Jangan Panggil Aku Pelacur
Perlahan dengan tangan kanan-ku, kugenggam penis seorang lelaki yang
duduk dihadapan ku,.. perutnya yang buncit dengan keriput wajah yang
sudah begitu nyata terlihat jelas di guratan wajahnya itu,.. sementara
ia memandang dengan penuh birahi ke sekujur tubuh-ku yang tak lagi
berbusana,..
Kuremas perlahan penis yang tak lagi keras itu,.. aku tersenyum membalas
senyuman om-om tua itu,.. tak perduli juga dengan tangannya yang
mencuri-curi remas di dada-ku itu,..jemarinya yang memainkan payudara-ku
sambil tersenyum-senyum kecil, membisiki bagaimana ia menyukai bagian
dada-ku itu,.
Sepasang payudara yang tak besar, dengan sebuah puting mungil dengan
areola-nya yang tidak besar juga,.. aku hanya tersenyum-senyum kecil
merasakan jemari-jemari itu memainkan dada-ku, perlahan memang mulai
membuat-ku mulai terbawa kenikmatan yang diberikannya,.. aku tersenyum
menatap wajah om-om itu,.. tak banyak berkata memang, aku cenderung
pendiam, tapi dengan pekerjaan-ku ini memang lebih banyak menuntut apa
yang bisa kulakukan, dan apa saja yang mau aku lakukan disbanding dengan
kemampuan bicara, terlebih aku bukan orang yang berpendidikan tinggi,
tapi kenyataanya justru aku lebih banyak bertemu dengan orang-orang yang
punya pendidikan ataupun berkedudukan tinggi,..
Maklum saja aku memang seorang Pelacur Kelas Atas,.Dan aku mau tak mau
mengakui hal itu. Nama-ku ?? Sebut saja aku Mei Ling aku berasal dari
Pontianak, di Jakarta ini aku memang hidup sendiri,.. tak ada seorang
pun saudara, meski banyak yang mengatakan kita ‘bersaudara’ ,.. dan aku
memang hidup sendiri, di daerah asal-ku pun begitu, Mau bagaimana lagi
mungkin memang orangtua-ku terlalu cepat meninggalkan-ku, bukannya
apa,.. mereka meninggal dalam sebuah perjalanan dengan bus,.. 37 orang
tewas dan itu termasuk mereka berdua,.. saat itu aku masih kelas 5 SD,..
umur 9 tahun dan karena itu juga aku hanya sempat menyelesaikan
sekolah-ku sampai kelas 3 SMP itu pun dengan hasil pinjaman sana-sini,..
Ya seperti itu lah, terlebih di kota itu memang tak aneh seseorang yang
hanya memiliki tingkat pendidikan yang rendah, bukan rahasia umum memang
kalau daerah itu memang kurang diperhatikan oleh pemerintah, aku tak
pernah ingin mengaitkannya dengan warna kulit dan mata sipit kami,.. ah
bukan itu, mungkin memang daerah kami belum sempat tersentuh dana
pemerintah,..
Ah lagi-lagi ia mencium-ku, sepertinya om-om ini benar-benar suka
mencium-ku, bibirnya itu mencium bibir-ku sekarang, tangannya masih ada
di dada-ku meremasnya perlahan, memainkan puting-ku sedikit kasar namun
tetap perlahan, tentu ia juga ingin membuat-ku serileks mungkin sehingga
bisa melayaninya dengan ‘segenap hati-ku’ memang orang-orang seperti
mereka itu lebih suka menikmati sebuah hubungan seksual yang romantic,
puber kedua mungkin dan lebih menyukai ‘kami’ daripada istri-istri
mereka yang mungkin sudah terlalu sibuk dengan acara arisan dan shooping
mereka dibanding melayani mereka lagi,..
Seperti Om ini, sebut saja Om Lim, seorang pengusaha kayu istrinya juga
sudah ada 3, bahkan anaknya sudah ada yang seumur-ku, sudah 4 kali
termasuk hari ini, ia membooking-ku,.. menurut ceritanya istri-istrinya
itu sudah lebih banyak sibuk dengan urusan mereka sendiri dan seolah
melupakan untuk apa sebenarnya ia menikahi mereka tentu maksudnya 2
istri mudanya itu,..
Anak-anaknya itu sendiri malah sudah lebih sibuk menghabiskan uang-nya dibanding mengurusi usaha mereka yang dimodali Om Lim,.
Penis Om Lim kumasukan dalam mulut-ku, kuhisap perlahan sementara
lidahku menyapu-nyapu kemaluannya itu, perlahan tangan-ku yang lain
meremas-remas penisnya itu, kugerakan tanganku pada penisnya itu, tangan
Om Lim sendiri terus menggerayangi dada-ku,.. sesekali menarik-narik
dada-ku itu, meremasnya sambil memainkan puting diujungnya itu,..
Tangan-ku terus bergerak di batang kemaluan Om Lim, sementara aku juga
menyedot kepala kemaluannya yang membuat tubuh Om Lim gemetar, ia
mendesahdesah sementara angan-ku ikut meremas kantung kemaluannya,..
sesekali tangan-ku menyentuh lubang anusnya itu yang membuat ia kian
gemetar tak karuan,..
Perlahan penisnya itu mulai mengeras dalam gengaman tangan-ku, ia
mendesah-desah sambil meremasi buah dada-ku, menyadari itu aku pun makin
cepat menggerakan tangan-ku yang sedang mengengam kemaluannya itu,
hingga tak lama kemudian cairan hangat itu menyembur dari batang
kemaluannya itu,..
Aku mengambil tissue yang berada didekat-ku, aku menyeka cairan hangat
itu yang ada ditangan-ku, dan melap cairan yang menempel di penis Om Lim
yang mulai menciut,.. aku menyapunya hingga bersih sebelum kemudian
sedikit spermanya yang ada di dagu-ku,..
” Dasar kamu ini Mei,.. ” Ia tertawa lebar, sementara ia melangkah ke
dekat sofa,mengambil minuman yang memang sudah dipesannya tadi,..
” Koq dasar sich om,.. ” Aku pura-pura cemberut manja padanya,..
” Iya, kamu tuch paling bisa bikin aku seneng tau gak,.. “
” Kan aku masih punya yang lain yang bisa bikin om seneng tau,.. “
” Iya tapi bentar ya,.. masih cape nich, hehehe ” Kata Om Lim,..
Aku berbaring diatas kasur mencoba menggodanya, terbalik.. bagian
dada-ku ada dibawah, sementara aku sedikit mengangkat bokong-ku
kebelakang, Om Lim bisa melihat dengan jelas kemaluan-ku yang ditumbuhi
bulu-bulu halus itu, ia tersenyum melihat posisi-ku itu, dan benar saja,
sambil tertawa ia kembali keatas ranjang, duduk dibelakang-ku,..
perlahan ia meminta-ku menjilat jemarinya,.. sebelum kemudian ia
menggesekan jemarinya itu di kemaluan-ku,.. aku mengetar-getar merasakan
jemari-jemarinya itu menyentuh bagian sensitive-ku itu, ia menyentuh
bagian ujung dari kemaluan-ku, sebuah tonjolan kecil disana,
menggerak-gerakan jemarinya disana yang kian membuat tubuh-ku gemetaran
tak karuan, aku mendesah dibuatnya,..
Sementara penis Om Lim yang sudah kembali menegang itu seolah siap
menerobos masuk dalam tubuh-ku ini,..sementara kemaluan-ku sendiri mulai
basah karena rangsangan yang dibuatnya itu,..
” Siap ya Mei,.. ” katanya, sambil tersenyum,..
Aku mengangguk lalu membenam-kan wajah-ku di ranjang itu,
Perlahan aku meremas selimut tebal yang ada didekat-ku,.. Om Lim mulai
menekan kemaluannya itu masuk dalam tubuh-ku, aku mendesah tertahan
sementara aku meremas selimut itu lebih kuat lagi, penis Om Lim mulai
masuk dalam tubuh-ku, tak besar memang namun berusahalah sebisa mungkin
untuk merasa penis itu besar dan seolah merobek tubuh-mu, karena itu
yang paling disukai lelaki, dominan diantara para wanita,..
