watch sexy videos at nza-vids!
Download aplikasi gratis untuk Android
INDOHIT.SEXTGEM.COM

Dewi - Yono, Supir Yang Beruntung


Kerjasama Hendro dan Erwin semakin berkembang, cabang-cabang perusahaan di kota – kota besarpun mulai dibuka, sehingga Hendropun semakin sibuk dengan perjalanan bisnisnya kesetiap cabang-cabang perusahaannya, dan itu membuat Hendro semakin jarang di rumah. Dalam satu minggu Hendro hanya 1-2 hari berada di rumahnya yaitu hari Sabtu atau Minggu, hari Seninnya Hendro sudah mulai keluar kota kembali.
Seiring dengan berkembangnya usaha Hendro, keadaan ekonomi Hendropun berubah, mereka sekarang tinggal di kawasan elite di bilangan Jakarta Selatan, rumah mereka dilengkapi dengan kolam renang dalam ruangan, penghuni rumahpun mulai bertambah, mereka sekarang mempunyai 4 orang pembantu, 3 perempuan dan 1 laki-laki, yang perempuan bertugas membersihkan rumah, mencuci, memasak dan sebagainya, sementara yang laki-laki bertugas merawat dan membersihkan taman dan kolam renang.
Tuti, Narti dan Ani adalah nama pembantu wanita mereka, Tuti berusia 20 tahun, Narti dan Ani berusia 19 tahun, sementara itu Pono pembantu lelakinya berusia 18 tahun. Mereka semua berasal dari satu daerah, Hendro yang membawa mereka datang ke Jakarta. Tuti dan Narti keduanya berstatus janda, mereka berdua gagal dalam membina biduk rumah tangga, sementara Ani dan Pono masih berstatus lajang. Mereka berempat sudah sekitar 6 bulan tinggal bersama keluarga Hendro. Di rumah Hendro masih ada 2 orang supir, Bambang dan Yono keduanya sudah berkeluarga, Bambang berusia 26 tahun sementara Yono berusia 25 tahun, Bambang adalah supir Hendro sementara Yono selalu mengantar Dewi kemanapun nyonyanya pergi. Mereka sudah 8 bulan bekerja dengan Hendro. Keempat pembantu dan kedua supir ini merasa kerasan bekerja di keluarga Hendro, keluarga Hendro tidak memandang rendah mereka, tingkah keluarga Hendropun tidak sombong terhadap mereka semua, apalagi Yono yang selalu mengantar Dewi, dia sangat kerasan bekerja di keluarga Hendro, selain cantik dan sexy nyonyanya ini selalu memberikan uang makan untuknya jika sedang mengantar ke Mall, ditambah Yono dapat menikmati pemandangan indah terutama saat Dewi mengenakan rok mini atau sedang membungkukkan badan, belahan dada Dewi yang putih dan padat serta pahanya yang putih mulus selalu membuat Yono menelan air liurnya pada saat ia melihat pemandangan itu.

Hari ini Yono kembali disuguhi pemandangan yang membangkitkan gairah lelakinya, nyonyanya ini mengenakan rok pendek berwarna putih dan baju putih tanpa lengan dengan belahan rendah di dada, celana dalam dan behanya yang berwarna hitam terbayang dengan jelas, belahan dada nyonyanya ini yang putih dan mulus terlihat dengan jelas, Yono berkali-kali menelan air liurnya melihat pemandangan ini dari kaca spion mobilnya.
“kemana kita, Bu?” tanya Yono
“ke ***** Yon,” kata Dewi.
“baik, Bu” sahut Yono.
Selama perjalanan Yono mencuri-curi pandang tubuh nyonyanya ini dari balik kaca spionnya, selama itu juga berkali-kali Yono meneguk air liurnya, dalam hatinya berkata alangkah beruntungnya punya istri cantik, mulus dan sexy seperti nyonyanya ini, setiap malam pasti minta jatah terus. Kalau ia bandingkan dengan istrinya di rumah, jauh sekali perbedaannya bagaikan langit dengan bumi, tampang Yono sendiri tidak jelek tidak juga tampan, postur tubuhnya tidak tinggi juga tidak pendek, tidak besar juga tidak kecil, semuanya serba sedang. Sesampainya di Supermarket yang disebutkan oleh nyonyanya tadi, Yono mengarahkan mobilnya ke arah pintu masuk, kemudian Dewipun turun sambil berkata,
“Yon, kamu cari parkir, terus nanti kamu susul saya ke dalam, “
“Baik, Bu” jawab Yono
Setelah memarkir mobilnya, Yono menyusul kedalam dan menemui Dewi yang sudah menunggu kedatangannya, kemudian Dewi mengambil keranjang dorong dan menyuruh Yono untuk mengambilnya juga. Kira-kira 3-4 jam mereka baru selesai berbelanja.
“Ke mana lagi kita, Bu?” tanya Yono setelah selesai memasukkan kantung belanja yang terakhir.
“Hhmmm, pulang dulu, Yon.” Sahut Dewi.
Dalam perjalanan pulang, Yono kembali mencuri-curi pandang dari kaca spionnya, Dewi tidak menyadari tingkah supirnya itu, karena seperti biasanya Dewi sibuk dengan majalahnya. Tanpa Dewi sadari posisi duduknya saat ini agak sedikit terbuka dan rok mini yang ia kenakan agak sedikit naik ke atas, membuat Yono yang sedang mencuri pandang semakin panas dingin dibuatnya, Yono melihat CD hitam Dewi dan paha mulus Dewi dari balik kaca spionnya, kemaluannya mulai menegang seiring dengan lamunan joroknya membayangkan kemaluan Dewi, Yono gelisah sendiri melihat semua ini, berkali-kali ia meneguk air liurnya.

