watch sexy videos at nza-vids!
Download aplikasi gratis untuk Android
INDOHIT.SEXTGEM.COM

6. Friska : My New Life


Tempat tidur yang lembut, baju tidur yang nyaman, bedcover yang nyaman, bau harum aroma therapy selalu tercium.

“Dimana aku ini? Apakah aku ada di surga? Surga? Apa mau Tuhan menerima mahkluk kotor sepertiku?!”

Perlahan aku mulai membuka mataku, ruangan ini, seperti kamarku. Tetapi aku yakin ini bukan kamarku. Dimana aku? Beberapa saat aku melamun aku sampai tak tau pintu kamar dibuka oleh 2 orang perempuan berseragam pelayan

“Permisi nona, kami membawakan makan siang untuk nona”

“Aku dimana?” Tanyaku sedikit linglung.

“Anda sekarang berada di rumah Tuan Muda” jawab salah seorang dari mereka.

“Tuan Muda?” Tanyaku heran.

“Iya, Tuan Muda” tiba tiba sosok yang kukenal muncul. Ternyata yang dimaksud oleh kedua pembantu itu adalah Rendy.

“Kamu?!” Aku terkaget tak menyangka.

Ia menjelaskan kepadaku bahwa ia memindahkanku dari jakarta ke Surabaya dengan pesawat sewaannya. Ia juga meminta maaf kepadaku kalau kalau ia sudah seenaknya membawaku masuk kedalam rumahnya. Sesaat setelah menjelaskan hal hal yang menjadi pertanyaan dikepalaku, Rendy melambaikan kedua tangannya pertanda menyuruh para pelayan itu keluar. Ia berjalan dan duduk disebelah tempat tidurku. Kemudian ia memelukku.

“Maaf” hanya kata itu yang keluar dari mulutnya sehingga membuatku terdiam bagai patung.

Aku bingung harus berkata apa, tetapi sekarang aku merasakan ada perubahan dalam hidupku. Sore itu, kami habiskan dengan bercanda di kamarku, ketika Rendy berhasil membuatku tertawa, ntah apa yang membuat pertanyaan ini terlontar dari mulutku

“Kenapa kau lakukan itu kepadaku dulu?!” Tanyaku kesal sambil melepas pelukannya.

“Maafkan aku, aku benar benar minta maaf” bisiknya di telingaku.

“Sekarang kau mau apa membawaku kerumahmu?!” Tanyaku tapi diam diam aku tersenyum geli melihat ekspresinya yang salah tingkah.

“Mau menyiksaku lagi dan menjadikanku budak seks?” Lanjutku berakting memanyunkan mulutku sehingga keliatan ngambek.

“Ih ngambek.. Engga kok, aku ga mungkin sejahat itu sayang…” omongnya ringan sambil mencubit hidungku.

“Uuhh… Sakit tau!!” Bentakku.

Aku tetap saja berakting pura pura marah. Sampai akhirnya ia mulai mendekatiku. Menyadari keadaan ini aku secara reflek memundurkan badanku hingga akhirnya posisiku benar benar tersudut. Aku hanya diam sambil membuang muka.

“Kau mau apa?!” Tanyaku sedikit takut.

“Kau akan hidup bersamaku” jawabnya singkat kemudian ia meninggalkanku.

“APA??!!!” Hidup bersamanya?! Tidak ini semua pasti adalah sebuah mimpi!!

“Awww” seakan tak percaya, bahkan akupun masih bisa merasakan sakit ketika aku mencubit diriku sendiri. Argh.. Kenapa nasibku seperti ini..

tiba tiba saja Rendy muncul dari balik pintu kemudian ia mengejekku. “Ini bukan mimpi kok.. Hahahaha”

Uh benar benar malu aku dibuatnya. Kini aku berada dalam kahidupan yang baru. Aku bagai terlahir kembali. Semuanya berubah. Tidak ada sex disini. Rendy menyayangiku. Ia selalu membuatku senang dan tertawa dengan tingkah lakunya. Benar benar sulit dipercaya. Ia juga sudah sering meminta maaf kepadaku sampai sampai aku bosan mendengarnya minta maaf.

********

Pagi itu ia bercerita banyak tentang kejadian yang menimpaku. Ketika aku tak sadarkan diri, ia mengambil sebatang besi yang ada di ujung ruangan kemudian ia mencongkel pintu ruangan tempat kami disekap. Usahanyapun berhasil. Ia membawaku ke luar rumah dengan sukses. Kakakku ntah pergi kemana, tetapi kakakku pasti shock melihatku sudah tidak ada di rumah lagi. Aku benar benar kaget mendengarnya. Ia seolah menculikku dan membawa ke rumahnya dengan semena mena.

“Siapa kau berani beraninya menculikku?! Urrghh!!!” Umpatku dalam hati.