Kubiarkan ia memasukan bagian tubuhnya itu yang perlahan kian terbenam
dalam tubuh-ku, aku mendesah tertahan merasakan benda asing yang mulai
masuk dlam tubuh-ku itu,.. sambil meremas selimut yang ada dalam
gengaman-ku itu, perlahan Om Lim mulai menggerakan bagian tubuhnya
itu,.. sesekali tertahan memang saat perut buncitnya itu tertahan pada
bokong-ku,.. namun tak membuatnya berhenti untuk terus menggerakan
tubuhnya itu,..
Tangannya menarik satu kaki-ku hingga naik, ia menaruhnya di sekitar
ketiaknya, sementara tangannya kembali menarik tangan-ku hingga setengah
bagian tubuh-ku terangkat,.. kemaluan Om Lim masih dibenamkannya dalam
tubuhku, aku mendesah dibuatnya,.. sementara kemaluannya itu bergerak
kian cepat di dalam sana,..
Sementara peluh kami mulai menetes,.. aku berpindah naik keatas tubuh Om
Lim, mulai menggerakan tubuhku naik turun, sementara jemari-ku meraba
di dada Om Lim sambil sesekali meremas dadanya itu yang membesar saking
gemuknya,.. desahan Om Lim kian keras, aku tahu pasti, tak lama lagi ia
akan mencapai puncak kenikmatannya, aku tahu sekarang saatnya aku
berakting,..
Sambil berpura-pura menegangkan tubuh-ku,.. aku meremas dada-nya itu,
sedikit mencakar bagian tubuhnya itu, berpura seolah aku mencapai puncak
kenikmatan-ku,.. sebelum kemudian aku berpura-pura roboh dalam
dekapannya,.. Om Lim sendiri memeluk-ku erat-erat sambil berusaha
menggerakan kemaluannya itu, kian lama mulai mengeras sebelum akhirnya
ia mendesah panjang dan mencabut kemaluannya dari lubang kewanitaan-ku
itu,.. perlahan kemaluannya bergetar-getar dan memuntahkan spermanya ke
atas, sedikit sperma itu menempel di bokong-ku,.. aku mencium Om Lim
yang seperti kehabisan nafas sambil membenamkan ajahku di tubuhnya
itu,..
Ia mengelus-elus pundak-ku, bagaikan orang yang terpuaskan, bukan
sekedar kepuasaan karena mencapai kenikmatan tertingginya, tapi
kepuasaan lain, bagaikan seorangtua yang berhasil menaklukan gadis belia
berusia 20 tahun seperti-ku dalam sebuah permainan dewasa yang
terlarang,..
#####
Seperti biasa dengan uang dikantung-ku yang jumlahnya cukup besar,Om Lim
memang cukup royal dalam urusan seperti ini,.. uang pemberiannya itu
lumayan besar,.. cukup untuk bisa hidup 2 minggu lebih dengan ukuran
lumayan mewah, aku berdiri, perjalanan-ku masih cukup jauh berpegangan
pada salah satu tiang,.. Bus ini penuh, sudah pukul 9 padahal saat aku
mengintip pada jam tangan-ku,..
Kulihat para penumpang bis itu, dari mahasiswa berkacamata disudut kiri
itu, yang sejak tadi menatap-ku sambil tersenyum-senyum berusaha
memancing perhatian-ku mungkin,.. sampai lagi Bapak-bapak yang tengah
sibuk menjawab teleponnya sambil berulang kali mengambil dan memasukan
berkas dari dalam tasnya,.. Dan ibu-ibu tua dipojok sana, tampaknya ia
begitu letih, terlihat diguratan mata tuanya itu, didepannya ada sebuah
plastic , plastic yang ukurannya cukup besar,.. kira-kira sepinggang-ku
pasti berat, dan sepertinya ia sendirian, tak terbayang oleh-ku ia harus
membawa plastic itu nanti sendirian,..
Dan yang paling membuat-ku iri, seorang gadis, ia cantik,.. dan tampak
sibuk menerima telepon, kulihat Handphonenya setipe dengan milik-ku,
N-95, ia tampak tersenyum-senyum sendiri, menerima telepon itu sambil
tertawa-tawa, sesekali ia terlihat kesal, namun senyuman lain mengganti
gurat kekesalannya itu, bukan ingin menguping tapi ia duduk tepat di
depan-ku,..
Usianya mungkin sekitar 3 tahun di atas-ku,.. ia menggunakan Blazer
coklat gelap, dengan rok selutut, rambut panjangnya yang diselipi sebuah
jepit rambut kupu-kupu, sepertinya baru saja ia dapatkan dari pacarnya
mungkin, berkali-kali ia memegang-megang jepit rambutnya itu,..
Gak koq, bukan iri melihat ia terlihat begitu mesra dengan pasangannya
itu, tapi melihat betapa anggungnya dia, seorang gadis cantik, dengan
sebuah Map Kerja berwarna hijau dipangkuannya, dengan blazer kerjanya
itu, ia terlihat begitu cantik dan yang paling penting ia terlihat
begitu berpendidikan, aku menatap ke mahasiswa yang duduk di pojokan
sana,. Pasti 2-3 tahun lagi ia sama seperti gadis di depan-ku ini,
sedang sibuk menerima sebuah telepon dari pacarnya, dengan kemeja kerja
yang mahal, celana bahan berwarna gelap dan sebuah Fantovel yang
dibelikan oleh pacarnya, pikirannya penuh dengan impian masa depan yang
indah,.. Hmm enak ya,..
Sementara mereka melangkah maju, keluar dari kehidupannya yang sekarang
melompat menuju kehidupan lainnya yang lebih baik, aku masih disini,
berdiri di sini berpegangan tak menentu sesekali memegang kuat
terombang-ambing dalam ketidakpastian, menunggu bus ini sampai ke tempat
tujuan-ku yang seperti itu kehidupan-ku pastinya nanti, hanya menjalani
sebuah rutinitas, namun tak bisa berpegangan dengan pasti pada apapun,
seperti aku yang sedang berdiri di bus ini setiap ia berhenti mendadak
aku pasti sedikit oleng kesana-kesini, tak pasti,.. menunggu sampai
tempat tujuan-ku, sebuah perhentian, dimana dikehidupan-ku diibaratkan
saat aku sudah cukup tua dan tak lagi bisa menjalani profesi-ku ini
seperti sekarang,..
Tak seperti mereka yang sedang berganti bus menuju tujuan mereka
selanjutnya, aku masih di bus yang sama, menunggu-menunggu waktu itu
sampai,.. Ahhh, ya memang seperti itulah aku, hanya seseorang yang tak
tahu harus hidup seperti apa nantinya,.
Sebagian besar dari mereka mulai berjalan keluar, aku duduk di kursi
yang ditempati gadis cantik itu tadi,.. sudah tak banyak lagi penumpang
bis itu sekarang, tinggal 3-4 orang, termasuk ibu-ibu tua itu yang masih
duduk di pojokan, ah mungkin aku akan seperti dirinya nanti,..
sendirian dan mengerjakan segalanya sendiri untuk menopang hidup-ku
nanti,..
Sebuah tangan kecil menyentuh paha-ku, aku menenggok, seorang anak
kecil, lelaki ia tampak tertidur,. Aku melihat senyuman kecil, terlihat
begitu nyaman dalam mimpinya,.. sesekali ia terlihat kedinginan,
perlahan aku memeluknya,.. berusaha tak membangunkannya,..
Aku membayangkan anak kecil ini nantinya akan seperti mahasiswa yang
tadi, seorang petarung yang akan terus berusaha untuk terus memperbaiki
hidupnya, bukan seperti aku yang lemah dan tak pernah berani berjuang,..
Ibu-ibu tua dipojok itu melirik kearah-ku, ia tersenyum melihat-ku, aku
pun membalas senyumannya itu, sebelum mulai menutup mata-ku letih, masih
sekitar 30 menit sebelum tempat berhenti-ku nanti,.. lampu-lampu sorot
dari mobil-mobil di kegelapan sesekali memantul ke dalam bis-ku,
mobil-mobil mewah yang pasti begitu nyaman di dalamnya,.. ahhh lagi-lagi
aku terus berkhayal,..