“Yon, turunin semua belanjaannya, taruh di dapur dan beritahu Ani atau Narti,” kata Dewi sesampainya di rumah dan Dewi pun langsung turun menuju kedalam rumahnya.
“Baik, Bu” jawab Yono.
Setelah Dewi turun, Yonopun memarkir mobilnya di garasi dan mulai menurunkan semua belanjaan dan membawanya ke dapur.
“Ti, nich beresin belanjaan ibu,” Yono memberitahu Narti yang sedang ada di dapur sambil menaruh belanjaan.
“Iyah,” jawab Narti sambil langsung membereskan belanjaan itu.
Tak lama kemudian Yonopun selesai membawa seluruh belanjaan itu ke dapur sementara Narti sibuk dengan membereskan belanjaan itu.
“Ti, bagi kopi dong,” kata Yono setelah selesai menaruh kantung belanjaan yang terakhir.
“Bikin sendiri, aku masih sibuk beres-beres,” jawab Narti.
Saat Yono sedang membuat kopi, kembali dia disuguhi pemandangan yang membuat gairah lelakinya kembali bangkit, dia melihat Dewi yang sedang menuju ke kolam renang mengenakan bikini putih, tubuh Dewi yang putih mulus dan kedua bongkahan payudaranya yang indah. Selama ini Yono belum pernah melihat majikannya ini mengenakan bikini, batang kemaluannya mulai menegang, nafasnya mulai memburu, kedua bola mata Yono hampir tidak berkedip mengikuti langkah Dewi yang menuju kolam renang. Lokasi kolam renang memang tidak jauh dari dapur, dan kolam renang itu terletak di dalam ruangan dengan keseluruhan atapnya menggunakan kaca, sehingga cahaya matahari dapat masuk dengan leluasa di area kolam renang tersebut. Sambil menikmati kopi yang dibuatnya, Yono tanpa bergeming dari tempatnya dan kedua bola matanya masih tetap memandangi tubuh Dewi yang mulus dan sexy, tanpa sadar Yonopun mulai mengelus-elus batang kemaluannya dari balik celananya, dalam pikirannya ia membayangkan meremas-remas kedua payudara Dewi, sambil menjilati kedua putingnya, batang kemaluannya semakin mengeras, sebetulnya Yono adalah lelaki yang setia, tidak pernah terlintas dalam pikirannya untuk selingkuh atau membayangkan tubuh wanita lain selain tubuh istrinya, tetapi semenjak ia bekerja di keluarga Hendro dan setiap hari ia melihat pemandangan yang menakjubkan, semenjak itu pula pikiran Yono mulai menyimpang, ia mulai sering mengkhayal tentang menyetubuhi Dewi begitu pula saat ia sedang berhubungan dengan istrinya, ia membayangkan sedang menyetubuhi majikannya itu

Yono sendiri bingung kenapa akhir-akhir ini pikirannya selalu ke tubuh Dewi, seperti sekarang ini pemandangan di depan matanya benar-benar membuat ia lupa diri, pikirannya menerawang membayangkan tubuh Dewi, lekuk tubuh Dewi yang aduhai, kedua payudara Dewi yang montok, semakin ia membayangkan tubuh Dewi semakin cepat ia mengelus-elus batang kemaluannya, Yono lupa bahwa saat ini ia sedang berada di dapur.
“Hayo, sedang ngapain,” bisik Narti di telinga Yono.
“Eeehhh….ngaakkk…lagii ngapa-ngapain,” jawab Yono terkejut.
“Kok, ngelamun…ehh..minum kopi kok ngelamun,” lanjut Narti.
“Eeeh..ini kopinya masih panas…jadi..nunggu dingin,” jawab Yono lagi.
“Nunggu kopinya dingin atau lagi ……’” kembali Narti mendesak Yono, sambil matanya melirik ke arah kolam renang, “ngintip nyonyanya, yach,”
“Tiddaaakk…enaak..aja..aku lagi nunggu kopinya dingin nich,” jawab Yono terbata-bata, batinnya kaget saat Narti dapat menebak apa yang sedang ia lakukan.
“Hah..jawabnya tidak, tapi matanya ke arah kolam renang,”lanjut Narti penasaran.
“Gak mungkin, aku ini sedang mikirin istriku, makanya aku ngelamun,”Yono mengelak atas tuduhan Narti.
“Hhmmm…laki-laki dimana saja sama,”sahut Narti sambil kembali membereskan belanjaan yang tadi ia tinggalkan.
Yono menghela nafas saat Narti kembali mulai sibuk membereskan belanjaan, kemudian iapun dengan cepat-cepat keluar dari dapur, tapi pikirannya masih terbayang lekuk tubuh Dewi yang begitu indah sedangkan batang kemaluannya masih tegang, Yonopun segera menuju ke toilet, di dalam toilet ia segera membuka celana panjangnya dan CDnya, CDnya sudah mulai basah dengan cairan beningnya, batang kemaluannya berdiri dengan gagah perkasa, sambil mulai mengocok batang kemaluannya dengan mata terpejam dan pikirannya yang mulai membayangkan tubuh Dewi yang indah dan sexy yang hanya berbalutkan bikini. Yono membayangkan ia mulai menjilati kedua payudara Dewi, sambil tangannya mengocok batang kemaluannya yang semakin mengeras, lenguhan dan desahan mulai keluar dari mulut Yono, belum pernah Yono melakukan self service seperti yang ia lakukan sekarang ini, tak lama berselang Yono merasakan desakan kuat di batang kemaluannya, batang kemaluannya mulai mengejut-ngejut, air maninya mulai menyemprot keluar dari batang kemaluannya, membasahi tembok toilet

