Hadiah Ulang Tahun Yang Terbaik
Pada minggu yang akan datang pacarku Susan, akan berulang tahun yang ke
dua puluh empat dan untuk merayakannya, kami sepakat untuk mengadakan
pesta yang spesial untuknya. Dia ingin mengundang beberapa temannya yang
dikenal saat kuliah yang sudah lama tak bertemu dan belum pernah aku
kenal sebelumnya. Aku sedikit merasa ragu apa itu ide yang bagus, tapi
karena Susan belum pernah sekalipun reuni semenjak dia lulus, dia bilang
sangat kangen dengan teman temannya dan ditambah dengan beberapa rayuan
darinya, akhirnya dia berhasil mendapatkan persetujuanku.
Alasan kenapa aku merasa agak ragu adalah karena Susan adalah tipe gadis
pesta saat kuliah dulu, sedangkan aku kebalikannya. Setidaknya itu yang
kudengar dari beberapa orang dan dari mulutnya sendiri saat dalam
kondisi mabuk. Dia mengaku pernah berpesta dengan sekumpulan
teman-temannya yang ‘gila’ dan ‘berpasangan’ dengan hampir semua cowok
yang hadir. Aku tak tahu apa yang dia maksud dengan ’berpasangan’ tapi
kuputuskan untuk tak menanyakannya lebih jauh.
Susan sendiri adalah seorang wanita cantik dengan rambut pirang sebahu
dan senyuman yang menawan. Tinggi dan berat tubuhnya rata-rata, dengan
paha yang cukup berisi yang berujung pada pantatnya yang montok kencang.
Dadanya tak begitu besar namun penuh dan bulat, dan dengan perut yang
rata. Aku merasa bangga dengan keindahan tubuhnya dan sering aku
menyuruh dia untuk memamerkannya, misalnya pada saat kami berpacaran ke
pantai. Saat seperti selalu kurayu dia agar melepaskan bikini atasnya
kala malam hari dan berjalan denganku di sepanjang pantai. Dan aku
merasakan sebuah getaran aneh setiap kali melihat beberapa orang,
terutama pria yang berpapasan dengan kami mencuri pandang ke arah
dadanya. Susan selalu berpura-pura merasa malu tapi aku yakin kalau dia
menikmati itu semua, sama sepertiku.
Seminggu sebelum hari ulang tahun dan pesta yang akan diselenggarakan,
kami bertemu dengan salah seorang temannya yang telah menyediakan diri
untuk menyelenggarakan pesta itu dirumahnya. Nama teman Susan itu adalah
Dave. Kami bertemu di salah satu kafe pada saat makan siang. Susan
memeluk dengan hangat Dave pada saat kami bertemu. Kami berbecara ringan
mengenai hal-hal yang terjadi pada saat mereka kuliah, dan pada saat
itu aku menemukan bahwa yang dimaksud ‘berpasangan’ adalah melakukan
hubungan sex. Jadi selama kuliah Susan telah melakukan hubungan sex
kepada semua teman-teman akrabnya! Dan lebih jauh aku dapatkan bahwa
mereka melakukannya sering kali dalam sebuah pesta sex. Walaupun sedikit
cemburu, tetapi aku cukup terangsang membayangkan Susan melakukan
hubungan sex beramai-rama dalam sebuah pesta.
Akhirnya kami menyetujui akan diakan pesta di rumah Dave dengan teman
akrab mereka sebanyak 9 orang laki-laki. Dan secara tidak langsung baik
Susan maupun Dave mengindikasikan adanya pesta sex dalam pesta ulang
tahun tersebut. Aku ingin mencegahnya tetapi satu pikiran dibenakku
mencegah hal tersebut karena ingin tahu bagaimana mereka melaksanakan
pesta tersebut.
Satu saat telepon Susan bordering, ternyata ada seorang klien dari Susan
(Susan adalah agen pemasaran rumah) yang ingin bertemu dengan Susan.
Karena letaknya sangat dekat akhirnya mereka bertemu pada kafe tempat
kami berada. Setelah berkenalan, Susan dan kliennya mengambil meja yang
cukup jauh untuk mengadakan pembicaraan bisnis.
Saat Susan pergi, Dave dan aku menjadi diam dan canggung untuk
berbicara. Dave mengambil kesempatan pertama berbicara untuk memecahkan
kecanggungan. Dia menyatakan sungguh beruntung aku mendapat Susan yang
cantik dan hebat dalam sex. Karena pembicaraan akhirnya kami
membicarakan masalah sex. Setelah beberapa saat berbicara dan susana
telah mencair, tiba-tiba Dave bertanya, “Apa yang kamu inginkan dalam
pesta itu?” Aku cukup bingung, tetapi segera menangkap bahwa ini ada
hubungannya dengan pesta sex yang baisa mereka lakukan. Segera aku
jawab, “Apakah yang kau maksud pesta itu ada hubungannya dengan pesta
seperti yang dulu kalian sering lakukan? Maksudnya pesta sex”. Dave
menjawab “Betul. Apa yang ingin kamu lakukan terhadap Susan dalam pesta
itu? “ “Apakah Susan mau jika aku meminta macam-macam?” jawabku dengan
ragu. “Pasti mau, karena ia seorang yang senang melakukan hal yang baru
dan bereksperimen dengan hal yang baru.” Jawab Daave dengan penuh
keyakinan. “Kamu pasti punya fantasi atau keinginan tertentu terhadap
Susan” lanjutnya. “Sebenarnya aku banyak berfantasi mengenai BDSM, dan
interracial gangbang sex” jawabku. “Oke, kami akan menyiapkan beberapa
orang kulit hitam untuk ikut pesta kami, dan juga melakukan BDSM kepada
Susan” jawabnya. “ Aku ingin juga pesta itu direkam dalam video”
jawabku, dan Dave hanya menggangguk saja.
Saat itu Susan telah selesai melakukan perundingan bisnisnya dan kembali
kepada kami. “Apa yang kalian percakapkan? Pasti mengenai aku.” Tanya
Susan. Dave dan aku menjawab bahwa kami hanya berbencang ringan saja
mengenai masa lalu. Dalam beberapa menit setelah itu kami berpisah dan
pulang ke tempat kerja masing-masing.
Pada malam saat hari pesta tiba, dia memakai tank-top dengan belahan
rendah berpadu dengan bawahan lebar selutut. Dia merasa sangat excited
untuk berjumpa dengan teman-teman lamanya. Kami pergi keluar untuk
dinner sebelumnya yang sebenarnya masih sangat terlampau sore dan saat
dinner, kuperhatikan dia menenggak wine lebih banyak dari biasanya. Dia
selalu jadi horny kalau mengkonsumsi alkohol dan malam ini tak
terkecuali. Saat perjalanan pulang ke rumah, tangannya tak pernah lepas
dari selangkanganku. Tapi aku sedang mengemudi dan aku ingin tiba dengan
selamat sampai di rumah, jadi kutepis tangannya.
"Sayang, mungkin aku akan menikmati pestaku dan have some fun malam ini.
Jadi jangan marah, ya?" kata Susan. “Nikmatilah malam ulangtahunmu ini
sesukamu” jawabku. “Ohh thank you darling, Aku cinta kau” jawab Susan.
