Dewi - Pengalaman Pertama Dengan Negro
Jam menunjukkan pukul 18.30, Dewi yang tadi siang sudah terpenuhi hasrat
birahinya sedang asyik menonton TV dan sedang menunggu kedatangan
suaminya, hatinya membathin kalau tahu suaminya pulang lambat seperti
ini, kupuaskan dulu memekku dengan penis si Pono. Yono supirnya sudah ia
suruh pulang dari tadi sore, sementara para pembantunya setelah
menyiapkan makan malam, merekapun kembali ke ruangan mereka untuk
beristirahat, tak lama kemudian Hendropun pulang, tapi ia tidak pulang
sendiri, ia ditemani oleh seorang temannya. Teman yang dibawa oleh
Hendro adalah seorang Afro-America, orangnya tidak terlalu hitam,
wajahnyanya manis dengan bibir yang tidak tebal, dan hidung yang
mancung, tidak lebar, namanya Dave, seperti yang dikatakannya saat
berjabatan tangan dengan Dewi. Dave memuji kecantikan Dewi, membuat Dewi
tersipu, Hendro merasa tersanjung dengan pujian temannya terhadap
istrinya itu, Dave sendiri lancar dalam berbahasa Indonesia, karena di
Amerika ia belajar bahasa Indonesia, kedatangannya ke Indonesia saat ini
adalah untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan Hendro. Tujuan
Hendro membawa Dave pulang adalah menawarkan Dave untuk tinggal bersama
mereka selama keberadaan mereka di Jakarta, tadinya Dave menolak dengan
sangat, ia lebih tinggal di hotel dan tidak merepotkan siapapun, tapi
Hendro memaksanya dengan alas an bahwa tidak ada yang direpotkan, dan
Hendro menjelaskan bahwa ia hanya tinggal berdua dengan istrinya, dengan
berat hati akhirnya Dave terpaksa menerima tawaran tersebut. Sebetulnya
maksud Hendro adalah untuk lebih memudahkan jalannya dalam menjalin
kerjasama dengan perusahaan Dave, sehingga dengan tinggal dirumahnya
Dave akan merasa berhutang budi kepadanya.
Setelah berkenalan dengan Dewi, Dave sering
mencuri-curi pandang melihat tubuh Dewi, yang walaupun hanya berbalutkan
daster, kecantikan dan ke-sexy-an tubuhnya tidak hilang, apalagi saat
mata Dave menatap kedada Dewi, Dave melihat bayangan payudara Dewi dan
kedua putingnya yang kadang-kadang terlihat dari balik dasternya. Dewi
sendiri mengagumi tubuh Dave, ia melihat Dave berperawakan atletis, itu
terlihat dari kemejanya yang tercetak ketat kearah tubuhnya, terutama
yang Dewi perhatikan adalah selangkangan Dave, dimana ia membayangkan
besarnya penisnya Dave dengan melihat tonjolan di celananya, pikirannya
tergugah dalam keadaan mati saja sudah menonjol apalagi kalau hidup.
Setelah berkenalan, Dewipun lalu mengajak tamunya untuk makan malam,
Dave tersenyum dengan ajakan Dewi, lalu mereka bertiga menuju keruang
makan, sambil menikmati makan malam merekapun asyik berbincang, selesai
makan Hendro mengajak Dave ke ruang keluarga untuk meneruskan
perbincangan mereka , sementara Dewi merapihkan meja makan dan menaruh
piring-piring kotor ke tempat cucian. Selesainya, Dewi menyusul mereka
di ruang keluarga, di ruang keluarga terlihat Dave dan Hendro sedang
menikmati acara di TV dan botol Red Winepun sudah terbuka, keduanya
nampak sedang asyik menikmati red wine tersebut, di mejapun ada sebuah
gelas yang terisi dengan red wine tersebut. Dewi tahu bahwa gelas
tersebut diperuntukkan dirinya. Iapun mengambil gelas tersebut dan mulai
meminumnya, botol demi botol telah mereka buka. Dewi melihat wajahnya
suaminya sudah memerah, omongannya sudah mulai melantur, sementara Dave
nampaknya biasa saja, mungkin karena Dave sudah biasa meminum minuman
beralkohol.