Yonopun melenguh menikmati kocokan tangannya, matanya terpejam menikmati ejakulasi semunya, nafasnya yang memburu mulai mereda, seiring dengan tetes terakhir air maninya. Kemudian Yonopun mulai mencuci batang kemaluannya serta menyiram air maninya yang berlepotan di tembok toilet, setelah selesai menuntaskan hajat semunya Yonopun keluar dari toilet meneruskan minum kopinya, ada penyesalan dalam hatinya melakukan perbuatan tersebut, tapi apa daya hasrat birahinya sedang memuncak akibat melihat tubuh Dewi tadi dan tidak mungkin ia pulang kerumahnya untuk melakukan hubungan sex dengan istrinya. Yono merasa agak sedikit lemas setelah melakukan self service tersebut, sambil duduk di garasi Yonopun menikmati kopinya yang dari tadi belum sempat diminumnya, pikirannya masih memikirkan hal yang baru saja terjadi, ia tidak menyadari saat Narti mendekatinya.
“Ehhh…ni orang dari tadi kerjaannya ngelamun melulu,”kata Narti.
“Ehhhh…siaappaa..yang ngelamun,”jawab Yono kaget.
“Udah jelas ngelamun, masih gak ngaku juga,”kata Narti.
“Tuh, dipanggil nyonya, cepetan ‘tar nyonya marah, baru tahu rasa,”lanjut Narti.
Tergopoh-gopoh Yono masuk kedalam untuk menemui nyonya majikannya, tapi baru tiga langkah ia berhenti dan balik bertanya ke Narti.
“Nyonya ada dimana?” tanyanya ke Narti.
“Ehh..nih orang betul-betul ngelindur, nyonya masih di kolam renang, cepetan entar ngomel, baru tahu rasa,”jawab Narti
‘Ohh… cerewet, nanya kan gak apa-apa, daripada kaga tahu mau ke mana,” sahut Yono.
Dengan segera Yono menghampiri nyonyanya yang sedang berada di kolam renang, setibanya di kolam renang ia melihat tubuh nyonyanya terbaring di kursi malas yang ada di pinggiran kolam renang, kedua matanya tertutup sementara tubuhnya yang hanya berbalutkan bikini terpampang dengan jelas di mata Yono, kembali Yono menelan ludah melihat pemandangan tersebut dari jarak yang sangat dekat. Yono memperhatikan kedua bukit payudaranya betul-betul sempurna, kedua puting susunya yang berwarna merah muda terbayang dengan jelas, turun ke bawah ia melihat belahan vaginanya tercetak dengan jelas, ini akibat Dewi mengenakan bikini yang agak tipis apalagi bikini itu dalam keadaan basah sehingga bayangan kedua puting susu serta belahan vaginanya tercetak dari balik bikininya tersebut. Melihat semua itu batang kemaluan Yono kembali menegang dengan cepat, batang kemaluannya seolah mendesak ingin keluar dari balik celananya, celananya menggelembung menahan desakan penisnya yang semakin membesar dan mengeras.

Sesaat setelah puas menikmati pemandangan itu dengan suara agak sedikit serak Yono berkata kepada nyonyanya itu.
“Buu..ibu..memanggil saya,” kata Yono dengan suara sedikit serak dan agak terbata-bata.
Mendengar suara Yono, Dewi membuka matanya, saat ia membuka matanya yang terlihat olehnya adalah tonjolan di selangkang Yono, ia melihat celana Yono seolah membusung ke depan dan Dewi dapat memastikan bahwa batang kemaluan Yono sedang bangun.
“Ohh..Yon, kamu jangan pulang dulu, nanti sore saya ada perlu keluar,” jawab Dewi sambil matanya tetap terpaku kearah selangkangan Yono, batinnya bergumam sudah lama aku tidak menikmati kemaluanku disodok oleh batang kemaluan lelaki, tetapi kalau sekarang terlalu beresiko kalau dilakukan di rumah.
“Baik, Bu, ada lagi,” jawab Yono, sambil matanya tetap tidak mau lepas dari tubuh Dewi.
“Cukup itu saja,” kata Narti sambil kembali memejamkan matanya.
Dengan sedikit agak berat hati, Yono terpaksa meninggalkan tubuh Dewi, meninggalkan pemandangan yang sangat indah, yang tidak pernah terbayangkan oleh dirinya bahwa ia akan mendapat pemandangan tersebut, rasanya barusan Yono ingin segera menerkam tubuh Dewi, melucuti bikini Dewi dan memasukkan penisnya kedalam lubang vagina Dewi dan menggenjotnya, meremas kedua payudaranya dan menjilati kedua putingnya yang berwarna merah muda. Tetapi akal sehatnya masih dapat mengalahkan nafsu birahinya sehingga Yono tidak melakukan hal tersebut, dengan langkah berat Yono kembali kegarasi, ia menuju kemobilnya dan merebahkan tubuhnya di kursi pengemudi, dengan memejamkan matanya Yono kemudian membayangkan pemandangan barusan, sampai akhirnya tanpa terasa iapun tertidur. Dengan gemas Yono mulai meremas-remas kedua payudara Dewi, mulutnya mulai bergantian menjilati kedua puting payudara Dewi yang berwarna merah mudah, dengan rakus Yono menjilati dan menghisap-hisap kedua puting tersebut bergantian. Sedang asyik-asyiknya Yono menjilati dan menghisap-hisap serta meremas-remas kedua payudara Dewi, Yono dikagetkan oleh suara yang memanggil-manggilnya.
“Yon, Yon, ehhh..nich orang tidurnya seperti orang mati ajah,” Narti berteriak-teriak membangunkan Yono.
“Bangun..Yon…bangun Yon….,”kembali Narti berteriak membangunkan Yono.
“Hhmmm…hhhmmm….aduuuhhh,” Yono kaget terbangun dari tidurnya, batinnya menjerit kurang ajar hanya mimpi rupanya padahal sedang seru-serunya menghisap dan meremas toket nyonyanya.
“Adaaa apa..sich, orang lagi tidur kok diganggu,”gumam Yono dengan nada kecewa karena mimpi indahnya diganggu.
“Ehhh..marah..tuch..kata nyonya suruh siapin mobil soalnya nyonya mau pergi,”sahut Narti ketus.

