Dejavu, Second Chance ?
Prologue
Taman yang indah dengan air mancur di tengah-tengahnya, air mancur yang
indah berbentuk seorang dewi yang menuangkan air dari gucinya
dikelilingi oleh malaikat-malaikat kecil seperti cupid yang membawa
busur dan anak panahnya. Pemandangan yang sangat familiar untuk Ellis,
dia coba mengingat-ingat kapan dia menikmati pemandangan ini. Pikirannya
menerawang kembali saat dia menimba ilmu di negri paman Sam, ini adalah
taman kecil yang berada di salah satu sudut Central Park.
Di tempat ini pula dia pertama kali bertemu dengan Jack, pria tampan
yang mengisi hari-harinya dengan keceriaan dan tawa. Jack, pria berumur
29 tahun yang bekerja sebagai pengacara terkenal di kota new jersey yang
selalu setia menemani Ellis dalam masa-masa susahnya dan membagi
keceriaan bersamanya.
“Jack … dimana kamu?” bisik Ellis lirih.
Ellis mulai merasakan ada sesuatu yang janggal, Central Park terasa sepi
sekali, tidak ada kehidupan, tidak ada suara, tidak ada sirine polisi
yang meraung tiap 5 menit, tidak ada tupai-tupai yang bermain dan tiada
pula burung-burung yang rajin berkicau seakan menyampaikan gosip-gosip
yang didengarnya. Tiba-tiba semuanya memudar, pandangan Ellis terasa
kabur, kabut pekat seakan mengambang di depan matanya dan Ellis seakan
terbawa oleh kabut ke sebuah ruangan. Seakan silau oleh lampu TL yang
terang, Ellis menutupi matanya dan mulai memperhatikan keadaan
sekitarnya, meja metal di tengah-tengah ruangan dengan dua kursi yang
saling berhadapan, cermin besar di belakangnya. Meja itu terlihat kokoh
dengan kaki-kakinya yang tertanam di lantai. Ruangan itu adalah ruang
interogasi FBI tempatnya bekerja, tiba-tiba Ellis menyadari bahwa dia
telah menamatkan akademi polisinya dengan gemilang dan langsung ditawari
pekerjaan di FBI, di umurnya yang baru menginjak 21 dialah salah satu
anggota FBI termuda. Ellis tidak hanya memiliki bakat menonjol, tubuhnya
pun seindah patung Aphrodite di tengah-tengah Central Park. Lekukan
tubuh yang sangat menggiurkan, ramping, kulitnya yang putih bersih
dengan rambut hitam berkilat lurus mengembang sebahu dan selalu terlihat
rapih. Dadanya termasuk cukup besar dengan ukuran 34D terlihat sangat
menonjol apabila dibandingkan dengan ukuran tubuhnya yang termasuk
ramping dengan perut rata dan cukup berotot.
Ellis memiliki tubuh campuran baik dari wajahnya sampai bentuk tubuhnya,
ayahnya berasal dari Jepang sedangkan ibunya adalah orang bule asli
berambut pirang dengan tubuh yang tidak kalah menggiurkannya dengan
anaknya. Ingatannya membawanya kembali ke saat-saat briefing akan adanya
penyalahgunaan dan pencurian kartu kredit besar-besaran yang diduga
bahwa pusatnya berada di salah satu negara Asia Tenggara. Tepatnya
Indonesia dan dugaan semula bahwa jaringan itu besar sekali sampai
mencakup seluruh Asia Tenggara. Cukup besar untuk menarik perhatian FBI
karena tidak sedikit perusahaan asing yang terlibat didalamnya, claim
asuransi dari bank-bank luar negri terkenal yang semakin menjamur
membuat FBI mengirimkan agent-agent terbaiknya untuk menginfiltrasi dan
membabat bos-bos dari jaringan network pencuri tersebut.Keberhasilan
team Ellis di Thailand dan China membuat bangga FBI sehingga mereka
tidak ragu lagi untuk membabat sampai ke pusatnya yaitu di Indonesia,
yang merupakan kesalahan mereka yang terbesar ….
####################################
Indonesia
Team Ellis tiba di bandar udara Ahmad Yani Semarang dengan pesawat
pribadi milik FBI, Fokker kecil bermotor jet ganda itu mendarat tanpa
ada masalah sama sekali. FBI sudah menyewa sebuah gudang tua bertempat
sedikit diluar kota, di tempat yang cukup sepi dan jauh dari kediaman.