Setibanyak di tempat Dave, kami menemukan bahwa mereka ber 9 telah
berada di rumah Dave.Kami tiba pada pukl 18.30 malam. Rumah Dav ternyata
besar sekali, dan memiliki halaman luas. Kami memasuki ruang tengah
yang telah disiapkan untuk pesta itu. “happy birthday Susan” kata mereka
serentak, setelah itu mereka saling berpelukan dan mengobrol melepaskan
rindu setelah lama tidak berjumpa. Saat itu minuman keras sudah mulai
dihidangkan dan banyak diantara mereka telah minum sebelumnya. Aku banya
mengambil Coca Cola saya, dan setelah berbicang-bincang, duduk
menyendiri di pojok sambil minum.
Setelah beberapa jenak, pesta sudah mulai sangat meriah. Aku mencoba
untuk berbaur dengan mereka, bercanda dengan beberapa teman Susan yang
lain, tapi tetap saja aku merasa sangat canggung di tengah keriuahan
pesta ulang tahun pacarku sendiri ini. Akhirnya aku hanya menonton
dipojok saja. Tampak seorang teman Susan membawa kamera video dan
mengabadikan pesta yang meriah itu.
Adakalanya aku perhatikan beberapa pria terlihat menggoda, bahkan mereka
menyentuh tubuh Susan. Dan bahkan salah seorang pria yang bernama Tim
memegang dan sekaligus meremas salah satu payudara pacarku. Aku sedang
berada agak jauh dari mereka saat kejadian tersebut terjadi dan tak tahu
apa yang menjadi penyebabnya, tapi Susan dan bahkan kemudian Susan
membalasnya dengan meremas selangkangan Tim!
Kejadian seperti itu terjadi di sana sini, membuatku merasa cemburu dan
juga horny. Belum pernah kulihat pria dengan terang-terangan menggoda
dan bahkan menyentuh tubuh pacarku. Dan aku sendiri merasa terkejut
dengan besarnya rangsangan birahi yang kudapat saat menyaksikan itu
semua. Aku merasa seharusnya aku mendatangi mereka dan mengatakan
sesuatu, mungkin seharusnya aku merangkul mesra pacarku agar semua yang
ada di sini tahu kalau Susan adalah pacarku, tapi aku sendiri merasa
terkejut karena aku tak melakukan tindakan apapun. Mungkin karena aku
sudah mengadakan persetujuan terdahulu dengan Dave.
Dave satu saat mendekati aku dan menyatakan bahwa semua pesananku telah
dipenuhi dan bahkan menyakan bahwa ada beberapa ‘surprise’ yang hendak
mereka sebutkan. Tetapi tak terlihat teman Susan yang berkulit hitam
yang berada di dalam pesta.
Setelah beberapa saat kudengar seseorang berteriak, "Strip rules!" Semua
orang tertawa dan berteriak riuh, tapi tak seorangpun yang melakukan
sesuatu. Aku merasa bingung, tapi ada seorang pria yang mengatakan
padaku, kalau selama pesta saat kuliah, grup ini memang punya aturan
"strip rules" tadi, dimana ada sebuah aturan yang dibuat dan jika ada
seseorang yang melanggarnya harus melepaskan satu pakaian yang mereka
kenakan. Kelihatannya beberapa menit tadi ada seseorang yang mengatakan
sangat membosankan rasanya terlalu banyak orang yang berkata “suka” dan
dari situ dengan cepat bergulirlah bahwa jangan mengucapkan kata “suka”
adalah salah satu dari aturan tersebut.
***
Terlihat sukar sekali untuk tidak mengatakan ‘suka’ dalam pesta ini.
Dalam beberapa saat saja sudah beberapa teman Susan yang melepaskan kaus
atau kemejanya dan bertelanjang data. Akhirnya salah seorang teman
Susan bernama Richard mengucapkan yang ketiga kalinya dan tinggal
mengenakan celana boxernya. Tiba-tiba Susan berteriak, ternyata dia
mengucapkan kata-kata terlarang itu, dan saat mata semua orang tertuju
padanya, tangannya menyelinap ke dalam baju dan melepaskan pengait bra
yang dia pakai. Dia melepaskannya dengan tanpa membuka baju yang dia
pakai, kemudian menyodorkannya pada Richard dengan tertawa riang.
Richard menerimanya dan berpura-pura seakan sedang mencumbu bra
tersebut, lalu melemparkannya ke samping begitu saja.
Sekarang Susan sudah tak memakai bra, dapat kulihat bagaimana
terangsangnya dia. Putingnya tercetak jelas, menonjol keluar dari balik
tank-topnya yang sangat ketat. Setiap kali dia melangkah, membuat
payudaranya berguncang dan kala dia berjalan berkeliling, dia dapatkan
perhatian dari para pria yang dia lalui. Aku masih berpakaian utuh, itu
karena aku hampir sama sekali tak bicara dan itu adalah sebuah sisi
baiknya. Tetapi yang ada diselangkanganku sekarang sudah sekeras batu
menyaksikan para pria memandangi pacar cantikku dengan payudaranya yang
terayun menggoda. Aku yakin mereka tengah membayangkan seperti apakah
kedua daging kenyal tersebut dibalik tank-topnya.
Namun kemudian keadaan mulai berubah, beberapa pria itu sudah tak lagi
hanya puas dengan bayangan imajinasi mereka. Dari sudut mataku kutangkap
sosok Tim yang bergerak ke belakang Susan. Dia sedang berdiri di depan
grup yang besar, tengah asik bercerita dan dia sama sekali tak menyadari
kehadiran Tim. Tim tiba-tiba muncul begitu saja tepat di belakangnya
dan langsung mencengkeram tepian tank-topnya, lalu dengan cepat
menariknya ke atas hingga sebatas leher. Payudaranya yang penuh dengan
puting nan besar langsung melompat berguncang ke hadapan semua mata yang
ada di depannya dan langsung disambut oleh teriakan riuh mereka. Susan
pura-pura marah dan segera menurunkan tank-topnya, menepiskan tangan Tim
lalu kemudian meneruskan kembali ceritanya seakan tak terjadi apa-apa.
Aku merasa cemburu tapi sekaligus terangsang. Semua yang berada dalam
ruangan itu telah melihat payudara pacarku dan dia terlihat tak
merisaukannya sama sekali. Bahkan ada yang mengabadikannya dalam video
dan sebenarnya aku juga tahu kira-kira apa yang akan terjadi. Aku tak
tahu apa yang merasukiku sehingga aku berbuat demikian dan hanya berdiri
saja di tempatku, menyaksikan semua tingkah laku mereka. Tim berjalan
menjauh dan tangannya diangkat untuk melakukan toas dengan sekelompok
pria.
Setelah beberapa menit berlalu, Susan bejalan mendekatiku. Terlihat
jelas dia sudah mabuk, mukanya merah dan jalannya agak sempoyongan. "Oh,
sayang, kamu tidak jealous, kan?" tanyanya. "Mereka kan sudah pernah
melihat sebelumnya. Dulu kami sering melakukan permainan yang seperti
tadi. " Walaupun demikian sebenarnya Susan tidak terlalu mabuk untuk
mencegah semuanya bila ia mau.
"It's okay, itu membuatku horny," jawabku, sejujurnya tak yakin apakah
yang aku katakan ini bohong atau tidak. "Go have fun." Senyumannya
semakin lebar dan dia menciumku begitu dalam. "I love you!" bisiknya,
lalu melenggang pergi untuk bergabung kembali dengan teman-tamannya.
