Bercinta Dengan 2 Mantan Pacarku
Karena orang tua sedang pergi keluar kota, sehabis pulang sekolah
kurasakan suasana rumah sangat sepi. Ga tahan dirundung kesepian dan
bosan, lalu kucoba menghubungi teman-teman sekolah satu persatu.
Ternyata mereka pad asibuk dengan urusan masing-masing dan ga ada yang
mau datang maen kerumahku. Sesaat kucoba telepon mantan pacarku saja,
ternyata ada, dan kucoba satunya lagi dan ternyata juga ada. Akhirnya
kuundang mereka berdua datang ke rumah. Disinilah awal cerita panas
ngentot pacar ini dimulai.
Beberapa menit telah berlalu. Akhirnya mereka berdua datang kerumah.
Suasana sepi rumah hilang dan kami pun saling bercanda. Rian dan Anto
adalah mantan pacarku dan kami awalnya teman yang cukup akrab dan suka
berkumpul bersama. Sebenarnya masih ada perasaan suka di hatiku terhadap
mereka. Rasanya kurindu akan suasana dulu. Kami mulai bercanda dan
duduk bersamaan. Rian memang mantanku yang agresif. Terkadang ia
memegang tanganku dan juga merangkulku. Anto melihat reaksi Rian
tampaknya ia tak mau kalah. Hal yang sama pun ia lakukan.
Mungkin karena mereka mantanku maka aku tidak canggung. Sebenarnya aku
menyukai sentuhan-sentuhan mereka. Tahap demi tahap kejadian pun
terlewati. Kadang aku dipeluk Rian dan kadang aku dipelukan Anto. Aku
pun tak mau kalah, kebetulan Anto saat itu diam dan kupeluk ia dari
belakang. “Rin, itu kamu empuk ya,” sahut Anto sambil menggoyangkan
punggungnya yang tertempel dadaku sehingga bergesekan. Kurasakan nyilu
dan nikmat di putingku, dan membuatku terdiam sesaat. Kemudian,
“Masa, sori Nto.. tapi enak ya,” ucapku sambil bercanda.
“Kayak gitu nggak enak, yang enak kayak ini,” perlahan Rian menarikku dan perlahan kulepaskan Anto.
Rian memelukku, tangannya kurasakan menyentuh dadaku dan mengusap-usapnya lalu meremas-remas.
Sesaat kuterdiam menahan nafas dan agak terkaget dengan sentuhan Rian.
Kurasakan putingku mengeras dan menegang membuat aliran darahku
terangsang keseluruh tubuh. Rasanya nyilu dan nikmat membuat seluruh
tubuhku merinding dan lemas. Perlahan mengalir ketonjolan didekat
saluran kencingku. Kemudian kurasakan bibir vagina dan anusku
berdenyut-denyut. Kusadari aku terangsang. Untung Rian tak menyentuh
selangkanganku. “Udah yan, lepasin tangannya dong!” ucapku sambil kedua
tanganku melepaskan kedua tangan Rian dari dadaku. Walaupun sebenarnya
kusuka, tapi kutolak karena aku terangsang. Kurasakan sebuah bibir
mencium kupingku. Mataku melirik ke arah wajah tersebut dan kulihat
sekilas wajah Anto. Sesaat kuterdiam kembali. Nikmat di dalam darahku
mengalir kembali. Bibir Anto kemudian melumat daun telingaku. Kurasakan
nikmat dan lembut mulut Anto dan membuatku tidak dapat mengelak dan
menolak. Perlahan lidah Anto menjulur masuk ke lubang telingaku.
“Aaahh..” hanya itu yang bisa kuucapkan. Daguku terangkat tinggi.
Kurasakan putingku mengeras dan menegang menjadi sensitif. Kurasakan
nyilu dan nikmat di putingku.
Tampaknya Rian tak mau kalah. Segera tangannya meremas-remas dadaku.
Perlahan kurasakan mulut Rian melumat bibirku. Lidahnya menjilati semua
yang ada di mulutku. Aku hanya bisa terdiam tak bergerak, kurasakan
pikiranku melayang jauh. Birahiku mengalir di dalam darahku. Tubuhku
semakin sensitif dan haus akan sentuhan. Terlintas di pikiranku berharap
mendapatkan yang lebih lagi. Kurasakan buaian tangan Anto di pahaku
sehingga membuat daerah sensitif di selangkanganku semakin menjadi.
Kurasakan rokku perlahan diangkat Anto. Tangannya mengelus-elus pahaku
dari daerah paha luar, dalam dan sampai di belahan selangkanganku.