Ia melihat jam sejenak kemudian ia menjentikkan jarinya. Dan taklama kemudian para pelayan itu masuk.

“Dandani dia, kita akan segera berangkat kesekolah” perintah Rendy.

“Apa?! Sekolah? Tapikan ini hari Sabtu? Sejak kapan hari sabtu masih masuk sekolah?!” Tanyaku heran.

“Sejak kau ada di sini sayang..” jawabnya santai.

“Eeehh.. Mau diapakan aku” aku sedikit kaget ketika para pelayan itu menarikku dari tempat dudukku.

Pagi itu aku benar benar dimandikan lalu di dandani oleh para pelayan itu. Layaknya sebagai tuan putri, kini aku sudah siap pergi bersekolah. Tak lupa aku mengucapkan terimakasih kepada pelayan pelayan itu.

Dimana ini? Banyak sekali lorong lorong disini. Apakah ini rumah?!

Tak lama datanglah seorang pria memakai jas tampaknya ia berumur 30 tahunan.

“Mari nona ikut saya, master sudah menunggu anda”

Akupun mengikuti pria ini. Sesampainya aku di sebuah ruangan. Aku melihat Rendy dengan seragam sekolahnya.

“Sudah siap tuan putri?” Tanyanya.

“Apaan sih kamu Ren?! Ini bukan rumahmu kan?!” Tanyaku tak percaya.

“Ya, ini bukan rumahku, ini milik orang tuaku” tegasnya. Suasana hening sejenak.

“Ada masalah?” Lanjutnya.

“Emm tidak..” Jawabku singkat sambil menunduk.

“Sekarang ayo kita sekolah” ajaknya.

Akhirnya kami berdua pergi bersekolah. Dengan mobil BMW Sport 2 pintu milik Rendy, aku seperti tuan putri sejagad. Setiap murid murid disekolah memandang iri melihat kami. Akhirnya mobil yang kutumpangi sampai juga di depan pintu masuk sekolah. Aku cukup tegang karena aku sudah lama sekali aku tidak pergi kesekolah.

“Jangan tegang” bisiknya sebelum ia turun dari mobil sambil memberikan sebuah kartu yang belakangan kuketahui sebagai kartu pelajar milikku dengan fotoku yang tampak seperti kelas 1 SMA, wah apa ini fotoku yang dulu yah? Aku sempat bingung dibuat kartu ini.

Aku juga segera membuka pintu mobil. Dan sepertinya aku mendapat lirikan iri dari siswi perempuan. Aku segera mengikuti Rendy dan menuju ketempat kemana kakinya melangkah. Tibalah kami disebuah ruangan seperti kelas, namun hanya terdapat 3 bangku dan semuanya bukan sembarang bangku. Tetapi benar benar fasilitas yang ekslusif.

“Ini ruangan belajarku dan beberapa temanku. Sekarang kalau ada yang macam macam, kamu cari aku disini”

“Emm!!” aku menganggukkan kepala dan akupun masuk kedalam ruangan itu untuk sekedar melihat lihat.

“Sekarang kelasmu ada di ruangan 12 IPA 1, jangan sampai ada yang berani mengganggumu, jika sedikit saja kau tergoda, kubunuh kau!” Ancamnya yang malah membuatku merasa aman dan hatiku sedikit berbunga bunga.

Akupun segera keluar dari ruangan khusus itu dan aku pergi menuju ruang kelasku. Tetapi, luas sekali sekolah ini, aku bingung dimana ruang kelasku.

“Permisi pak, ruang kelas 12 IPA 1 dimana ya?” Tanyaku kepada cleaning service yang sedang mengurus tanaman di lorong sekolah.

“Lurus aja non nanti ada tangga naik ke atas ruang ke 2 itu ruangannya” jelasnya singkat.

“Terimakasih pak”

Sepanjang jalan aku berpapasan oleh beberapa siswa maupun siswi, mereka semua memandangku heran. Akupun akhirnya sampai di tempat tujuan. Ruangan 12 IPA 1. Aku mencari tempat duduk sesuai nomor kartu pelajarku. Tempat dudukku di pojok paling belakang. Aku teringat akan instruksi dari Rendy tadi pagi kalau kelasku adalah kelas Luxury jadi sistem absensinya seperti absensi kantor, dimana aku harus memasukkan kartu pelajarku serta mencocokkan sidik jariku. Ketika aku memasukkan kartu pelajar, aku dikejutkan oleh sapaan seorang pria yang tiba tiba muncul di sebelahku

“Murid baru ya?”

“Iya” jawabku singkat.

“Alex” ia mengulurkan tangannya.

“Friska” aku membalas menjabatangannya.

Setelah perkenalan itupun aku langsung beranjak menuju meja belajarku. Sungguh benar benar nervous. Baru pertama kalinya aku kembali bersekolah. Kalau disuruh pilih aku lebih baik homeschool daripada kesekolah.