Dua buah mobil Mitsubishi Pajero Sport putih dan hitam tampak mendekati
markas sementara FBI itu. Dari dalam Pajero Putih keluarlah 3 orang
lelaki tegap, mereka mengenakan baju santai dan celana pendek, mereka
adalah Chris dan Robert, rekan sekerja Ellis dan Bernard yang merupakan
pilot Fokker itu. Dari dalam Pajero Hitam keluarlah Ellis dan 2 orang
lelaki, yang satu bernama Patrick, dia adalah teknisi serba guna dan
ahli network sedangkan yang satunya lagi bernama Wong, dia adalah orang
Chinese blasteran yang lahir di Amerika. Wong adalah ahli komunikasi dan
infiltrasi. Gudang itu cukup bersih walaupun pengap dan panas sekali
karena memang tidak dilengkapi oleh AC. Berbeda dengan tempat
persembunyian mereka sebelumya yang paling tidak dilengkapi AC di kamar
tidurnya. Ellis membuka pintu depan dan memandang berkeliling. Gudang
tua itu adalah bekas penyimpanan mobil rongsokan, tak heran apabila
lantainya agak berbau oli. Gudang tersebut dibagi dua, sepertiga gudang
itu adalah daerah tempat tinggal, terdapat dua kamar dengan dua buah
ranjang besar, dapurnya terletak disebelah kamar dan di belakang dapur
tersebut adalah kamar mandi dan WC yang menjadi satu.Setelah melihat
sekeliling dan memberi instruksi pada anak buahnya, Ellis dan Bernard
sang pilot berangkat menuju kota untuk membeli bekal dan alat-alat
pembersih. Dengan berbekal peta yang penuh coretan dan tanda-tanda dari
informan mereka yang menggambarkan dengan jelas dimana letak semua
tempat-tempat penting di kota tersebut, mereka meninggalkan crew yang
bekerja dengan cekatan untuk memasang semua peralatan mereka. Mobil
putih itu meluncur menuju Simpang Lima, tanpa ada hambatan mereka
mencapai tujuan dalam waktu sekitar setengah jam. Dengan mobil yang
penuh sesak dijejali barang-barang belanjaan mereka yang luar biasa
banyaknya itu mereka kembali meluncur ke tempat persembunyian mereka. Di
tengah jalan mereka sempat membeli makan malam dan mereka meneruskan
perjalanan kembali. Sesampainya di gudang tua itu merekapun bersama-sama
menurunkan semua barang-barang belanjaan mereka, sebuah kulkas kecilpun
tak lupa mereka beli. Ruangan kosong itu sudah berubah 180 derajat,
kabel-kabel berkeliaran dimana-mana, meja-meja sudah dipenuhi oleh
peralatan elektronik yang terhubung dengan pemancar satelit militer yang
terpasang diatap gudang itu. Keesokan harinya operasi pembasmian
dimulai, dengan modus operandi yang sama seperti operasi sebelumnya yang
membuahkan hasil gemilang, mereka memulai dari mencari informasi.
Setelah merasa mendapatkan cukup informasi, mereka memulai proses
infiltrasi, dengan berlaku seolah-olah mereka busines group dari luar
negri yang juga bergerak di bidang pencurian kartu kredit, mereka ingin
bekerja sama dan hanya mau berbicara dengan pimpinan pusat.
Pimpinan tertinggi jaringan itu adalah Abah Rohmat, seorang lelaki di
umur sekitar 55 tahunan, rambutnya sudah mulai beruban, tubuhnya tegap
dan penuh bekas luka, wajahnya buruk dan terkesan galak. Dia adalah
pimpinan yang disegani anak buahnya, terlihat sekali bahwa wibawanya
tinggi terhadap bawahannya. Hal itu membuat Ellis dan timnya yakin
sekali bahwa apabila mereka berhasil membabat Abah Rohmat, jaringan itu
pasti langsung bubar. Pajero sport hitam itu melaju menerobos malam,
Ellis dan Chris berbincang-bincang membahas skenario penyergapan dan
pembunuhan Abah Rohmat, mereka sudah membina hubungan yang cukup kuat
menurut mereka, lagipula mereka sudah berada di Indonesia selama 3
bulan, pimpinan pusat FBI sudah beberapa kali menanyakan kapan mereka
akan mendengar hasil misi ini. Mereka cukup memahami bahwa ini adalah
operasi yang sangat berbahaya, oleh karena itu pula mereka ingin misi
ini segera berakhir dari kedua belah pihak, baik pusat maupun team
Ellis.
“Guys, kalian sudah sia …..” napas Ellis tercekap saat dia membuka pintu
gudang dan mendapati gudang itu berantakan, alat-alat canggih mereka
hancur berantakan dan yang lebih mengejutkan lagi adalah cipratan darah
segar dimana-mana.
Tiba-tiba Ellis merasakan pukulan di tengkuknya dan selanjutnya semua
menjadi gelap. Ellis merasakan kepalanya terasa berat, kesadarannya
mulai pulih kembali. Dengan mengerjap-erjapkan matanya Ellis mencoba
membiasakan diri dengan ruangan yang terlihat asing baginya. Dia merasa
aneh pada dirinya, pakaian yang dikenakannya sudah hilang entah dimana,
Ellis hanya mengenakan G-string hitam yang hampir tidak menutupi
apa-apa, payudaranya yang besar dan tegak menantang dengan putingnya dan
aerolanya yang merah muda terekspos, udara di ruangan itu terasa panas
dan pengap, tak ada jendela satu pun disana, dia mengira-ira bahwa dia
disekap di ruangan bawah tanah.Dia melihat di dinding sebelah kanannya
ada ranjang besi tanpa kaki-kaki yang terlihat rapat dengan dinding di
belakangnya, di keempat sudutnya ada ikatan dari kulit. Tak jauh dari
ranjang itu terdapat kuda-kuda kayu dengan rantai-rantai di atasnya.