Jam sudah menunjukkan pukul 22.30, Hendropun semakin mabuk, matanya
sudah setengah terpejam saat mengobrol, Dewi hanya tersenyum melihat
tingkah suaminya itu, ia teringat kejadian dahulu saat suaminya mabuk
(baca: Dewi – Andi, anak buah suaminya), ia membayangkan kalau suaminya
mabuk malam ini, ia akan dapat menikmati tubuh teman suaminya ini,
senyumnya Dewi semakin lebar, Dave yang dari tadi selalu mencuri
pandang, melihat Dewi tersenyum ia lalu menanyakan hal tersebut kepada
Dewi, yang dijawab oleh Dewi dengan lagi-lagi tersenyum. Tidak lama
kemudian seperti yang diduga oleh Dewi, Hendropun ambruk, iapun tertidur
diatas sofa dengan keadaan mabuk berat. Lalu Dewi meminta tolong Dave
untuk memapah suaminya keruangan tidur, Davepun dengan tersenyum
mengiakan, berdua mereka memapah Hendro menuju ke ruang tidur. Tubuh
Hendropun mereka rebahkan di atas tempat tidur, saat Dewi membungkukkan
tubuhnya untuk mengangkat kaki Hendro, Dave melihat kedua bukit kembar
Dewi yang tidak mengenakan BH tergantung dengan indahnya. Dave melihat
payudara Dewi cukup besar dengan kedua putingnya yang berwarna merah
muda, dan kedua putingnya tersebut sudah mencuat, dalam hatinya Dave
berkata, nampaknya istri temanku ini sedang terangsang, setelah mencopot
sepatu suaminya, Dewipun meletakkan sepatu suaminya dengan berjongkok,
ia berjongkok membelakangi Dave, dan karena Dewi mengenakan daster mini
pada saat dia membungkuk CD hitamnya terlihat dengan jelas oleh mata
Dave, Dave semakin terangsang oleh pemandangan tersebut setelah tadi ia
melihat pemandangan kedua bukit kembar Dewi. Dihampirinya Dewi yang
sedang membungkuk itu dan direngkuhnya tubuh Dewi, Dewi yang kaget akan
ulah Dave ini sedikit menjerit, mendengar jeritan Dewi, Dave cepat-cepat
membalikkan tubuh Dewi dan segera mengulum bibir Dewi yang mungil. Dewi
yang kaget dengan gerakan Dave yang cepat berusaha meronta, tapi karena
tenaganya kalah dan juga karena dia juga menginginkan hal tersebut, dia
hanya pasrah dan membalas serbuan mulut Dave di mulutnya. Bibir mereka
bercumbu dengan penuh nafsu, lidah mereka bertautan kadang di dalam
rongga mulut Dewi kadang di dalam rongga mulut Dave.
"Hhhmmmmhhh…hhmmmhhmmm…," Dewi bergumam tidak jelas menikmati ciuman Dave.
Tubuh Dewi menggelinjang saat tangan Dave mulai meremas-remas
payudaranya, dengan tubuh bersandar ditembok Dewi menikmati serangan
birahi Dave, kedua tangan Dave dengan asyiknya meremas-remas kedua bukit
kembar Dewi dan kadang-kadang diselingi dengan pilinan-pilinan lembut
dikedua putingnya, walaupun masih terhalang oleh kain dasternya, tapi
Dewi sudah merasakan kenikmatan, perlahan-lahan tangan Dewi mulai
meraba-raba selangkangan Dave. Ia merasakan gundukan daging yang masih
lembek, tapi Dewi sendiri kaget karena ia dapat merasakan gundukan
daging itu sangat besar dan panjang. Dengan tidak sabar sambil tetap
meladeni ciuman Dave, Dewi mulai melepaskan celana Dave, celana Davepun
meluncur turun ke bawah. Bagian bawah Dave sekarang hanya berbalut CD,
dan Dewi dengan penuh nafsu segera mengeluarkan senjata ampuh Dave yang
masih tersembunyi di dalam CDnya. Dengan kedua tangannya Dewi mulai
meremas-remas lembut batang kemaluan Dave, perlahan-lahan batang
kemaluan tersebut mulai bangun. Dewi tidak sadar bahwa saat mereka
bercumbu dengan penuh nafsu itu, suaminya sedang tidur di atas ranjang.