“Apaa….sekarang jam berapa?” tanya Yono.
“Jam 5, tidur melulu sich kerjaannya,”Narti bersungut-sungut marah.
“Ehhh..maaf…yach,”sambung Yono sambil beranjak dari tidurannya lalu cepat-cepat ia ke toilet untuk membasuh mukanya.
Setelah membasuh mukanya, Yono kemudian melanjutkan membuang hajat kecilnya, agak sedikit susah karena penisnya sedang tegang. Ia melihat CDnya basah dan ujung kepala penisnya masih meneteskan cairan beningnya. Setelah hajat kecilnya tuntas ia salurkan, ia kembali ke mobil dan mulai menyalakan mobilnya. Tak lama berselang Dewi muncul dengan mengenakan rok hitam mini sedikit longgar, dengan belahan dada yang rendah dan bagian punggung yang terbuka, karena roknya model diikat di tengkuknya, sehingga bagian punggung dan pundaknya jadi terbuka, bagian dadanya terlihat membusung kalau lebih diperhatikan jelas-jelas Dewi tidak mengenakan BH itu terlihat dari kedua putingnya yang agak membayang diroknya, serta tidak ada tali BH di pundak ataupun di punggung yang kelihatan.
“Kemana kita, Bu,” tanya Yono sambil kembali menelan ludah saat melihat ke Dewi yang agak sedikit membungkuk saat naik mobil, sehingga Yono dapat melihat dengan jelas payudara Dewi yang bergelantungan dengan indahnya.
“Kita ke Mall ****,” jawab Dewi.
“Baik, Bu,” sambil mengiyakan Yono mulai meluncurkan mobil ke tempat tujuan.
Dalam perjalanan Yono kembali mencuri-curi pandang kearah Dewi lewat kaca spionnya, sementara Dewi sedang asyik membaca majalah, Yono sangat berharap ia dapat melihat kedua bukit kembar Dewi seperti yang ia lihat saat Dewi menaiki mobil, tetapi harapan hanyalah tinggal harapan, sampai di tempat tujuan Yono tidak beruntung dapat melihat kedua bukit kembar Dewi.
“Yon, kamu tunggu saya,”kata Dewi.
“Baik, Bu, nanti kalau sudah selesai ibu panggil saya saja,”jawab Yono.
“Hhmmmm,”Dewi mengiakan.
“Yon, Ini buat makan,”kata Dewi sambil memberikan uang 100ribu.
“Ohh..makasih Bu,”jawab Yono sambil menerima uang pemberian Dewi.
Kemudian Dewipun turun dari mobil dan masuk kedalam mall, sementara Yono mencari parkir, setelah memarkirkan mobilnya Yonopun keluar mencari makan. Selesai makan Yono kembali ke mobilnya menunggu panggilan nyonyanya sambil kembali membayangkan tubuh Dewi yang aduhai terutama bagian payudaranya yang sudah secara sekilas ia melihatnya. Yono memang lebih senang menyendiri daripada berkumpul dengan para sopir yang menggosipkan majikannya, ia lebih senang menyendiri sambil membayangkan lekuk tubuh Dewi serta kedua bongkahan payudaranya yang indah menggelantung di bagian dadanya.

Sambil mengelus-elus batang kemaluannya yang kembali mulai menegang, maklum usianya masih usia yang tegangan tinggi, jadi hanya cukup dengan membayangkan saja batang kemaluannya langsung berdiri dengan tegak, pemandangan tadi kembali menari di pelupuk matanya, kedua bukit kembar Dewi begitu indahnya menggelayut seolah menanti untuk dijamah dan diremas. Ia membayangkan seandainya ia dapat kesempatan untuk menikmati kedua payudaranya itu, dalam hatinya ia hanya menghela nafas, kesempatan itu mungkin tidak akan pernah terkabulkan. Tapi Yono cukup puas dengan melihat dan membayangkan saja, karena ia masih segan dengan keluarga Hendro terutama dengan nyonyanya yang cantik dan sexy itu, nyonyanya itu menurut penilaian Yono selain cantik dan sexy juga sangat pengertian dan tidak pernah marah, tidak cerewet, menyuruhpun selalu dengan sopan, tidak pernah memandang rendah. Tanpa terasa 4 jam sudah ia lewati sambil membayangkan tubuh dan kedua bukit kembar nyonyanya itu. Tiba-tiba HPnya berdering, dengan cepat Yono segera mengangkat HPnya setelah melihat yang memanggil adalah nyonyanya.
“Iya, Bu,” sahut Yono.
“Yon, kamu ke pintu utama, saya menunggu disitu,” jawab Dewi.
“Baik, Bu,” jawab Yono sambil langsung menstart mobilnya dan mengarahkan ke pintu
utama.
Setibanya dipintu utama ia melihat Dewi sudah menunggu disana, dan ia melihat Dewi membawa banyak kantung belanjaan, Yono segera menepikan mobilnya dan segera turun untuk membantu Dewi memasukkan kantung belanjaan tersebut ke dalam mobil. Dengan cekatan kantung belanjaan yang banyak itu hanya dalam sekejap sudah masuk ke dalam mobilnya. Ditutupnya pintu belakang mobil tersebut dan ia segera duduk di belakang kemudi, kemudian Yono mengarahkan mobilnya keluar area mall tersebut.
“Yon, kita ke hotel x,”kata Dewi.
“Baik, Bu,”jawab Yono, dalam hatinya bertanya-tanya, ini adalah luar biasa, nyonyanya mau pergi ke hotel, yang setahu dia hotel ini adalah hotel short time, parkir mobilnya saja langsung di bawah kamar.

Yono memang bingung dibuatnya, ada janji sama siapa nyonyanya ini.