Pada kuda-kuda itu terdapat alat yang dapat bergetar dengan
tonjolan-tonjolan kecil dari karet. Ada pula pasung dan masih banyak
lagi alat-alat yang membuat Ellis bergidik.
“Ah rupanya bidadari satu ini sudah siuman, kalian anjing-anjing FBI
mengira bahwa kalian itu pandai ya? Hahahahaha …” terdengar tawa Abah
Rohmat dengan nada yang jelas-jelas menghina.
Abah Rohmat terlihat memasuki ruangan itu bersama dua orang bawahannya.
Mereka memasuki ruangan hanya dengan mengenakan celana dalam, bawahan
Abah Rohmat yang satu bertampang sama buruknya dengan Abah Rohmat tetapi
buncit dan yang satunya lagi terlihat kurus dan bertubuh lebih tinggi
dari keduanya, tampangnya tidak lebih baik dari keduanya, kulit mereka
sama-sama hitam karena sering terbakar matahari.
“Semenjak kedatangan kalian di Indonesia kami sudah memata-matai kalian,
harus kuakui kalian cukup hebat karena dapat menggulung partner kami di
Thailand dan China. Rupanya kalian sudah terlalu berbangga diri
sehingga kalian cukup lengah, atau memang kalian memang bodoh?”
“Apa … apa yang terjadi dengan rekan-rekanku?” tanya Ellis
“Jangan khawatir, mereka sudah kukirim ke alam baka, kami ingin
informasi dan hal itu bisa kami dapatkan darimu” jawab Abah Rohmat.
“Oh Tuhan … kalian memang biadab!” teriak Ellis sambil menangis setelah
mengetahui kalau semua rekan-rekannya sudah dibunuh oleh Abah Rohmat.
“Sekarang kamu akan memberi tahu kami akses kode ke database FBI,
posisimu cukup tinggi jadi kamu pasti memiliki clearance yang lumayan
tinggi, sebutkan nama pengguna dan kata sandinya!!” hardik Abah Rohmat
Ellis terkejut karena Abah Rohmat tahu bahwa dirinya cukup berpangkat di
FBI, dengan clearance level milik Ellis, Abah Rohmat bisa saja dengan
mudah menghapus nama-nama yang termasuk daftar cekal FBI atau mereka
juga bisa membuat nama-nama tertentu masuk dalam daftar special FBI
sehingga mereka tidak perlu melewati custom atau memiliki visa untuk
dapat masuk ke negri paman Sam. Sadar dengan apa yang mereka mungkin
rencanakan, Ellis memutuskan untuk menutup mulutnya. Gemas karena Ellis
tidak menjawab pertanyaan yang diajukannya, Abah Rohmat memerintahkan si
buncit Daro dan si tinggi Jali untuk membawa Ellis ke arah kuda-kuda
kayu dan mengikat kedua tangan Ellis menjadi satu dengan borgol rantai
yang tergantung diatas kuda-kuda tersebut. Kaki Ellis berlutut
mengangkangi kuda-kuda itu, celana dalamnya sudah dirobek-robek sehingga
vaginanya langsung menyentuh karet bergerinjal-gerinjal itu, kedua
tangannya terikat keatas dan dengan posisi tersebut payudara Ellis
terlihat semakin tegak mencuat kencang menantang. Dengan hanya
menjentikkan jarinya Daro dan Jali sudah tahu bahwa mereka boleh
melakukan apa saja yang mereka inginkan. Abah Rohmat sendiri mengambil
tempat duduk di depan mereka dan sambil menikmati tontonan di depannya
tangannya mengusap-usap penisnya yang mulai terangsang. Daro mulai
menjilati putting payudara Ellis dan sekali-kali digigit-gigitnya puting
yang tegak menantang itu sementara Jali mengambil sebuah kotak yang
seperti remote itu dan mulai memutar tombol yang bertuliskan vibration.
“Hkkkk …. Eeehhhmmmmm ….. mmmmhhhh ….”