“Kamu murid baru yah?” Tanya seorang wanita yang ternyata teman sebangkuku.

“Iya” jawabku singkat sambil menganggukkan kepala.

“Aku Bella, kamu siapa?” Sapanya lagi dengan suara imutnya.

“Aku Friska, salah kenal” sebenarnya aku agak risih dengan tutur bahasanya yang sedikit aneh menurutku, tetapi mungkin itu karena bawaan daerah asal karena aku menyadarinya kalau aku bukan sekolah di Jakarta, melainkan di Surabaya.

Akhirnya jam pelajaran pertamapun mulai, aku yang masih sedikit linglung mulai berusaha berkonsentrasi kepada pelajaran. Aku benar benar lupa bagaimana caranya belajar dikelas. Pada saat itu guru yang mengajar adalah pak Edy, seorang guru gemuk dan mukanya benar benar ancur. Gimana ya ukuran penisnya? Hah! Gila.. Fantasi gilaku mulai kumat lagi! Apus apus apuss.. Secara reflek aku menggeleng gelengkan kepalaku. Aku baru tersadar kalau aku ada di ruang kelas. Aku melihat Bella tersenyum saja disebelahku. Sekejap pipiku sedikit memerah karena kelakuanku sendiri.

Singkat cerita, akhirnya istirahatpun tiba. Aku yang bingung tidak ada teman, akhirnya memutuskan menuju ruangan Rendy. Di tengah perjalanan, aku berpapasan dengan seorang wanita keturunan chinese, cantik sekali ia bersama seorang teman wanitanya yang tidak kalah cantiknya. Andai saja aku bisa mengenal mereka. Sampailah aku diruangan Rendy, ketika aku ingin mengetuk pintu, tiba tiba pintu itu terbuka sedikit. Akupun berusaha mencuri curi pandang, aku mau tau gimana sih expresi Rendy ketika belajar. Aku terkesiap melihat 2 pria lain di dalam ruangan, yang satu berperawakan tinggi dan putih. Wajahnya yang terlihat keren, menambah pesonanya. Yang satu lagi adalah seorang pria tampan yang benar benar mempesona. Apakah ini sekolah atau??? Situasi ini membuatku benar benar kebingungan. Aku tidak pandai bergaul dengan orang lain, tetapi dilain sisi, aku juga ingin bergaul dengan mereka. Uhh… Tidak ada yang bisa kulakukan selain menyendiri. Siang itu aku sedikit pusing, entah kenapa, mungkin udara disini membuatku kurang enak, akhirnya aku beranjak menuju taman di belakang sekolah untuk mencari udara segar. Tibalah aku disebuah pohon besar yang cukup rindang. Di sana ada sebuah bangku taman yang bisa ku gunakan untuk sekedar duduk duduk. Akhirnya sudah kuputuskan untuk menunggu jam istirahat selesai, aku mau duduk duduk dulu di sini. Ketika sedang asik asik duduk dan melihat pemandangan sekitar, tiba tiba aku mendengar suara sayup sayup dari balik pohon.

“Eh, No, Campurin obat ini ke minumannya” kata seorang tukang sapu yang memberikan sebuah bungkusan kecil seperti obat kepada seorang satpam yang sedang memegang botol air mineral.

“Beres” jawab satpam dengan santainya.

“Hari ini, kita pesta No!!” Kata si tukang sapu.

“Hahahha” mereka berdua tertawa senang.

Segera aku beranjak dan menguping dimana asal suara itu. Aku berusaha menyembunyikan tubuhku di balik pohon. Setelah mereka berdua pergi aku mengintip ternyata tadi itu adalah seorang satpam dan tukang sapu. Aku tidak tau apa yang mereka rencanakan, tetapi dari omongannya saja aku tau kalau mereka akan merencanakan sesuatu.

Bel masuk berbunyi, akhirnya aku masuk kekelas. Bella teman sebangku-ku sungguh periang dan cukup pintar itu terbukti ketika pelajaran Pak Edy ia menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan pak Edy ke anak muridnya. Di awal hari sekolah ini aku sudah dibuat penasaran dengan si tukang sapu dan satpam yang tadi kutemui di taman belakang sekolah. Ketika bel tanda pulang berbunyi, aku pergi menuju ruangan tempat dimana Rendy berada. Tapi alangkah kagetnya aku ketika melihat isi ruangan itu kosong.

“Whaatt??!! Dasarrr!!! Kemana sih dia?!” Umpatku dalam hati.

Dengan sedikit murung aku berjalan perlahan meninggalkan sekolah ini. Kesal dan jengkel hinggap semuanya memenuhi suasana hatiku.

“Huh, kenapa dia tidak ada sih!” Aku mengumpat dalam hati kembali ketika aku melihat kantin sekolah yang kosong sudah tidak ada murid lagi.

