1. Gairah Wanita MetroTV - Sumi Yang
Kenalkan namaku adalah Suparno, jabatanku sekarang adalah supir…,
hehehe.. kalo supir bukan jabatan kali ya…, ya sekarang telah dua tahun
menjadi supir pribadi dari Sumi Yang, seorang penyiar berita Metro TV
yang biasa membawakan berita dalam Bahasa Mandarin. Sebenarnya waktu di
kampung dulu aku adalah seorang dukun. Tapi karena kampungku terkena
musibah banjir bandang maka aku pun mencari nafkah lain. Malam itu
selepas acara meeting Metro Xin Wen untuk keesokan harinya, aku
mengantar Sumi pulang ke apartemennya. Sumi terlihat lelah tapi tetap
tampak cantik dalam make up tipis dan balutan blazernya. Ya, Sumi memang
tampak sekali keanggunannya, apalagi di usianya yang baru 26 tahun (10
Januari 1984).
“Emmhh cape banget nih mang…!!, kita sekarang langsung pulang saja ya..
sudah ingin istirahat nih, besok pagi udah harus mulai lagi” sahut Sumi
kepadaku.
“Baik non…”, sahutku sambil melihat ke belakang lewat spion. “Cantik
sekali Non Sumi, coba dia mau jadi istriku…”, kataku dalam hati.
Memang aku sangat menyukai Sumi, karena bukan hanya cantik dan pintar,
dia juga selalu ramah dan murah senyum walau terhadap orang-orang kecil
seperti saya ini
“Emmhh, kayanya malam ini, malam yang tepat untuk menggunakan gendamku untuk memiliki Sumi”. Kataku dalam hati lagi.
Sepanjang perjalanan aku sering melirik ke belakang memuji Sumi yang
begitu sempurna karena dikaruniai kepintaran dan kecantikan seraya
melafalkan gendamku yang akan ku pergunakan padanya. Sumi sendiri tidak
mengetahuinya, dia tampak capek dan hanya menjawab seadanya tapi tetap
ramah sambil melihat ke jalanan. Akhirnya kami memasuki apartemennya,
“Mang, nanti ke atas ya…, aku ada sedikit oleh-oleh buat abang…”.
setelah itu Sumi turun dari mobil dan langsung naik ke lantai 11 tempat
apartemennya.
Kemudian aku menyusul ke apartemennya, setelah dipersilahkan masuk oleh Sumi akupun duduk di sofa.
“Ini, Mang…, aku punya baju buat Mamang, sama sedikit suvenir, ini beli
di Guangzhou waktu liputan minggu lalu”, kata Sumi sambil menyerahkan
satu kantong plastik kepadaku. Kesempatan nih dapat menjabat tangan dan
mempergunakan gendamku.
“Aduh, terima kasih banyak Non, atas pemberiannya “, sambil menjabat
tangan Sumi yang halus dan mempergunakan gendamku. “Ayo, sekarang
mintalah sesuatu kepadaku, Sumi supaya biar gendamku bekerja dengan
baik”. Kataku dalam hati.
“Mang, Mamang bisa tolong pijat aku nggak…!!, pundakku pegel-pegel
nih…”, kata Sumi, tapi dia sendiri tidak mengerti mengapa dia mau
dipijit olehku.
“Bisa, non…!!, silahkan non duduk…”, aku mulai memijitnya, di pundaknya
tercium oleh diriku wangi tubuh dari Sumi yang cantik ini, wangi parfum
mahal yang menambah naik libido diriku. “sekarang, Sumi akan menjadi
miliku”, aku pun mulai melafalkan gendamku yang terakhir untuk dapat
memiliki Sumi. Sambil terus memijit pundaknya, tangan ku mulai beraksi
di tenguknya sambil terus memijitnya.
“Emmhh, terus Mang.., enak sekali pijitannya”, kata Sumi sambil matanya terpejam.
“Kamu cantik Sumi sayang …!!” , kataku sambil terus memijit, tanganku mulai meremas buah dadanya.
Sumi tampak kaget tapi dia tidak dapat berbuat banyak. Membiarkan diriku meremas-remas bongkahan dadanya yang berukuran sedang
“Tubuh kamu wangi sekali Sumi….!!!”, tanganku mulai masuk lewat sebelah
atas kemejanya, kugerayangi dan kuremas payudara yang masih tertutup cup
bra.
“Emmhh.., Mamang… Enak…”, kata Sumi yang sudah berada dalam pengaruh gendamku.
“Sumi, sudah pernah melihat kontol?”, tanyaku sambil setengah berbisik
di telinganya. Sumi tampak kaget mendengarnya. Tapi dirinya tampak sudah
termakan hipnotis. Meski wajahnya memerah dia hanya menggelengkan
kepala.
“Sumi, mau melihat kontol Mamang? kamu akan menyukainya sayang…!!”
kataku selanjutnya. Sumi tampak mengangguk dan wajahnya memerah karena
malu. “Sekarang, Sumi buka celanaku, dan kolorku…”, perintahku pada
Sumi.
Sumi tampak patuh dia mulai bersimpuh di depan ku dan mepelorotkan
celana dan celana dalamku. Tiba-tiba penisku menyembul dan memang
penisku sudah mulai keras dari tadi. Sumi tampak kaget, karena penis
hitamku yang telah tegak ada di depan mukanya.
“Sekarang, raih kontolku, Sumi sayang…, kamu belai, ciumin dan jilatin kontolku”, perintahku selanjutnya pada Sumi.