” Habis-habis habis,.. ” teriak kenek bus itu,. Aku terbangun dari tidur
ayam-ku,.. sambil berusaha merenggang-kan tubuh-ku capek,.. sambil
mengencangkan jaket-ku, ya Jakarta meman panas tapi angin malam tetap
saja membawa berbagai macam penyakit,..
Ibu-ibu tua itu menarik Plastik besar bawaannya, sementara si kenek
malah terlihat asyik mengobrol dengan supir bus itu sambil menghisap
rokok dan menghitung uang pendapatan mereka hari ini,.. Aku melihat
kesal pada mereka, perlahan aku bangun dan membantu ibu-ibu itu
mengeluarkan Plastic yang dibawanya itu,..
Satu-dua aku menarik nafas bersamaan dengan ibu-ibu itu, sebelum
kemudian mengangkat plastic itu bersama-sama keluar, ternyata benar
dugaan-ku plastic itu berat juga, entah apa isinya,.. Akhirnya dengan
sedikit usaha, kami berdua berhasil mengeluarkan plastic itu
bersama-sama,..
” Terima kasih ” Kata si ibu-ibu itu, aku hanya tersenyum saja, sambil
mengganguk kecil, sementara si ibu menghentikan sebuah angkot, kali ini
ada seorang bapak-bapak yang membantunya memasukan plastik itu,. Barang
jualan kata si ibu itu tadi,..
Ya ampun,…
Tas-ku tertinggal di dalam Bus Kota itu, untung masih berhenti di
dekat-ku,.. aku segera naik kedalamnya, kembali ke tempat-ku duduk
tadi,. Kuambil tas itu di atas kursi,.. baru kutarik tas-ku, kulihat
anak kecil tadi baru terbangun, tatapannya terlihat binggung,..
Aku menepuk perlahan anak kecil itu,.
” Kamu mau kemana ?? ” Tanya-ku
Ia menggeleng, ia benar-benar terlihat bingung,..
” Orang tua kamu kemana ?? ” Ia hanya diam, dan perlahan ia mulai menangis,..
Melihat tangisannya itu jelas membuat-ku bingung harus melakukan apa
sekarang,.. kulihat supir dan kenek itu masih asyik bercanda dan sibuk dengan urusan mereka sendiri,..
” Yawda ayo turun dulu,.. ” Aku menuntun anak kecil itu turun,, ia
menurut mengikuti-ku, aku membantunya turun dari bus kota itu,.. aku
membawanya ke sebuah kursi dan duduk bersamanya,..
” Kamu tahu sekarang kamu dimana ?? Kamu sampai sini sama siapa ?? ” Tanya-ku binggung,
Ia masih diam tak menjawab,..
” Kamu lapar ?? ” Tanya-ku, aku yakin ia pasti lapar, sama seperti perut-ku yang sedang berbunyi,..
Masih ia tak menjawab,..
” Yawda kita makan aja dulu ya,.. ” Kebetulan di dekat situ ada sebuah outlet Western Fried Chicken, aku menuntunnya masuk,..
” Mau apa ?? Burger atau mau ayam sama kentang ?? ” tanya-ku,..
Ia hanya menggeleng,.. aku mengelus anak itu, aku memilihkannya paket
burger, sementara aku sendiri memesan ayam goreng dan nasi, perut-ku
lapar, dan membawa pulang ayam dan kentang, dan segelas cola,..
Sambil membawa makanan kami, aku mengambil saus tomat dan cabe di
samping kasir,.. aku membawa anak itu ke salah satu bangku dekat kaca
jendela,..
Aku menatap anak itu,..
” Kamu makan dulu ya,.. ” Anak itu masih diam,,.
Aku membuka bungkusan burger anak itu,.. perlahan aku menyuapi anak itu, semula ia menolak,..
” Ayo makan dulu, nanti kita cari orangtua kamu ya,.. ” Kata-ku,.. sambil mengusap wajah anak itu yang sedikit berkeringat,..
Akhirnya anak itu mau mengigit burger yang aku suapi,..
” Aku makan sendiri aja,.. ” Kata anak itu,.. ” Makasih ya ci,.. ” Suaranya lucu sekali,..
Aku tersenyum melihat anak itu,.. senyuman kecilnya itu benar-benar teduh dilihat,..
Ia mengigit kecil burger itu, kecil seperti mulutnya yang memang mungil
itu,.. sesekali ia mengambil cola yang memang kubelikan untuknya,.. aku
sendiri mulai menyantap makan malam-ku apalagi perut-ku memang sudah
kelaparan,.. karena menolak makan malam yang ditawari oleh Om Lim
tadi,..
Tak berapa lama kami menyelesaikan makan malam kami,.. aku melap bibir
anak itu yang kotor karena saus burger itu, sebelum mengajaknya mencuci
tangan dan mulutnya yang kotor,.. anak itu mungil sekali, sedikit
gemuk,.. lucu pastinya ia begitu ketakutan tadi,.. kutaksir usianya tak
lebih dari 5 tahun,. Terlalu kecil untuk seorang anak yang tersesat di
kota sebesar Jakarta,..
” Kamu inget rumah kamu dimana ?? ” Tanya-ku setelah kembali di kursi kami,..
Ia menggeleng,.. wajahnya terlihat begitu letih,..
” Sama sekali ?? nomor telepon ?? ” Lagi-lagi anak itu menggeleng,..
Aku seperti melihat diriku dalam pantulan mata anak ini, seolah
kehilangan semua yang dimiliki, bedanya aku kehilangan orangtua-ku
selamanya,.. sedangkan anak ini masih berhak untuk kembali dalam
kebahagiaan itu,.. tak perlu fikir panjang lagi,.. aku tahu pasti, aku
harus menolong anak malang ini,..
” Kamu mau tidur di tempat cici dulu ?? ” Tanya-ku sambil mengelus kepala anak itu,..
Anak itu diam,..
” Mau ya,.. kamu mau tidur dimana coba sekarang,.. ” Kata-ku berusaha
meyakinkan anak itu,.. pastinya ia tak begitu saja mau, apalagi anak ini
pasti ketakutan, sendirian dan bersama seseorang yang tak dikenalnya,..
” Udah ya,.. ikut cici dulu,.. ” kataku sambil tersenyum lebar,..
Ia menatap-ku seolah ingin melihat ketulusan-ku,.. sebelum akhirnya ia menjawab pertanyaan-ku,..
” Boleh ci ?? ” tanya-nya,..
Aku mengangguk,..
” Boleh, boleh donk,.. yawda sekarang kita beli baju untuk kamu ganti
dulu ya,.. ” Aku tahu disebelah memang ada hypermarket,.. dan aku bisa
membelikan beberapa potong baju untuk anak ini disana,..
#####
” Anak siapa tuch ?? ” Tanya Pacar-ku yang duduk diatas Ranjang sambil asyik menonton Televisi,..
” Anak ini tersesat Jo,.. biar dia nginap disini malam ini,.. ” aku
menaruh makanan yang tadi aku beli untuk Johan sambil menaruh tas-ku di
atas kursi,..
” Kesini, gue mau ngomong,.. ” Johan mengambil sebatang rokok dan menyalahkannya sebelum berjalan keluar,..
” Kamu mandi dulu ya,.. ini baju kamu,..” aku membuka tas plastic yang
berisi beberapa potong baju yang sengaja aku beli tadi,.. ” Bisa mandi
sendiri kan, udah gede,.. ” Aku tersenyum sambil mengelus-elus rambut
anak itu,.. sebelum aku berdiri, dan keluar menyusul Johan,..
Ia berdiri di lorong, sambil menghembuskan asap dari hidungnya,..
Perawakan Johan tinggi besar, kulitnya hitam, ia juga tak bisa dibilang
tampan, kenapa aku mau jadi pacarnya ?? Karena Johan yang kukenal,
adalah Johan yang baik dan penyayang , itu saja,..