Nampaknya Dewi lupa akan hal itu atau karena ia sudah sangat bernafsu
ingin merasakan batang kemaluan negro, yang kalau di film-film BF yang
pernah ia lihat ukuran penis mereka sangat luar biasa.
Kedua payudara Dewi sudah tidak tertutup oleh sehelai benangpun,
sementara dasternya sudah terlepas dari tubuhnya. Tubuh Dewi sekarang
hanya tinggal mengenakan CD saja. Saat Dave mulai mencumbu payudaranya,
mata Dewi melihat ke bawah dimana tangannya yang sedang mengelus-elus
dan meremas-remas batang kemaluan Dave. Dewipun dibuat terbelalak
melihat penis Dave, batang kemaluan yang setengah terbangun itu
panjangnya lebih dari dua genggaman tangannya, dan besarnya betul-betul
menakjubkan, karena genggaman tangan Dewi atau jari jempol dan jari
tengah tangan Dewi tidak dapat bersentuhan. Dewipun semakin bersemangat
mengocok batang tersebut agar lebih mengeras. Dave yang sedang menikmati
bukit kembar Dewi, menikmati kocokan, belaian, dan remasan tangan Dewi
di penisnya, iapun segera membalas aksi Dewi dengan menurunkan tangannya
keselangkangan Dewi, dari luar CDnya tangan Dave yang besar mulai
menggesek belahan bibir vagina Dewi yang sudah basah, Dave tidak terlalu
lama menggesekan tangannya dari luar CD Dewi, dengan sebelah tangan CD
Dewi pun diloloskan ke bawah, akhirnya tubuh Dewi sekarang tidak
tertutup oleh sehelai benangpun. Dengan sedikit mengangkangan kakinya
Dewi menikmati permainan jari jemari Dave di kelentit dan di bibir
vaginanya, vaginanya semakin basah, lenguhannya semakin terdengar. Dewi
lupa akan keberadaannya, ia semakin asyik menikmati permainan Dave, jari
tengah tangan Dave yang besar mulai menerobos lubang vaginanya. Dave
mulai memijat-mijat klitorisnya dengan jempolnya sementara di bagian
dalam lubang vaginanya jari tengah Dave memijat-mijat dinding vagina
yang berbelakangan dengan klitorisnya, aksi Dave ini membuat Dewi
semakin melenguh keenakan, erangan-erangan kenikmatannya terdengar,
suaranya mendesah-desah penuh birahi.
"Ooouuuhhhh.,..ssshhhh..aaahhh…aahhh…hhhmmm….hhhmm m…sssshhhh…," Dewi
mengerang kenikmatan akibat permainan Dave di kelentit dan di lubang
bagian dalam vaginanya, ditambah dengan hisapan dan pilinan lembut di
putingnya.
Dewi merasakan nikmatnya surga dunia, lututnya gemetar, hampir tidak
sanggup menahan bobot tubuhnya yang sedang dilanda nafsu birahi, ia lupa
akan statusnya, ia lupa akan keberadaannya, ia lupa bahwa suaminya
sedang tidur di ranjang diruangan yang sama, Dave betul-betul ahli dalam
memuaskan lawan bermainnya, kuluman mulutnya berpindah-pindah di
payudara Dewi, kadang kanan, kadang kiri, tubuh Dewi dibuatnya mengejang
menikmati permainan tangannya.
"Ooohh..Davveeee….ooohhh….ssuddaaahhh…oohhh…aakuuu …tidaakk..tahaann … lagiiii….aaahhh….,"rintih Dewi.
Dave bukannya berhenti mendengar rintihan Dewi, tapi aksinya semakin
menggila, jari tangannya semakin menekan-nekan, hisapannya semakin
menggila, Dewi kelabakan dibuatnya, dan tidak lama kemudian Dewipun
mengerang, puncak kenikmatannya berhasil ia rengkuh. Ssrrrrr…… srrrrr……
ssssrrrrr…. ssssrrrrrrr…… sssrrrrrr…… vagina Dewi menyemprotkan cairan
kenikmatannya.