Sumi yang tampak ragu tapi sudah mulai dalam pengaruh gendam. Mulai
melaksakan perintahku. Mula-mula tangannya mengocok penisku. Bibirnya
yang tipis mendekati penisku. Dia mulai mencium ujung penis ku. Sumi
tampak belum biasa terhadap bau tak sedap penisku.
“Ayo Sumi…, jilat dan kulum kontolku…”, perintahku pada Sumi, yang di
lanjutkan dengan anggukan dari Sumi. Sumi mulai menjilati penisku. Mulai
dari ujung penis sampai ke pelirku. Sekarang Sumi sudah mulai terbiasa
dengan bau tak sedap dari penisku.
“Ah…, ya begitu Sumi sayang…, terus jilatan mu enak sekali…, sekarang
mulai masukan kontolku ke mulutmu dan jangan di gigit”, kataku sambil
memegangi rambutnya. Sumi melanjutkan mengulum penisku.
“sruupp….,ahh… enak sekali…. sruupp”, Sumi tampak menikmati oral seksnya meski agak sedikit canggung.
“Ahh…. Bagus enak sekali Non.”, kataku sambil menjambak rambut
panjangnya. “ Ahh… kamu cepat belajar….seponganmu enak sekali… , kamu
menyukainya sayang“, tanyaku kepada penyiar berita cantik itu.
Sumi mengangguk dan sambil terus mengulum penisku…., aku menggerakan
pantatku seolah sedang melakukan penetrasi. Sumi tampak kelabakan,
karena kepalanya kutahan dan aku memaju mundurkan pantatku sampai mentok
wajahnya di selangkanganku. Tampaknya penisku sampai di rongga
kerongkongannya, ia tampak pucat. Aku menarik lagi rambutnya kKemudian
kuhentakkan kembali. Kusenggamai mulut sang penyiar.
“srrruuuuppp…. Aacchh”, Sumi yang mulai terbiasa, dan malah menikmatinya. ia terus melakukan emutan di penisku.
“Ahh… Sumi sayang, enak sekali seponganmu…, aku sebentar lagi keluar…,
kamu harus meminum semua pejuku….” kataku kepada Sumi disertai
anggukannyaisambil terus melakukan oral terhadap penisku.
“Acckkhhh….keluar sayang…., minum pejuku…..”, Sumi hampir tersedak
ketika pejuku meluncur dengan deras dan banyak. Tapi ia tampak rakus
meminum semua pejuku. Ada sedikit yang tertumpah di kemejanya. Sumi
mulai menjilati sisa peju yang masih menempel di penisku.
“Acchh … ya begitu sayang…., kamu telah meminum pejuku…., sekarang kamu
adalah milikku…, Sumi kamu adalah budak diriku, budak nafsuku….”, memang
yang telah terkena gendam dan meminum pejuku maka wanita itu akan
menjadi budak setiaku.
“sekarang Sumi harus mulai berikrar kepadaku, untuk menjadi budakku…”
perintahku pada Sumi. Seperti seorang budak yang patuh terhadap tuannya.
Sumi mulai berikrar di depan ku.
“Saya…., Sumi Yang mulai detik ini akan menjadi budak tuan…, budak yang
patuh terhadap perintah tuan, semua lubang yang ada di tubuhku boleh
dimasuki oleh kontol tuan…”, kata Sumi dengan tatapan kosong
“Emmhh … Lubang apa aja yang di tubuhmu Sumi…..” tanyaku kepada Sumi.
“Mulut, vagina dan dubur saya tuan….”, Jawab Sumi yang sudah tampak horny.
“Mulut, memek sama bool…, begitu ngucapnya…, dan kamu bersedia jadi
lonteku…, dan melayani orang-orang yang aku suruh untuk menikmati
tubuhmu dan kamu harus bersedia di gangbang oleh banyak laki-laki yang
aku perintahkan”, kataku yang langsung masuk sebagai perintah kepada
sang penyiar cantik itu.
“Iya, mulut, memek dan boolku boleh di masuki oleh kontol tuan, dan Sumi
bersedia untuk menjadi lonte tuan, dan Sumi bersedia untuk di gangbang
tuan…., tubuh Sumi seutuhnya milik tuan”, begitulah Sumi yang sudah 100%
dalam pengaruhku.
Sumi Yang yang cantik dan anggun itu akan segera berubah menjadi wanita binal.
“Bagus…. Sekarang kamu memohon kepada diriku, supaya aku mau ngentot sama lonte kaya kamu…”, perintahku kepada Sumi.
“Tuan…., maukah tuan memakai tubuhku, memekku masih perawan tuan, belum
pernah di masukin sama kontol… Tuan…., Sumi ingin tuan mengambil
keperawananku…, ngentot memek Sumi yang belum pernah di jamah kontol….,
silahkan Tuan…”, pinta wanita berwajah oriental itu manja sambil
tangannya terus mengocGithan penisku yang mulai tegak lagi
“Sekarang kamu lonteku, buka semua bajumu dan celanamu… kamu telanjang…. jangan pakai apa-apa lagi”, perintahku kepada Sumi.
Sumi mulai membuka semua pakaiannya di hadapanku, blazer, kemeja, rok,
pakaian dalam, satu-persatu berjatuhan di lantai di bawahnya sehingga
yang tersisa tinggal jam tangan, kalung dan cincinnya. Payudara Sumi
terlihat montok meskipun tidak terlalu besar tapi sangat menggairahkan,
vaginanya tampak terawat dengan bulu-bulu tebal di sekitar vaginanya.
