma-norma atau
apapun yang mengaturnya bagaimana harusnya pria dan wanita, maka ia akan
meminta jatah birahi padanya setiap malam, dan aku akan melakukan
apapun untuk meraih kepuasan. Ia akan rela pria gemuk ini mengenjot
terus tubuh telanjang mudanya yang aduhai begitu sempurna keindahannya
sampai sang pagi datang menjelang.Mulut lelaki itu kini melahap belahan
payudara kanannya dan menelan puting susunya sekaligus, lalu
disedot-sedot dengan buas penuh dengan nafsu hewaniah. Tubuh telanjang
Dessy sampai menggeliat-liat dibuatnya seiring dengan dimulainya
hentakkan pinggul lelaki itu di antara kedua kaki indah itu. Ikatan
tambang yang mengikat erat kedua kakinya ini kini dilepaskan oleh Robert
karena ia telah yakin bahwa kini korbannya telah takluk pada
kejantanannya. Derai-derai air mata di pipi mulusnya itu telah
dibersihkan pula oleh telapak tangannya yang besar. Sepasang betisnya
yang masih mulus terbentang kencang itu kini dikepitnya di antara kedua
ketiak dari lengan perkasanya kiri dan kanan. Kaki-kaki indah yang
terjepit ketiak itu tampak bergerak-gerak seiring hujaman lelaki
bajingan itu pada lubang vaginanya dan tubuhnya yang sudah bermandikan
oleh peluh persebadanannya itu terhempas-hempas dibuatnya.
“Oh seperti inikah yang dinamakan kenikmatan diperkosa? Tak mau tapi mau juga akhirnya?” tanya Dessy dalam hati.
Dengan
posisi setengah jongkok Robert terus menggenjot tubuh Dessy yang masih
begitu kencang dan padat di usia mudanya. Kedua tungkai paha gadis itu
kini ditekan oleh kedua tangannya sehingga kangkangannya semakin jelas
dan lebar dengan kedua tumit kaki indahnya bertumpu pada kedua belah
pundak lebar si bule bejat tersebut. Wajah cantiknya yang tergerai
rambut hitam panjangnya semakin menengadah ke langit-langit. Kedua
kakinya semakin tertarik ke atas bertopang pada pundak kiri dan kanan
sang lelaki jahanam yang telah leluasa menikmati kehangatan tubuh
mudanya itu.
Robert terus menahan penisku di dalam vagina Dessy,
menikmati sensasinya, menikmati setiap erangan dari mulut gadis itu. Ia
lalu mulai bergerak lagi, memperkosa dia pelan-pelan, lalu brutal dan
menyakitkan, merasakan kenikmatan yang makin memuncak, . Merasakan
orgasmeku yang kian dekat, pria itu tahu sebentar lagi akan keluar, maka
ia pun mengeluarkan semua spermanya di dalam vagina Dessy. Mulut Robert
makin keras menyedot leher jenjang Dessy dan mulai mengigitnya. Robert
pun akan meledak sebentar lagi, ia mendengus bagaikan banteng, otot
pahanya menegang ketika penisnya berdenyut-denyut tak terkendali di
dalam vagina gadis itu, menyemburkan sperma demi sperma ke rahimnya yang
baru saja ia perawani, kenikmatan yang amat sangat seakan-akan
menyakitkan tubuh Dessy, membuat nafasnya tersengal-sengal. Dessy sangat
sadar bahwa ia sudah mengalami orgasme dan Robert merasa sangat nikmat
karena dengan begitu dia tahu bahwa ia sudah menaklukan gadis itu dan
telah menyetubuhi dan meyemburkan spermanya ke dalam tubuhnya. Tubuh
gendut Robert terbaring selama beberapa saat, lemas karena kenikmatan
yang bertubi-tubi. Robert lalu mengangkat tubuhnya dari atas tubuh
Dessy, penisnya masih keras dan tegang waktu ditarik dari vagina Dessy.
Ia berdiri dan memperhatikan Dessy, tubuh seksi yang baru saja ia
nikmati, dipandanginya kaki Dessy yang ramping, yang sekarang tertekuk
tak berdaya, pinggulnya yang bulat, perutnya yang rata, buah dadanya
yang masih bergerak naik turun, pada wajahnya yang imut yang semakin
cantik dengan rasa sakit dan air mata.