Aku melangkah menuju ke arah dapur untuk mengambil sebotol bir pengganti
Coca Colaku yang telah habis Tepat saat aku memasuki ruang tengah
kembali, kusaksikan Susan yang tengah menertawakan Richard yang sedang
melakukan gerakan menggoyang dan semua orang bisa dengan jelas melihat
batang penisnya terayun di dalam boxernya. Tiba-tiba saja dia menurunkan
boxernya, memperlihatkan sebatang penis yang besar dan panjang. Susan
tak mampu menahan pekikan terkejutnya yang disusul derai tawanya yang
keras. Alisku mengernyit, melihat kenyataan kalau Richard begitu besar
dibandingkan aku, semakin membuatku merasa cemburu.
Tak berapa lama kemudian, ada seseorang yang mengganti musik, dari band
menjadi R&B modern. Beberapa orang mulai berdansa ditengah ruang
keluarga tapi kebanyakan mereka menyingkir untuk memberikan ruang dan
asik mengobrol atau melihat Susan yang sedang menari.
Aku melangkah menuju ke ruang makan dan berdiam diri di sana, berusaha
untuk mengenyahkan bayangan penis Richard dan reaksi Susan dari dalam
kepalaku. Tiba-tiba Susan mendatangiku dan menggelayut merapat tubuhku
dan berbisik di telingaku. "Sayang, kamu selalu ingin agar aku
memamerkan tubuhku, kan? Itu membuatmu horny, benar bukan?"
"Yeah – yeah," jawabku asal. "Maksudku, kalau memang kamu mau. Lakukanlah."
Susan kembali berdansa dan menggoyangkan pinggulnya dengan begitu erotis
mengikuti irama music R&B yang keras. Yang membuatku terkejut,
Susan mulai menaikkan tank-topnya juga. Sekali lagi, payudaranya tersaji
dihadapan mata mereka semuanya dan saat dia menaikkan tank-topnya lepas
melewati kepala, sepasang payudaranya jadi terangkat naik dengan
kencang. Sorakan bergemuruh semakin keras memenuhi ruangan dan Susanpun
melempar jauh tank-topnya begitu saja.
Pacarku terlihat begitu mempesona. Payudaranya terayun-ayun seiring tiap
gerakan dan puting merahnya telah mencuat keras seakan menantang semua
mata yang sedang menatapnya. Aku hanya bisa menyaksikanya saja,
mendapati semua orang sekarang dapat melihat dengan bebas keindahan
payudara bulat dan perut kencangnya. Aku benar-benar terangsang begitu
hebat dan juga terlihat jelas, namun tentu saja tak ada seorangpun yang
menaruh perhatian pada bagian depan celanaku yang menggembung.
Susan mulai menggerakkan tubuh mereka semakin cepat seirama dengan makin
cepatnya laku. Beberapa pria mulai bergabung dengan mereka dan segera
saja pacarku berada di tengah himpitan dua orang pria yang merapat
tubuhnya erat. Pria yang di depannya masih berpakaian utuh, tapi pria
yang di belakangnya hanya memakai boxer saja. Aku yakin kalau sedang
pria itu menggesekkan penisnya ke pantat pacarku dan Susan juga membalas
dengan gesekan pantatnya ke belakang. Senyuman masih terkembang di
wajah Susan, tapi mimik wajahnya terlihat berubah lebih erotis. Pria
yang di depannya kini melepaskan bajunya dan mulai menggesekkan dada
telanjangnya ke payudara pacarku. Sedangkan tangan pria dibelakangnya
mulai bergerak naik turun membelai kedua paha pacarku dari balik roknya.
***
Suasana mulai bertambah berat sekarang, tapi aku tetap saja tak
bergerak. Setelah beberapa saat, pria yang dibelakang Susan masih ada,
tapi yang di depannya sudah pindah duduk di bangku sambil minum bir.
Tiba-tiba saja kedua tangan pria yang dibelakangnya itu pindah ke dada
pacarku, menarik dan memilin kedua putingnya. Kedua mata pacarku
terpejam, tapi aku tak tahu apakah dia tengah menikmati apa yang
dilakukan pria itu padanya ataukah hanya sedang menikmati alunan musik
saja. Tiba-tiba saja tangan pria itu bergerak turun ke paha pacarku lagi
dan bergerak naik, masuk ke balik roknya. Pacarku menjerit tercekat dan
kemudian tertawa manja, tapi sama sekali tak melakukan sesuatu untuk
mencegahnya.
Detik berikutnya tangan pria itu bergerak turun dan kusaksikan dia
sedang menarik turunkan celana dalam pacarkuku. Terus dia turunkan
hingga lututnya lalu membetotnya dengan cepat hingga celana dalam itupun
robek. Pria itu meneriakkan tanda kemenangannya dan melemparkan celana
dalam pacarku jauh ke sudut ruang, sedangkan pacarku hanya tertawa saja.
Orang-orang yang melihat kejadian itu bertepuk tangan dan berteriak
riuh. Susan menoleh ke arahku lalu tertawa dan mengangkat jari tengahnya
ke arah para pria, kemudian membalikkan ujung roknya cukup tinggi untuk
memperlihatkan sekilas vaginanya pada mereka. Teriakan terdengar
semakin bertambah keras dan Susan kembali ke tengah ruangan untuk
kembali berdansa.
Kurasakan nafsuku membumbung setinggi langit. Pacarku hanya memakai rok
dan baru saja mempertontonkan vaginanya kepada teman-tamannya dan itu
terjadi setelah seorang pria menggerayangi tubuhnya untuk beberapa lama.
Terlihat jelas ereksi semua teman Susan dibalik celana boxer mereka.
Aku kembali menoleh ke arah Susan. Dia masih berdansa, tapi terlihat
jelas kalau dia sedang memberikan tontonan pada para pria yang
menyaksikannya. Lagu yang mengalun berirama lumayan cepat dan dia
benar-benar memanfaatkan irama tersebut, bergoyang dan meliukkan
tubuhnya dengan cepat dan liar. Payudaranya memantul dan bergoncang
serta roknya terkibar naik turun. Beberapa kali rok tersebut terangkat
cukup tinggi dan kembali mempertontonkan vaginanya dengan bebas. Rambut
kemaluannya yang dicukur pendek tampak begitu hitam kontras di atas
kulitnya yang putih.
Semua mata para pria tertuju padanya, dimana pacarku menyuguhkan sebuah
tontonan yang sangat mendebarkan. Mereka yang berada di hadapan pacarku
mendapatkan suguhan pemandangan payudara dan selangkangannya sedangkan
yang berada di belakangnya mendapatkan tontonan pantatnya yang sekal
kencang.
Susan terlihat melakukan itu semua dengan sengaja, menggoyangkan
pinggulnya dengan liar agar ujung roknya dapat terlempar sedikit naik
turun lalu menghentakkannya cukup keras hingga ujung roknya tersibak
naik seutuhnya. Tampak jelas dia nikmati semua perhatian yang dia
dapatkan, bisa kulihat vaginanya berkilau oleh basahnya.
Lagunya selesai seiring dengan habisnya CD. Saat salah seseorang
mengganti CD, Susan berjalan ke arahku. Sebelum dapat kuucapkan sepatah
kata, dia memelukku erat dan mencium bibirku dengan keras. Dapat
kurasakan payudaranya menempel pada bajuku dan ereksiku yang menyodok ke
perutnya.
"Kamu sungguh baik," katanya. "Aku senang kamu tidak marah pada kelakuan kami yang sedikit gila-gilaan."
Ingin kukatakan kalau aku merasa cemburu, tetapi aku ingat akan
percakapanku kepada Dave dan sebenarnya akan lebih parah lagi sehingga
aku diam saja dan cuma mengangguk.