” Anak siapa tuch ?? Koq maen bawa aja,.. Anak lu ?? “
” Bukan, tadi dia tersesat, sendirian di dalam bus,.. Jadi aku bawa,..
Kamu makan dulu dech,.. ” Aku berusaha memberi penjelasan pada Johan,..
” Baek banget sich jadi orang, yang lain aja gak nolongin, anak siapa ?? ” Tanya-nya..
Aku menggeleng,.. ” Ya biarin siii,.. paling semalam dua malam,.. ” kata-ku,.. ” Dah makan dulu dech,. “
Wajah Johan tampak kurang senang,.. sebelum mengikuti-ku masuk,..
Aku mengeluarkan Kentang dan Ayam yang tadi aku beli, dan segelas
coca-cola, menyiapkannya untuk Johan makan, sementara aku mendekat
kearah Kamar Mandi, aku melirik melihat kedalam,.. anak kecil itu sedang
asyik menyabuni tubuh kecilnya,..
Sebelum kemudian membilasnya,.. aku mengambil handuk dari dalam
lemari,.. sebelum anak kecil itu keluar dari dalam kamar mandi, aku
langsung menghanduki tubuhnya yang basah itu, sebelum kemudian
memakaikannya baju memberikannya sedikit bedak dan menyisir rambutnya,..
Benar dugaan-ku itu, anak itu lucu, pipinya tembam dan kulitnya juga
bagus sama sekali tak seperti anak jalanan,.. kasihan ia pasti ketakutan
sejak tadi, dan mudah-mudahan aku cepat membantunya kembali ke
keluarganya,..Orangtuanya juga pasti khawatir dengan keadaanya,..
” Udah jadi Mama ya sekarang,.. ” Sindir Johan sambil mengunyah ayam di mulutnya,..
Aku diam saja, sambil membisiki anak itu, ” Jangan didengerin ” bisik-ku,..
Anak itu duduk di atas ranjang-ku, aku menyuruhnya nonton televisi, aku sendiri ke meja makan tempat Johan duduk,..
” Jangan gitu sii, kasian lah sama anak itu,.. ” Kata-ku
” Udahlah, yang penting cepet pulangin anak itu,.. ” Kata Johan,.. ” Oh iya pinjem duit donk,.. “
” Lagi ?? ” Tanya-ku ” Kan udah aku kasih 1,5 kemaren,.. aku gak ada lagi,.. “
” Alah, jangan bohong dech, hari ini abis ketemu Om Lim kan, lagi juga
mending kasih ke gue daripada beliin ginian buat itu anak ” Johan
terdengar tidak senang sambil mendorong-dorong plastic yang berisi
pakaian anak itu,..
Aku menutup mulut Johan dengan tangan-ku, aku tak mau anak itu mendengar
urusan Orang Dewasa, aku tahu kebiasaan Johan yang akan ngoceh panjang
lebar tiap kali menyentuh masalah itu, aku mengambil tas-ku dan
memberinya beberapa lembar ratusan ribu,..
” Nah gitu donk,.. ” Johan mengantungi uang yang aku berikan,..
” Jangan dipake Judi sama minum ” Ingat-ku,..
” Iya-iya,.. Aku mau jalan dulu sama anak-anak,.. ” Johan mengambil
jaketnya dan keluar, sementara aku mengambil piring bekas makannya,
menuju kamar mandi mencuci piring itu,.. sebelum kemudian aku mandi,
membasuh tubuh-ku yang lelah,..
Sambil mengeringkan rambut-ku dengan handuk, aku duduk di sebelah anak kecil itu,..
” Nonton apa ?? ” Tanya-ku,..
” Ini gak tahu apa,.. ” anak ini sudah mulai bicara sekarang,..
” Mau nonton DVD, ada Aang nich,.. ” Aku mencari DVD di kardus dekat
ranjang-ku,.. sambil menarik beberapa DVD porno milik Johan dan
menyembunyikannya di Lemari, takut sampai anak itu menonton-nya nanti,..
” Mau,, mau,, mau,.. ” jawab anak itu lucu,..
Aku tersenyum.. sambil memasang DVD, aku tiduran di dekat anak itu yang tampak begitu seru menonton DVD kartun itu,..
Anak itu ikut tiduran disebelah-ku,.. aku mengelus-elus rambutnya, anak itu sendiri terlihat begitu nyaman dalam pelukan-ku,..
” Kasih tau cici ya,. Nama kamu siapa,.. ” Tanya-ku,..
” Lian ci,.. nama aku Lian,.. ” Jawab anak itu, melirik-ku sebentar sebelum kembali menonton TV,..
” Lian tau rumah Lian dimana ?? “
” Aku tahu ci,.. Tapi aku gak tahu didaerah mana,.. ” Kata anak itu, ia
bangun dari posisinya, ia tampak serius,..wajahnya kembali murung,..
” Udah-udah, nanti kita cari ya,.. kamu kan bisa tinggal disini dulu sama cici,.. “
Lian diam,.. ” Ya tinggal sama cici,. Mau kan ?? ” Tanya-ku lagi,..
” Makasih ya ci,.. “
” Udah sini ayo tidur lagi,.. ” Ajak-ku,..
Lian pun tiduran di sebelah-ku, ranjang-ku cukup besar, cukup untuk dua orang dewasa,..
Kamar-ku memang tak besar, hanya berisi satu ranjang besar, sebuah TV
yang tidak terlalu besar dengan sebuah DVD diatasnya dipojok dekat WC
ada sebuah lemari yang cukup besar,. Tempat aku menaruh pakaian-ku dan
Johan,. Di sebelah satunya dekat pintu ada meja dan 2 kursi, tempat
Johan makan tadi,..
Aku terus mengelus lembut kepala Lian, aku terbayang masa lalu-ku, anak
ini lebih kecil dari-ku saat kehilangan orangtua-ku dulu, dan semoga ia
bisa segera menemukan orang tuanya nanti,..
Tak lama kemudian, aku melihat Lian yang telah tertidur lelap,.. anak
itu lucu, gemuk dan matanya itu terlihat begitu ramah,.. ia tidur seolah
lupa segalanya, tertidur begitu lelap dalam pelukan-ku,.. pasti ia
begitu lelah hari ini,..kumatikan TV dan DVD player sebelum kumatikan
lampu kamar-ku,.. menarik selimut, menyelimuti-ku dan Lian, sebelum
mulai tertidur,.
Baru rasanya aku tertidur saat aku merasakan sepasang tangan yang
menggeranyangi paha-ku, aku terbangun, dan melihat Johan yang duduk
disebelahku, menyadari aku terbangun dia malah berusaha mencium-ku
sekarang,..
Aku mendorong Johan yang tengah mabuk berat, aroma alcohol dari mulutnya begitu menyengat.
” Jo,.. ada anak kecil Jo,.. gak ah,.. ” aku tak ingin Johan
menyetubuhi-ku seperti biasanya, saat ia pulang mabuk dan langsung
memaksa melayaninya,..
” Aghhh, udahlah,.. ” Johan terus berusaha mencium-ku,.. aku terpojok
disudut ranjang-ku,..sementara di sebelah kiri-ku Lian masih tertidur,..
aku tak ingin ia terbangun dan melihat semua ini,..
” Lu tuch anjing tau gak,.. udah cepet biasanya aja gak nolak,.. ”
Setengah berbisik, sambil sedikit menjengut rambut-ku, Johan masih
memaksa-ku untuk melayaninya,..
” Sakit Jo,.. ” aku berusaha menepis tangan-nya,.. “
” Makanya, ayo donk, biasa juga lu gak pernah ngelawan,.. ” Katanya,..
Aku menyentuh bagian kepalau yang terasa perih akibat jengutan tangannya tadi,..
” Tapi ada anak kecil Jo,.. ” Kata-ku beralasan,..
” Mau, apa gue usir aja itu anak sekarang !! ” Ancam Johan,..
Aku melihat tubuh mungil Lian yang tengahtertelungkup sambil bersembunyi di selimut tak jauh dari-ku,..