Nafas Ellis tercekat karena dia mulai merasakan rasa nikmat dari puting
payudaranya yang digigiti Daro dan juga dari karet di vaginanya yang
mulai bergetar perlahan-lahan. Jali yang tidak puas dengan ekspresi
Ellis segera memutar tombol vibration hingga setengah kekuatan dan
memutar tombol yang bertuliskan heater juga sampai setengahnya. Ellis
mulai tidak tahan untuk tidak mengerang seiring dengan getaran yang
makin menguat dan dia mulai merasakan vaginanya mulai panas. Butir-butir
keringat terlihat bertonjolan di sekujur tubuh putih mulus yang
menggeliat-geliat dalam rangsangan-rangsangan kenikmatan yang di
terimanya secara bertubi-tubi. Jali menempatkan diri di belakang Ellis
dan tangannya meremasi payudara Ellis yang kini bebas karena Daro sudah
melepaskan kulumannya dari puting Ellis dan sekarang melumat bibir Ellis
yang merekah karena menahan gejolak birahinya. Ellis yang sudah lama
tidak mendapatkan sentuhan lelaki mulai blingsatan dan tubuhnya terasa
sensitif sekali. Tangan-tangan Jali dan Daro yang menggerayangi tubuhnya
yang putih mulus mengkilat berkeringat itu semakin cepat membawanya ke
gerbang orgasme. Jari jemari Daro tidak tinggal diam, klitoris Ellis
yang sudah membengkak di usap-usapnya sambil sesekali di
pencet-pencetnya klitoris Ellis yang membuat yang empunya
mengerang-erang dengan penuh kenikmatan.
“OOHHHH….. AAAHHHH…. AAARRGGGHHHHH….. SHHH ….. HHGGHHHH…..” Teriakan
keras Ellis menggaung di ruangan itu, setelah 15 menit penuh dengan
rangsangan-rangsangan akhirnya Ellis tidak tahan lagi dan orgasme
pertamanya pun meledak dengan kuatnya. Punggungnya menekuk membusur,
kuluman Daro terlepas hingga Daro terjungkal ke belakang, begitu pula
Jali yang saking kagetnya sampai mengumpat-umpat sambil meloncat ke
belakang. Abah Rohmat tertawa tergelak-gelak melihat pertunjukan yang
menggelikan itu.
Sementara tubuh Ellis terlihat mengejang-ejang selama satu menit dan
akhirnya tergolek lemas, Ellis merasakan sakit di pergelangan tangannya
yang terborgol dan menopang tubuhnya.
“Jali, kita harus memberi tamu kita pelayanan kita yang sebaik-baiknya”
kata Abah sambil jari telunjuknya mengungkit keatas seperti memberi
kode.
Jali yang mengerti maksudnya segera memungut remote kuda-kuda itu dan
memutar semua tombol kontrolnya ke maksimum. Kuda-kuda itu segera
bergetar dengan dahsyatnya, begitu pula pemanasnya semakin terasa panas.
Tubuh Ellis tersentak kaget, Ellis berteriak-teriak seperti orang gila
karena vaginanya yang sudah terasa sensitif itu kini dirangsang dengan
ganasnya oleh mesin kuda-kuda itu, kepalanya menengadah, pergelangan
tangannya terasa sakit oleh borgol yang membelenggu tangannya.
Butiran-butiran peluh terlihat membanjiri tubuh basah mengkilat itu
bagaikan anak sungai yang berlomba-lomba menuruni gunung, kaki Ellis
bergetar-getar oleh rangsangan-rangsangan itu.
“OOHHHH … TIDDDAAAKKKK …. AAAAHHHHH …. AARRRGGGHHH …. GGGHHH ….
HHHHAAAHHHHHH….. UUUGGHHHHHHH…. AAAAAAAAAAA ….” Akhirnya Ellis
mendapatkan orgasme susulannya setelah 6 menit mesin itu berpacu
merangsang Ellis, orgasme yang tak kunjung reda selama 5 menit
selanjutnya benar-benar terlihat dampaknya pada tubuh Ellis, seakan-akan
tubuhnya menginginkan yang lebih lagi, orgasme demi orgasme menghantam
Ellis bagaikan palu yang seakan-akan ingin meluluh lantakkan tubuhnya
dan hampir merenggut kesadarannya.
Abah menjentikkan jarinya dan Daro serta Jali segera mematikan mesin itu
dan membebaskan pergelangan tangan Ellis. Dengan nafas terengah-engah
dan tubuh yang masih bergetar-getar Ellis segera ambruk setelah tidak
ada lagi yang menyangga tubuhnya.
Abah Rohmat yang sudah bugil itu menghampiri tubuh basah bersimbah
keringat itu, mengangkatnya untuk memindahkannya ke kasur yang ada di
lantai itu. Kepala Ellis bersandar di dada Abah sementara tangan Abah
sibuk meremasi payudara Ellis.
“Wah kenyal sekali, nikmat sekali wanita ini” kata Abah sambil lidahnya
menjilati leher Ellis yang bermandikan keringat itu. Ellis hanya dapat
mengerang lirih ketika jari jemari Abah menggosok-gosok vaginanya dan
memencet-mencet klitorisnya sementara lidahnya sudah turun ke ketiak
Ellis dan merambati payudaranya dan akhirnya mengenyoti puting payudara
Ellis.
“AAAHHHHH …..” teriakan Ellis terdengar pilu saat Abah menggigit
kuat-kuat puting payudara Ellis. Abah yang sudah dibakar nafsu akhirnya
mengubah posisi dan mendudukkan Ellis berhadap-hadapan dengannya, kepala
penisnya perlahan-lahan membelah vagina Ellis saat tubuh Ellis yang
licin melorot dari pelukan Abah.