Aku kembali meneruskan pencarianku. Di tengah jalan, aku melihat gadis cantik yang tadi berpapasan denganku.

“Mau kemana ya dia? Kok buru buru sekali?” Tanyaku dalam hati. Hmmm daripada aku menunggu Rendy, lebih enak kalau aku berkenalan dulu dengan gadis itu. Pikirku singkat.

Aku langsung membuntuti dia, kemana dia akan pergi. Beberapa saat membuntuti dia, tibalah disebuah tempat yang berlambangkan + warna merah dan bertuliskan Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Ia buru buru masuk ke dalam ruangan UKS, entah apa yang ia lakukan.

“Ah lebih baik aku temui dia saja di dalam sana.” Pikirku.

Aku segera keluar dari tempat persembunyianku dan bergerak menuju ruang UKS itu. Tetapi baru beberapa langkah, aku kembali berlari untuk menyembunyikan diriku. Aku kaget sekali melihat tukang sapu yang tadi masuk dengan terburu buru ke dalam ruangan UKS itu yang di dalamnya bisa dipastikan masih ada gadis chinese itu. Mau apa tukang sapu itu?! Atau kah gadis itu??! Berjuta dugaan dugaan negatif bersarang di pikiranku. Ku urungkan niatku untuk bertemu dengan gadis itu. Lebih baik aku bersembunyi disini daripada aku menunggu Rendy yang tidak jelas entah kemana.

Aku melihat situasi di sekitar sudah sepi. Aku memutuskan untuk keluar mendekati ruangan UKS. Perlahan aku berjalan menunduk hingga akhirnya aku sampai di samping bangunan UKS.

“Eemmph.. Emmphh” suara jeritan tertahan terdengar jelas dari balik jendela yang ada di barisan tempatku bersembunyi.

Tiba tiba ada suara langkah kaki, asalnya dari depan UKS. Wah, gawat kalau sampai ada yang mendapatiku ada di sini! Bisa bisa aku diperkosa masal. Aku berlari menuju belakang UKS. Disana aku mendapati tumpukan meja meja dan kursi bekas. Dan ada kaca jendela di situ sehingga aku bisa mengintip ke dalam, apa yang terjadi. Perlahan aku menggeser meja dan kursi itu sehingga aku bisa mendapatkan ruang yang cukup untuk mengintip. Untungnya hari ini cukup mendung sehingga aku bisa menyabotase bayanganku sehingga tak terlihat orang. Akhirnya setelah beberapa menit aku memindahkan bangku dan kursi itu, aku bisa mendapatkan akses juga menuju jendela yang terdapat di belakang UKS. Betapa kagetnya aku ketika melihat gadis itu sudah ditelikung tangannya serta dibekap mulutnya oleh tukang sapu itu. Tangan kirinya memegang tangan si tukang sapu itu berusaha untuk melepaskan bekapannya. Ternyata dugaanku benar, suara langkah kaki itu adalah suara seorang teman dari tukang sapu ini. Setelah ia masuk, kemudian ia memelongokkan kepalanya keluar pintu kemudian ia memanggil nama “Girnoo!” Setelah itu si orang baru ini mulai mendekati gadis chinese itu. Kemudian dengan kanannya ia mencengkram tangan kiri gadis itu yang masih berusaha melepas bekapan si tukang sapu sementara tangan kirinya meremasi payudara gadis cantik itu.

“Ohh tidak!! Ternyata nasib gadis ini buruk sekali” Pikirku dalam hati.

Wah baru kali ini ada kesempatan pegang pegang susu amoy… ini non Eliza yang sering kamu bilang itu kan Had?” Kata si orang baru kepada si tukang sapu yang akhirnya aku mengetahui kalau namanya Hadi.

“Iya Yok, amoy tercantik di sekolah ini. Betul gak?” kata Hadi.

Mereka berdua tertawa dan si orang baru yang dipanggil Yoyok ini makin gencar meremasi payudara gadis itu sehingga gadis chinese itu menggeliat kesakitan.

Tak lama setelah itu, seorang satpam datang dan masuk kedalam UKS. Tertulis nama “GIRNO” di bagian atas saku sebelah kanannya. Ternyata satpam yang tadi siang itu bernama Girno. Pasti ia datang untuk menyelamatkan gadis chinese ini. Tetapi dugaanku salah, ia malah menyeringai girang dan mendekati gadis itu.

“Dengar, kalian jangan gegabah… non Eliza ini kita ikat dulu di ranjang UKS ini. Setelah jam 8 malam, gedung sekolah ini pasti sudah kosong. Itulah saatnya kita berpesta kawan kawan!” kata Girno.