” Iya, iya udah aku mau,.. ” aku terpaksa menuruti keinginannya itu..
” Yawda di kamar mandi aja,.. ” katanya sambil melangkah kea rah kamar
mandi,.. aku mengikutinya sambil menutup kerai kamar mandi-ku..
Ia membuka pakaian dan celananya,.. penis Johan sudah berdiri tegang di
depan-ku,.. aku dipaksanya berjongkok,.. sementara ia sengaja menyalakan
air dari shower kamar mandi,.. ia bersender di dinding kamar mandi,..
hingga hanya sedikit terkena semprotan air hangat dari shower,..
sementara ia membiarkan tubuh-ku basah oleh semburan air itu,..
Tangannya menarik tangan-ku kearah selangkangannya, sementara aku
menyapu air yang membasahi wajah-ku dengan tangan yang lainnya,.. air
itu membat sekujur tubuh-ku basah,.. baju putih yang agak longgar namun
tak seberapa tebal yang biasa kugunakan untuk tidur itu terlanjur basah
kuyup, menempel di tubuh-ku, mencetak jelas lekuk tubuh-ku, puting
payudara-ku pun ikut tercetak di pakaian itu,..
Tangan-ku meremas kemaluan Johan,.. perlahan aku menuruti kemauannya,..
biar semua ini cepat selesai,.. kugerakan tangan-ku maju mundur
sepanjang penis itu, perlahan Johan sendiri mulai mendesah merasakan
remasan tangan-ku, pada penisnya itu,,,
Ia menarik wajah-ku, mendekati selangkangannya,.. pasti ia meminta-ku
untuk mengoral penisnya itu,. Perlahan aku membuka mulut-ku malas untuk
bertengkar ataupun menimbulkan keributan, takut Lian terbangun dan
melihat semua ini,. Aku membuka mulut-ku, menjulurkan lidah-ku menyentuh
penis itu, perlahan kugerakan lidah-ku sepanjang penis itu, kusapu
kepala kemaluannya dan belahan di kepla kemaluan itu,.. tubuh Johan
menegang saat kusentuh bagian itu,..
Kugerakan lidah ku di sekujur penis itu, sebelum berkonsentrasi menyapu
bagian bawah penis itu, perlahan ia mendesah nikmat, sebelum kemudian
lidah-ku terus bergerak kebawah, menyentuh bagian kantung kemaluan-nya
itu,.. lagi-lagi kurasakan tubuh Johan menegang,.. Tangan-ku yang satu
meremas-remas bagian itu, sementara yang lain kugerakan di batang
kemaluannya itu,..
Mulut membuka, memasukan penis itu dalam mulut-ku,.. sementara semburan
air hangat yang menyentuh tubuh-ku itu sedikit membuat tubuh-ku mengigil
kedinginan,. Apalagi tak enak rasanya basah dengan pakaian di sekujur
tubuh-ku,.. aku menyedot-nyedot penis Johan, sementara tangan-ku
bergerak-gerak sepanjang batang penisnya itu,
Kurasakan kepala penis itu di seluruh mulut-ku, lidah-ku menyapu-nyapu kepala penis itu, sementara
>>>
Johan mendorong tubuh-ku menghadap ke tembok, aku menahan tubuh-ku yang
sengaja ditabrakan ke dinding,.. tangannya menurunkan celana-ku,
sekaligus celana dalamnya sambil meremas-remas bokong-ku itu,..
” Jo, apa-apaan sich,.. udah Jo,.. ” Pinta-ku, aku tak ingin Lian terbangun dan melihat ini semua,..
Ia malah mendorong tubuh-ku lebih rapat lagi ke dinding, sementara
kemaluannya itu di gesek-gesekannya ke bibir kemaluan-ku,.. perlahan
kemaluan itu ditekannya masuk,. Aku meringis menahan rasa sakit
sementara penis itu terus menekan masuk,..
Sampai-sampai aku mengigit bibir bawah-ku,.. menahan rasa sakit itu, aku
berusaha menenangkan pikiran-ku, berusaha membuat tubuh-ku serileks
mungkin sementara kemaluan itu mulai memasuki tubuh-ku, pertama hanya
kepalanya yang masuk namun sesaat kemudian dalam satu tarikan
selanjutnya batang kemaluan itu kembali menekan masuk dalam,..Johan
kembali menarik sebelum kemudian menekannya masuk lebih dalam lagi,..
Aku mendesah, namun kutahan, berusaha menahan desahan-ku sebisa mungkin
sambil berusaha membuat perasaan-ku serileks mungkin, Johan menciumi
leher-ku, membuat-ku kian ingin mendesah karena rangsangannya itu, namun
aku terus berusaha menahannya,..
Tangannya menyusup di bagian dada-ku, menyelip lewat bawah kaus-ku,..
menarik kaus itu keatas hingga sepasang payudara-ku tersingkap karena
kaus yang menutupinya tertahan dekat bahuku,. Tangannya itu
meremas-remas kasar,.. ia mabuk dan pastinya ini akan berlangsung
lama,.. sementara air hangat yang menyembur di tubuh-ku mulai membuat
tubuh-ku kedinginan,..
Aku mulai bereaksi, aku menggerakan pinggul-ku,. Sehingga kini kami
berdua saling bergerakan beriringan, saling menumbukan tubuh kami
masing-masing.. sementara tangan Johan terus meremas-remas dada-ku itu,
ia mencoba mencium-ku, aku menyisipkan ke telinga rambut panjang-ku yang
menutupi wajah-ku, aku menerima ciuman Johan, lidahnya yang menyusup di
bibirku itu kubalas dengan gerakan bibirku yang melingkari lidahnya,..
Sementara kemaluannya yang engah menyetubuhi-ku itu terus bergerak tanpa
henti,.. bergantian dengan tubuh-ku yang ikut bergerak, kalau Johan
berhenti maka giliran-ku untuk bergerak, namun makin lama Johan makin
cepat menggerakan kemaluannya itu menyetubuhi-ku,.. aku terus
menciumnya, setidaknya dapat menahan desahan-ku, aku takut anak itu
terbangun karena desahan-ku,..
Sementara kemalauannya itu menyetubuhi-ku dengan gencar,
jemari-jemarinya di payudraa-ku it uterus meremas-remasnya sambil
memainkan puting diujung dada-ku itu, tangan-ku menggapai kebawah,
menuju kantung kemaluannya itu, aku menyusup kesana meremas kantung
kemaluannya itu sambil meremas-remas bagian itu yang membuat tubuh Johan
mengejang beberapa kali,..
Johan membalik tubuh-ku, aku tak lagi dapat memainkan jemari-ku di
kantung kemaluannya itu, sesekali ia mengangkat satu kaki-ku, sebelah
kanan, sementara kemaluannya itu kembali ditekannya masuk dalam lubang
kemaluan-ku itu, aku kembali mengigit bibir bawah-ku menahan desah ku
yang seolah ingin meluncur keluar dari mulut-ku,..
Kepala kemaluan itu kembali memasuki tubuh-ku, terlebih memang kemaluan
Johan itu berukuran lumayan,. Tangannya mencengkram pinggulku sementara
aku berusaha serileks mungkin menikmati permainan ini,.. aku mencium
Johan lebih dulu, aku tak ingin desahan-ku keluar keras,.. aku
menciumnya untuk mengalihkan desahan-desahan yang ingin melompat keluar
itu, smeentara tangan-ku mengapai dada Johan, berputar disekitar puting
di dadannya itu,..
Sementara kemaluannya itu pun terus bergerak didalam sana,.. hingga yang
kutakutkan itu terjadi, tubuhku mulai bereaksi karena
rangsangan-rangsangan itu, aku meremas pinggul Johan, masih berusaha
menciumnya,.. tubuh-ku rasanya bergetar-getar, sementara rasanya
tubuh-ku menjadi begitu sensitive setiap sentuhan di tubuh-ku menjadi
terasa begitu sensual, mulai dari gerakan kemaluan Johan di dalam
tubuh-ku, sentuhan lidah Johan di mulut-ku, hingga butir-butir air yang
menyentuh tubuh-ku, semua terasa begitu memancing nafsu-ku,..