“Ahhh … hmmmm ….. nnggghhhh ….” Kenikmatan yang dirasakan vagina Ellis
yang dirojok oleh penis yang kokoh, besar dan panjang itu ternyata
direspon secara tak terduga oleh tubuh Ellis.
Tanpa disadarinya tubuhnya bergerak sendiri mencari kenikmatannya,
dengan kakinya menjepit pinggul Abah Rohmat, tubuh Ellis bergerak naik
turun menggenjot penis Abah yang serasa dijepit dengan kencangnya oleh
liang surgawi milik gadis muda itu. Daro dan Jali yang tidak mau
ketinggalan segera menempatkan diri mereka di sekeliling Abah bagaikan
anjing yang meminta jatah makanan.
Setelah 15 menit dengan posisi saling menunggang, Abah membalik tubuh
Ellis dan Abah Rohmat berbaring tiduran sementara Ellis mengulum penis
Abah dengan mulutnya. Jali mengangkangi Ellis dengan penisnya
menggosok-gosok punggung Ellis sambil kedua tangannya meremasi payudara
Ellis yang menggantung bebas.
“Hmmmhhh … hhhmmmm …. Mmmm ….” Ellis hanya bisa mengerang-erang penuh
kenikmatan saat vaginanya disodok-sodok dengan kencang dari belakang
oleh Daro. Payudaranya terpental-pental maju mundur oleh gerakan Daro
yang lumayan brutal, Jali tidak tahan lagi dan meremas-remas buntalan
payudara Ellis dengan gemasnya. Tangan Abah merenggut rambut Ellis dan
memaksa kepala Ellis untuk maju mundur lebih cepat lagi, Ellis pun
berkali-kali tersedak dan menggapai-gapai mencari udara saat kepalanya
terbenam di selangkangan Abah dan penis Abah merojok tenggorokannya.
Daro berbaring sambil penisnya masih tetap mengocok vagina Ellis dan
Jali mengambil posisi di belakang Ellis, tanpa ampun lagi penisnya
merojok masuk membelah anus Ellis yang masih kering disertai oleh
teriakan Ellis yang teredam penis Abah. Abah sendiri merasa lebih nikmat
karena getaran-getaran yang ditimbulkan oleh tenggorokan Ellis. Posisi
itu bertahan selama 20 menit dan sementara ketiga pria itu belum juga
mendapatkan orgasmenya, Ellis sendiri sudah 4 kali orgasme, tubuhnya
berkali-kali mengejang dan menggeliat dalam kenikmatan. Akhirnya Ellis
tidak tahan lagi oleh siksaan kenikmatan yang diterimanya secara
bertubi-tubi dan dengan satu erangan keras Ellis mencapai orgasme kelima
dan terkuatnya.
“HHHHOOOOOHHHHH …. AAAAHHGGHHHHH ….. UHHNMMHHHH ….” punggung Ellis
melengkung ke atas, keringatnya yang membanjir menetes-netes dari dagu,
puting dan perutnya menghujani tubuh Abah yang berada di bawahnya.
Mata Ellis mendelik ke atas dan kulumannya pada penis Abah terlepas,
pada saat yang sama ketiga pemerkosanya juga mendapatkan orgasme mereka,
punggung Ellis terhujani sperma Jali, mukanya terhujani sperma Abah dan
dari vaginanya menetes sperma Daro yang tidak tertampung lagi saking
banyaknya. Setelah orgasme panjangnya, Ellis pun ambruk tergeletak tak
sadarkan diri. Ketiga pemerkosanya hanya tertawa tergelak-gelak sambil
meludahi tubuh Ellis yang terkapar terengah-engah bersimbah keringat dan
sperma ketiga pemerkosanya. Ellis merasa dunia berputar dan dia melihat
tubuhnya yang pingsan dan bermandikan keringat itu digotong oleh Jali
dan Daro ke ruangan kecil dengan satu selang air, tubuhnya yang tak
sadarkan diri itu disemprot air oleh keduanya dan dibersihkan dari
keringat dan sperma. Ellis mendengar percakapan mereka dengan jelas.
“Wah pegawai FBI ternyata nikmat juga ya?”
“Dengan tubuh seperti ini pasti dia tidak ada masalah naik pangkat, cukup ngentotin bosnya, hahahaha …”
“Wah abah masih belum puas nih sepertinya, dia belum mendapatkan kode
sandinya, jangan-jangan dia akan mengalami siksaan ranjang?”
Lalu semuanya kembali gelap dan berputar-putar, saat Ellis membuka
matanya, tubuhnya sudah terikat terlentang berdiri dengan ranjang besi
tanpa kasur itu menempel di punggungnya. Tubuh Ellis terasa bersih,
rupanya selama dia tidak sadarkan diri, tubuhnya yang lengket karena
sprema dan keringatnya maupun keringat para pemerkosa itu sudah
dibersihkan.
“Sudah bangun rupanya, banyak yang takluk di siksaan ranjang, mari kita
lihat apakah kamu bisa bertahan, ha ha ha ha ….” Abah tertawa-tawa
hingga perutnya yang buncit terlihat terguncang-guncang.