Sumi sekarang sudah bugil total di hadapanku, sopirnya.
“Mendekatlah kemari lonteku…..”, perintahku kepada Sumi.
Sumi mulai mendekatiku, ku remas-remas bongkahan payudaranya dan aku pun mulai menyusu pada payudaranya yang bulat kencang itu.
“Emmhhh, tubuhmu wangi sayang…., kamu pantas buat dientot sama aku”,
kata-kataku meluncur sambil terus menyusu pada payudara sang penyiar
berita.
Sementara tanganku mulai memasuki selangkangan Sumi dan mulai memasuki vaginanya sambil mencari klitorisnya.
“EEmmhhh……”, Sumi tampak melenguh ketika klitorisnya mulai ketemu
olehku. Aku mulai memainkan klitoris yang sensitif itu. Semakin lama
vagina sang penyiar berita makin basah. Tubuh Sumi pun melemah, dia
mulai terjatuh di atas sofa.
“Ahhh….. enakk……. Tuan….. “, Sumi tampak menikmatinya. Aku mulai
mendekatkan bibirku di vagina sang artis. “Emmhhh…. Wangi sekali memek
kamu sayang……”, kataku sambil terus menjilat vaginanya. Lidahku bermain
liar di vaginanya. Kadang sambil aku masukan dua jariku ke dalam liang
kenikmatan tersebut.
Sumi makin menggelinjang, dan kakinya menjepit kepalaku, tangannya
menekan kepalaku ke selangkangannya seolah tidak mau berhenti untuk
terus dijilat, dan diriku pun semakin liar menjilat, dan menyedot vagina
majikanku itu.
“srruuppp….. sruuuppppp…..”, terus aku menjilati vagina Sumi.
“Acckkkhhh…… Sumi pengen pipis……, Ackkhhhh enak….. ooohhh….”, desah
Sumi, yang tidak kuhiraukan. Aku terus menyedot liang vaginanya yang
sudah sangat becek.
Dan akhirnya “acckkkkhhhhh………. Enak mang…… nikmat!”, cairan cinta Sumi yang sudah terangsang berat keluar….dan mengenai mukaku.
“Ackkhhh Sumi…. Memek kamu enak sekali…., kamu memang lonte yang ingin di entot…”,
Sekarang penisku sudah mendekati lubang vaginanya yang sudah kelelahan setelah orgasme pertamanya.
“Sekarang…. Nikmatilah kontolku ini lonteku!!”, penisku kugesekkan di bibir vagina Sumi
“emmhhh….”, Sumi tampak sayu dan sendu, sedangkan diriku sudah ingin menggarap vaginanya
Penetrasi pertama aku meleset, penisku tidak masuk ke vagina Sumi, aku
terus berusaha…., kubuka lebar vaginanya dan kudorongkan penisku.
Setengah kepala penisku sekarang sudah masuk di dalam vaginanya….cukup
sulit memang….
“AAccckkhh….. sakit……!!!”, Sumi tampak meringis ketika setengah penisku
sudah masuk ke dalam vaginany…. “Acckkhhh……Ampun….. sakit sekali….Sudah…
sudah…ammpunn tuuaann!!!”, Air mata Sumi meleleh menahan perih dan
ngilu di vaginanya.
“Diam kamu lonte….., kamu yang minta di entot sama aku, sekarang kamu rasakan kontolku”,
Dengan kasar aku sentakan penisku sekuat-kuatnya ke dalam vagina Sumi dan amblas semuanya ke dalam vagina Sumi.
“Accckkkkkhhhh…….. Ammmpppuuunn”, Sumi berteriak, kepalanya terdongak ke
belakang, tangannya meremas sofa menahan ngilu bahwa vaginanya telah
dimasuki penis miliku.
Namun aku seperti orang kesetanan, aku genjot tubuh Sumi yang sedang
menahan sakit itu, sampai Sumi meringis, kepalanya membanting-banting ke
kiri dan ke kanan sambil tangannya meremas-remas sofa.
“Acckkkhhh…… perih…. Ssaakkiitt…. Oooohhh….. ammppuunnn tuann….”, Sumi terus berteriak.
“Bukan kah , ini yang kau mau Sumi Lonteku sayang….???”, Kataku sambil berhenti sejenak menggenjot vagina sang penyiar berita.
Dengan lembut aku mencium kening, hidung, pipi dan sambil menghembuskan
nafasku mencium telinga Sumi yang membuat gairah dalam tubuhnya kembali
berkobar dan seluruh bulu-bulu halus di tubuhku berdiri.
“Bibirmu indah Sum!” itu yang terdengar sebelum oleh Sumi sebelum diriku
melumat kedua belah bibir indahnya, Sumi tampak menikmat sekali rasanya
dicumbui
Lalu aku mulai menggerakan pantatku dan mulai mengobok-obok isi liang vagina Sumi.
“Ohh.. Sumi.. nikmat sekali.. Kau.. kau.. begitu rapat..” kataku terus
mengocok vagina Sumi maju dan mundur dan Sumipun semakin menikmatinya,
hilang rasanya rasa pedih dan sakit tadi terobati dengan kenikmatan yang
tiada taranya. Mulut Sumi mulai meracau mengeluarkan desahan dan
ocehan.