Hingga akhirnya semua itu tak tertahan, aku memeluk Johan erat-erat,
seluruh tubuh-ku gemetaran sementara kemaluan Johan ikut terjepit di
dalam sana, aku sampai menutup mulut-ku dengan tangan-ku sendiri,
menahan desahan-ku,.. sampai cairan cinta-ku meleleh hangat di sepanjang
paha-ku,..
Tak ingin aku mencapai puncak kepuasaan-ku sendirian Johan kian epat
menggerakan kemalauannya itu, aku masih berusaha keras menahan desahan,
sementara kian lama kian keras rasanya kemalauan Johan itu dalam
tubuh-ku,.. semenit kemudian ia mencabut kemaluannya itu, ia menyuruhku
berjongkok, lagi pula tubuh-ku terasa begitu lemas sehingga aku
berjongkok mengikuti kemauannya,.. ia menggerakan tangannya di
kemalauannya itu sendiri,.. sementara tangan-nya yang lain mendorong
wajahku hingga terangkat diatas,.. perlahan ia mendesah-desah kecil dan
menuangkan spermanya itu diwajah-ku,..
#####
” Hey udah bangun ?? ” Kulihat Lian yang tengah duduk di samping kasur,.. menghadap kearah jendela,.
Aku membawa dua mangkuk mie instant yang baru saja kumasak tadi dibawah,..
Lian mengganguk lucu,.. ” ayo sini makan dulu, pasti laper kan ?? ”
Panggil-ku,.. Lian pun mendekat ke meja makan, sambil tersenyum,..
” Sini duduk,.. ” aku menarik satu kursi sambil menyuru Lian duduk di
situ, dan kuambil sendok dan garpu ke mangkuk mie kuah rasa kari ayam
itu,..
” Makan sendiri bisa kan ?? ” Tanya-ku,..
Lian mengangguk,.. ” Cici gak sarapan ?? ” Tanya-nya,..
” Udah koq tadi dibawah, kamu makan sana ,.. ” Aku mengelus kepala Lian, sebelum mencoba membangunkan Johan yang masih tidur,..
Aku menepuk pundaknya perlahan,.. sambil membisik coba membangunkan,..
Tapi Johan terlihat kurang senang dengan apa yang kulakukan, ia hanya
diam saja,.. sementara aku kembali mencoba membangunkannya,..
” Ayo bangun, udah aku bikinin mie,.. ” Bisik-ku,..
Tapi Johan kembali diam, hanya diam, sambil menekuk wajahnya lebih dalam lagi ke dalam bantal,..
Ya sudahlah pikir-ku,.. aku mengambil dompet Johan yang terjatuh
disamping kasur,.. kulihat isi didalamnya, hanya tertinggal beberapa
lembar uang sepuluh ribuan, tak sampai 50ribu rupiah.. berarti dia
menghabiskan seluruh uang yang aku berikan tadi malam,… Malas aku
memperdebatkannya,.. malas untuk bertengkar dengan Johan lagi,.. malas
mendengar makian dan teriakannya itu,..
Aku mengambil tas-ku, dan mengambil 2 lembar uang seratus ribuan, dan
memasukanya kedalam dompet Johan,.. sebelum kembali menaruh dompet itu
di meja kecil dekat kasur,..
” Ich, pinter banget makannya,.. lapar ya ?? ” Tanya-ku saat melihat mie di mankuk Lian tinggal setengahnya,..
Lian mengangguk,.. ” Kamu mau tambah gak ?? ” Tanya-ku,.. sayang kalau mie yang kubuat untuk Johan tadi dibuang begitu saja,..
” Gak ah ci, kenyang,.. Lian kenyang nich,.. ” Katanya,..
” Yawda,.. kamu abisin ya,.. ini telurnya buat kamu ya,. ” Aku
memindahkan telur dari mangkuk mie Johan untuk Lian,.. sementara aku
mengambil sendok dan garpu,.. aku terpaksa memakan mie Johan itu,
sebelum dingin dan lembek,..
” Lian abis ini mandi ya,.. ” Kata-ku, sambil mengarpu mie dari dalam mangkuk-ku,..
Lagi-lagi ia mengangguk lucu,.
” Udah abis ci,.. ” Kata Lian, sambil menghabiskan kuah mie instant itu sampai mengangkat mangkuk itu kemulutnya,..
” Enak ya ?? ” Tanya-ku,.. ” Kamu doyan sayur ya ??,.. ” Melihat sayur
di mangkuk Lian ikut habis, sementara aku malah sengaja memisahkan
sayuaran itu,.. aku tak begitu suka sayuran,..
” Iya enak, Lian juga suka sayuran,, cici koq gak makan sich ?? ”
Tanya-nya melihat aku memisahkan sayur-sayuran itu dari mangkuk-ku,..
Aku hanya tersenyum… ” Cici gak suka,.. tapi ko Johan suka,.. makanya
cici masakin tadi,.. besok-besok kalo cici bikin mie lagi, nanti cici
masakin banyak sayur buat Lian ya,.. ” Aku tersenyum melihat
kecerewetannya itu,..
” Iya makasih ya ci,.. Tapi cici juga gak boleh dibuang semua sayurnya,
dimakan ya sayurnya sedikit aja,. ” Katanya sambil memainkan jempol dan
telunjuknya membulat, member tanda sedikit aja,..
Aku tertawa melihat tingkahnya itu, anak ini lucu sekali,..
” Iya-iya Lian,.. Lian tadi cici nyuruh apa ?? ” Tanya-ku,.
” Ok ci,.. Lian mandi sekarang ya,.. ” Ia turun dari kursinya,.. dan masuk ke kamar mandi sambil membuka pakaiannya,..
Aku pun membereskan mangkuk mie itu setelah menghabiskan mie-ku,.. sementara terdengar gemercikan air dari dalam kamar mandi,..
” Brakkk,.. ” Terdengar bunyi sesuatu yang terjatuh,..
” Berisik !!! ” Bentak Johan, sambil membuka Krai kamar mandi,…
Lian sambil terduduk saking ketakutannya,.. Johan berdiri terlihat begitu marah,..
Aku langsung mendekat,..
” Apa sich Jo,.. ” Kulihat botol shampoo terjatuh ke lantai,.. Aku mendorong Johan,..
Sementara kumatikan shower itu sambil memeluk Lian,..
” Udah gapapa,.. Tenang aja,.. lain kali hati-hati aja ya Lian,.. ” aku
mengelus tubuh anak itu, tubuhnya dingin gemetaran, pasti ia begitu
ketakutan,. Sementara Johan masih melotot kepada kami berdua,..
” Gak usah over gitu dech Jo,.. ” Kata-ku,..
Johan pun kembali tiduran di atas kasur,.. dan mengambil satu bantal lagi untuk menutup telinganya,..
” Awas gandeng lagi,.. ” Katanya sebelum kembali diam
” Udah gapapa Lian, Ko Johan lagi sakit aja, makanya marah-marah,.. Lian
mandi lagi ya,.. ” Kata-ku,.. sambil menutup kerai kamar mandi, tak
lama terdengar suara air keluar dari shower, tapi tak sederas tadi,..
pasti anak itu masih ketakutan,,..
Aku mendekat ke Johan,..
Aku membisik padanya,..
” Jo tolong jangan kasar sama anak itu kenapa sich,.. ” Bisik-ku,..
” Kenapa dia anak lu ya ??? ” Tanya-nya, dengan suara keras,.. aku
buru-buru menutup mulutnya dengan tangan-ku,.. takut terdengar Lian,..
” Lu gila ya,.. ” Bisik-ku, meski dengan nada tinggi,..