Abah mencengkeram belakang rambut Ellis dan wajahnya tiba-tiba terlihat bengis, nafasnya terasa berhembus di pipi Ellis.
“Aku beri kamu kesempatan terakhir sebelum menjalani siksaan yang lebih
ganas lagi, sebutkan kata sandi database FBI atau kita lihat seberapa
tahannya dirimu.”
“Aku tak akan menghianati kepercayaan dan negaraku, you all can go to
hell for all I care!” Ellis menolak memberikan kata sandi kepada Abah,
hal itu benar-benar membuat Abah marah besar.
“Jali! Pegangi wanita jalang ini, sebentar lagi dia akan menjadi pelacur
paling rendah, ha ha ha” Jali yang kelihatannya sudah tidak asing lagi
dengan penyiksaan ini langsung tahu bahwa dia harus memegangi kepala
Ellis sementara Daro memegangi lengan Ellis.
Abah mengambil tabung yang berisi cairan bening, menusukkan jarum suntik
melalui membran karet yang menjaga agar isinya tetap steril dan mengisi
tabung suntik itu dengan cairan bening tersebut. Setelah penuh dan
memastikan bahwa tidak ada lagi udara dalam tabung maupun jarum suntik
itu, Abah mendekati Ellis dan menusukkan jarum suntik itu ke leher
Ellis, langsung ke aortanya. Abah mengosongkan isi tabung suntik itu
diiringi oleh mata Jali dan Daro yang terbelalak melihat hal itu,
rupanya dosis yang diberikan pada Ellis kali ini melebihi dosis biasa.
Ellis merasa tubuhnya aneh, keringat mulai membanjir keluar dari seluruh
pori-pori tubuhnya, tubuhnya terasa gatal ingin disentuh. Putingnya
mencuat keluar lebih kencang daripada biasanya, klitorisnya mengembang
dan terasa gatal pula. Kepalanya terasa pening bukan main. Ellis mulai
menggeliat-geliat resah, tangannya sudah ingin menyentuh tubuhnya
sendiri, meremas-remas payudaranya dan menggosok vaginanya tetapi posisi
tubuhnya yang terikat erat membuatnya tak berdaya. Jali terlihat
memasuki ruangan sambi membawa dildo besar berwarna hitam yang
ditancapkan pada gergaji listrik sehingga jika gergaji tersebut
dinyalakan dildo itu juga akan ikut bergerak maju mundur dengan
kecepatan tinggi. Cairan vagina Ellis sudah membanjir keluar karena
afrodisiac yang disuntikkan pada tubuhnya membuat dildo itu masuk dengan
mudahnya menembus liang vaginanya.
"HHHGGG .... Aaahhhh .... aaahhhhh ..... aaaahhhhhhh" Ellis tercekat dan
berteriak-teriak ketika dildo itu dinyalakan dan mulai mengocok
vaginanya dengan kecepatan tinggi. Dalam waktu singkat Ellis sudah
mendapatkan orgasme berturut-turut yang tidak dapat diredam karena dildo
itu terus mengocok vaginanya. Keringatnya sudah menetes-netes membasahi
lantai dibawahnya, tubuhnya bergetar-getar tanpa dapat dikontrol.
Ketika dildo itu berhenti Ellis sudah tidak kuat lagi berdiri, tubuhnya
ambruk dengan lemas dengan hanya bergantung pada kedua tangannya yang
terikat di ranjang besi itu.
Selama satu jam berikutnya siksaan demi siksaan terus diterima Ellis,
mereka entah melumat-lumat payudaranya, menempelkan alat pijat getar di
putingnya dan klitorisnya, bahkan mengocok vagina Ellis dengan dildo
yang ditempelkan pada mesin bor listrik.
Vaginanya sudah memar-memar dan terlihat membengkak karena siksaan demi
siksaan yang terus diterimanya, orgasme demi orgasme yang menghantam
makin menjebloskan Ellis ke dalam lembah kelam. Akhirnya semua menjadi
gelap bagi Ellis
Tik. Tik tik tik. Tik…, air hujan mengguyur semakin deras, ellis
merasakan tubuhnya serasa remuk, lelah, putus asa menghinggapi dirinya
tapi ia tetap bertahan walaupun sudah kesulitan untuk membuka kedua
matanya.
Abah memaki panjang lebar, “sialan, brengsek.., masih tetap
membandel..!! Jali.. ikat dia…,kita lanjutkan besok…!!! ” dengan kasar
Jali mengikat kedua tangan ellis kebelakang, “besok ?? !! tapi bah… saya
masih pengen…” Jali cengengesan. “ Ahh, terserah…, aku capek” Abah
tidak mempedulikan Jali dan daro dan meninggalkan mereka.
“Stop it, pleaseee, no more, no more…” Ellis memohon
“haaaa ?? !! no more ?? di film – film juga biasanya mah cewe bule kuat begituan.. iya ngak ro…?”
“Bener , malahan bisa ngadepin banyak cowo…, di genjot sana sini, jungkir balik kaya akrobat…”
“Hssssshhhh ouchhhh…its hurtt” Ellis meringis saat Jali menjewer gemas bibir vaginanya.