"Kamu perhatikan teman priaku menggerayangi dadaku tadi? Aku harap kamu
melihatnya. Aku tahu kalau itu membuat kamu horny," ucapnya dengan nada
begitu sexy sambil meremas penisku. Hampir saja aku langsung keluar di
celana.
Dengan seringai menggoda, dia berbalik dan kembali ke pesta. Dia
berdansa lagi, meliukkan tubuh indahnya, membuat roknya terangkat dan
mempertontonkan vaginanya.
Aku begitu horny, terangsang hebat. Pacarku telah mempertontonkan
seluruh bagian tubuh terlarangnya pada sekelompok orang yang tak aku
kenal dan aku bahkan tak memiliki keberanian sedikitpun untuk
menyikapinya. Entah bagaimana aku merasa sangat malu karena menjadi
terangsang juga.
Aku palingkan wajah mencari dimana Susan berada. Dia sedang berdiri
dihadapan beberapa pria yang duduk di kursi. Richard duduk di kursi
kesukaanku dan bahkan dari jauh seberang sini aku bisa melihat bagian
depan boxernya begitu menonjol.
Susan sedang bicara, tapi hampir semua pria itu memandangi payudara
telanjangnya, yang selalu terguncang setiap dia bergerak. Richard
terlihat balas berbicara, lalu tertawa dan Susanpun mulai tertawa juga.
Hampir semua pria di depannya mulai bicara dengan semangat. Musik yang
terdengar terlalu keras untuk bisa mendengarkan apa yang tengah mereka
perbincangkan, tapi kelihatannya mereka sedang menggoda Susan. Susan
menggelengkan kepala, membuat rambutnya tersibak. Dia tampak begitu
sexy, berdiri di sana dengan rambut menututpi wajahnya, payudaranya
berdiri tinggi dan kencang di dadanya.
Setelah beberapa kali bicara, Richard yang tadinya berdiri tiba-tiba
duduk di kursinya dan Susan duduk di pangkuan Richard. Dia duduk diujung
lutut Richard, tapi kemudian mengatur posisinya dan beringsut naik ke
pangkuan Richard. Dia tertawa dan kembali bicara dengan pria lainnya,
hingga tiba-tiba dia berhenti, terlihat menahan nafas. Para pria lainnya
bersorak riuh rendah hingga bisa kudengar dari tempatku berada, tapi
bukannya tertawa, pacarku mulai tersenyum saja.
Meskipun rok yang dia pakai menghalangi pandanganku, aku sangat yakin
kalau Richard sedang menyetubuhi pacarku. Dia menyetubuhinya dengan
batang penis besarnya tepat didepan mataku dan juga di hadapan para pria
yang bersorak riuh itu. Saat aku masih terkesima menatap mereka,
Richard mulai merabai payudara Susan, meremasnya dan memilin kedua
putingnya bergantian. Mata pacarku terpejam dan kulihat dia mendesah dan
tiba-tiba saja terlihat berusaha untuk bangkit dari pangkuan Richard.
Dengan main-main dia tepiskan tangan Richard dari payudaranya dan
perlahan dia berdiri.
Para pria di sekelilingnya mulai menggerutu protes, tapi Richard hanya
mengangkat kepalan tangannya menandakan keberhasilannya. Susan tertawa
tergelak melihat polah tingkah teman-teman prianya itu dan menoleh ke
arahku. Dia melihatku sedang memperhatikan dan mulai bergerak menuju ke
arahku, roknya yang terkibas seiring ayunan langkahnya, memberikan
sebuah tontonan keindahan pantatnya pada semua orang yang dia lalui.
"Apa yang terjadi di sana tadi?" tanyaku cepat, berusaha terdengar marah
tapi kelihatannya hanya nada bingung yang keluar. "Apa? Oh, yang disana
tadi? Oh, sayang, bukan apa-apa. Richard dan beberapa temanku yang lain
bertaruh denganku jika aku duduk dipangkuan Richard, apa dia bisa
memasukkan penisnya ke dalam vaginaku tanpa menggunakan tangannya, apa
tidak. Jadi aku lalu duduk dipangkuannya dan dia mencobanya."
"Apa – apa dia berhasil?" sahutku penasaran.
"Well, ya, sedikit. Aku tidak pakai celana dalam, jadi dia berusaha
mendorongkan ujung penisnya melewati boxernya dan dia arahkan tepat ke
belahan vaginaku. Dia mulai meyodok naik turun, tapi itu hanya beberapa
kali saja. Jangan khawatir sayang, itu hanyalah sebuah taruhan saja.
Setelah jelas kalau dia menang, aku langsung berdiri."
Aku hanya menatapnya dan dia meneruskan, "Itu bukan masalah besar,
sayang. Janganlah khawatir!" dia berikan senyum lebarnya padaku lalu
melangkah menjauh. Aku terpaku dalam kebisuan. Pacarku baru saja
menceritakan padaku, tepat setelah aku menyaksikannya, bahwa dia baru
saja disetubuhi oleh seorang pria lain dan dia berharap agar aku tak
perlu merisaukannya. Bahkan yang lebih buruk lagi, cara dia
mengucapkannya, aku hampir percaya kalau itu benar-benar bukanlah
masalah besar.
Tak berapa lama kemudian Susan kembali berdansa. Sekarang, semua pria
sudah hanya memakai boxer saja dan kesemuanya memperlihatkan ereksi
mereka yang sama sekali tak bisa ditutup-tutupi. Kurasa kalian tak bisa
menyalahkan mereka, karena mereka diperlihatkan tontonan pacarku yang
setengah telanjang, menari dengan begitu gembira, menggoyangkan
payudaranya dan terkadang juga sedikit mempertontonkan pantat dan
vaginanya.
Susan menari dengan begitu merangsang, menggoyangkan pinggulnya hingga
menyedot semua perhatian para pria. Payudara telanjangnya, terpampang
bebas dihadapan mata semua orang, terayun, terguncang oleh setiap liukan
tubuhnya.
Tim kembali bergabung dengan Susan. Kali ini sudah tak ada lagi batasan
sama sekali. Ia bergerak merapat erat pada Susan sambil yang terus asik
mengobrol dan tertawa. Kusaksikan tangan Tim bergerak ke balik rok
Susan. Segera saja Susan menoleh dengan raut wajah terkejut, tapi
kemudian Tim membisikkan sesuatu di telinganya dan pacarku tersenyum,
memutar matanya. Tim mulai menggerayangi payudara Susan yang kini mulai
menggesekkan pantatnya pada selangkangan Tim.
Aku tak tahu apa yang terjadi di sana, tapi kemudian tiba-tiba seseorang
menjulur ke bawah untuk meraih ujung rok Susan dan mengangkatnya naik.
Batang penis Tim tertancap dalam vagina Susan – dia menyetubuhinya saat
keduanya berdansa rapat. Susan mulai tertawa lagi dan orang-oarang
berteriak dan menghitung waktunya. Terlihat mereka saling bertaruh
berapa lama Tim dapat bertahan. Aku hanya menyaksikan, tanpa perasaan,
saat pacarku tengah disetubuhi dari arah belakang. Tampak tangan Tim
bergerak naik untuk memainkan payudara Susan dan memasukkan tangannya ke
dalam mulut Susan.