Dewi sebetulnya sudah merencanakan semua ini dari rumah, ia yang sudah cukup lama
tidak mendapat sentuhan lelaki dan merasakan sodokan-sodokan di lubang vaginanya, semenjak ia melihat tonjolan diselangkangan Yono, gairah birahinya kembali membara, lubang vaginanya mulai merasa gatal ingin segera merasakan sodokan batang kemaluan lelaki di lubang vaginanya. Dengan pertimbangan yang matang akhirnya Dewi memutuskan untuk menikmati batang kemaluan Yono, kalau seandainya Yono setelah melakukan hubungan dengan dia mulai bertingkah macam-macam, Dewi akan segera memecatnya dan menggantinya dengan supir yang baru, tapi kalau Yono tidak bertingkah macam-macam, ia akan terus memperkerjakan Yono sambil sekali-sekali dapat merasakan sodokan-sodokan penisnya. Reception hotel tersebut berada di luar sehingga memudahkan orang untuk check-in tanpa perlu turun atau keluar dari mobil. Setelah Dewi membayar sewa kamarnya, Dewi menyuruh Yono langsung ke kamar yang diberikan oleh receptionist hotel, mobilpun meluncur ke kamar hotel tersebut. Dengan mengikuti petunjuk dari petugas hotel yang hampir setiap belokan ada, akhirnya mereka sampai di kamar tersebut. Yonopun memarkir mobilnya di garasi kamar tersebut, setelah petugas hotel menutup pintu garasi, Dewi segera turun dari mobil.
“Ayo, Yon, kamu ikut saya,”kata Dewi
“Baaaikk, Bu,”jawab Yono bingung.
“Ada apa yach, kok nyonyanya menyuruh saya untuk ikut turun,”batin Yono bertanya-tanya, tapi karena yang menyuruhnya adalah majikannya, Yonopun mengikuti Dewi, sambil terus bertanya-tanya dan menebak-nebak kenapa majikannya mengajak ia untuk turun dan mengikuti ke kamar tersebut.
“Duduk, Yon, kamu mau minum apa?”Dewi berkata setibanya mereka di dalam kamar.
“Eh, apa saja Bu,” jawab Yono masih dalam keadaan bingung.
Kemudian Dewi memesan minuman lewat telepon, tak lama berselang minuman tersebut datang, Dewi segera membayar minuman tersebut, dan menyerahkan salah satu minuman tersebut ke Yono.
“Yon, saya minta kamu untuk menjaga rahasia ini, jangan sekali-sekali kamu cerita hal
ini kepada siapapun, seandainya saya mendengar kamu membocorkan rahasia ini, saya akan memecat kamu, tapi kalau kamu bisa menjaga rahasia ini, saya akan membuat kamu senang, kamu mengertikan,”Dewi berkata dengan sedikit mengancam.

“Baaikk..Bu, saya janji tidak membocorkan rahasia ibu kepada siapapun,”jawab Yono
“Bagus, saya akan memegang janjimu itu,”kata Dewi
“Ayo minum,”kata Dewi.
Yono hampir tersedak saat meminum minumannya, ia sangat kaget dengan aksi Dewi didepan matanya, ia melihat kedua tangan Dewi dengan lemah gemulai menarik ikatan roknya yang berada di tengkuknya. Dengan terlepasnya ikatan di belakang tengkuk Dewi kedua tali rok tersebut segera meluncur turun dan membuat kedua payudara Dewi tidak tertutup apapun. Yono melihat kedua bukit kembar Dewi dengan mata terbelalak, dengan perlahan dan pasti penisnya mulai berdiri, tak terbayangkan oleh Yono akhirnya ia dapat melihat dengan jelas kedua bukit kembar Dewi yang putih mulus, perasaannya berkecamuk antara bingung dan tidak percaya, rasanya ia seperti sedang bermimpi, Yono tidak menyangka hal ini akan terjadi. Di depan mata Yono sekarang Dewi hanya mengenakan CD saja, bentuk tubuh Dewi yang sexy dan kulit yang putih mulus membuat Yono menelan air liurnya berkali-kali. Mulutnya terbuka lebar, matanya melotot melihat itu semua. Dalam hatinya ia merasa beruntung sekali dapat menikmati pemandangan ini, kalau hal seperti ini yang harus dijaga kerahasiaannya sudah pasti ia akan menjaga rahasia ini sampai mati. Dewi yang masih mengenakan CDnya mulai menghampiri Yono yang masih terkesima, diambilnya gelas di tangan Yono dan menaruhnya di meja, kemudian Dewi menarik tangan Yono untuk berdiri dan menuju ke arah tempat tidur, didorongnya tubuh Yono sehingga terlentang di atas tempat tidur. Tanpa basa-basi lagi Dewi mulai melucuti celana Yono beserta CDnya, barang pusaka Yono yang sudah tegang terpampang di depan matanya saat Dewi menarik CD Yono, Dewi mulai mengelus-elus batang kemaluan tersebut, bau khas dari batang kemaluan lelaki tercium oleh Dewi membuatnya semakin bergairah. Dengan tangan masih mengelus-elus batang kemaluan tersebut, lidah Dewi mulai bermain dengan lincah menjilati kepala penisnya, sambil sekali-sekali batang kemaluan tersebut dia kulum-kulum. Yono mendesah kenikmatan, batinnya berkata mimpi apa aku semalam, sehingga penisku diselomoti dan dijilati oleh nyonyanya yang cantik dan sexy.
“Ooohhh…ooohhh…ssshhhh…aahhhh,”Yono mendesah kenikmatan, matanya merem melek akibat selomotan dan jilatan Dewi di penisnya.
Yono betul-betul beruntung, bukan saja ia dapat menikmati pemandangan tubuh nyonyanya yang sexy dan mulus secara nyata, tapi ia dapat merasakan bibir nyonyanya yang lembut sedang mengulum-ngulum penisnya, selama ini ia hanya dapat membayangkan tubuh nyonyanya saja, saat menunggu, saat bermimpi ataupun saat bermain dengan istrinya, tidak pernah bermimpi ia akan merasakan kuluman bibir nyonyanya ini.