“Hehehee...you enjoyed it ha?” tanyanya sambil tersenyum mengejek.
Dessy
mengangguk lemah ke arah Robert yang tersenyum dan mengangkat tubuhnya
dengan tangannya. Dessy sempoyongan dipegangi oleh Robert di lengannya.
Ia menyeretnya ke meja di sudut ruangan. Dessy pasrah ketika pria itu
membungkukan tubuhnya ke meja, hingga sekarang mulai pinggang hingga
kepala ia terbaring menelungkup di atas meja, semetara kakinya masih di
lantai.
“Wait a moment, pelacur hehehe!” katanya sambil mengambil
pita perekat dari laci meja itu dan mengikat kedua pergelangan tangan
Dessy jadi satu. Setelah selesai ditariknya tangan gadis itu hingga
tergantung di sisi lain meja, sekarang kepala Dessy tergantung di
pinggir meja, buah dadanya menjadi bantalan bagi tubuhnya di meja,
menempel pada meja kayu jati itu.
"Nice ass...pantatnya yang hebat!", kata Robert sambil meraba dua bulatan pantat Dessy.
Dessy
memang punya pantat yang sempurna, apalagi kalau dibandingkan dengan
tubuhnya yang ramping, bentuknya sempurna, penuh, lembut, halus dan
tanpa noda. Robert meraba, meremas dan menarik pantat Dessy, membuat
Dessy melonjak di meja. Penis Robert telah mengeras lagi dan ia siap
memasukkan benda itu ke tubuh Dessy. Ia jambak rambut panjang Dessy
sehingga gadis itu merintih, tangan pria itu yang satunya mendorong
masuk penisnya ke vagina Dessy. Gadis itu merasakan sakit yang luar
biasa waktu penis si bule bejat itu masuk ke tubuhnya, walaupun
vaginanya telah basah dengan sperma dan darah perawannya. Wajah Dessy
mengerenyit dan gemetar, erangan keluar dari mulutnya pada saat
bersamaan. Robert juga mengerang, setelah itu terdengar suara daging
bergesekan dengan daging. Ia mulai memperkosa Dessy dengan brutal dari
belakang, seperti seekor anjing, sementara tangannya terus menarik
rambut panjang gadis itu. Rasa sakit dan sengsara terlukis bergantian di
wajah Dessy, matanya terbelalak karena sakit dan shock, mata yang bulat
hitam dan berkilat karena air mata, bibirnya membentuk huruf 'O' sambil
menjerit kesakitan. Robert memang sudah tidak menjambak rambutnya,
sebagai gantinya ikat pinggangnya ia ayunkan ke punggung atau pantat
gadis itu. Robert mendengus dan mendengus lagi, dia baru saja ejakulasi
di vagina Dessy, dan Dessy juga menyadarinya, dan ia lalu memejamkan
matanya yang berlelehan air mata dan kembali menangis tersedu-sedu, dan
setiap pecutan Robert mengayun, tangis kesakitan kembali terdengar dari
mulut gadis itu.
"Ini benar-benar asyik...great!!", kata Robert sambil masih melihat ke pantat Dessy.
Robert
menarik Dessy dengan menjambak rambutnya, membuat kepala gadis itu
terangkat dan kemudian dadanya, membuat dada yang tadi tertindih
menyembul tegak lagi.
“Aaaahhh...sakittt!!” jeritnya
Dengan kasar
pria itu mendorong tubuhnya ke lantai. Rambut Dessy menutupi wajahnya
sementara tangannya yang masih terikat menumpu tubuhnya yang terbaring
miring, dan kakinya yang indah menekuk di lutut. Robert berjalan memutar
dan mendorong kursi besar dari kulit dari balik meja itu ke depan
Dessy. Kemudian ia duduk di kursi itu, merosot sedikit, dan memegang
penisnya hingga mengacung ke atas.
"Coba kamu ke sini Dessy", katanya, mata pria itu sangat penuh birahi, "dan kulum ini kontol!"
Dessy
pun termanggu, antara menurut dan menolak. Ia terisak sekali dan
kemudian mulai bergerak, merangkak dengan lututnya, menuju ke arah bule
bejat itu, rambutnya yang panjang menempel di wajah, buah dada dan
punggungnya. Ketika ia sampai di dekat Robert dan ia meraih penisnya di
pangkalnya dengan tangannya yang terikat, setelah itu membuka bibirnya
lalu mendorong mulutnya ke penis itu. Dalam posisi berlutut, kepalanya
mengangguk-angguk ketika ia mengoral Robert, pipinya kembung kempes
menghisap dan mengulum penis itu, sebagian rambut jatuh di wajahnya.