Ternyata gadis cantik ini bernama Eliza. Oh Eliza, betapa malang nasibmu. Harus diperkosa oleh para pesuruh sekolah beserta satpamnya. Dalam keadaan seperti ini, aku masih bisa bersyukur kalau perawanku diambil oleh kakakku sendiri, walau kakak tiri ia juga tetap kakakku. Sepertinya Eliza sudah pasrah dan menyerah di tangan mereka. Itu dibuktikan ketika mereka dengan mudahnya membaringkan tubuh Eliza di atas ranjang UKS. Dan kedua tangan dan kaki gadis itu direntangkan dan diikatkan di ujung ujung ranjang UKS sehingga tubuh gadis itu berbentuk huruf X. Kemudian Hadi melepas kancing baju seragam yang dipakai oleh Eliza hingga terlihat kulit tubuhnya yang putih mulus, serta bra warna pink yang menutupi payudaranya.

“Pak… tolong jangan begini pak…” ia memohon kepada para lelaki yang ada di ruangan itu.

Tetapi Girno malah maju kemudian mencium Eliza hingga gadis itu terlihat gelagapan kemudian ia menyumpal mulut Eliza dengan kain putih yang cukup bersih, mungkin kain yang terdapat di UKS.

“Non Eliza, tenang saja. Nanti juga non bakalan merasakan surga dunia kok”, kata Girno sambil tersenyum memuakkan.

Kemudian satpam itu menyuruh Hadi dan Yoyok kembali melaksanakan tugas mereka masing masing. Aku melihat gadis itu sangat pasrah sekali di atas ranjang UKS. Aku memutuskan untuk menolongnya. Tekatku sudah bulat, yaitu ingin menolongnya!

Aku berdiri tegak kemudian aku mulai melihat lihat situasi di sekitar UKS. Tetapi tetap saja ada sedikit yang mengganjal dihatiku. Aku tidak bisa menolong Eliza, karena aku takut kalau ketawan malah aku yang harus kena lagi. Aku sudah trauma dengan hal itu. Aku hanya terduduk di belakang ruang UKS, berharap Rendy cepat datang menjemput. Detik demi detik silih berganti dan malampun tiba, tetapi tidak ada tanda tanda kalah Rendy akan datang.

“Ckrek” suara pintu UKS dibuka. Aku melihat jam tanganku. Ternyata sudah jam 8 malam. Pantas saja, wah penyiksaan baru saja akan dimulai.

Aku mulai mengintip lagi. Aku melihat satu persatu mulai masuk. Pertama Hadi diikuti oleh Yoyok dan Girno, tapi Girno mengajak 2 orang Satpam yang lain dengan nama Urip dan Soleh, aku bisa mengenal mereka dari tanda pengenal pada baju satpam. Astaga! 5 orang akan menyiksa Eliza malam ini!?! Aku hanya bisa iba melihat nasib Eliza yang berakhir ditangan 5 orang ini.

“Hai amoy cantik… sudah nggak sabar menunggu kami ya?”, kata Hadi.

Tetapi dengan mulutnya yang tersumpal, aku hanya bisa melihat Eliza menggeleng gelengkan kepalanya. Semetara air mata Eliza sudah membasahi kedua pipinya. Kemudian mereka hanya tertawa dan dengan santai mereka membuka ikatan ikatan pada kedua pergelangan tangan dan kaki Eliza, lalu tanpa mendapatkan perlawanan sedikitpun darinya, mereka melepaskan baju dan rok seragam sekolah milik Eliza berikut kedua sepatu dan kaus kakinya. Kini Eliza tinggal mengenakan bra dan celana dalam yang keduanya berwarna pink. Aku sendiri bergidik ketika ke 5 orang itu mulai mengerubuti Eliza sambil bersorak gembira. Bagai manusia yang kelaparan dan disajikan sepiring nasi di atas meja, Elizapun mengalami nasib yang demikian. Sangat kontras sekali perbedaan warna kulit dari Eliza dan para pesuruh sekolah itu. Aku sampai kagum melihat kulit Eliza yang putih, kontras sekali dengan kulit kulit para pemerkosanya yang hitam legam. Tetapi sepertinya Eliza mulai menolak ketika mereka selesai mencopot Bra miliknya, keadaan semaki parah ketika Eliza tiba tiba panik,maka dari itu ia meronta dengan sekuat tenaga. Tetapi tenaganya hilang begitu saja ketika jari jari Girno mengelus ngelus selangkangan Eliza dan menekan nekan bagian vaginanya yang masih terlindungi celana dalam pink miliknya. Kemudian payudara Eliza menjadi sasaran Yoyok dan Hadi. Mereka meremas payudara Eliza dengan keras dan kencang. Tetapi mereka berdua akhirnya membaringkan Eliza kemudian mengikatnya lagi. Mungkin mereka tidak tahan melihat Eliza yang dari tadi melawan.