"Oouuuugghhhh….aaakuuu…keluuaaar…..aaaghhhh….ssshh hh aaahhh….,"Dewi
mengerang tubuhnya mengejang dan bergetar dengan hebat, puncak pendakian
kenikmatan yang diraihnya betul-betul luar biasa.
Nafas Dewi terengah-engah menikmati orgasmenya, pantatnya terangkat,
kedua kakinya menjepit tangan Dave yang sedang berada di lubang
vaginanya. Dinding vaginanya berkedut-kedut, dirasakan oleh Dave seperti
sedang meremas-remas jari tengahnya, Dave yang tahu bahwa Dewi sedang
orgasme menambahi dengan tekanan-tekanan jempolnya pada kelentit Dewi,
yang memberikan sensasi yang luar biasa buat Dewi.
Kedua pipi Dewi bersemu merah, gejolak birahinya mereda seiring dengan
keluarnya cairan kenikmatannya, nafasnya mulai kembali normal, dengan
mesra ia mencium Dave. Hendro masih tertidur dengan lelapnya, Hendro
tidak menyadari bahwa baru saja istrinya berhasil mencapai puncak
kepuasan, Hendro yang mabuk berat tidak tahu bahwa baru saja tangan
temannya berhasil memberi kepuasan pada vagina istrinya. Dewi masih
belum merasa lengkap bila tidak merasakan penisnya Dave yang mempunyai
ukuran luar biasa tersebut, tapi dia juga sedikit khawatir bila ia
teruskan permainannya di kamar tidurnya ini akan membuat suaminya bangun
karena mendengar rintihan-rintihan dan erangan-erangannya. Dia
membayangkan bila penisnya Dave itu menerobos masuk lubang vaginanya
pasti dia akan merintih dan mengerang sejadi-jadinya. Dewi kemudian
mengajak Dave untuk keluar dari kamar tidurnya, keduanyapun beranjak
dari kamar tidur tersebut dengan setengah telanjang, merekapun tidak
lupa untuk membawa pakaian mereka yang sudah terlepas. Di ruangan
keluarga kembali Dewi mencumbu Dave dengan penuh nafsu, Dewi mulai
mendorong Dave untuk duduk di sofa, iapun kemudian bersujud di hadapan
Dave. Dengan penuh nafsu batang kemaluan Dave yang setengah bangun mulai
dikulum dan dijilatinya, Dave mulai mendesah-desah keenakan merasakan
kuluman dan jilatan mulut dan lidah Dewi di penisnya. Perlahan-lahan
Dewi mulai merasakan penisnya Dave bangkit dan mulai mengeras, mulut
Dewi yang mungil tidak cukup untuk mengulum batang kemaluan Dave yang
besar dan panjang, hanya sepertiga dari batang kemaluan tersebut yang
bisa keluar masuk dalam mulut Dewi, setelah merasa penisnya Dave
mengeras walaupun tidak keras seperti penis lain yang pernah ia rasakan.
Dewi mulai mengangkangi Dave, dan dengan perlahan-lahan batang kemaluan
tersebut mulai dioles-oleskan di bibir vaginanya, mereka berdua
merinding kegelian saat kemaluan mereka beradu. Sleeepppp…. Dewi mulai
menyelipkan batang kemaluan Dave di lubang vaginanya, Dewi megap-megap
saat vaginanya mulai tersumbat, dan Dave sendiri saat itu merasakan
vagina Dewi sangat sempit sekali, kepala penisnya seperti terjepit.
Bllleeeesssss……. Dewi dengan perlahan mulai mendorong pantatnya ke
bawah, batang kemaluan Dave mulai menyeruak lubang vagina Dewi. Dewi
menjerit merasakan vaginanya yang sedikit sakit akibat besarnya batang
kemaluan Dave.
"Ouuugghhh….beeesaaarr…sekaalii…kontooollllmu… Dave," Dewi merintih kesakitan dan keenakan.