” Kalau iya, bilang aja,.. ” kali ini Johan bersuara pelan
” Udah dech, cape ngomong sama lu,.. Terserah, tapi gue minta jangan kasar sama anak itu,.. “
” Ya lu cari lah, dimana orang tuanya,.. “
” Iya-iya, habis ini juga aku mau pergi,.. aku bawa Lian cari orang tuanya,.. “
” Bagus, yawda cepet aja pergi sana,.. “
Habis hati aku menghadapi Johan,.. padahal sudah 3 tahun kami hidup
bersama, Johan sendiri sekarang pengangguran, tapi dia orang yang
pertama yang begitu baik pada-ku,.. ia orang yang member aku tempat
tinggal, pertamanya ia begitu baik, perhatian dan sabar, namun setelah
ia terena PHK perlahan ia menjadi begitu kasar, pemarah, Pemabuk dan
penjudi berat,.. aku sendiri sudah mati akal menghadapinya,.
#####
” Nah ci, Lian cuma ingat sampai sini aja,.. ” Kami berhenti di sebuah
terminal, kalau tak salah ini sudah dekat dengan kota tangerang,..
sementara waktu kami bertemu malah di ujung selatan Jakarta, tak
terbayang berapa Jauh anak ini menempuh jarak sejauh itu sendirian,..
” Lian gak ingat lagi ?? Kamu disini sendiri atau sama orangtua kamu ?? ” Lian menggeleng,,.
” Aku gak ingat Ci,.. ” katanya sambil memanyunkan bibir mungilnya dan menundukan kepala,..
” Yawda gapapa koq,.. Lian lapar gak ?? ” tanya-ku, sambil melihat jam tangan-ku, sudah lebih jam dua siang,..
Lian hanya mengganguk, aku menggandeng tangannya sambil menaiki
kendaraan umun yang kebetulan berhenti di depan kami,.. aku ingat di
dekat sini ada sebuah pusat perbelanjaan, lebih baik kami makan disana,
pulangnya juga aku bisa menyempatkan membeli beberapa bahan makanan,..
kebetulan persediaan di tempat kost pun sudah habis,..
Entah kenapa Lian lebih banyak diam, setelah makan ia menemani-ku
berbelaja, ia masih saja diam sambil menundukan kepala,.. seperti sedang
menyimpan sesuatu,.. Aku menunduk setelah mengambil beberapa bungkus
mie instant ke dalam keranjang,..
” Lian, koq diem terus sich ?? ” Tanya-ku,..
Lian hanya menggeleng,..
” Lian cerita donk sama cici,.. Masih takut sama ko Johan ya ?? Ko Johan baik koq.. ” Kata-ku sambil mencium anak itu,..
” Lian takut,.. takut kalau cici jadi sering berkelahi sama Ko Johan
gara-gara Lian,.. ” Ia membisik, sambil memeluk-ku,.. matanya merah,.. ”
Lian pasti berusaha inget, Lian juga pengen cepet inget Lian tersesat
dimana ,.. ” Kata-nya dengan suara lirih bergetar,..
” Lian jangan nangis,.. Ko Johan marah-marah soalnya lagi sakit aja,..
Ko Johan baik koq,.. Lian gak boleh nangis ya,.. ” Bisik-ku,. Sambil
mengelus-elus punggungnya,..
” Lian takut cici dimarahin terus,.. Gapapa Lian dimarahin tapi Lian gak mau cici ditampar lagi,.. pasti gara-gara Lian,.. “
Aku langsung terdiam, anak ini melihat semalam ?? melihat saat aku ditampar oleh Johan ??
” Gak koq,.. cici gak ditampar ma ko Johan,..kapan Lian ko Johan begitu ?? ” Tanya-ku, berusaha tenang,..
” Tadi pagi, waktu Lian mandi,.. Lian pikir ko Johan mukul cici.. tapi
Lian payah, Lian gak berani belain cici, padahal Lian lelaki, tapi malah
ketakutan di dalam kamar mandi,.. “
Sedikit tenang aku mendengar jawaban Lian,.. setidaknya ia tak melihat adegan dewasa itu,..
” Itu ko Johan lagi ngangkat bantal, mungkin kamu liatnya kayak lagi mau
mukul cici ya ?? ” Aku mengelus kepalanya,.. tangisnya sudah sedikit
mereda,..
Ia mengganguk,..
” Tuch, makanya Lian gak boleh nangis lagi ya,.. ” Aku membisik
padanya,.. ” Nah Lian mau coklat gak ?? ” Tanya-ku, sambil mengambil
coklat silverqueen, dan memperlihatkannya pada Lian,..
Lian tersenyum, sambil mengangguk,..
” Mau yang mana ?? ” Tanya-ku sambil memperlihatkan yang biasa dengan yang almond,.. ia memilih yang almond,..
” Mau apa lagi ?? ” Tanya-ku,.. Sambil melihat-lihat makanan kecil di deretan itu ??
” Lian gak mau lagi, itu aja,.. sayang uang cici kalo dibeliin buat Lian terus… “
” Dasar, gak boleh ngomong gitu,.. Gak boleh ribut soal makanan, kalau
masih bisa beli ya dibeli aja,.. ” Kata-ku menasehati Lian,..
” Iya ci,.. tapi emank Lian gak mau apa-apa lagi koq,.. “
” Yawda, bener nich gak mau apa-apa lagi ?? “
Ia mengangguk kecil, aku pun menuju Kasir membayar makanan-makanan yang
tadi aku beli,.. sementara Lian sesekali melihat permen-permen yang
ditaruh di depan kasir,.. aku mengambil satu Bungkus permen Jelly yang
sejak tadi dilihat Lian, kelihatan sekali ia mau permen itu,.. Ia
tersenyum saat aku mengambil dan membayarnya,..
Aku menuntun Lian keluar dari Plaza itu, tangan kanan-ku mengangkat
belanjaan sementara yang kiri menggandeng anak itu,.. mulutnya tengah
mengunyah permen jelly yang tadi dibelinya,.. sambil menunggu di dekat
Halte, menunggu Bus yang akan mengambil mengantar kami pulang,..
Suara deru pesawat yang terdengar nyaring beberapa kali, melintas diatas
kami, memang kami sudah tak jauh lagi dari arah bandara,.. tak lama Bus
kami datang, aku menuntun Lian yang masih mengunyah permen itu, penapak
bus itu memang terlalu tinggi untuk anak seusianya,.. aku pun setengah
melompat untuk naik ke bus itu,.. sebelum duduk di bangku dua yang
kebetulan kosong,..
Anak itu telihat berfikir keras, ia duduk termenung disebelah-ku, aku
menyadarinya saat menyeka wajahnya yang berkeringat panas, alisnya
mengerenyit, seolah tengah berfikir keras,..
” Kenapa sich Lian ?? ” Tanya-ku sambil menyeka keringatnya yang terus mengucur,..
” Aku lagi ingat-ingat ci,.. kayaknya aku pernah naik itu,.. ”
Katanya,.. mulutnya tengah berhenti mengunyah, meski keringat masih
menetes dari keningnya,..
” Apa ?? Pesawat ?? ” Tanya-ku,..
Ia mengganguk,.. ” Anak ini dari luar daerah ?? ” Pikir-ku, ” tapi dari mana ?? Lalu koq bisa sampai disini ?? “
Alisnya masih mengerenyit seolah tengah berfikir keras,..
” Udah gak usah dipikirin, nanti juga inget lagi ya ” Kata-ku sambil
mengambil satu permen Jelly, membukanya dan menyuapi ke mulut Lian,..
Ia mengganguk, krenyit alisnya belum hilang,..
Aku langsung menyuruhnya mandi saat sampai di tempat-ku, kosong,
sepertinya Johan sedang keluar, aku mengganti pakaian-ku, sambil
mengambil handuk-ku, ikut mandi bersama Lian, sambil menggosok
punggungnya dan mengeramasinya,.. sesekali kami bercanda-canda sambil
menyabuni tubuhnya,. Rasanya anak ini mulai memberikan sebuah
kebahagiaan lain dalam hidup-ku,.. tanpa sadar aku mulai menyayangi anak
ini,..
Setelah mengeringkan tubuhnya, aku menyuruhnya menonton Film yang
kemarin belum sempat diselesaikan olehnya, sementara aku turun, sambil
membawa beberapa sayuran yang tadi aku beli,..