Terlintas di pikiranku bahaya bila pembantuku melihat kejadian ini.
Perlahan kulepaskan bibirku dari bibir Rian. Dengan suara yang tegang
dan gemetar akhirnya dapat kuucapkan,
“Udah dong..! Jangan ya, nanti pembantuku ngeliat.”
Akhirnya mereka berhenti.
“Sorry ya Rin, aku kangen ama kamu,” ucap Anto.
“Aku juga, maaf ya.. abis tubuh kamu bagus nggak kayak pacar gua
sekarang,” sahut Rian sambil salah satu tangannya mengelus dadaku.
“Nggak apa-apa aku juga, kita ke atas yuk!” ucapku.
Lalu kami bergegas pindah ke atas.
Selesai naik tangga ternyata Rian langsung memelukku sambil berjalan.
Kedua tangannya menggerayangi buah dadaku. Kurasakan putingku menegang
nyilu yang nikmat. Birahi mengalir dalam darahku membuatku terangsang.
Kemudian kami bertiga duduk. Dan tak lama kemudian tubuhku kali ini
dirangkul oleh Anto. Tangannya mengelus dan meraba pahaku, kemudian
perlahan menyusup di rokku. Tak lama kemudian celana dalamku yang
membentuk belahan kemaluanku terlihat jelas. Tangannya bergerak dari
bagian paha luar, dalam, dan selangkanganku. Terasa bibir vaginaku
berdenyut dan sensitif. Sebenarnya tanpa mereka sadari aku sedang
menikmati kejadian ini dan aku terangsang. Aku berusaha menyembunyikan
perasaan ini.
“Rina.. Paha kamu mulus.. putih.. kulit kamu lembut ya,” sahut Anto
dengan kedua tangan yang menikmati tubuhku. Sesaat kemudian kurasakan
tangan Rian mendekap salah satu buah dadaku yang sedang terangsang.
Sesaat nafasku tertahan kemudian batinku terdiam. Kurasakan nikmat di
dadaku. Putingku sedang dialiri darah birahi. Perlahan daguku terangkat
tinggi. Akhirnya nafasku berburu. Tampaknya Rian dan Anto tahu bila aku
terangsang. Tanpa basa basi lagi mereka melakukan permainan selanjutnya.
Perlahan tangan Rian yang mendekap dadaku turun dan menyusup kaosku.
Kurasakan tangan Rian menyentuh kulit perutku dan menyusup sampai
mendekap dadaku yang tertutup BH dan kemudian meremas-remas. Daguku
terangkat tinggi. Nikmat i cerita bercinta dengan pacarku lebih banyak
lagi di kumpulanceritaseru.info, Kemudian bibir Rian kurasakan mengecup
dan mencuimi leherku. Mataku terpejam dan kugigit lembut bibir bawahku.
“Oouuhh..” dengan pelan desahan itu keluar dari mulutku. Semakin
kukeluarkan suara dari mulut maka semakin mereka menjadi. Kurasakan tali
BH-ku terlepas dan BH-ku mengendor. Entah siapa yang melakukannya.
Kurasakan tangan Rian mendekap dadaku secara langsung. “Aahh,”
kurasakan. Dadaku diremas-remas lagi dan kemudian kedua putingku
dimainkan oleh Rian. Nikmatnya!
Perlahan BH dan kaosku diangkat. Udara pun menyentuh putingku langsung
dan merangsang tubuhku. Celana dalamku dibuka Anto. Kaos dan BH-ku
dilepas Rian. Rokku tidak ketinggalan. Pakaian yang menyelimuti tubuhku
berserakan entah berada dimana.
Akhirnya tiada sehelai kainpun di tubuh ini. Semakin tubuhku polos
semakin buaian udara merangsang tubuhku. Rasanya tubuh ini ingin
dinikmati. Perlahan tangan Anto membuat kakiku mengangkang lebar.
Rasanya buaian angin merangsang paha dalam dan daerah kemaluanku dan
membuatku berharap untuk mendapatkan kenikmatan. Kurasakan bibir Anto
menyentuh dan mengecup bibir vaginaku. Daguku terus terangkat tinggi dan
dadaku reflek membusung seakan menyodorkan diri. Kurasakan seperti ada
setrum yang mengalir dari bibir vagina ke seluruh tubuh.
“Oouuhh..” dengan panjang kuucapkan. Kurasakan tangan Rian meremas
dadaku dan memainkan putingku. Ah, dua titik sensitifku terangsang.