"You
don’t know how to suck cock ha?", kata Robert, sambil memandang gadis
itu, tangannya meremas rambut Dessy, ia merasa kurang puas dengan teknik
oral Dessy yang masih amatir.
"Saya akan ajar you cara muasin saya
hehehehe..." Dessy merintih mendengar perkataan pria itu karena
jambakannya makin keras, matanya mengikuti pandangan Robert yang sedang
melihat ke ikat pinggang yang tergeletak di lantai. Pria itu mengambil
ikat pinggang tersebut, melihat tubuh Dessy gemetar lagi seakan tahu apa
yang akan terjadi sebentar lagi, kepalanya bergerak makin cepat di
penis Robert, hampir putus asa, ia tidak ingin dipecuti lagi. Tangan
Robert mengayunkan ikat pinggang ke punggung dan pantatnya,
ctar....ctar.... tubuh Dessy pun melonjak kesakitan sementara lolongan
kesakitan terdengar dari tenggorokannya, diredam oleh penis pria itu
yang masih ada di mulut Dessy. Bekas memar kemerahan pun menodai
kulitnya yang putih mulus. Ketika menjerit kedua kalinya, dan yang
ketiga ketika ikat pinggang itu mendarat ke pahanya, kepala Dessy
terlonjak sedikit ketika pria itu menekan kepalanya turun ke pangkal
penisynya. Jeritan Dessy berubah menjadi batuk dan suara tersedak, penis
itu rupanya masuk hingga tenggorokannya. Benjolan kepala penis Robert
di tenggorokan Dessy terlihat, mata gadis itu membeliak-beliak, tubuhnya
meronta-ronta karena rasa sakit, panik dan kekurangan udara, tangannya
menggapai-gapai, terlalu takut untuk mendorong tubuh Robert yang dengan
tangannya menahan kepalanya agar tetap di pangkal penisnya. Robert
mengayunkan ikat pinggangnya lagi, membuat suara jeritan terdengar lagi
ketika ujung ikat pinggang itu menghajar punggungnya yang mulus. Robert
menyeringai menikmati korbannya menderita di bawah siksaannya.
Robert
memang masochist tulen yang menyukai permainan kasar dalam seks. Dengan
kedua tangan di sisi kepala Dessy, ia remasi rambut gadis itu dan
menggerakkan kepalanya di penisnya, menghunjamkan wajahnya ke
selangkangannya ketika ia memasukkan seluruh penisnya hingga ke
tenggorokan si gadis. Tubuh gadis itu pun gemetar, mengejang dan
berkeringat, pantat dan paha Dessy sudah bilur-bilur kebiruan karena
terus dipukuli. Robert terus menghunjamkan wajah Dessy ke pangkal
penisnya dan sekarang menahannya di situ
“Aaahhhh...fucking
cummm...eat this bitch!!” erang Robert yang ternyata sedang
ber-ejakulasi di tenggorokan Dessy, ia menggeram ketika ia terus menahan
kepala Dessy.
Robert memberi jeda waktu pada Dessy untuk batuk-batuk
dan mengambil nafas setelah memuntahkan lahar putihnya di mulut gadis
itu.
“You suka itu kan?” ejek bule bejat itu.
Dessy tidak
menjawab, nafasnya naik turun tak teratur. Siksaan tadi benar-benar
membuatnya menderita, namun entah mengapa dalam hati kecilnya ia
diam-diam menikmatinya juga. Jenuh terus dipandang tinggi di sekolah
sebagai siswi berprestasi dan di rumah sebagai gadis baik, ia menikmati
sensasi baru direndahkan sebagai budak seks.
“Now you naik ke kontol
saya pelacur!!” Robert menarik tubuh lemas Dessy kembali ke ranjang lalu
ia menjatuhkan diri telentang dan gadis itu di atasnya.
Tanpa disuruh lagi Dessy meraih penis pria itu dan mengarahkannya ke vaginanya.
“Eeemmmhhh...!!” desahnya ketika penis itu melesak masuk ke liang senggamanya.