"Ooohhh…Damn….your pussy is very tight," Dave berkata setengah berbisik di telinga Dewi.
Dewi terdiam sejenak merasakan sakit dan perih di vaginanya akibat
sumbatan penis Dave yang besar. Penis itu baru sekitar seperempatnya
yang terbenam di vaginanya. Dave yang merasakan nikmat saat penisnya
terjepit dengan ketat oleh vagina Dewi merasa tidak sabar, kedua
tangannya mencengkram pinggang dan pantat Dewi dan mulai menekankan
pantat Dewi ke bawah. Bleeessss…… perlahan-lahan penisnya mulai
menyeruak kembali ke dalam lubang vagina Dewi. Dewi menjerit kesakitan,
iapun meronta dan mencoba untuk bangkit dari posisinya, tapi tangan Dave
menahan pinggangnya, sehingga Dewi tidak dapat melepaskan penis Dave
dari lubang vaginanya. Blleeeesssssss…..kembali tangan Dave mendorong
pantat Dewi kembali, setengah penisnya sudah terbenam dalam vagina Dewi
sehingga Dewi pun semakin kesakitan
"Davveee… aaaaghhhh… sssudddaahhh…. ooohhh… ssaaakiittt… kontoollmuu...
terlau besaaar…. Ssttoopppp….Daveee….," Dewi merintih kesakitan.
"Dewi…ooohhh….your pussy is realy tight….hhhhmmm saayaa…sukaaaa…your
pusssy….. ssaabaar… ssebentar lagi kamu tidaaak akan kesakitan…," Kata
Dave, sambil mulai menaik turunkan pinggang Dewi perlahan-lahan, dengan
sendirinya pantat Dewi ikut naik turun seirama dengan gerakan tangan
Dave dipinggangnya.
"Daveeee….. ssuudaaahhh…aaaggghhhh….sssaaaakkkiitttt….Davvveee …sstooppp
ppleeeaaseeeee…..akuuu..tidaaakk..kuat…ssaakkkittt
..sekaaaliiii….,"Dewi masih merintih kesakitan merasakan memeknya yang
sedang disodok keluar masuk oleh penisnya Dave yang besar itu.
Dave yang sudah sangat bernafsu tidak mau menghentikan kegiatannya, dia
betul-betul merasakan enaknya jepitan memek Dewi di penisnya, dia
merasakan penisnya sangat seret keluar masuk di lubang vaginanya Dewi,
lama-lama lubang vagina Dewi mulai bisa beradaptasi dengan penisnya Dave
yang besar itu, tapi walaupun begitu Dewi masih merasakan sakit dan
perih di lubang vaginanya. Batang kemaluan Dave mulai sedikit lancar
keluar masuk vagina Dewi, dengan menahan sakit dan perih Dewi mulai
bergoyang naik turun membantu gerakan tangan Dave di pinggangnya,
terlihat bibir vagina Dewi membungkus ketat penisnya Dave, saat penisnya
Dave menekan masuk bibir vaginanya ikut masuk dan saat penisnya Dave di
tarik keluar bibir vaginanya terlihat keluar, Dewi merasakan memeknya
betul-betul penuh oleh sumpalan penisnya Dave, rasa sakit dan perih yang
ia rasakan mulai berkurang berganti dengan rasa nikmat. Rintihan
kesakitan Dewi mulai berganti dengan erangan keenakan, sedikit demi
sedikit penisnya Dave semakin melesak masuk kedalam lubang senggama
Dewi. Dewi yang tadinya meronta-ronta berusaha menarik keluar penis
Dave, sekarang mulai bergerak naik turun menyambut sodokan-sodokan penis
itu. Dewi merasakan penis Dave melesak semakin dalam di lubang
vaginanya, dan tanpa memberitahu Dewi dengan penuh nafsu Dave menekan
pantat Dewi ke bawah akibatnya batang kemaluannya hampir tertelan
seluruhnya di lubang vagina Dewi. Dewi mengerang dibuatnya, dinding
vaginanya menempel ketat di penisnya Dave, ia merasakan ujung dinding
rahimnya diterjang dengan kuat oleh kepala penis Dave.