Beberapa menit berselang, tubuh Tim mengejang dan mulai mengocok dengan
cepat dan keras.Tiba tiba saja dia mengumpat dan mulai meremas payudara
Susan dengan kasar dan beberapa saat berikutnya dia menarik tubuhnya
menjauh dari Susan. Batang penisnya berkilat basah dan sekarang sudah
lemas usai keluar di dalam pacarku.Tampak beberapa tetes spermanya
keluar dari vagina Susan. Susan mengangkat kedua tangannya
mengisyaratkan kemenangan yang dia raih, lalu dia dan Mark saling
melakukan toas.
***
Orang-orang tampak berkerumun mengelilingi Susan, sambil berteriak
"Pukul pantatnya! Pukul pantatnya!" Dia berusaha untuk keluar dari
lingkaran itu, tapi mereka merapat dan tak membiarkannya lolos. Richard
menangkapnya, mengangkat tubuhnya dan menggendongnya di bahu. Susan
meronta dan berusaha untuk memukul Richard, tapi jelas terlihat kalau
itu hanya main-main saja. Richard membawa pacarku ke sebuah kursi dengan
diikuti oleh semua orang.
Richard duduk dan meletakkan tubuh Susan di pangkuannya. Kembali Susan
meronta, tapi masih tetap terlihat jelas kalau dia tak
bersungguh-sungguh. Richard menyikap roknya hingga ke pinggang,
memperlihatkan bongkahan pantatnya pada semua orang yang mengerumuni.
Dia mulai memukul pantat pacarku diiringi dengan hitungan dari
orang-orang yang mengelilingi. Susan menjerit dan tubuhnya tersentak
dalam setiap pukulan yang dia terima, menjadikan payudaranya yang
tergantung jadi terguncang. Salah seorang pria maju dan memencet
putingnya, membuat Susan semakin menjerit-jerit dan meronta tanpa ampun,
hal ini tambah mengakibatkan seorang pria lain ikut maju dan ikur
memencet-mencet putingnya.
Saat hitungan dari orang-orang akan masuk yang ke dua puluh empat,
Richard memberikan pukulan terakhirnya pada pantat Susan dan kemudian
membiarkannya terlepas pergi. Susan berdiri dengan wajah merona sangat
merah karena jengah tapi tetap saja tertawa riang. Orang-orang berteriak
riuh dan salah satu dari mereka ada yang berteriak "happy birthday."
Susan membungkukkan badannya, sedikit mengangkat roknya dan kemudian
tangannya meraih ke belakang untuk melepaskan pengait roknya. Dia
memeganginya di depan selangkangannya dan menggoyangkannya maju mundur,
menggoda mereka dan kemudian melemparkan roknya pada Richard.
Semua orang berteriak keras menyambut perbuatan pacarku yang sekarang
sudah telanjang bulat. Richard mengangkat rok tersebut dan memutarnya di
atas kepala, membuat Susan tak mampu mencegah gelak tawanya dan
bertepuk tangan bahagia. Dia terlihat begitu bersemangat sekaligus sexy,
dengan tubuh ramping dan kencang. Dia melakukan gerakan memutar
tubuhnya, memperlihatkan pada semua yang ada dalam ruangan, vaginanya
yang dihiasi rambut kemaluan terpotong pendek rapi dan juga keindahan
payudaranya yang membulat kencang dengan kedua puting besar dan mencuat
keras ke depan.
Susan menggoyangkan badannya sejanak, dan kedua payudaranya yang besar
tampak berguncang dengan hebat. Semua orang terdiam melihatnya. Kemudian
dengan langkah menggoda ia mendekati Dave yang duduk di kursi, dan
berkata “Terima kasih atas pesta ulang tahun untukku yang hebat”. “Aku
akan memberimu sedikit hadian” lanjutnya. Susan menarik boxer Dave
sehingga batang penisnya yang kaku itu mencuat keluar dari boxernya, dan
Susanpun berlutut dan menjilat batang penis Dave beberapa kali dan
mulai memasukkannya ke dalam mulutnya. Teman-temannya yang lain
menyoraki mereka, dan berseru “Ayo, lagi-lagi” seirama dengan keluar
masuknya penis Dave ke dalam mulut Susan. Tak mau kalah Dave pun mulai
menggerayangi payudara Susan dan memainkan putingnya yang besar itu.
Setelah beberapa saat, Susan berdiri dan berkata “Cukup untuk sekarang
yaa” dan kemudian dia melangkah keluar dari kerumunan dan berjalan
menuju ke ruang makan untuk mengambil sekaleng bir lagi.
Saat Susan keluar, tiba-tiba Richard menangkap Susan dari belakang,
memegangi tangannya. Susan menjerit keras karena kaget, dan kaleng
birnya lepas begitu saja. Entah bagaimana Tim muncul dan menggaet kedua
kakinya sehingga Susan terangkat oleh kedua orang itu. Mereka
menganggkat Susan ke atas meja, sewaktu mereka menganggkat Susan
menggelinjing dengan hebat dan tampak payudaranya berguncang-guncang
dengan indahnya. Setibanya di meja,Susan tertawa. Meja itu hanya meja
kecil saja, sehingga yang mendukung hanya mendukung bagian punggung dari
Susan. Kemudian dua orang teman pria lainnya menggantikan Tim memegangi
kaki Susan, dan menariknya ke kiri dan ke kanan sehingga Susan
mengangkang lebar dan vaginanya yang indah dan basah tampak dengan
jelas. Kepala Susan terayun ayun tanpa sandaran dan berada hanya 5 cm
dari penis Richard yang masih tertutup boxer.
Tim segera membuka boxernya dan menancapkan penisnya di vagina Susan
diikuti oleh teriakan meriah dari yang lainnya. Dengan segera Susan
melenguh dan Tim dengan semangat memompa vagina Susan. Setelah beberapa
saat seorang pria, menurunkan boxer Ruchard yang sedang memegangi tangan
Susan, dan dengan serta merta tampak penis Richard yang sangat massif
itu. Susan segera menyambut penis yang telah tegak itu ke dalam
mulutnya, dan Richard mulai memaju-mundurkan penisnya.
Aku hanya melihat saja Susan yang tak berdaya dipegang oleh 3 orang
sedang disetubuhi oleh Tim dan Richard secara bersamaan. Aku bahkan
berharap suasana akan lebih panas lagi.
Tim menyetubuhi Susan dengan penuh semangat dan sekali-kali meremas
payudara atau memilin putting Susan. Setiap kali putingnya dipilin,
Susan menggelinjing. Tampak batang penis Tim keluar masuk dengan cepat
dari vagina Susan. Susanpun melenguh tanda mendapat kenikmatan, dan
setelah beberapa menit, tampak vaginanya mengeluarkan cairan yang cukup
banyak. Tiba-tiba Tim menunduk ke depan dan memegangi payudara Susan
dengan kerasnya, dan tampak bahwa Tim sedang berejakulasi di dalam
vagina Susan. Setalah beberapa saat, Tim mengeluarkan penisnya, dan
tampak cairannya menetes dari vagina Susan. Seoran pria lain segara
menggantikan posisi Tim dan mulai menyetubuhi Susan yang sedang mengulum
penis Ruchard. Tampak penisnya keluar masuk vagina Susan dengan cepat
dan setiap kali beberapa saat Susan mengerang dan melenguh nikmat. Tak
lupa tangannya memainkan payudara Susan, baik memerasnya bak memeras
jeruk di perasan, ataupun memilin dan menarik putting payudaranya.
Akhirnya seseorang membawa tali dan mengikat tangan Susan di kaki meja.