“Akhh.. Tuan.. Aduuh.. ohh..” lama aku memacu birahinya dan Sumipun
mengimbanginya dengan menggelora, sampai akhirnya tubuh Sumi mengejang
dan sambil memeluk erat tubuhku kembali menyemprotkan cairan yang
meledak dari dalam rahimnya. Sumipun orgasme untuk yang kedua. Untuk
beberapa saatku menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuh Sumi
sambil melumat bibirnya. Sumi benar-benar menikmati orgasme yang kedua
ini, matanya terpejam sambil melingkarkan kedua kakinya kepadaku.
Sementara rambut Sumi sudah tampak tak karuan dan tubuhnya berkeringat.
Kulepaskan penisku dari vaginanya. Tampak cairan kental keluar dari
vagina wanita oriental itu.
“Bagaimana kamu masih mau lagi sayang…???”, tanyaku kepada Sumi dan dia yang telah diliputi oleh nafsu birahi hanya mengangguk.
Kini kuperintahkan Sumi menaiki penisku. Tidak terlalu sulit penisku
memasuki vaginanya karena sudah basah dan licin. Erangan Sumi turut
mengiringi proses penetrasi itu hingga akhirnya penisku itu tertancap
seluruhnya.
“Mmhhh…enak Sumi, memekmu legit sekali !” gumamku merasakan himpitan dinding vagina Sumi terhadap penisku.
Tanpa menghiraukan ocehanku, Sumi mulai menggoyangkan tubuhnya
naik-turun. Sesekali ia meliukkan pinggulnya sehingga aku merasa
penisnya seperti dipelintir. Secara refleks tangannya yang saling
genggam dengan tanganku itu membimbingnya ke salah satu payudaranya
seolah meminta meremasinya.
Aku mulai memainkan payudara Sumi dan tangan satunya menelusuri tubuh
yang molek milik Sumi Yang, si penyiar berita cantik, merasakan kulitnya
yang halus dan lekuk tubuhnya yang indah. Sumi sudah semakin hanyut
dalam persetubuhan terlarang itu.
“Yah…terus Sumi, enak…terushh !” desahku itu seiring genjotan Sumi yang
semakin liar karena semakin dikuasai birahi. Dari bawah diriku juga ikut
menggerakkan pinggul, sehingga tumbukkan diriku dan Sumi saling
berlawanan arah dan menyebabkan penis itu menusuk lebih dalam. Sumi
tidak menghiraukan yang lain lagi selain birahinya yang menuntut
pemuasan.
“Gimana Sumi ? Enak ga kontol mamang?” tanya diriku yang telah berpengalaman menaklukkan beberapa wanita dengan ilmu gendamku.
“Aahh…ahhh…enak Tuaann…terus…goyang terus Tuaann!” erang Sumi.
Tidak sampai lima menit setelah itu, Sumi mulai sampai ke puncak,
otot-otot vaginanya berkontraksi dengan cepat dan makin basah. Dia
menambah kecepatan goyangannya sehingga aku juga makin mendesah.
“Oohhh !” Sumi menggelinjang dahsyat di atas tubuhku.
Selama beberapa saat tubuhnya menegang tak terkendali, dinding vaginanya
makin meremasi penisku yang masih perkasa meski Sumi sudah untuk ketiga
kalinya orgasme.
“Non Sumi masih mau kan?” tanyaku dekat telinganya, “mau kan lonte,
jawab dong!” tanyaku lagi, kali ini sambil meremas payudaranya.
“Iya…hhhsshh…mau Tuuaann mau!” karena tak kuat menahan keinginan untuk
orgasme untuk yang kesekian kalinya, Sumi menjawab terengah-engah.
Kembali kujejali vagina Sumi dengan penisku yang masih tegak dan keras.
Sambil bepegangan pada pinggang rampingnya akupun terus
menyodok-nyodokan penisku. Sentakan-sentakan kuat itu menyebabkan tubuh
Sumi ikut bergoncang-goncang, di atas sofa tempat tangan Sumi menahan
sodokanku, Desahan-desahan nikmat keluar dari mulutnya, matanya setengah
terpejam.
Tanganku merambat ke atas hingga menjambak rambutnya. Sumi semakin tak
sanggup menahan gelombang birahinya, ia semakin melenguh-lenguh dan
nafasnya semakin memburu, sebentar lagi puncak kenikmatan itu akan
dicapainya. Namun pada saat Sumi akan orgasme aku menghentikan genjotan,
aku memang sedang mempermainkan birahi sang penyiar berita cantik ini.
Sumi terpaksa menggerakkan sendiri pinggulnya agar tetap bergesekan
dengan penis diriku.
“Oohh…ayo Ttuuaann, puasin saya…saya…saya gak tahan lagi…mmhh!” Sumi
akhirnya memohon supaya diantar ke puncak kenikmatan oleh diriku. memang
Sumi sudah tak sanggup lagi menahan keinginan untuk orgasme.
Tubuh Sumi tersentak-sentak dan makin terdesak ke sofa, payudaranya yang
montok itu kini tertekan pada sofa. Desahan Sumi semakin menjadi ketika
gelombang orgasme itu kembali menerpanya, tubuhnya menggelinjang
dahsyat seakan melepaskan segala nikmat yang tadi tertunda. Akhirnya
Sumi mendesah panjang dan seluruh otot-otot tubuhnya mengejang, yang
datang kali ini adalah multiorgasme sehingga tubuhnya berkelejotan tak
terkendali, sungguh luar biasa seperti melayang ke surga saja rasanya,
dari pengalaman seks selama dua tahun dengan kekasihnya saja. Matanya
merem-melek dan pandangannya seperti berkunang-kunang selama terhempas
gelombang orgasme itu, sensasi itu berlangsung selama 2-3 menit lamanya
hingga akhirnya tubuhnya melemas seperti tak bertulang, dan tubuh Sumi
pun ambruk sofa. Saat itu aku belum mencapai klimaks, aku melanjutkan
hujaman-hujamannya terhadap liang vagina gadis itu. Lima menit kemudian
barulah penisku menumpahkan lahar panas di dalam vagina Sumi.