"UUgghhhh…..Daaaveeeee…. kkooontollmmmmu …paaanjjaaannngg.. sekaaallliii
…," jerit Dewi saat merasakan penisnya Dave menyentuh dinding rahimnya.
"Hhhhhmmmm…..Dewi….your pussy hhhmm… I love it… aku suka pussymu," desah Dave.
Tiga perempatnya batang kemaluan Dave sudah terbenam di lubang vagina
Dewi, dan tidak bisa lagi masuk lebih dalam karena sudah mentok. Dengan
memeluk tubuh Dewi, Davepun dengan perlahan-lahan mulai memompa penisnya
keluar masuk memek Dewi, lama-lama sodokan-sodokan penisnya semakin
bertambah cepat, Dewipun semakin merintih kenikmatan dibuatnya,
vaginanya semakin basah oleh cairan yang keluar dari kemaluan mereka
berdua, penis Dave semakin leluasa keluar masuk lubang Dewi.
"Ooouugghh…Dave…..aaaaahhh…ssshhh….oooggghhh… kontoooollmuu…eenak
nikmaaaatt…genjot teruuusss…kontoollmuuu….eenaaakkk…bikinn akuu
phuaaas.. ooohhh…Daaaveee.,..teeruusss…teeruuusss….eentttooo
tt…aakkhhuuu… yaaachh. Aaakkuu aaaahhh…eenaaaakk…ooohh…,"tanpa hentinya
Dewi merintih kenikmatan merasakan sodokan-sodokan penis Dave di lubang
vaginanya.
Dewi tanpa hentinya melenguh, mendesah, merintih dan mengerang keenakan
menikmati sodokan-sodokan itu, matanya merem melek, tubuhnya terlihat
mulai mengejang-ngejang, nampaknya Dewi akan meraih puncak kenikmatannya
kembali, gerakannya semakin liar, kepalanya bergorang ke kanan-ke kiri,
nafasnya semakin memburu, dan…..
Sssssrrrrrr…sssrrrr…..ssssrrrr…..sssrrrrr…..ssrrrr rr…… vagina Dewi
mulai menyemburkan lahar kenikmatannya, dinding vaginanya berkedut-kedut
seiring dengan semburan itu,
"OOOhhhhhh…..Davee…akkuuu…kheeluuaaar….Davee….enaa akk….betuuulll….
kontoooollmu…aaaagghhh……ssshhhhsss….aaagghh……,"Dew i mengerang menikmati
orgasmenya.
Dave yang mendengar jeritan Dewi semakin mempercepat gocekannya,
sehingga tubuh Dewi kelojotan menerima sodokan-sodokan tersebut, dan
dengan sekali hentak Dave berusaha menanamkan penisnya sedalam-dalamnya
dilubang vagina Dewi menyambut semburan lahar kenikmatan Dewi, Dave
merasakan penisnya menjadi hangat, dan ia juga merasakan dinding vagina
Dewi yang berkedut-kedut, seolah-olah penisnya sedang diremas-remas.
Dengan memeluk erat tubuh Dave, dan nafas yang tersengal-sengal, Dewipun
ambruk di atas tubuh Dave. Dave merasakan bahwa vagina Dewi sudah
berhenti berkedut, sementara nafas Dewipun sudah beranjak normal
kembali, tanpa melepaskan penisnya dari jepitan memek Dewi, Dave
mengangkat tubuh Dewi dan merebahkan tubuh Dewi diatas sofa, lalu Dave
mengambil bantal-bantal kecil yang ada disofa diletakkannya bantal
tersebut di lututnya, kedua kaki Dewi ia taruh dipundaknya, dan ia pun
mulai menggenjot memek Dewi.
Bleeesssss…..sssssrrttttt….bleeessss…ssrrrrtttt..b
leeeeessss….sssrttttt… penisnya mulai keluar masuk memek Dewi dengan
perlahan, dengan posisi ini Dave merasakan memek Dewi lebih sempit dari
posisi tadi, lenguhannyapun keluar dari mulut Dave. Dewipun mengerang
merasakan sodokan-sodokan batang kemaluan Dave, semakin lama genjotan
Dave semakin bertambah cepat, tubuh Dewi berguncang dengan dahsyat
mengikuti irama sodokan Dave yang semakin cepat.