Yono hanya dapat terbaring pasrah menikmati kuluman mulut Dewi dipenisnya, Yono hanya dapat mengangkat pantatnya saat penisnya itu berada dalam kuluman mulut Dewi, Yono belum berani melakukan hal yang lebih dari itu, tangannyapun belum berani menyentuh rambut dan kepala Dewi, yang dapat ia lakukan hanya meremas sprei tempat tidur saja, dan mulutnyapun hanya mengeluarkan desahan-desahan saja serta lenguhan-lenguhan nikmat. Yono memang sudah dari tadi sore menahan hasrat nafsunya saat membayangkan tubuh Dewi, dan penisnya sudah dari tadi ingin merasakan lubang vagina dan gairah birahinya sudah memuncak dari tadi, sehingga saat Dewi mulai mengulum-ngulum serta menjilati dan mengocok penisnya, Yonopun tidak bertahan lama dengan serangan Dewi tersebut, puncak kenikmatannya akan segera ia rengkuh, pendakian bukit kenikmatannya hampir sampai, dengan tubuh yang mengejang dan dengan pantat terangkat seolah menyambut mulut Dewi untuk lebih dalam lagi mengulum penisnya.
“Aaaaahhhhh….Buuu…aaaakkuu tidak taahann…laaagi…aakuuu…kheeeluuarrr…ooohhh ……ssshhh…aaaahhh…,”Yono melenguh menikmati puncak kenikmatannya.
Cccrrreeetttt…..ccreeeettt….cccrreeeettt…ccreeeett tt…. penisnya menyemprotkan air maninya ke wajah Dewi. Dewi merasakan hangatnya sperma Yono membasahi wajahnya, batang kemaluan Yono mulai Dewi usap-usapkan ke wajahnya yang sudah berlepotan air mani Yono sehingga seluruh wajahnya penuh dengan sperma Yono. Seiring dengan semprotan terakhir dari penisnya Yono, Dewi kembali memasukkan batang kemaluan tersebut kedalam mulutnya dan menghisapnya sehingga membuat Yono mengejang merasakan nikmat yang sangat luar biasa saat penisnya menyemprotkan tetes terakhir air maninya tersebut, belum pernah selama ini Yono merasakan nikmat yang sangat hanya dengan kuluman mulut saja, entah karena dia memang selalu membayangkan Dewi atau karena hebatnya permainan mulut Dewi. Batang kemaluan Yono sudah tidak tegang lagi, Dewipun beranjak dari selangkangan Yono, ia mulai membuka celana dalamnya, sehingga tubuhnya yang indah sekarang menjadi polos tanpa sehelai benang yang menutupi tubuh sexynya. Dewipun mulai berjongkok di wajah Yono, kedua tangannya berpegangan di ranjang bagian atas. Yono langsung mengerti apa yang dikehendaki oleh nyonyanya ini, iapun mulai menjilati bibir vagina Dewi, aroma kemaluan Dewi sungguh berbeda dengan aroma kemaluan istrinya. Dengan penuh nafsu Yono menjilati, menciumi dan menghisapnya, terdengar suara decakan keluar dari mulut Yono saat mulutnya menghisap dan menjilati bibir kemaluan dan klitoris Dewi. Dewipun dibuat melenguh keenakan, Yonopun sudah mulai berani untuk menjamah kedua bongkah pantat Dewi dan mulai meremas-remasnya. Dewipun mulai menikmati jilatan dan hisapan Yono di kemaluannya, Ia mengimbangi permainan lidah dan mulut Yono dengan memaju-mundurkan pantatnya sehingga kelentitnya lebih bergesekan dengan lidah dan mulut Yono, Yono merasakan pantat Dewi kadang-kadang mengejut-ngejut saat mulutnya menghisap klitoris Dewi.

Lenguhan dan desahanpun mulai terdengar keluar dari mulut Dewi, sementara suara decakan Yono semakin bertambah sering terdengar, ssslrrrrpppp…sssllrrpppp…ssslrrrppp tidak puas dengan hanya menjilat dan menghisap saja Yono mulai dengan aksi jari tangannya yang mulai menerobos lubang kenikmatan Dewi, pertama-tama hanya jari tengahnya saja yang mengocok vagina Dewi, lama-lama jari manisnya ia masukkan juga kedalam lubang vagina Dewi, membuat Dewi bertambah kelojotan menikmati sensasi jari-jari tangan Yono dan mulut Yono. Jari tangan Yono semakin aktif keluar masuk dilubang vagina Dewi, biarpun Yono hanya seorang supir tapi soal oral seks Yono betul-betul ahli, ditambah dengan permainan jari tangannya yang seperti pemain film BF, betul-betul membuat Dewi bergelinjang menikmati permainan oral seks dan jemari Yono di vagina dan kelentitnya.
“Hhmmmhhh…aaaahhh….teruuusss…ooohhh…teruuusss…Yooo nnn…kamu heeebaat…. Aaahhh…kocok memekkkuuu….hisaapp itilkkuuu…ooohhh yaahhh….,” Dewi melenguh keenakan menikmati permainan jari Yono dan hisapan-hisapan Yono di kelentitnya.
Yono semakin bertambah semangat mendengar erangan-erangan nikmat Dewi, permainan mulut dan jari tangannya semakin bertambah menggila, membuat Dewi semakin menggelinjang keenakan, Dewi belum pernah merasakan nikmat seperti ini saat seseorang melakukan oral seks kepadanya. Dewipun merasa kagum kepada Yono yang dapat memberikan kenikmatan hanya dengan oral seks.
“Uugghhh…aaaaahhhh….ooohh..nikmmaattt…aaakuu tidak tahan lagi…aaahhh terus Yooon, akuu mauu keluar…,”Dewi menjerit kenikmatan saat dirinya mencapai puncak kenikmatannya.
Sssrrrrr…ssrrrr…ssrrrr…lubang kemaluan Dewi menyemprotkan cairan kenikmatannya, Jono yang merasakan vagina Dewi semakin basah semakin bertambah cepat mengocok jari tangannya di lubang vagina Dewi dan mulutnya semakin bertambah kuat menghisap itil Dewi sehingga membuat Dewi semakin blingsatan menikmati sensasi puncak kenikmatannya, tubuhnya mengejang pantatnya mengejan-ejan, pegangan tangannya semakin mencengkram kuat.