Tampak Richard menyodok dengan keras beberapa kali mulut Susan dengan
penisnya yang besar itu sehingga Susan tersedak dan juga memegang
payudara Susan. Setelah itu ia duduk di tempat duduk dan menikmati
tontonan Susan yang sedang disetubuhi oleh seorang pria.
Aku benar-benar terangsang oleh adegan ini, dan berpikir alangkah
asyiknya melihat dari hasil rekaman video nanti jika telah sampai di
rumah. Aku melihat Susan yang saat ini telah selesai disetubuhi oleh dua
orang dan sedang akan disetubuhi oleh orang berikutnya. Tetapi tiap
orang sebelum menyetubuhi Susan mengumpulkan sperma yang meleleh dari
vagina Susan ke dalam sebuah gelas.
Susan berkali-kali melenguh dan berteriak tanda dia mendapatkan orgasme,
dan satu saat dia melihat kepadaku, dan dengan mulut yang tidak
mengeluarkan suara mengucapkan “thank you, I love you”. Aku sangat iri,
karena kebanyakan dari teman Susan memiliki penis yang besar, lebih
besar dari punyaku.
5 orang telah menyetubuhi Susan, dan tak terhitung yang meremas
payudaranya yang indah itu. Mulutnyapun tak henti-henti menjilat dan
mengisap penis-penis yang disodorkan kepadanya. Tetapi tak seorangpun
yang mengeluarkan spermanya di mulut Susan. Tak terhitung pula Susan
melenguh, berteriak tanda kenikmatan dan menjerit kesakita sewaktu
putingnya dipilin atau ditarik.
Tiba-tiba Richard bangkit dari tempat duduknya dan membuka tali pengikat
Susan dari kaki meja. Pria yang sedang menyetubuhi Susan segera tidur
di lantai berkarpet dan Susan mengikutinya dan terus memasukkan penisnya
ke dalam vagina dalam posisi woman in top. Tim segera mendorong Susan
sehingga tengkurap di atas pria itu dan untuk ketiga kalinya ia
melakukan doble penetration dengan menusukkan penisnya ke dalam anus
Susan. Susan menjerit kesakitan, tetapi setelah beberapa saat jeritan
itu berganti menjadi erangan kenikmatan.
Setelah beberapa saat pria yang menyetubuhi Susan telah mengeluarkan
spermanya di vagina Susan. Dan seperti biasa sperma yang meleleh
dikumpulkan ke dalam sebuah gelas. Aku heran untuk apa hal tersebut
dilakukan. Sekarang posisi mereka berubah, Tim yang sedang menyetubuhi
Susan dari belakang pindah tidur terlentang di lantai dengan penis yang
masih menancap anus Susan yang juga ikut tidur terlentang. Kembali lagi
orang ke 6 menyetubuhi Susan.
Setelah hamper 1 jam Tim yang digantikan 2 orang lain dan sudah 8 orang
yang menyetubuhi vagina Susan kecuali Richard. Setelah sperma pria
terakhir yang menyetubuhinya yang keluar dibersihkan, Susan didorong
begitu saja di lantai. Tampak ia mulai kelelahan dan diam mengambil
nafas. Pada saat itu matanya mulai berpandangan dengan Richard, dan
keduanya tersenyum. Susan mulai berdiri dan mendekati Ruchard yang
sedang memainkan penisnya yang maha besar itu. Tiba-tiba saja Richard
berdiri dan menjambak rambut Susan. Segera setelah itu ia melakukan
gerakan jurus karate yang membanting tubuh Susan ke karpet yang
untungnya cukup empuk. Belum sempat habis suara Susan menjerit, penis
Richard yang besar itu telah menancap ke vagina Susan. Richard mengocok
dengan hebat penisnya dalam vagina Susan, dan Susan menajwab dengan
erangan dan jeritan hebat.Sekali-kali tampat Richard memainkan payudara
Susan, meremas dan memilin, bahkan menarik putingnya. Setelah 15 menit
tanpa ampun mengocok vagina Susan, Richard menancapkan penisnya
dalam-dalam sambil memegang erat-erat payudara Susan, dan mengeluarkan
spermanya ke dalam vagina Susan. Sungguh hebat jumlah sperma yang
dikeluarkan. Aku tidak menyangka seseorang memiliki sperma sebanyak itu,
Dua orang berusaha menampungnya dalam dua gelas, pada saat dan setelah
penis Richard dikeluarkan dan kedua gelas tersebut lebih dari separuh
terisi sperma!
Sekarang Susan tergeletak tak berdaya di atas karpet, tersenggal-senggal
nafasnya. Tampak vaginanya yang mengkilap, dan basah akan sperma maupun
cairannya juga tampak membesar dan berwarna agak mereah. Payudaranya
pun merah akibat banyak diremas oleh teman-teman prianya. Teman-teman
prianya untuk sementara waktu hanya melihat saja dan tertawa melihat
keadaan Susan. “Masak hanya kuat segitu?” ejek seorang pria. Entah dari
mana Dave datang membawa gelas yang diisi dengan minuman berenergi. Aku
menatap tak percaya, mereka masih ingin menyetubuhi pacarku lagi! Di
depan mata pacarku dan yang lainnya, Dave mengeluarkan obat perangsang
dan mencampurkannya kedalam gelas itu. Segera Susan mengambil gelas itu
dan meminumnya sampai habis.
Untuk beberapa waktu Susan masih tergeletak di karpet mengumpulkan
tenaga yang didapatnya dari minuman itu. Teman-teman prianya hanya
mengobrol, dan sekali-kali memegang payudaranya atau memasukkan jari
mereka ke dalam vagina Susan. Setelah 15 menit tampat tenaga pacarku
telah pulih dan pengaruh obat itu mulai terasa. Susan mulai bangkit
untuk duduk dan berusaha memegang penis pria yang didekatnya, tetapi
orang tersebut menghidar. Beberapa kali terjadi hal seperti itu, dan
Susan akhirnya berteriak, “Entot aku dong, entot aku keras-keras”.
Tetapi semuanya hanya tertawa saja. Aku juga heran melihat hal ini.
Setelah beberapa saat Susan meminta-minta, tiba-tiba Dave menampar pipi
Susan, dan berkata “Diam pelacur!!” Susan kaget, tetapi tampak menikmati
tamparan itu, dan berkata “ Entot pelacur ini dong, entot, hamili,
perkosa dan siksa aku semau kalian”. Tak kusangka kata-kata kotor itu
keluar dari mulut pacarku yang cantik.
Dave hanya tertawa, dan berkata, “Baiklah jika itu maumu. Ayo kita
teruskan acara ini”. Richard, tampak berdiri dan menjambak rambut
pacarku dan membawanya keluar ruangan. Semua orang mengikuti mereka.
Mereka turun ke basemen dari rumah Dave. Ternyata Dave memiliki basemen
yang sangat besar, dan sesampainya disana aku terkejut, karena ternyata
basemen tersebut berisi alat-alat BDSM yang lengkap, bahkan sampai alat
siksa jaman pertengahan yang menarik korbannya ke arah atas dan bawah.
Yang lebih mengejutkan lagi adalah adanya 5 orang kulit hitam yang
tampak sangat buas dan sadis. Mereka telah tidak mengenakan pakaian dan
tampak bahwa penis mereka sangat besar, bahkan melebih penis Richard.
Dave berkata kepada Susan, “ Inilah algojomu Susan, mereka akan
memperkosa, dan menyiksamu sampai mereka puas, dan kami juga akan
berpartisipasi”. Susan hanya diam saja. “Ayo para algojo, kerjakannya
pekerjaanmu!” kata Richard sambil mendorong Susan kea rah para algojo
itu. Kita semua kemudian segera duduk di kursi yang telah disediakan
untuk menonton.