“Uuggghh…asyiknya…. Eemmhhh nikmat!” lenguh diriku sambil menekan dalam-dalam penis yang menyemburkan sperma.
Penisku masih menyodok vaginanya namun kecepatannya kian menurun. Di
paha dalam Sumi nampak cairan kewanitaannya yang bercampur dengan sperma
pria itu meleleh keluar dari selangkangannya. Setelah genjotan aku
berhenti, aku mendekap tubuh gadis itu. Dipeluk tubuh Sumi dengan penis
masih menancap di vaginanya walau sudah mulai kendor karena mulai
menyusut. Aku memeluknya sambil memijat pelan payudaranya. Sumi
merasakan betapa banyak cairan orgasme yang keluar dan spermaku yang
tertumpah di dalam sana hingga sebagian meleleh keluar dan terasa basah.
Perlahan-lahan penisku mulai melembek dan akhirnya keluar dari vagina
Sumi.
Aku tersenyum puas setelah selesai menyetubuhi tubuh cantik Sumi Sefira.
dan Sumi pun mulai tertidur diatas sofa. Sementara aku mengambil
sebatang rokok sambil kembali melafalkan gendamku. Karena mulai sekarang
Sumi sudah dalam pengaruhku dan akan menuruti semua keinginanku.
************************
Gangbang in the Villa
Sudah hampir dua minggu semenjak gendamku lontarkan kepada Sumi Yang,
Dalam keseharian Sumi tetap disibukan dengan jadwal-jadwal siaran dan
liputan. Meski di tengah kesibukannya Sumi tetap harus melayani nafsuku,
semakin hari Sumi menjadi lebih lihai dalam melakukan persetubuhan baik
seks kilat maupun di apartemennya. Di kesehariannya Sumi tetap seorang
yang anggun dan terpelajar, tetapi di luar itu ia tidak lebih dari
wanita binal yang haus seks. Malam sudah menunjukan jam 11 lewat, siaran
Metro Xinwen hari itu baru saja selesai,
“Mang, kita pulang yu..”, kata Sumi mengajakku untuk segera pergi.
Sekarang Sumi tidak pernah duduk di kursi belakang lagi, atas perintahku
sekarang ia selalu duduk di sampingku. Dengan begitu aku bisa
mengerayangi tubuhnya yang sintal di balik pakaian kerjanya itu. Mobil
pun mulai meluncur, tetapi arahnya kurubah bukan menuju ke apartemen,
melainkan ke arah puncak. Tak lama kemudian mobil yang sedang kukendarai
berhenti karena lampu perempatan jalan berwarna merah. Di perempatan
yang sepi aku mengeluarkan penis kesayanganku, kemudian tanganku meremas
payudara Sumi yang tertutup bajunya dengan lembut.
“Emmhhh…mang!.”, Sumi bergumam ketika toketnya ku remas-remas.
Lampu jalan telah menunjukan warna hijau. Mobil yang kukendarai juga ikut meluncur seiring
“Sepong kontolku Sumi…., sekalian bersihin dulu tadi aku sudah kencing
belum dibersihkan!!”, tangan Sumi langsung meraih batang penisku,
“Tuan pengen di sepong..??, Sumi sepong ya….”, dengan nada bicara yang genit dan manja Sumi mendekatkan kepalanya ke kontolku.
Sumi langsung menjilati penisku terutama liang kencingku dimainkan
dengan lidahnya kemudian Sumi memasukan batang penisku ke dalam
mulutnya. Bibir Sumi sampai mentok ke selangkanganku. Sumi memaju
mundurkan kepalanya, dia terus nengulum penisku yang semakin membesar.
“Ahh, kamu hebat Sumi…., kamu tambah pintar nyepong…”, kataku sambil aku terus mengendarai mobil.
“srrrruuuppp….. srruuuppp….. enak sekali kontol Tuan….”, ucap Sumi
sambil meneruskan kembali mengulum penisku batangku disedot sedot dalam
mulutnya. dengan sangat rakusnya. Sumi terus melakukan kuluman demi
kuluman, kuluman yang rakus dan buas, hampir selama 7 menit Sumi terus
mengulum penisku dan aku pun sudah ingin mengeluarkan pejuku.
“Oooooooh .. bentaaaar aaaaaaaaaaaaaaaaah .. maaaaaaaaaaaauuuu
aaaaaaaaaaaaaaaaah Sekaaaraaaaaaaaaaaaaanggg aaaaaaaaaaaaaaaaaah “ aku
tidak kuat lagi, beberapa menit kemudian memuntahkan lahar putih ke
tenggorokan Sumi.
“Croooooooooot … croooooooooooooooot .. crooooooooooooot .. croooooooooot “
Isi dalam mulut Sumi penuh dengan pejuku, ditelannya spermaku itu lalu
ditariknya penisku serta dikocok lagi untuk mengeluarkan sisa spermanya,
muncratan spermaku sampai berlepotan di wajah Sumi dan sebagian
mengenai rambutnya.