Robert
memulai dengan menyentakkan pinggul ke atas sehingga penisnya menancap
dalam ke vagina gadis itu. Tak lama Dessy pun mulai memacu tubuhnya naik
turun di tubuh berlemak pria itu. Robert mendekap punggungnya dan
mendekatkan payudara gadis itu ke mulutnya sehingga ia dapat melumat
bongkahan gunung kembar itu. Dalam posisi yang sebegitu rupa ini membuat
bongkahan dari pantat gadis yang berkulit putih mulus licin itu semakin
mencuat keatas mempertontonkan lonjakan-lonjakan kejantanan Robert yang
masih terlihat seret keluar masuk pada vaginanya. Kedua biji pelir
lelaki itu yang menabrak-nabrak jalan masuk lobang pantatnya semakin
nyata mengiringi lelehan lendir kewanitaannya yang telah bercampur aduk
dengan darah keperawanannya nan terus menggenangi mulut vaginanya dan
dijadikan bulan-bulanan oleh pria itu. Dessy terus mengerang menahan
nikmat... tubuhnya bergetar akhirnya nafsunya selama sekian lama dapat
ia tumpahkan. Robert meremas dan mengenyoti payudara itu dengan kasar
membuat gadis itu meringis kesakitan, namun kenikmatan di vaginanya
membuat ia bergetar membusungkan dadanya ke atas seolah pasrah untuk
diremas dan diremukkan tuannya.
Robert kemudian menggeser tubuh
gendutnya hingga duduk bersandar pada kepala ranjang lalu mengangkat
kedua lengan Dessy ke atas lalu mencengkramnya membuat ketiak gadis itu
terpampang dengan indahnya dengan bulu-bulu halus yang menggairahkan.
Mulut Robert terbuka lebar… siap melubat bibir lembut Dessy.
“Aahh… “
Dessy semula pasrah untuk menyerahkan bibirnya untuk di lumat, namun
begitu Robert membuka bibirnya, tercium bau nafas yang menyengat seperti
bau telur busuk.
Dessypun menggelengkan kepalanya berusaha
menghindar dari lumatan bibir tebal Robert. Cuma itu yang bisa ia terus
lakukan karena tangannya telah dikunci dengan rapat oleh tangan Robert.
Robert menjadi kesetanan mengamuk, dengan menghujamkan penisnya dalam
dalam vagina Dessy.
“Ahh… ahh,… noo!!” Dessypun mengerang membuka
mulut hingga ia akhirnya menyambut bibir tebal Robert seperti beruang
yang memakan mangsanya, lidah merekapun berpangutan
Dessy sudah tidak
peduli lagi dengan bau telor busuk yang membuat nya ingin muntah, yang
ia inginkan sekarang adalah menyerahkan bibirnya kepada tuannya.
Tubuhnya mengejang untuk kesekian kalinya. Ia orgasme berkali-kali
membuatnya semakin bernafsu, semakin haus untuk disetubuhi. Namun Robert
belum menunjukkan tanda-tanda ingin menyudahi permainannya . Ia terus
menggenjot tubuh mungil Dessy yang telah banjir keringat. Baru sepuluh
menit kemudian, tiba-tiba Robert berhenti menggenjot membuat Dessy jadi
seperti cacing kepanasan.
“ Aahh tuan… terus entot saya ..tuan saya mohon… fuck me please!“Dessy memohon sambil menggoyangkan pinggulnya.
“Eh Pelacur… kalau you mau difuck.. buka mulut you..”
Dessy segera membuka mulutnya lebar-lebar,
“Telan ludah saya sebanyak-banyaknya, mengerti?!”
Robert
kemudian mengeluarkan ludahnya dari tenggorokannya yang berwarna kuning
kehijau-hijauan di mulut Dessy. Dessy menelannya namun baunya yang
busuk membuatnya ingin muntah, tapi tusukan di vaginanya membuat ia
kembali membuka mulutnya..
“Gimana pelacur, love it?” tanya Robert sambil memilin kasar puting kiri Dessy
“So much Tuan..ahhhhhhhh...” Dessy begitu gembira karena vaginanya kembali digenjot dengan kasar hingga ke rahimnya.
“Mau lagi pelacur.. ??”
“Saya minta lagi tuan ludahnya.. ahhh.. ahh…” erang Dessy yang vaginanya makin berkedut nikmat karena digenjot habis-habisan.
Dadanya yang dibusungkan ke atas diremas dengan sekuat tenaga lagi.