“Aaaggghhh…eeeddaaann…nikmat sekali…Ooouughhhh…Yoonn, kamu betul betuull hebattttt….ssshhh….aaaaahhh…,” Dewi mengerang.
Dengan nafas yang masih terengah-engah Dewi merebahkan tubuhnya disamping Yono, ia melihat batang kemaluan Yono sudah berdiri dengan gagahnya. Dewi terkesima melihat hal itu, hatinya membatin cepat juga pulihnya padahal belum terlalu lama dia barusan menyemprotkan spermanya, Yono sendiri bingung merasakan penisnya sudah ngaceng lagi, biasanya sehabis berhubungan dengan istrinya penisnya sudah tidak mau bangkit lagi, sementara saat ini penisnya itu sudah berdiri dengan gagahnya siap untuk mengaduk-aduk lubang kenikmatan Dewi, tapi Yono tidak mau lancang terhadap nyonyanya ini, sebelum Dewi memintanya untuk menyodokkan penisnya ke vagina Dewi. Yono hanya diam pasrah saja, hanya matanya yang berani melirik ke tubuh Dewi, Yonopun tidak mau membuang kesempatan untuk menikmati pemandangan itu, karena dalam pikirannya kapan lagi aku dapat memandangi tubuh telanjang nyonyanya ini. Dewi termasuk wanita yang selalu haus akan seks, dirinya selalu haus akan sodokan-sodokan batang kemaluan lelaki, apalagi sekarang ini Dewi sudah lama tidak merasakan batang kemaluan lelaki menyodok vaginanya, tidak ada yang mengira bahwasanya Dewi adalah wanita yang haus akan seks, dari wajahnya tidak nampak bahwasanya Dewi adalah wanita yang binal. Yono sendiri heran akan tingkah nyonyanya yang mengajaknya bermain seks di hotel, ia juga tidak menyangka sama sekali nyonyanya sangat agresif, dari pernampilannya tidak nampak bahwa Dewi akan melakukan hal tersebut, tapi Yono tidak mau terlalu memikirkan hal tersebut, buatnya yang penting ia dapat menikmati tubuh nyonyanya, walaupun baru hanya dapat menjilati memeknya saja. Selang beberapa saat, Dewi mulai beranjak menaiki tubuh Yono yang masih terlentang, diraihnya batang kemaluan Yono, diusap-usapkannya kepala kemaluan itu ke vaginanya. Dewi merasakan penisnya Yono sangat keras sekali, kelentitnya terasa geli oleh sentuhan kepala kemaluan Yono. Dewi mendengus kegelian, Yono sendiri merasakan kegelian saat kepala penisnya tersentuh dengan bibir vagina Dewi,

Beberapa kali Dewi mengusap-usapkan kepala kemaluan tersebut ke bibir vaginanya, membuatnya menggelinjang sendiri, lubang vaginanya mulai terasa gatal kembali ingin segera digaruk oleh penisnya Yono, Yono juga tidak tahan dengan rasa geli yang ia rasakan pada ujung kepala penisnya, ingin rasanya ia memasukkan cepat-cepat penisnya ke vagina Dewi, tapi agar tidak dibilang lancang Yono hanya dapat diam pasrah, mengikuti irama permainan nyonyanya ini. Satu tangan memegangi batang kemaluan Yono, sambil terus mengoles-oleskan kebibir vagina dan kelentitnya, satu tangan lagi mulai menguakkan bibir vaginanya, Yono hanya dapat melihat tingkah polah nyonyanya ini, dan ia juga melihat bibir vagina Dewi mulai terkuak, lubang kenikmatannya mulai terpampang dihadapan matanya, Yono hanya dapat menelan ludah melihat itu semua, ia hanya bisa diam mengikuti irama permainan Dewi, tapi hatinya resah ia ingin sekali merasakan penisnya dijepit oleh lubang kenikmatan Dewi, ingin rasanya ia mengaduk-aduk lubang tersebut dengan penisnya yang sudah sangat tegang itu. Pucuk dicinta ulam tiba, penantian yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga, dengan perlahan-lahan Dewi mulai mengarahkan kepala kemaluan Yono kelubang vaginanya, diselipkan kepala kemaluan itu dibibir vaginannya, dengan perlahan-lahan Dewi mulai menekan pantatnya kebawah, batang kemaluan Yono dengan perlahan tapi pasti mulai menerobos masuk kedalam lubang vagina Dewi. Sleeeeppp…..bleessss…blessss…..blesssss…… perlahan tapi pasti batang kemaluan Yono tertelan oleh lubang vagina Dewi sehingga tidak terlihat lagi, Yono melihat penisnya masuk perlahan-lahan di memek Dewi, Yono melihat sekarang jembutnya dan jembut Dewi bertemu saat penisnya tertelan seluruhnya oleh memek Dewi. Dewi merasakan batang kemaluan Yono memenuhi rongga vaginanya, dan ia juga merasakan kelentitnya bersentuhan dengan jembut Yono, dengan memejamkan mata Dewi mulai memutar pantatnya dengan perlahan, Dewi merasakan lubang memeknya seperti diaduk-aduk oleh kemaluan Yono, sementara Yono sendiri merasakan penisnya seperti dipilin-pilin oleh dinding vagina Dewi, lenguhan dan desahan mereka mulai terdengar bersahutan, Dewi juga merasakan sensasi yang sangat luarbiasa saat kelentitnya bergesekan dengan jembut Yono, tangannya segera meraih kedua tangan Yono, ditariknya tangan Yono ke arah dadanya. Kedua telapak tangan Yono didaratkannya di kedua bukit kembarnya, dan mulai digerakkannya, seolah ia menyuruh Yono untuk meremas kedua payudaranya, Yono yang memang dari awal ingin sekali meremas tetek Dewi tanpa membuang waktu segera meremas-remas kedua bukit kembar tersebut, remasan-remasan lembutnya penuh nafsu birahi, matanya menatap kedua bukit kembar itu yang berada dalam cengkramannya, tapi kedua bukit kembar tersebut cukup lumayan besar sehingga kedua telapak tangannya tidak dapat menutupi kedua bukit kembar tersebut.