"Ooohhh…Dewiii…you’re so beautiful…ooohh…your pussy nice..hhmmm… ooohh.
Damn, you’re so hhooootttt…,"Dave melenguh merasakan enaknya vagina Dewi
yang dengan ketatnya menjepit penisnya.
"Eeeeggghhh…hhmmm…hhmmm…sssshhh…aaaagghhh…. Daveee….kontooolmu
betuulll-betuuulll…enaaakk… ooogghhh…terus saaayyaang… terusss… jangan..
berhenti…aaagghh…yaachhh.. entoott…akuuu…yaanggg kuaaat…yang keerasss.
Yang ddaaalllaaammm… puaaaskan aaakuu…," Dewi merintih-rintih menikmati
genjotan Dave.
Dave menggenjot penisnya dengan cepat, sambil kedua tangannya
meremas-remas toket Dewi, kadang-kadang kedua putingnya ia pilin-pilin,
Dewi betul-betul kewalahan menghadapi serangan-serangan Dave, erangan
Dewipun semakin menjadi-jadi, lenguhan dan desahannya semakin kerap
terdengar, matanya kadang-kadang mendelik keatas sehingga hanya
kelihatan putihnya saja, vaginanya semakin banjir oleh cairan yang
keluar dari kemaluan mereka berdua.
Batang kemaluan Dave semakin gencar menyerang vagina Dewi, dari berlutut
Davepun merubah posisinya dengan setengah berjongkok, sementara
tubuhnya ia condongkan ke depan, kedua tangannya ia letakkan disamping
kepala Dewi menahan bobot tubuhnya, kaki Dewi yang masih menempel di
pundak Davepun menjadi terdorong ke arah tubuhnya, pantat Dewi sedikit
terangkat, batang kemaluan Davepun melesak lebih dalam akibat posisi
ini. Kembali Dave memompa penisnya keluar masuk vagina Dewi dengan tanpa
mengurangi ritme sodokannya. Dewi merasakan posisi bersetubuh seperti
ini memberikan kenikmatan yang luar biasa, entah karena penisnya Dave
yang besar dan panjang, entah karena kelentitnya yang ikut terdorong
keluar masuk saat penisnya Dave keluar masuk di lubang vaginanya.
Dewipun melenguh menikmati sodokan-sodokan batang kemaluan Dave.
"Davee…aaahhh…Dave…..enaaak…terusss…enaaaakk… eentttooottt…teruusss…
gennjoottt…kontooolmuu…. Yyaaahhhh…beegiitttuuuu…. Aaahhh…masuukkaan..
semmuuaaa….kontooollmmuu…,"Dewi merintih histeris.
Dewi yang saat pertama merasakan sakit dan perih akibat terjangan batang
kemaluan Dave, sekarang malah dia meminta Dave untuk menekan penisnya
lebih dalam, Dave semakin mempercepat penisnya keluar masuk di vagina
Dewi, dan menekan lebih dalam lagi di lubang vagina tersebut.
Bleeeessss…. Ssssrrrtttt….. Bleeesssss….. Sssrrrttttt…. Bleeeessss….
Sssrrtttt....batang kemaluan Dave dengan cepat keluar masuk di lubang
vagina Dewi dengan ritme kecepatan yang dilakukan oleh Dave ini membuat
Dewi merintih-rintih keenakan. Puncak kenikmatan Dewi hampir di ambang
pintu, nampaknya Dewi akan meraih kembali puncak birahinya, nafasnya
semakin memburu, tubuhnya mulai mengejang, pantatnya terangkat saat Dave
menekan penisnya seolah ia ingin membuat penis Dave masuk lebih dalam
ke relung kenikmatannya, seolah-olah vaginanya ingin menelan seluruh
batang kemaluan Dave, malam ini ia betul-betul merasakan kenikmatan
bersetubuh yang belum pernah ia rasakan selama ini, tubuhnya seperti mau
rontok karena nikmatnya digenjot oleh Dave.