“Emmhh gurih sekali peju Tuan….”, kata Sumi manja. “Tuan Kita akan ke
mana….????”, tanya Sumi kepadaku ketika dia mengetahui tujuanku bukanlah
ke apartemennya.
“Kita menuju villa Mr. Robert di puncak”, jawabku pendek.
“Emmhh….. Tuan akan ngentot Sumi disana…???”, tanya Sumi manja.
“Bukan kamu dah aku jual buat memuaskan nafsu bule-bule tamunya Mr.
Robert. Mungkin nanti kamu akan di gangbang oleh bule-bule itu…. Kamu
maukan…???”, tanyaku kepada Sumi.
Sumi terdiam, tapi kemudian dia tersenyum “Tubuhku ini milik tuan…, Sumi
bersedia di jual dan menjadi lonte tuan…, selama tuan menyukainya….”.
Jam sepuluh malam mobil yang ku bawa memasuki sebuah villa, ya villa Mr.
Robert. Mr. Robert adalah seorang pengusaha asing, dulu dia pernah aku
bantu waktu dia mau membuka pabrik baru di kawasan Semarang. Ya biasa
membantu dengan menggunakan ilmuku supaya masyarakat disitu mau menjual
tanahnya kepada Mr. Robert dan Mr. Robert pun sudah fasih berbahasa
Indonesia karena memang sudah lama dia menetap di Indonesia. Walau
usianya sudah hampir setengah abad, tapi ia sangat suka main seks dan
seleranya kadang nyeleneh. Aku seringkali diminta bantuannya mencarikan
jablay untuk menemaninya. Di depan beranda villa Mr. Robert sudah
menunggu,
“Sorry Mr. Robert, saya telat…”, sapaku kepada Mr.Robert, sementara Sumi kusuruh menunggu di mobil.
“Nggak apa-apa, well perempuan itu yang akan melayani tamu-tamuku…? jadi
dia artis yang kau janjikan…?”, tanya Mr. Robert sambil melirik ke arah
mobil.
“Iya tuan, tapi bukan artis, dia itu pembaca berita, kalau tuan suka nonton acara berita pasti tau”, jawabku.
“What?? Anchor woman? kamu yakin dia bisa dipakai?? Saya baru dengar ada
penyiar berita bisa dipakai, saya tidak mau nanti ada masalah” tanyanya
lagi,
“ Tenang Mister, dia 100% bisa dipakai dan saya yakin dia bisa melayani
kemauan tamu-tamu tuan, dijamin…, oh iya Mister sekarang dia udah ngak
pake BH ama cangcut…, tapi kalo make dia harganya cukup tinggi… ”
sambungku sambil menggesek-gesek jari telunjuk dan jempolku.
“Ok…, No problem…. Segini cukup….???”, Mr. Robert sambil mengeluarkan sebuah cek yang bertulis seratus lima puluh juta rupiah.
“Wah, lebih dari cukup tuan….!!”, kemudian aku memanggil Sumi untuk menghampiri kami berdua.
“Kenalkan ini Mr. Robert..., untuk malam ini kamu akan disini dan melayani kemauan Mr. Robert….!!!”, kataku kepada Sumi,
“So who’s your name lady??”, tanya Mr. Robert ke Sumi.
“I’m Sumi, Sumi Yang” Jawab Sumi,
“come here girl…!!”, Sumi mendekati Mr. Robert tiba-tiba tangan Mr.
Robert kemudian memegang pantat Sumi “You have a nice ass… I love it…”,
dan tak lama setelah itu Mr. Robert memegang payudara Sumi
“You not wearing a bra huh…???”, tanya bule setengah baya itu sambil meremas-remas payudara Sumi.
“Acchhhh…. No Sir.., I not wearing a bra…!!!” Sumi melenguh ketika payudaranya di remas oleh Mr. Robert,
“You have scented body…, ,Are you ready to fuck with my guests,
Sumi..??”, kata Mr. Robert sambil berbisik di telinga Sumi dan tangannya
menyelusup ke arah selangkangan .
“Acchhh, I ready to have sex, with your guest….Acchh…”, jawab Sumi.
“Nice girl…, Come with me….”, kata Mr. Robert sambil merangkul Sumi dan
mengajak dia masuk ke dalam villa, sementara aku di tinggal di luar.
Setelah Sumi dan Mr. Robert memasuki Villa, aku kembali ke mobil, dan
keluar dari villa itu meninggalkan Sumi sampai dengan besok pagi di
Villa Mr. Robert. Sementara itu setelah Sumi memasuki villa, di ruang
tengah ternyata teman-teman Mr. Robert sedang mengobrol sambil meminum
wine.
“Well Guys, this girl is the one who had I promised to be our slave today, shall we start now?”, kata Mr. Robert.
John yang paling dekat kemudian mendekati Sumi,
“Hello georgeous…., what your name?”, tanyanya.
“My Name’s Sumi, Sir and I ready to serve you..”, jawab Sumi dengan sedikit genit.
Sementara Mr. Robert pergi mengambil handycam.
“Before, you serve us, better you drink this…”, kata Michel sambil
memberikan wine yang sudah dicampur dengan obat peransang kepada Sumi
dan itu bukan obat perangsang biasa orang yang meminumnya selain mudah
teransang dan kuat untuk melakukan hubungan intim semalaman. Kemudian
Sumi meminum wine tersebut.
“dwelt among us please…!!!”, John menarik Sumi supaya dia duduk di sofa di antara mereka berempat.
Baru saja meminum seteguk, tubuh Sumi tiba-tiba menjadi panas, puting payudaranya menjadi mengeras dan vaginanya sedikit basah.