“Oooohhh…sshhh…aaah…Yon, penismu, enaaak…ssshhh…aaaahhh…,” desah Dewi sambil terus memutar pantatnya.
Desahan, erangan dan lenguhan Dewi semakin sering terdengar, pantatnya bergantian aksinya antara berputar dan maju mundur, kadang-kadang pantat Dewi berputar memilin-milin batang kemaluan Yono, kadang-kadang gerakannya maju mundur, saat pantatnya bergerak maju mundur Dewi merasakan kelentitnya bertambah gatal karena bergesekan dengan jembut Yono, belum lagi remasan-remasan tangan Yono yang penuh nafsu dikedua bukit kembarnya, semua itu menambah sensasi persetubuhan mereka. Yono hanya dapat mengerang-ngerang keenakan merasakan penisnya berada dalam jepitan memek Dewi, kadang-kadang ia merasa penisnya sedang dipilin-pilin oleh dinding vagina Dewi, kadang-kadang ia merasakan penisnya keluar masuk di vagina Dewi, remasan tangannya semakin menggila di payudara Dewi, sambil ditingkahi dengan pilinan-pilinan di kedua putingnya, kedua puting susu Dewi semakin mengeras dan mencuat ke depan.
“Hhhmmmm…aaaaaggghh…ssshhh…ooohhh…,”erang Yono menikmati persetubuhan ini.
Dewi semakin menggila memaju mundurkan pantatnya, dengan tiba-tiba ia menghentakkan pantatnya kebelakang, seolah-olah ia ingin penisnya Yono semakin dalam menerobos kedalam lubang vaginanya.
“Ooouuggghhh…Yon, aakuu…keeeluuaaarrr….sssshhhh…aaaaaggghhh…ooohhh,” Dewi mengerang merasakan letupan birahinya yang menerobos keluar dari lubang vaginanya.
Sssrrrr…sssr….ssrrrr…..cairan kenikmatan Dewi menyemprot membasahi batang kemaluan Yono.
“Akkkuu..jugaa….mau keluuaar..Bu…ooouugghhh…,”Yono pun mengerang, penisnya menyemprotkan lahar kenikmatannya kedalam lubang vagina Dewi.
Crrreeettt.,…creeetttt…creettt…..sperma Yono membasahi lubang vagina Dewi, Dewi merasakan hangat didinding lubang vaginanya saat sperma Yono menyemprot, dan ia juga merasakan batang kemaluan Yono berkedut-kedut, sementara itu Yono merasakan penisnya seperti diremas-remas oleh dinding vagina Dewi.

Dewipun ambruk, tubuhnya tertelungkup diatas tubuh Yono, ia merasakan batang kemaluan Yono masih berdenyut-denyut, Yono yang terbaring pasrah dengan tubuh Dewi yang tertelungkup diatasnya masih merasakan detik-detik kenikmatannya, Yono merasakan penisnya masih berdenyut-denyut meneteskan tetes-tetes spermanya dan ia juga masih dapat merasakan denyutan dinding vagina Dewi. Perlahan-lahan batang kemaluan Yono mulai menciut dan terlepas dari jepitan vagina Dewi, sementara nafas mereka berdua masih tersengal-sengal, Dewi merasakan saat penisnya Yono mulai terlepas dari jepitan vaginanya itu dan ia juga merasakan sperma Yono mulai mengalir keluar dari lubang vaginanya. Tak lama kemudian Dewi beranjak bangun dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh, setelah Dewi selesai membersihkan tubuhnya, Yonopun beranjak untuk membersihkan penisnya, Yono melihat penisnya berkilat akibat basah oleh cairan kenikmatan Dewi, saat keluar dari kamar mandi Yono melihat Dewi sudah mengenakan roknya kembali, dengan segera ia juga mengenakan pakaiannya.
“Ingat, Yon, kamu jangan membocorkan rahasia ini,” kata Dewi.
“Baik, Bu,” jawab Yono sambil mengenakan pakaiannya.
Setelah selesai mereka berdua kembali kemobil dan meluncur pulang, jam menunjukkan pukul 12 malam, saat mereka tiba dirumah, Dewipun masuk kedalam rumah sambil kembali mengingatkan Yono untuk bias menjaga rahasia, Yonopun mengiyakan, selesai memarkir mobil digarasi, Yonopun beranjak pulang dengan senyum bahagia tersungging dimulutnya, dalam perjalanan pulang ia membayangkan kejadian yang baru saja dia alami. Hatinya bergumam hari ini adalah hari keberuntunganku, hari ini aku dapat menikmati tubuh nyonyaku yang sexy dan indah tersebut secara nyata tanpa perlu membayangkan. Mudah-mudahan nyonyanya masih mau meminta ia untuk menyetubuhinya, sehingga ia dapat merasakan kembali keindahan tubuh nyonyanya terutama memek nyonyanya yang enak luarbiasa.

TAMAT.



« Back

Download film langsung dari hape !
+ KISAH PANAS +
[01] | [02] | [03] | [04] | [05] | [06] | [07] | [08] | [09] | [10] | [11] | [12] | [13] | [14] | [15] | [16] | [17] | [18] | [19] | [20]
Home Home
Guestbook Guestbook

U-ON
688
INDOHIT.SEXTGEM.COM