Tampaknya Eliza masih hijau dalam urusan ini. Aku dapat melihat tingkah lakunya yang masih gelagapan melihat para pemerkosanya ‘mengerjai’ tubuhnya. Setelah ia terikat sempurna diatas ranjang UKS, satpam bernama Urip melangkahkan kakinya mendekati Eliza kemudian ia menarik kain yang disumpal dimulut gadis itu dan melumatnya dengan ganas. Bukan hanya itu saja, satpam bernama Soleh juga mendekati Eliza dan mulai mengelus kedua paha Eliza. Aku sendiri sebenarnya tidak ingin melihat kejadian ini, karena ini mengingatkanku akan kejadianku di hotel dulu. Tetapi ketika aku memalingkan pandanganku, rasanya aku ingin melihatnya lebih jauh. Memang masih susah untuk menahan nafsu yang sudah melanda diriku. Nafasku semakin memburu, tubuhku sudah cukup berkeringat menahan nafsu birahi yang sedari tadi menguasaiku. Ketika aku berusaha mengatur nafasku,

“Oh… augh… ngggg… aaaagh…” terdengar suara leguhan dari dalam.

Oh apa yang terjadi? Apakah Eliza orgasme karena dikerjai mereka? Akupun langsung mengarahkan pandanganku ke dalam UKS. Dan benar saja, tubuh Eliza melejang lejang dan betisnya tersontak sontak dan tubuhnya yang berkeringat terlihat mengkilat dibawah sinar lampu dari luar UKS. Uh sungguh benar benar eksotis. Sepertinya ia sudah lemas setelah orgasmenya. Eliza benar benar pasrah menerima rangsangan yang masih saja diberikan oleh mereka.

“Enak ya non? Hahaha… nanti non pasti minta tambah” tanya Yoyok sambil menyeringai penuh kemenangan.

“Non Eliza, kami akan melepaskan ikatanmu. Jika non Eliza tidak macam macam, kami akan melepaskan non setelah kami puas. Tapi jika non Eliza macam macam, non akan kami seret ke mess kami. Dan non tahu kan apa akibatnya? Di situ non tidak hanya harus melayani kami berlima, tapi seluruh penghuni mess kami. Mengerti ya non?”, Ancam si satpam Girno.

Sepertinya Eliza tidak bisa bertindak apa apa lagi, akhirnya dengan ekspresi yang sangat terpaksa menerima segala ancaman Girno.

“Jangan bawa saya ke sana pak. Saya akan menuruti kemauan bapak bapak. Tapi tolong, jangan lukai saya dan jangan hamili saya. Dan lagi, saya masih perawan pak. Tolong jangan kasar… tolong jangan keluarkan di dalam ya? Saya nggak mau hamil pak…” kata Eliza sedikit gemetar.

Apa sebegitu menyeramkannya di Mes yang mereka maksud? Whatever lah, aku tidak terlalu memikirkannya karena aku langsung terfokus lagi ke pembicaraan mereka.

“Hahaha, non Eliza, sudah kami duga non memang masih perawan. Nona masih polos, dan tidak mengerti kalo kami suka memandangi tubuh nona yang sexy. Kami selalu memimpikan memperawani non Eliza yang cantik ini sejak non masih kelas satu SMA. Minggu lalu, ketika non ulang tahun ke tujuh belas dan merayakannya di kelas, non bahkan berbaik hati memberi kami hadiah makanan. Maka kami sepakat untuk membalas kebaikan non dengan memberi non kenikmatan surga dunia.”, kata Girno.

“Tenang saja non. Kami memang menginginkan tubuh non, tapi kami tak sekejam itu untuk melukai tubuh non yang indah ini. Dan kalo tentang hamil, non Eliza tenang saja. Kami sudah mempersiapkan semua itu. Tadi siang, aqua botol yang non titip ke saya, saya campurin obat anti hamil sekaligus obat cuci perut. Sekarang non Eliza mengerti kan kenapa tadi non jadi sakit perut? Hahaha…” jelas Girno sambil tertawa, tertawa penuh dengan kemenangan.

Ternyata yang tadi siang itu, mereka memasukkan obat anti hamil dan obat pencuci perut.

“Dasar tukang sapu dan satpam kurang ajar!” Umpatku dalam hati.

Tanpa basa basi lagi, mereka berlima membuka pakaian mereka masing masing hingga bugil. Hanya tinggal Eliza yang masih mengenakan celana dalam pinknya. Dengan penuh rasa kemenangan, Girno mengambil posisi di tengah selangkangan Eliza sementara yang lain melepaskan ikatan yang mengikat gadis itu dan dengan gampangnya Girno meloloskan celana dalam gadis itu hingga sekarang ada 6 orang bugil di dalam UKS. Aku benar benar terangsang hebat, tanpa sadar tanganku meremas remas payudaraku sendiri. Nafasku sedikit memburu. Tetapi aku masih tetap berusaha menahan hawa nafsuku yang sudah naik ke ubun ubun.

“Indah sekali non Eliza, memeknya non. Rambutnya jarang, halus, tapi indah sekali”, pujian mesum terlontar dari Girno.