Susan terhuyung-huyung mendatangi para algojo itu karena didorong dengan
keras oleh Dave. Belum sampai Susan ke mereka, seorang algojo segera
mendatangi Susan men mendaratkan sebuah pukulan di perutnya. Susan
membungkuk menahan sakit, dan algojo itu segera memukul tengkuk Susan,
sehingga Susan tersungkur di lantai. Tanpa basa-basi ia dan seorang lagi
membalikkan tubuh pacarku dan memegang kakinya, mengangkangkan kaki
Susan sambil diinjak pinggangnya cukup jauh sehingga vaginanya terlihat
dengan jelas. Belum selesai Susan mengeluarkan suara kesakitan, seorang
algojo lainnya mengambil sebatang tongkat yang kulihat di ujungnya
dibentuk seperti sebuah penis besar, dan segera memasukkannya ke dalam
vagina Susan. Segera saja Susan memekik kesakitan, tetapi tanpa ampun
algojo itu menyodok-nyodok vagina Susan selama hamper 5 menit.
Segera setelah itu Susan dibawa dan diikat membentuk huruf X yang
horizontal dimana punggungnya ditahan oleh sebuah palang dari kayu.
Tangan dan kakinya diikat ke lantai. Kakinya diikat dalam posisi
mengangkang yang hampir 120 derajat. Susan menjerit-jerit minta
dilepaskan pada awalnya, tetapi dalam waktu 3 menit jeritannya melemah
dan pengaruh obat perangsang itu kembali muncul. Segara saja Susan
berteriak “ Fuck me, rape me hard”. Sorang algojo segera menjepit puting
Susan dengan penjepit dan seorang lagi mengaitkan tali ke lehernya
dengan ikatan seperti orang mau digantung. Susan kembali menjerit “
Apakah kamu impoten? Rape me hard and straggle me”. Segera pemegang tali
lehernya menarik talinya, dan Susan terdiam karena lehernya tercekik
dan mengeluarkan suara cekikan, “Eeerrg…eerrg..”.
Tidak berhenti disitu, seorang algojo lain mulai memukul badan Susan
yang mulus itu dengan cambuk kulit. Tiap cambukan disambut oleh pekikan
Susan, tetapi tiap kali Susan memekik terlalu keras, algojo yang
memegang tali segera menarik talinya, dan Susan segera terdiam karena
tercekik.
Entah berapa lama Susan diperlakukan seperti itu, bahkan payudaranya
yang bulat sempurna itu tak lepas dari cambukan. Yang paling hebat
adalah saat vaginanya ikut dicampuk, Susan menjerit-jerit sangat keras,
yang segera diikuti dengan cekikan dari tali. Setelah beberapa lama
tampak kepala Susan tergantung lemas dan tak ada suara lagi yang keluar,
tanda Susan sudah pingsan.
Saat Susan pingsan, seorang algojo mengambil air dan memercikkannya ke
muka Susan. Tak ayal lagi Susan segera terbangun dari pingsannya. Pada
saat itu kulihat bahwa penis para algojo itu sudah ereksi dengan
sempurna. Segera setelah Susan terbangun dari pingsannya, seorang algojo
memasukkan penisnya ke dalam vagina Susan dan mulai menyetubuhinya
dengan kasar dan keras. “Rasakan ini bitch!!!” katanya. Pada mulanya
pacarku berteriak kesakitan, apalagi saat penjepit putingnya dilepas,
tetapi lama-lama teriakan kesakitan itu berubah menjadi erangan nikmat.
Setelah beberapa saat algojo itu menyemburkan spermanya ke dalam vagina
Susan, segera saja Dave dan Tim mendekati dan menampung sperma yang
luber keluar dari vagina Susan.
5 orang algojo itu menyetubuhi Susan bergantian dengan kasar dan keras,
dan berkali-kali pacarku yang cantik itu mengalami orgasme dan
berteriak, mericau tidak karuan. Akhirnya pada saat algojo terakhir
sedang menyetubuhinya, Susan kembali pingsan.
Aku melihat ke samping dan melihat sebuah meja berisi beberapa gelas.
Aku perhatikan ternyata gelas-gelas tersebut penuh berisi sperma.
Kuhitung jumlah gelas itu, terdapat 6 gelas wine yang penuh dengan
sperma. Aku betul-betul terangsang, dan hanya satu-satunya pria yang
tidak menyetubuhi Susan, pacarku yang cantik itu.
Pada saat Susan pingsan yang kedau kalinya, para algojo itu melepas
Susan dan memindahkan Susan ke meja penyiksaan abat pertengahan. Kedua
tangannya diikatkan pada tali diatas kepalanya yang dihubungkan pada
drum yang bisa berputar menggulung tali itu. Sedang kakinya diikat pada
batang kayu di sudut-sudut meja. Sekali lagi posisi kaki tetap
mengangkang dan memperlihatkan vagina Susan yang mulai bengkak itu.
Salah seorang pria mengambil tongkat berbentuk penis itu dan
dipegangnya, 2 yang lain mengambil alat seperti radio yang dihubungkan
dengan listrik, dan seorang lainnya siap di drum penggulung tali. Orang
terakhir mengambil air dan mulai memercikkannya ke muka Susan sehingga
bangun.
Begitu Susan terbangun ia melihat kondisi dirinya dan kondisi
disekitarnya, dan berkata “ Sepertinya penderitaanku masih panjang nih”.
Dan herannya ia tertawa ringan setelah itu. Belum habis tertawanya
selesai, orang pada drum penggulung segera menggulung drumnya, dan
tampak Susan tertarik ke kedua arah dan merasakan sakit yang hebat.
Segera tawa Susan digantikan dengan jeritan rasa sakit. Tidak hanya
selesai dengan perlakuan itu, orang yang memegang tongkat segera
menyodok vagina Susan dengan keras.
Ada 10 menit Susan ditarik tangannya dan dikendorkan lagi, tetapi selama
itu vaginanya tetap disodok dengan dildo tongkat yang besarnya hamper
sebesar pegangan tongkat baseball. Tak ayal lagi, Susan kembali tak
sadarkan diri.
Selama tak sadarkan diri, seorang algojo memasukkan dildo yang besar
dari logam ke dalam vagina dan anus Susan. Dildo itu dihubungkan dengan
alat yang seperti radio itu. Kedua putingnya juga dijepit dengan jepitan
logam yang juga dihubungkan dengan alat itu. Pacarku yang cantik itu
akan disiksa dengan disetrum!!!
Setelah memberi istirahat 10 menit, dan tampat vagina Susan merapat
disekeliling dildo besi itu. Seorang algojo kembali membangunkan Susan.
Susan terbangun dan kembali melihat keadaan sekitarnya, dan herannya
berkata “ Wah sampai sesi penyetruman nih. Pasti sakit sekali”. Richard
menjawab “Kau tak akan menyangka betapa sakitnya ini”. Susan hanya
tersenyum saja, dan menoleh melihatku dan berkata “Terima kasih sayang,
sudah mengizinkan aku melakukan hal-hal yang gila ini. Aku cinta padamu”
Tak lama setelah ia mengatakan hal itu, para algojo mulai menyetrumnya.
Susan berteriak sekeras-kerasnya, dan badanya menggelinjing dengan
hebat. Tetapi setelah 2 kali penyetruman, vaginanya dan dildonya
tiba-tiba basah dengan **an ejakulasinya. Susan mengalami orgasme
sewaktu kesakitan disetrum!!!