“Ngaha ha ha ha ha…, sakit ya…, kalo ngak mau sakit, nihhh lu isep
batang gw” Tangan Jali menjambak rambut dan menarik kepala ellis agar
segera melakukan “tugasnya”, sementara Daro merenggangkan kedua paha
ellis , mulut Daro mengecup ngecup paha ellis bagian dalam dan terus
naik mengejar selangkangan ellis, mulut Daro terbuka lebar kemudian
bagaikan seekor ikan hiu ganas yang kelaparan ia menerkam vagina gadis
itu, melumat liar dan menghisap rakus menikmati cairan lendir lendir
vagina ellis yang menggeliat lemah saat nafsu birahinya kembali bergolak
semakin panas.
“Hmmmoufffhhh, hmmmouufffhhhhh” kedua mata Ellis mendelik delik saat batang Jali mendesak masuk kedalam tenggorokannya,
Mata Jali merem melek akibat rasa nikmat saat dinding tengggorokan Ellis
berkontraksi kuat meremas – remas benda panjang di selangkangan laki
laki itu. Daro mulai mengambil posisi menyerang, kedua kaki ellis
mengangkang keatas dicengkram oleh tangan daro, batang yang berurat itu
kembali menempel di vagina ellis, dengan sekali sodok Daro membenamkan
batang kemaluannya tubuh moleknya yang bersimbah peluh berpeluk kembali
terguncang dengan hebat saat batang milik Daro melesat keluar masuk
mengocoki belahan sempit diselangkangan gadis itu yang memar kemerahan,
aura mesum menyelimuti ketiga orang yang tengah asik “bekerja”
“No more!!, no more dimulut doang..!!! he he he, buktinya sekarang lu
ketagihan ngisepin kontol gue kan… nga ha ha ha ha”Jali keenakan saat
Ellis menjilati batang kemaluannya, batang lidah ellis seperti sedang
mengikir menjelajahi lekukan – lekukan “topi” diselangkangannya,
kemudian mulutnya bergerak turun naik mengecupi batang perkasa yang
semakin menegang.
“ahhh, ahhhhh crettt crrrrrttttt” wajah ellis merona menahan nikmatnya
gelombang klimaks , bibirnya meringis menikmati sentakan kuat aliran
nafsu yang menggebu merayapi urat-urat syaraf disekujur tubuhnya hingga
ia menggigil hebat.
Bagaikan gila tiba tiba Daro dan Jali menerkam Ellis, mereka menyusu
dengan rakus sambil menggerayangi lekuk liku tubuh si gadis, buah ranum
yang empuk empuk kenyal di dada ellis menjadi santapan bagi kerakusan
dua orang laki laki liar yang berebut menikmati kehangatan tubuhnya,
erangan dan rintihan lirih ellis menjadi pemicu kegarangan jali dengan
kasar Jali menyeret ellis dan memposisikan tubuh gadis itu menungging,
ujung kemaluan jali mencongkel congkel belahan Vagina yang berlendir
kemudian mangarah pada kerutan lubang anus yang mengkerut saat ujung
benda diselangkangan Jali menoelnya.
“BLOSSSHHHHH….”
“HEGGGHHH Akhhhhhh…, AOWWWWW,, Amphunn aWwwwwkkkkhhh, .”
Pedih sekali rasanya saat batang Jali merangsek kasar, jeritan dan
erangan silih berganti keluar dari bibir ellis , tanpa ampun Jali
menghentak hentakkan batangnya menyodomi ellis, kedua tangan jali
mencengkram kuat kuat pinggangnya yang ramping, pekikan dan jerit
kesakitan memanjakan telinga jali yang asik menunggangi ellis sementara
Daro meraih dan meremas-remas buah dada Ellis yang terayun mengikuti
irama sodokan kasar penis Jali.
“Uhhh, Auggghhh heeennnggghhh aaaaaa…..”
Sambil menarik tubuh Ellis, Jali menjatuhkan diri ke belakang, Mata Daro
melotot melihat belahan Vagina Ellis yang merekah sementara batang Jali
menancap kuat pada lubang anusnya, dengan senyuman mesum Daro mulai
bergerak mensandwich Ellis.
“Oooooo, Ooooohhhhhhhh….”
“HA HA HA HA HA…”
Suara lenguhan keras ellis disambut oleh suara tawa bejat Jali dan Daro,
liang anus dan liang Vagina Ellis menyempit diisi sesak oleh dua batang
yang berusaha bergerak dengan susah payah, merayap berusaha masuk lebih
dalam kedalam “sarungnya” masing masing, dengus nafas yang memburu
terdengar keras , suara lenguhan tertahan mendirikan bulu roma dan
geliatan lemah seorang gadis bertubuh putih molek terlihat indah di
antara jepitan tubuh – tubuh berkulit gelap yang tengah menikmatinya.