"Daaaaaveee…..oouuggghhh…aaaaahhhhhh….ssshhhh hh… aaaakuuu… maaaauuu
kkeeeelluuaarrrr lagiiii…ooogghh..Daveee…kkammu.. memang perkaaassaa….
Ooogghhh…Daveeeee…..tekaan yang daaallaaamm… penislmmuu… Daveeee…. Lebih
ceppaattt….leebiihhh ddaaallaaamm… eeentttoottt…akuuu…Daveeee….
Ooogghhh….aaaaagghhh…ssshhhhh….," Dewi histeris merasakan kenikmatan
yang sangat luar biasa, dan….
Ssssrrrr…. ssrrrrr….. ssrrrr….. ssrrrrr….. sssrrrrr…… vaginanya mulai
menyemprotkan cairan kenikmatannya, membasahi lubang vaginanya dan
penisnya Dave, vaginanya semakin banjir. Dave tidak menghentikan
genjotannya saat Dewi meraih puncak kenikmatannya, ia juga merasakan hal
yang sama, ia merasakan desakan birahinya sedang berusaha menerobos
penisnya, ia merasakan penisnya berdenyut-denyut, arus birahinya sedang
berusaha mendesak keluar dari kepala penisnya,
dan….Crreeeett….creeeett…creeettt…creeeettt….creeett….c reettt….penisnya
menyemburkan air mani ke dalam lubang vagina Dewi, hampir bersamaan
dengan keluarnya cairan nikmat Dewi.
Dave menekan penisnya lebih dalam saat penisnya menyemprotkan air
maninya dan mendiamkan penisnya di lubang senggama Dewi. Dewi merasakan
ledakan-ledakan hangat yang keluar dari penisnya Dave membasahi relung
vaginanya. Ia merasakan terjangan air mani Dave itu sangat kuat
menerjang dinding rahimnya, tubuh mereka menggelepar saat mereka berdua
meraih kepuasan permainan seks mereka ini. Tubuhnya mengejang-ejang,
mulutnya mengerang dan merintih. Dave melenguh keenakan saat penisnya
menyemprotkan air maninya, tubuhnya juga menegang.
"Oooghhh….. Damn… I’m cooominggg…too. Your pussy..is very nice… I love
your pussy… I love your body…aaaagghhh…ssssshhh.. Damn….,"Dave melenguh
menikmati semburan air maninya yang keluar dari penisnya.
Keduanya berpelukan dan berciuman sambil menikmati puncak kenikmatan
mereka, nafas mereka berdua masih terdengar memburu, tubuh mereka berdua
masih terlihat mengejang-ngejang, setelah gejolak birahi mereka mereda
dan saat batang kemaluan Dave mulai hilang ketegangannya. Lalu Dave
menarik keluar penisnya dan dari lubang vagina Dewi mengalir perlahan
cairan putih yang bercampur dengan cairan kenikmatan Dewi. Cairan
tersebut menetes keluar dengan perlahan dari lubang vagina Dewi ke sofa.
Dave mencium Dewi dengan mesra. Dewipun membalas ciuman tersebut, ia
betul-betul merasa puas gairah birahinya malam ini terlampiaskan.
Kemudian mereka beranjak dari ruangan tersebut, Dave menuju ke ruang
tidur tamu yang memang sudah disiapkan sementara Dewi menuju ke ruangan
tidurnya. Terlihat Dewi sedikit tertatih-tatih jalannya, ia merasakan
vaginanya sedikit perih dan pada saat ia berjalan seperti ada yang
mengganjal di lubang vaginanya. Perasaan ini ia rasakan saat ia
kehilangan keperawanannya, tapi malam ini ia bukan kehilangan
keperawanannya tapi malam ini untuk pertama kalinya ia merasakan batang
kemaluan lelaki yang besar dan panjang. Dewipun tidur dengan mulut
tersungging senyuman puas, ia membayangkan hari-harinya akan penuh
dengan permainan seks yang indah, ia akan dapat merasakan lagi penisnya
Dave yang besar dan panjang untuk beberapa hari kedepan selama Dave
tinggal bersama mereka.