“You are so pretty, and your body very fragrant….”, ucap Morris, seorang
bule berperut gendut sambil menciumi leher jenjang Sumi.
“Are You ready for fuck?”, tanya john yang duduk di sebelah Sumi sambil tangannya meraba-raba paha Sumi dan menyingkap roknya.
”Aaaacchhh…., as your wish sir….pleasse….”, jawab Sumi yang mulai horny berat.
“So, please you choose which one of dicks will you suck first”, kata Jim
yang berkepala plontos sambil mengeluarkan penisnya dan yang lainnya
pun berdiri mengelilingi Sumi yang sekarang duduk di atas karpet sambil
penis mereka dikeluarkan. Sementara Robert yang telah mengambil handycam
mulai merekamnya. Sumi, sang penyiar berita cantik itu pun sekarang
dikelilingi oleh penis-penis bule yang telah ereksi. Mata Sumi tampak
berbinar dikelilingi penis tersebut dan tangan kirinya meraih penis
Morris, sementara tangan kanannya meraih penis Jim. Sumi mulai mengocok
penis-penis tersebut dan sambil mengulumnya. Ia tampak rakus dalam
mengulum penis.
“mmmmmmmmmm …. mmmmmmmmm … “ suara yang keluar dari mulut Sumi ketika
penis-penis itu bergantian masuk ke dalam mulutnya, besarnya penis-penis
itu membuatnya sampai kerepotan karena bentuk bibirnya yang kecil.
“aacckkhh … you are very clever sucking my dick,…. What a wild bitch you are, Sumi“, kata John sambil mengerang.
Sumi tampak tersipu sambil terus melakukan sedotan ke penis-penis itu
secara bergantian. Sesekali sambil tangannya bergantian mengocok penis
tersebut dengan sangat lancar dan halus. Sedot-sedotan yang dalam
membuat para tamu Mr. Robert tersebut keenakan. Sumi memperlakukan
penis-penis tersebut dengan lincah. Sementara sekarang posisi Sumi
seperti yang merangkak kali ini mulut Sumi sedang di penuhi penis milik
Morris,
“suck this little bitch….!!” Morris membentak kemudian dengan kasar dan
menjejalkan penisnya ke mulut Sumi. sambil menjenggut rambut Sumi.
“Hoommmmmhh, Ummmmmmmhhh… Mmmmmmmm” suara mulut Sumi yang sedang mengulum penis Morris.
Sementara John mengambil posisi di belakang, rok Sumi pun sudah terjatuh
ke lantai. Sehingga terlihat bagian pantat yang padat berisi.
”Nice ass… I got you, little bitchhh…”, kata John sambil mengarahkan
penisnya ke vagina Sumi, dan tangannya meremas-remas bongkahan dadanya,
sedangkan Mr. Robert dengan asiknya merekam semua kegiatan mereka.
“Awwww…… Arrrhhhhhhh… Crrrrr Crrrrrrrrrrrrr”, Sumi mengerang ketika
penis John menjebol vaginanya secara sekaligus, dan dengan kasarnya John
mengaduk-ngaduk vaginanya tanpa memberinya kesempatan beradaptasi.
Sedangkan di depan, Morris tidak memberi kesempatan kepada Sumi untuk
menarik nafas.
“Slllcckkkkk…, slllllcccckkkkk… Cupkkhh.. cupkkhh….” suara yang keluar dari mulut Sumi.
Hampir 10 menit vagina Sumi di aduk-aduk oleh penis Jhon. Sambil memukul atau meremas-remas pantatnya dan tak lama kemudian…
“Ahhh Ahhhh Owwwww….”, Sumi berteriak sekencangnya ketika dia mengalami orgasme pertamanya.
Cairan cinta Sumi langsung memancar ketika penis John dikeluarkan. Semua
kejadian itu terekam jelas dalam handycam Mr. Robert. John dan Morris
beristirahat sejenak, memberi kesempatan pada dua temannya. Michel
langsung menarik kepala Sumi dan mengarahkan penisnya untuk dikulum
olehnya. Sumi yang masih lemah akibat orgasme langsung membuka mulutnya
dengan kasar Michel memaju mundur kan pantatnya sambil tetap menahan
kepala Sumi.
“suck it bitch, damm you!! Harder bitchhh!!! ”.
Sementara di belakang, Jim sudah mengambil posisi
“I love your little ass and I will fuck it.”, Sumi yang sedang di
perkosa mulut tidak mendengar apa yang dikatakan Jim. Sehingga
“Arrrhhhhhhhhhhhhhhhhh….! ” terdengar erangannya, ia
mengerjap-ngerjapkan matanya, kesakitan itu membuatnya terbata-bata.
“Arrh, shak.. shakit…, Aww, Heggg” mata Sumi membeliak lebar-lebar
ketika sebuah hentakan menjebol lubang duburnya, mulutnya terbentuk
seperti hendak mengucapkan huruf “A” ketika merasakan batang penis yang
hitam dan panjang itu menerobos memasuki lubang duburnya dengan paksa.
Sementara Michel menghentikan sejenak aktifitasnya untuk memberikan
kesempatan pada Sumi mengambil nafas. Gerakan kasar dari Jim yang sedang
menyodomi dubur Sumi membuat tubuhnya terdorong-dorong ke depan. Jim
menarik pinggul Sumi agar lebih menungging sehingga penisnya dapat
keluar masuk dengan lebih leluasa. Penis yang besar itu memacu lubang
anus Sumi. Sumi meringis ketika lubang anusnya yang masih seret kering
dimasuki oleh penis bule yang besar.