Tak lama aku kembali ke kamar-ku, membawa Tahu goreng, cah kangkung yang
tadi aku masak dan 2 potong ayam goreng, dan seekor Pecel lele yang
tadi aku beli di depan kost-ku dekat tikungan sana,..
” Lian, ambilin piring dibawah ya,.. kamu tau kan di dapur, ambil aja
yang mana aja 3 buah,.. ” Kata-ku, sambil mengeringkan tangan-ku,
Ponsel-ku berbunyi,..dan aku bergegas mengambilnya,..
Nevi yang menelepon-ku, sementara Lian melompat dan turun mengambil
piring yang tadi aku suru,.. aku berbicara dengan Nevi dengan bahasa
kami,.. sambil sedikit bercerita tentang Lian, meminta bantuannya untuk
ikut mencari orang tua Lian, Nevi memberi beberapa ide bagus yang tak
tefikir oleh-ku,.. sebelum kemudian aku mengakhiri pembicaraan kami,
melihat Lian yang duduk di meja makan, di depan piring yang tadi kusuruh
bawa,..
” Lian, pinter banget sich kamu,.. ” Aku melap piring-piring itu beserta sendoknya,.
” Tadi temen cici ya ??, dia bisa bantu cici temuin rumah aku ?? ” Tanya-nya penuh harap
Aku terkaget mendengar ia mengerti apa yang kuucapkan dengan Nevi
tadi,.. Aku menyendok nasi kepiringnya,.. sebelum kemudian bertanya
padanya,..
” Kamu ngerti tadi cici ngomong apa ?? ” Tanya-ku
Ia mengganguk kecil,.. ” Ngerti, tapi ada juga yang aku gak tau,.. logatnya juga beda,.. ” Katanya
Aku mencoba mencerna sambil berfikir,..
” Coba kalau kamu ngomong kayak gimana ?? “
Ia pun mengikuti apa yang tadi aku katakan, aku mendengar dengan seksama
cara ia bicara dan beberapa perbedaan dengan yang kukatakan tadi,..
Rasanya aku tahu cara bicara dan logat itu, lebih mirip bahasa mandarin
orang Sumatera,.. itu saja sebuah kemajuan yang bagus untuk mencari
tempat tinggal Lian,..
” Yawda,.. sekarang kita makan dulu ya Lian,.. “..
Aku mengambil sendok dan garpu, memberikannya pada Lian, memberinya satu
potong ayam bagian dada, sambil sedikit menyiwir-nyiwirnya agar anak
ini lebih mudah makan, sementara ikan lele itu aku taruh di piring-ku,..
aku memang suka itu,..
Sambil mengambilkan sayur kangkung ke piringnya, Lian menatap-ku, seolah
menginginkan sesuatu, aku tersenyum membaca arti tatapannya itu,..
sebelum aku mengambil nasi ke piring-ku, dan satu sendok cah kangkung
yang tadi aku buat,.. ia tersenyum melihat aku mengambil sayuran untuk
aku makanAnak itu terlihat ceria, tapi aku tahu ia sesekali berfikir
keras tiap berusaha mengingat sesuatu yang sepertinya berkaitan dengan
tempat tinggalnya,..
Sesekali aku mengajaknya bercanda, kami nonton berdua cerita sinetron
yang tak pernah aku lewatkan, ia tiduran di sebelah-ku, sesekali ia
meminta-ku mengelus kepalanya,.. terkadang ia memasukan jempolnya ke
mulutnya,. Tapi aku buru-buru menariknya,. Agar ia tak menghisap
jempolnya itu,..
Sambil aku mencari-cari ke dalam tas-ku, mengeluarkan isinya,.. tapi masih tak ada,..
” Kenapa ci ?? ” Tanya Lian,..
” Itu, kamu liat korek aku ?? ” Tanya-ku,..
Ia diam tak menjawab,..
” Tadi cici taruh mana ya,.. ” Aku membuka laci didekat-ku, juga taka da
korek disina, masa di kamar ini yang biasanya ada dua sampai tiga korek
api sekarang gak ada satu pun,..
” Lian, kamu nyembunyiin ya ?? “
Lian diam saja, bibir mungilnya seperti sedang menyembunyikan sebuah senyuman,..
” Lian,..” aku mengitik-ngitik perut anak itu,.
” Hahahaha,.. iya ci, abis Lian sebel liat cici ngerokok, kan gak baik
buat kesehatan Cici,.. ” Ia tersenyum seolah menasehati-ku, aku
tersenyum menatapnya,.. aku memasukan lagi sebatang rokok yang tadi
terselip diantara jemari-ku,.
” Iya dech, cici gak ngerokok lagi,.. udah ayo nonton lagi, tapi abis ini tidur ya,.. ” Kata-ku,..
” Nah gitu donk,.. ” Ia mencium pipi-ku, kecil sambil kembali tiduran di
sebelah-ku, aku memeluk anak itu yang perlahan kembali tertidur
disamping-ku,.. sementara tak lama aku pun mematikan lampu dan
televisi-ku, ikut tertidur sambil memeluk Lian,.
Bunyi pintu yang terbuka kasar membangunkan-ku, aku melihat ke pintu,..
Langkah Johan terlihat terhuyung, sementara ia langsung menindih
tubuh-ku,..
Aku langsung mendorong tubuhnya itu kesamping,..
” Apa-apaan sich,.. ” Aku mendorongnya sambil berusaha bangun, hendak memberinya segelas air,..
Namun ia tak membiarkan-ku menjauh,.. Ia menangkap tangan-ku,..
” Mau kemana Mei,.. ” ia tertawa membuat aku bisa mencium bau alcohol
dimulutnya itu,.. ia menarik tubuh-ku hingga terjatuh keatas ranjang dan
langsung menindih-ku,.. aku melirik kearah Lian, sementara tubuh mungil
itu mulai bergerak-gerak, seolah akan terbangun,..
” Mati aku,.. ” Pikir-ku
Aku berusaha mendorong Johan yang berada diatas tubuh-ku,aku menatap
Johan tajam, namun apa artinya tatapan mata-ku untuk orang yang tengah
mabuk ini, ia malah mulai menciumi leher-ku, sambil tangannya membuka
kancing daster-ku satu persatu,..
Aku berusaha menepis tangan Johan yang sedang membuka kancing-ku satu
persatu, sebelum kemudian membuka daster-ku itu, bagian dada-ku itu tak
lagi tertutup oleh dastre-ku, aku berusaha menutup bagian dada-ku itu,
namun tangan Johan menghalangi usaha-ku itu,..
” Jo,.. ” Kataku pelan,namun tajam, sebuah kalimat yang penuh ancaman, berusaha menyadarkan Johan dari mabuknya,..
Namun ia malah mencium wajah-ku, sebelum kemudian mencium bibir-ku,..
aku berusaha menolak dan mengelak, sementara tangan Johan meremas-remas
dada-ku itu, aku melirik,.. Lian mulai membuka matanya,.. Kukumpulkan
segenap tenaga-ku untuk mendorong Johan,..
Ia terjatuh ke samping ranjang, aku langsung menutup dada-ku dengan
daster seadanya,.. aku melempar bantal yanga da didekat-ku, namun Johan
langsung bangun dan mendekat kearah-ku,.. aku berusaha menendangnya
lagi, Lian yang sudah terbangun terlihat ketakutan di dekat-ku,..
” Jo,…!! ” Aku membentaknya,..Tak lagi ragu, karena Lian terlanjur terbangun sekarang,..
Johan tidakk berhenti malah berusaha menampar-ku sekarang, tangannya
melayang diatas-ku, aku berusaha menahan tangannya yang hendak
menamparku itu,..
” Anjing lu pelacur !! ” Ia tampak tak senang karena aku menahan
pukulannya itu, terlebih karena aku mendorongnya hingga terjatuh tadi,.
Tapi bukan itu yang membuat aku kehilangan akal,.. aku marah tak
tertahan mendengar kata-kata itu,.. mendengar makian yang menyebut kata
itu,.. ia tak pernah sadar kenapa aku seperti itu,..
” Keluar !! Jangan panggil aku pelacur !! ” Kata-ku sambil memeluk Lian.