“ohhhhhhhh cruttt crutttt…nnggggghhh” entah untuk yang ke seberapa kali
Ellis mencapai puncak klimaks sementara Jali dan Daro masih sibuk
mengasah batang kemaluannya menikmati anus dan vagina sicantik hingga
akhirnya terasa semburan lahar panas dan pelukan kuat kedua laki-laki
itu yang seakan ingin melumat keindahan tubuh yang lunglai tak berdaya
dan akhirnya ketiganya terengah dengan nafas tersenggal.
“Ellisss.. Ellissss…”
Antara sadar dan tidak Ellis membuka kedua matanya, ia seperti mendengar suara Jack,
“Jjaccckk. Toloooonggg akuuu…”
“Ellis…, ikut aku.. Ellisss…”
“aku tidak sanggup Jack, aku kesakitan, lelahhh…, sakit sekali Jackk”
“Ayo Ellis.. ayoooo…, aku tahu kau sanggup Ellis..”
Entah mendapat kekuatan dari mana tiba – tiba ellis berontak, sikunya
menghantam ke belakang pada leher Jali sementara tinjunya mengarah pada
dada Daro, Jali yang masih termegap hanya dapat mengeluh keras kemudian
terkapar pingsan, sementara Daro terjungkal kebelakang “BRUKKKKK…”
“sialan….. “
Bagaikan macan betina Ellis menerkam Daro, kedua tangannya meelingkari
leher laki-laki itu dan lututnya menghantam tepat keselangkangannya,
“DUGGG…” “HUUUUNGGGGHHH” Daro melenguh keras, kedua matanya melotot dan
kedua tangannya menekap sesuatu yang menggantung di selangkangan.
“Ellis.., Ellis..”
“j-jackkk.. kau dimana ?? Ohhhh…”
Dengan tubuh tergontai Ellis berpegangan pada dinding, dengan hati-hati ia menaiki anak tangga,
“Krokkkk.. krokkkk.. kroooooook” suara orang yang sedang mengorok
terdengar semakin keras, ellis mengendap memungut botol bir kosong ,
dengan sekali kemplang, disikatnya kepala Abar yang mendelik terbangun
dari tidurnya”BUKKKKKKK “
“hegggghhhh croottttttt….” Abah mengalami mimpi basah yang ngak tuntas karena sudah keburu kelenger.
“Ellisssss… ELLLISSSSS….” suara Jack yang memanggil terdengar semakin jelas,
Ellis menolehkan kepalanya kearah kaca jendela, seraut wajah di balik
jendela seperti membuat semangat dan tenaganya pulih, “Itu JACK”, kaki
Ellis melangkah semakin cepat mengejar sosok bayangan Jack, aneh..!!
berapa cepatpun ia berusaha mengejar, sosok Jack yang terlihat berjalan
tetap tidak terkejar olehnya hingga suatu saat dan di suatu tempat, Jack
berhenti.
“J-jack.. hhh .. aku rindu sekali… akuu…”Ellis memeluk Jack erat-erat
dan dengan lembut Jack membalas pelukannya, detik demi detik berjalan
lambat seolah memberikan kesempatan bagi kedua insan untuk saling
melepas kerinduan,
“Ohhh…!” Ellis seperti teringat sesuatu, Jack masih hidup ?? bukankah ??
karena terkejut Ellis melepaskan pelukannya dan mundur ke belakang,
ingatannya seolah menyadarkan ellis, akan sesuatu, kontan saja Ellis
pucat pasi.
“NEW YORK — A US Airways jet crash Thursday between Manhattan and
New Jersey after a flock of birds apparently struck its engines — no
one Survived” dan salah seorang korbannya adalah Jack.
“Jack ?? bukankan kau sudah….”
“Diitttttttt…… “Dengan spontan Ellis menoleh ke arah kanan, matanya silau oleh lampu sebuah mobil yang melaju kencang, dan…………
“Ellis.. Ellis…?? “
“Jack ?? “
“Apakah kau baik-baik saja ??”
“Aku ?? ini ? ini dimana Jack ?”
“Lohhh… ?? apakah kau lupa tempat ini ? ini tempat dimana kita pertama
kali bertemu…, benar- benar keterlaluan…, mana hidungmu biar aku cubit…
Ha ha ha” jack mencubit hidung ellis yang mancung, karena ellis yang
masih terdiam dan pucat pasi , jack menghentikan candaannya, dengan nada
khawatir jack kembali bertanya
“Ellis…??Whats wrong ? Are you ok ? “
“i…, No., noo, I,m ok, fine..”
Seorang pelayan memecah keheningan, menu ini, adalah menu yang sama
dengan ingatan Ellis, makan malam yang romantis bersama Jack, semuanya
seperti diputar ulang dan Ellis dapat mengingatnya, ia merasa pernah
mengalami hal yang sama.
------------------
Dejavu : meaning "all over again") is the experience of feeling sure
that one has already witnessed or experienced a current situation
---------------------
Dan kini lampu berubah redup, Jack berdiri di atas panggung dan
bernyanyi dengan suara emasnya.”Unchained melody” ya lagu itu lagu
kesukaan Ellis.