Setelah kira-kira 10 kali diestrum dan Susan hamper saja pingsan lagi,
para algojo melepaskan perangkat setrum mereka. Setelah itu mereka
memainkan vaginanya. Segera saja Susan mengerang penuh kenikmatan.
Kulihat lagi bahwa para algojo itu sudah ereksi lagi!! Juga kulihat para
teman-teman Susan sudah memainkan penisnya masing-masing yang telah
ereksi secara penuh.
Susan segera dilepaskan dari ikatannya, dan dibawa berdiri.
Terhuyung-huyung Susan berdiri, tetapi belum sempat menegakkan diri,
Susan mulai dipukuli dan ditampar oleh para algojo itu. Satu, dua, tiga…
Kuhitung ada 7 pukulan bersarang di tubuh Susan kebanyakan di bagian
perutnya, tetapi ada juga yang mengenai payudaranya. Mukanya juga tak
lepas dari tamparan, walau hanya 2 kali saja, karena Susan telah
tersungkur di lantai karena pukulan itu. Segera setelah tersungkur, 2
orang algojo memegang kaki Susan dan menyeretnya ke sebuah kasur.
Dan seperti yang kuduga, Susan segera disetubuhi secara bergantian oleh
para algojo itu. Tak henti-hentinya Susan mengeluh dan mengerang. Juga
sperma yang keluar dari vagina Susan tetap dikumpulkan. Setelah para
algojo itu puas, mereka segera berdiri dan meninggalkan Susan yang masih
tergeletak di kasur itu. Tanpa dikomando, ke 9 teman Susan ganti
bergerak mendekat dan bergantian menyetubuhi Susan
Hampir 1,5 jam Susan disetubuhi secara bergantian oleh 5 algojo dan 9
teman prianya. Pada akhirnya Susan tergeletak lemas di kasur itu. Dave
segera berteriak “Ini klimaksnya”. Seoarang algojo segera mengalungkan
tali pencekik di leher Susan dan berdiri kaki kirinya menginjak bahu
Susan. Dave segera menghitung “ Satu… dua….tiga..” Pada hitungan ketiga
algojo itu menarik tali itu mencekik Susan dengan cukup keras. Susan
segera meronta hebat, tetapi algojo yang lainnya segera memegangnya.
Susan mengeluarkan suara tercekik “Eeeeeeek…eeeeeek..eeeek”
berkali-kali. Aku walaupun makin terangsang segera berdiri untuk
menyelamatkan Susan, tetapi 3 teman pria Susan menahanku.
Setelah 2 menit tampak rontaan Susan mulai melemah dan lidah Susan pun
mulai menjulur. Matanya mulai mendelik ke atas. Dari vagina Susan keluar
cairan kencing. Tepat pada saat itu, tali yang mencekik leher Susan
segera dilepaskan, dan Susan terbatuk-batuk tersenggal-senggal mencari
nafas.
Setelah beberapa menit, nafas pacarku mulai teratur dan tenaganya mulai
pulih. Susan mulai duduk di kasur itu. Dave berkata “Kau hebat Susan
malam ini. Kami sampai capai mengentot kamu dan kamu sudah disiksa
sampai hamper mati kami masih bisa cepat pulih” . Susan menjawab “Ini
juga gara-gara obatmu itu, lihat saja” katanya sambil memperlihatkan
vaginanya yang masih merah, dan melanjutkan “Aku masih terangsang dan
masih pingin dientot terus nih, gila juga obatmu itu”. “Waah kita perlu
istirahat dulu deh” sahut Richard. “Pacarmua aja tuh yang melanjutkan
usaha kita” lanjutnya sambil memandangku. “Ayo sayang, entot aku dong.
Kan Cuma kamu yang belum sayang” kata pacarku dengan manja kepadaku.
Aku sebenarnya kasihan melihat kondisi Susan yang sudah tidak karuan,
badannya mengkilat karena keringat, bilur-bilur merah nampak di seluruh
badannya. Bahkan bibirnya agak bengkak karena kena tamparan. Tetapi aku
segera melepaskan baju dan mendekati Susan. Susan segera menyambutku,
dan kumasukkan penisku ke dalam vagina Susan. “Aaaah….ini baru
pemiliknya” kata Susan. Aku menyetubuhinya secara berlahan dan halus,
dan tampaknya Susan menyenangi hal itu. Kami berdua mencapai puncak
bersamaan setelah 15 menit bersetubuh. “Luar biasa sayang” kata Susan.
Melihat aku dan Susan bersetubuh, tampaknya para penonton mulai
terangsang lagi. Segera setelah aku berdiri, Richard menggantikan
posisiku, dan mulai menyetubuhi Susan dengan kasar. Tidak sampai 5 menit
Richard menyemburkan spermanya di dalam vagina Susan. Segera saja yang
lain mengikuti dan tak ayal lagi 9 orang teman Susan dan 5 algojo
kembali menggauli Susan.
Segera setelah selesai, 2 orang algojo mengikat Susan terbalik dimana
kakinya diikat ke langit-langit dan tangannya diikat ke lantai. Sekali
lagi kakinya dikangkangi cukup lebar. Setelah memainkan vagina Susan dan
mengocoknya dengan dildo, mereka membuka vagina Susan lebar-lebar, dan
menggunakan alat kedokteran mereka mempertahankan bukaan tersebut.
Corong air yang lumayan besar segera ditaruh, dan gelas demi gelas
sperma yang telah dikumpulkan mulai dituangkan tanpa tumpah. Entah
bagaimana caranya, 8 gelas sperma bisa masuk ke dalam Rahim Susan tanpa
tumpah. Tampak perut bagian bawah Susan menggelembung. Mereka segera
menutup vagina Susan dengan penutup yang kedap yang ujungnya seperti ada
dildo kecil, dan menempelkan plester bedah menutupinya dan mengikatknya
ke perut dan paha pacarku. Susan diam saja diperlakukan hal ini.
Setelah hampir setengah jam kondisi terbalik dan muka pacarku merah
karena darahnya mengalir ke kepala, mereka melepaskannya. Hebat sekali
tidak ada sperma yang mengalir bocor keluar dari vagina Susan yang
disumbat itu!!!
Setelah itu kami semua naik ke ruang tengah, dan beristirahat sebentar.
Kulihat bahwa hari sudah siang dan jam menunjukkan jam 8 pagi!!. Artinya
13 jam Susan disetubuhi dan disiksa oleh orang-orang itu. Setelah sejam
beristiirahat dan membersihkan diri, kami pamit kepada Dave. Susan
mencium satu demi satu temannya itu.. Seseorang memberikan rekaman
seluruh kejadian itu kepadaku, dan menyatakan bahwa itu hanya
satu-satunya kopi. Susan tidur terus selama perjalanan kami ke rumah Dan
setibanya di rumah Susan langsung menuju tempat tidur dan tidur, hanya
bangun sebentar untuk makan siang. Sore harinya baru kami ingat bahwa
vagina Susan masih disumbat, dan rahimnya masih berisi 8 gelas sperma.
Segera saja kami membuka tutup vagina itu, dan tumpahlah semua sperma
yang ada di rahim Susan.
Susan segera menciumku dan mengatakan “Ini adalah hadiah ulang tahun
yang terbaik” Kami semalaman menonton hasil rekaman kejadian itu, dan
setelah itu berhubungan intim semalam suntuk. Sungguh sebuah ulang tahun
yang hebat !!!!