Aku tercengang ketika melihat benda lunak yang bergelantung dibawah perut Girno mulai bangun dari tidurnya. Gila! Penis apa itu?! Seperti raksasa, diameternya saja sekitar lima senti dan panjang yang sekitar enam belas senti. Benar benar gadis malang itu akan disiksa dengan kenikmatan yang tiada tara malam ini.

“Pak, pelan pelan pak ya…” pinta Eliza kepada Girno.

Aku melihat Eliza yang sudah sangat pasrah karena sebentar lagi keperawanannya segera direngut oleh satpam sekolah itu. Sementara itu Girno menyeringai tanda kemenangan, sementara Eliza memalingkan wajahnya. Satpam itu mulai menggesekkan kepala penisnya di bibir vagina Eliza. Aku dapat melihatnya dengan jelas kalau Eliza sudah mulai menikmati permainan yang ‘baru’ saja akan segera dimulai. Baru saja sebentar ke empat orang itu meninggalkan Eliza dan Girno, mereka kembali mengkerubutinya kembali. Kedua payudara Eliza kembali menjadi sasaran Hadi dan Yoyok, sementara Urip dan Soleh bergantian melumat bibir bibirnya sehingga membuat konsentrasi gadis itu pecah karena mendapat rangsangan dimana mana. Aku benar benar tidak menyangka kalau sirkulasi orgasme Eliza begitu singkat. Tak lama kemudian, Eliza orgasme untuk yang kedua kalinya. Sungguh pemandangan yang eksotis. Tubuhnya melonjak lonjak, kakinya mengejang. Dan aku sungguh terangsang melihat orgasmenya hingga ada sedikit cairan vaginanya yang melonjak keluar.

“Eh… non Eliza ini… belum apa apa sudah keluar dua kali, pake muncrat lagi. Sabar non, kenikmatan yang sesungguhnya akan segera non rasakan. Tapi ada bagusnya juga lho, memek non pasti jadi lebih licin, nanti pasti lebih gampang ditembus ya”, ejek Girno sambil mulai melesakkan penisnya membelah bibir vagina Eliza.

Sebentar lagi, gadis perawan itu sudah bukan menjadi gadis perawan lagi.

“Aduh… sakit pak” erang Eliza ketika penis girno mulai perlahan membelah bibir vaginanya.

“Tenang non, nanti juga enak”, kata Girno berusaha menenangkan Eliza yang tampaknya ketakutan.

Kemudian satpam itu menarik penisnya sedikit, dan menekannya lagi sedikit lebih dalam dari yang tadi. Tetapi dengan perlahan dan kesabaran, Girno berhasil membuat Eliza kembali rileks kembali.

“Ooh… aauugggh… hngggkk… aaaaagh…”, suara jerit kesakitan terdengar memenuhi ruang UKS, mataku terbelalak melihat Eliza yang baru saja ditembus keperawanannya. Seluruh tubuhnya mengejang, dan air matanya kembali mengalir tanpa bisa tertahan. Keringatnya juga mengucur deras.

“Aduh… sakit pak Girno… ampun” rintih Eliza kepada Girno.

Namun Girno hanya tertawa tawa melihatku merintih kesakitan dan disambut oleh teriakan semangan dari Yoyok, Hadi, Urip dan Soleh.

Kini Girno mulai memompa tubuh mungil Eliza sehingga membuat gadis itu membolak balikkan kepalanya ke kanan dan ke kiri menahan rasa sakit yang masih terasa di selangkangannya. Dengan sigap, Urip memegang kepala Eliza dan langsung melumat habis bibirnya sehingga gerakan kepalanya tertahan. Serta belaian di rambutnya dan hisapan Yoyok dan Hadi membuat Eliza kembali ‘On Fire’. Aku dapat memastikannya sekarang ini dia sedang On Fire karena perlahan ia mulai membalas lumatan Urip dengan ganasnya. Sementara aku melihat penis Girno yang masih belum menancap semua kedalam vagina Eliza.

“What?! Segitu besar kah?!” Kataku dalam hati tak percaya.

“Oh sempitnya non. Enaknya… ah…”, Girno mulai meracau sambil terus mendorong penisnya sampai akhirnya amblas sepenuhnya.

“Aaaahhhh” erangan Eliza yang eksotis membuat jantungku berdebar debar dan nafasku kembali memburu.

Eliza menjerit kesakitan, kedua tangannya mencengkram sprei hingga sprei ranjang UKS itu lepas. Girno masih mendiamkan penisnya didalam vagina Eliza untuk beradaptasi didalamnya. Tetapi suasana itu berlangsung singkat. Girno dengan bernafsu mulai menarik penisnya kemudian ia lesakkan lagi kedalam vagina Eliza, dan terus seperti itu. Hal ini membuat Eliza kesakitan. Mulutnya ternganga lebar menahan rasa sakit.