“Kalau mau minta.. ya harus mohon!! Beg it bitch!!”
“Mohon tuan ludahi bibir saya lagi”
“Enak saja bitch, maunya gratisan.. hahahha….”
Dessy
seperti terhipnotis menangis sambil memohon “mohon… Tuan.. Ludahi saya
lagi.. saya haus… saya mohon huuhu.. saya rela melakukan apa saja.. tapi
saya mohon ludahi bibir saya lagi tuan…”
Robert menjadi sedikit
iba, kemudian akhirnya meludahi mulut Dessy berkali-kali dengan ludah
yang kekuning-kuningan. Dessy segera menelannya, vaginanya kembali
berkedut kedut dengan dasyat.
“Ahhhh tuaaann…..” Dessy membusungkan
dadanya ke atas membuat Robert menjadi sangat bernafsu. Bule bejat itu
seperti kesetanan, ia menyentakkan penisnya ke atas hingga membentur
dinding rahim Dessy dan mengoyangkan pinggulnya dengan dahsyat. Dessypun
kesetanan memeluk tubuh berlemak Robert dengan erat seolah tak ingin
berhenti disetubuhi.”
Tuan.. Hamili saya tuan.. ahh,…. Keluarkan sperma di dalam saya mohon” erangnya tanpa malu-malu
Robert
menggigit leher Dessy sambil meremas kedua belah payudaranya sekuat
tenaga sehingga membuat tubuh gadis itu menggelinjang. Gelombang orgasme
yang dahsyat membuat tubuh gadis itu terbanting-banting, Dessy segera
menjilati ketiak tuannya yang berbulu lebat. Penis Robert semakin keras
dan
“aaahhhh…ahhh…yesss....cumm again bitch!”
Keduanya mengejang
seperti kesetrum. Robert menusuk sekuat tenaga menuju rahim Dessy yang
paling dalam. Crrooottt…Crootttt… Croooottt…Croottt..Crooot..
menyemburlah lahar panas Robert..
Membanjiri tubuh mungil Dessy. Diiringi dengan Tubuh Dessy yang bergetar mengeluarkan cairan klimaksnya
Keduanya akhirnya lemas dan berpelukan erat, mulut mereka berciuman dengan ganasnya selama 5 menit. Kemudian...
“Hahahaha...you
memang naughty bitch...a virgin bitch, i’m fucking love it!” sahut
Robert melihat vagina Dessy yang mengeluarkan banyak darah bercampur
sperma yang banyak sekali.
Robert tidak memberikan Dessy yang kepayahan istirahat.
“Pelacur ayo sekarang bersihkan kontol saya!”perintahnya
“Baik tuan..” Dessy pun segera menjilati penis tuannya seperti mengemut es krim.
Leleran
sperma yang bercampur cairan kewanitaannya itu ia jilati sambil menahan
jijik. Setelah bersih, Robert memasukkan Dessy kedalam kerangkeng
berukuran kubus 1x1 M lalu menggemboknya.
“Tunggu disini pelacur ,
mulai sekarang kamu cuman anjing betina haus seks. Saya akan beli makan
dulu buat kita dan panggil teman-teman saya. Sebentar lagi teman-teman
saya dari club bondage akan datang layani dengan baik. It will be more
crazy...huahahahaha” tawanya seperti peran-peran antagonis di fillm
“iya
tuan... saya akan tunggu” jawab Dessy pasrah, tidak terasa air mata
menetes dari pipinya, baru pernah ia direndahkan sedemikian rupa seumur
hidupnya, tapi mengapa justru ia malah ingin meneruskan kegilaan ini?
“Anjing itu tidak bisa berbicara..Anjing goblok!” sambil menepuk keras pantat Dessy hingga merah
“Guk..Gukk… “ gonggong Dessy menirukan suara anjing sambil menggangguk lemah pasrah air matanya kembali menetes
“Hahhaaha… bagus.. kamu mesti banyak belajar” tawa Robert sambil keluar kamar dan mengunci pintunya.
Tak
begitu lama terdengar suara mobil meninggalkan pondok itu meninggalkan
Dessy yang cuman bisa meringkuk menahan rasa sakit sekujur tubuhnya yang
terasa remuk seperti terlindas buldoser. Kini ia hanya anjing yang akan
menuruti apapun perintah tuannya. Ini baru awal, ia belum bisa
membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.