Dengan reflek dadaku kubusungkan sesampai-sampainya. Tampaknya Rian
tidak diam melihatku begini. Segera ia menghisap salah satu putingku
lagi. Ah, sekarang ketiga titik sensitifku terangsang. Kurasakan
jari-jari Anto perlahan masuk ke liang vaginaku. Lalu keluar lagi dan
akhirnya keluar masuk dengan cepat dan serakah. Kurasakan birahiku
melayang dan terangsang membuatku pasrah dan menikmati cara mereka yang
sedang menikmati tubuhku. Kuarasakan kemaluanku basah. Anusku juga
terkena air yang mengalir. Tampaknya Anto mengetahui hal ini. Perlahan
salah satu jarinya masuk ke anusku. Semakin lama anusku licin dan jari
Anto dapat keluar masuk mudah. Akhirnya jari-jari Anto keluar masuk
dikedua liang tubuhku. Nikmat kurasakan dan entah mengapa semakin
kusodorkan kedua liangku ke arahnya. Bibir Anto menikmati daerah
pinggang dan perutku. Aah, seperti listrik mengalir dalam darahku dan
juga daerah daerah tubuhku yang mereka sentuh.
Akhirnya kuterbaring dan kulihat Anto melepaskan celananya. Kulihat
miliknya terhunus dan ia tujukan ke liang vaginaku. Kurasakan sentuhan
miliknya di bibir vaginaku. Perlahan-lahan masuk. Dagu dan dadaku
terangkat tinggi. “Aaahh..” kuucapkan sambil akhirnya milik Anto
menancap dalam di liang vaginaku. Kemudian ia keluar-masukkan. Kurasakan
gesekan milik Anto keluar masuk. Nikmat rasanya sampai-sampai anusku
berdenyut-denyut. Mataku setengah terpejam dan kadang-kadang tubuhku
goyang karena tak tahan merasakan nikmat. Sekilas terlihat Rian
melepaskan celananya. Kulihat miliknya lalu ia tempelkan ke mulutku.
Kurasakan di bibirku dan tampaknya aku menyukainya. Perlahan miliknya
dimasukkan ke dalam mulutku. Entah mengapa mulutku terangsang. Lalu
kudekap milik Rian dengan tanganku. Kuayun-ayunkan dan kuhisap dengan
mulutku. Kurasakan seluk beluknya dan kunikmati dengan lidah dan
mulutku. Kujilat, kuhisap, kutelan dan seterusnya.
Beberapa saat kemudian kurubah posisiku jadi mengungging. Dengan begini
mulutku dapat menikmati milik Rian yang terhunus. Perlahan kurasakan
kenikmatan yang berbeda. Milik Anto perlahan ia cabut dari liang
vaginaku dan kemudian ia hunuskan ke anusku yang kurasakan
berdenyut-denyut nikmat. Perlahan ia masukkan ke anusku yang sudah
terangsang, basah dan longgar karena jemarinya. Akhirnya tertancap dalam
dan ia keluar masukkan dengan pelan. Karena sudah licin maka ia
keluar-masukkan dengan cepat dan akhirnya menyembur cairan di liang
anusku.
“Ouuhh..” kuucapkan sambil menikmati semburan yang Anto keluarkan.
Setelah itu Anto mendiamkan miliknya diam tertancap. Sesaat kemudian ia
mainkan lagi. Anusku sangat licin karena cairannya. Kadang ia keluarkan
dulu dan kemudian dia tancapkan lagi. Tampaknya ia sengaja. Karena
setiap tancapan aku mendesah karena merasakan nikmat.
Beberapa saat kemudian kurasakan banyak cairan yang menyembur dari milik
Rian. Karena kubenar-benar terangsang maka kurasakan nikmat. Lalu
kutelan dan entah mengapa malah membuatku tambah terangsang. Setelah
habis kulepaskan hisapanku. Rian terdiam. Anto menarik pundakku.
Sehingga ia dapat memelukku dari belakang. Tangannya meraba-raba dadaku.
Kurasakan ia berdiri dan aku tergantung di miliknya yang menancap.
Kulihat Rian menghampiriku lagi. Kurasakan miliknya ia tancapkan ke
liang vaginaku. Ah, aku diapit. Kurasakan kedua liangku mereka masuki.
Dan akhirnya kami sama-sama sampai puncak dan puas.
Suasana rumah yang sepi sangat merangsang kami. Kemudian aku ajak mereka
ke kamarku. Di sana tubuhku mereka nikmati lagi dan lagi. Aku pun
menikmatinya juga. Karena gairah kami yang tinggi maka kami lakukan
berulang-ulang. Sampai disaat kuhisap milik mereka dan tiada cairan yang
mereka keluarkan di mulutku dan liangku. Kurasakan tak ada semburan.