Melihat kondisi ini, Urip tidak mau melewatkan kesempatan emas, ia menyelipkan penisnya kedalam mulut Eliza.

“Isep non. Awas, jangan digigit ya!”, perintah Urip sambil tertawa seakan Eliza itu budaknya saja.

Dari gerak tubuh Eliza aku sudah bisa menebak kalau ia belum pernah mengulum penis. Gadis itu terlihat ingin muntah tetapi itu semua tertahan karena penis Urip memenuhi rongga mulut Eliza hingga mulutnya penuh oleh penis Urip.

“Non, ayo dikocok!” Tiba tiba Soleh meraih tangan kanan Eliza dan menempelkannya di penisnya.

Aku ternganga melihat penis Urip begitu besar dan panjang. Tangan Eliza saja tidak dapat menggapainya, aku melihat tanganku sendiri

“apakah aku bisa menggenggam penis itu ya?” Hushh!! Apaan sih, pikiranku sudah melayang kemana mana.

Aku menggeleng gelengkan kepalaku dan aku melanjutkan aksiku mengintip.

Aku cukup terkejut ketika melihat suara teriakan seorang laki laki, aku kenal suara itu! Ya itu pak Edy!

“Apa apaan ini? Apa yang kalian lakukan pada Eliza?” Semua orang yang ada di dalam UKS tampak tercengang melihat kedatangan pak Edy.

Syukurlah pak Edy datang, semoga ia mau menolong Eliza yang malang. Menyadari pak Edy datang, Eliza langsung melepas kulumannya dari penis urip.

“Pak Edy, tolong saya pak. Lepaskan saya dari mereka” pinta Eliza memelas kepada pak Edy.

“Kalian ini… ada pesta kok tidak ngajak saya? Untung saya kembali mau mencari bon pembelian kotak P3K tadi. Kalo begini sih, itu bon tidak ketemu juga tidak apa apa… hahaha…” pernyataan pak Edy ini disambut sorak sorai kegembiraan para ‘peserta’ di dalam UKS.

“Haizz!!! Dasar laki laki!! Ga ada yang bisa diharapkan ketika sudah melihat perempuan cantik tak berdaya sudah tersaji di depannya!” Umpatku dalam hati.

Aku dapat melihat ekspresi muka Eliza kembali cemberut dan ia melanjutkan ‘pekerjaannya’ yang sempat tertunda.

“Pak Edy tenang saja, masih kebagian kok. Itu tangan kiri non Eliza masih nganggur, kan bisa buat ngocok punya pak Edy dulu. Tapi kalo soal memeknya, ngantri yo pak. Abisnya, salome sih”, kata Girno yang mulai memompa liang vagina Eliza yang sempat terhenti.

“Yah gak masalah lah. Ini kan malam minggu, pulang malam juga wajar kan?” kata pak Edy yang tertawa mengiyakan sambil melepas pakaiannya.

Aku tertawa geli melihat ukuran penis pak Edy yang sangat mini. Aku dibuatnya ingin tertawa terbahak bahak melihat penis itu yang hampir buntung.

“Aaaaagh…” Eliza kembali mengerang pertanda ia sudah orgasme tiga kali. Dengan tangan kirinya, gadis itu meraih penis pak Edy dan mulai meremas dan mengocoknya.

Aku dapat melihatnya kalau Eliza cukup keenakan dibuat Girno. Tubuhnya terlonjak lonjak ketika penis Girno keluar masuk liang vaginanya.

“Non, isep lagi dong, masa dianggurin” kata Urip mengingatkan Eliza.

Urip sangat bernafsu, ia memaksa Eliza untuk melakukan Deepthroath, oh benar benar gadis ini disiksa dalam kenikmatan. Aku rasa sudah cukup aku mengintip, akhirnya, aku memutuskan untuk duduk dulu di lantai di belakang ruang UKS. Aku mengatur nafasku, meskipun suara erangan Eliza masih terdengar, tetapi aku mengurungkan niatku untuk mengintip lagi. Akupun berdiri dan berjalan meninggalkan ruang UKS. Aku berjalan menuju tempat parkir mobil, siapa tau Rendy ada di sana.

“Eeeemmmppphhhhhhh” seseorang membekapku dengan sebuah sarung tangan yang sudah dilumuri obat bius sesaat kemudian pandangankupun kabur. Aku tidak bisa melihat apa apa lagi.

- Bersambung -



« Back | Next »

Download film langsung dari hape !
+ KISAH PANAS +
[01] | [02] | [03] | [04] | [05] | [06] | [07] | [08] | [09] | [10] | [11] | [12] | [13] | [14] | [15] | [16] | [17] | [18] | [19] | [20]
Home Home
Guestbook Guestbook

U-ON
260
INDOHIT.SEXTGEM.COM