“Awwwwwwhhhhhhh !!! ” Sumi menjerit panjang ketika si negro mulai memaju
mundurkan penisnya dengan kasar, matanya membeliak, tubuhnya mengejang
“Arrrrhhhhhhhhhhhhhhh!!!”, Sumi seolah-olah merasakan lubang anusnya
sedang dibelah begitu kasar dan brutal “Plokkkkkk… Plokkkkkk…
Plokkkkkkk….Plokkkk” suara benturan buah pantat Sumi yang sedang dihajar
oleh penis si negro terdengar dengan semakin keras. Ekspresi kesakitan
di wajah Sumi perlahan-lahan digantikan oleh ekspresi kenikmatan,
desahan-desahan dan rintihan kenikmatan penuh dengan gairah seksual
Sumi. Melihat hal itu Michel kembali memasukan penisnya ke mulut
Sumi.tetapi di belakang sodokan-sodokan yang dilakukan oleh Jim semakin
brutal. Sementara Mr. Robert mendekati dan memasukan dildo getar ke
dalam vagina Sumi, membuat Sumi bertambah gairah seksualnya akibat
hujaman penis di anus, getaran dildo dan mulutnya yang terus melayani
sebatang penis. Dan tak lama kemudian. “Ahhhhhhhhhhh…. Crrrrrrrrtttt….
Crut” Sumi menahan nafas, tubuhnya mengejang akibat klimaks yang kedua
kalinya, sampai-sampai dildo getar yang tadi menempel di vaginanya
menjadi terlempar. Tubuh telanjang Sumi dalam waktu singkat sudah penuh
bekas cupangan dan bercak ludah. Morris yang sedang duduk di sofa
menyuruh Sumi menduduki penisnya dengan posisi Sumi membelakanginya
“I want fuck your ass…, bitch…”, Sumi memegangi dan mengarahkan penis
besar kembali ke anusnya dan “Ahhhhhhh..!!! ”sedikit demi sedikit penis
tersebut masuk ke dalam lubang anusnya, namun secara tiba-tiba
menjebloskan penisnya sekaligus ke dalam lubang anus gadis itu.
“Arrrrhhhhhhh….!! Sakitttt!!! Sakitttt sekaliiiii….”, namun Morris yang
tidak bahasa Indonesia malah Memaksa Sumi untuk bergoyang di atas
tubuhnya. “Achhhhhhh….! Heggghhh…, Ahhhhhhhhhhh!! ” Sumi tidak dapat
lagi menahan jeritannya ketika merasakan lubang anusnya dipaksa melar
ketika penis keluar masuk dengan kasar. Taklama kemudian John mendekati
Mereka berdua, dengan penis yang sudah tegak sempurna langsung
mengarahkan kepada vagina Sumi dan “Ahhhhh….!! ” Sumi berteriak kembali
ketika penis yang besar itu menekan-nekan dengan kasar sebelum akhirnya
amblas memasuki lubang vagina. “Ohhhhhh, Ahhhhhhhhh, Ohhhhhhhhhh,
Awwwwwwww…..” rintih Sumi ketika penis tersebut berlomba memasuki kedua
lubang Sumi, Wajah Sumi memerah menahan sakit, perih dan kenikmatan yang
tiada duanya “Nikmattttt….ssshh…., Akhhhhhhh…, Owwwww,Hssshhhh …..
please fuck Me harder….”. seolah di perintah keduanya memacu liang anus
dan liang vagina Sumi dengan sangat brutal dan tak lama kemudian
“Ahhhhh….! Crrrr Crrrrr…”, Sumi mengeluarkan orgasme yang kesekian
kalinya. Posisi Morris sekarang digantikan oleh Michel dan posisi John
diganti oleh Jim. Kali ini Morris memasukan penisnya ke dalam vagina
Sumi.
“Arhhhhhhhhhhhhhhhh….! ” nafas Sumi terputus-putus ketika batang
penisnya panjang itu masuk hingga terbenam sekaligus dengan sekali
sodokan yang kasar dan kuat menuju rahimnya
Sementara Jim, yang kesulitan untuk menusuk anus sang penyiar berita,
meremas-remas buah dada Sumi. Morris terus mengaduk-ngaduk vagina Sumi
dengan kasar dan kuat sementara Jim yang sudah tidak sabar
”I love wet pussy.., let me see you can handle two dick in your pussy….”
“Hennggghhhh…!! Akkkhhhhhhhh…. Arrrrggghhhhhhhhhhhhhh…… Hekkkk,
Hekkkkss, Hekkssss….. Errrhhhhhh ”, Sumi mengerang sejadi-jadinya ketika
dua penis menerobos vaginanya. “come on girl….we will fuck your pussy
together”
“Aduh…, Ampunnn… Ampunnnnn, Stoppppp, Nn.. Nooooo”, Sumi tampak mengiba
tak kuat menahan rasa sakit yang di deritanya. Tapi itu tak berlangsung
lama
“Ahhhhh, Yes, Ahhhhhh, Ohhhhh Yesssss, Emmm Crrrrrrrrr.. Crrrrrrr” Sumi
mendesah-desah semakin liar “fuck me…… fuck me…..yyeeesss oooohhhh!!”,
Sumi berusaha mengimbangi kedua penis yang sedang ada di dalam vaginanya
“oooohhh I loveeee…. It….. fuck me harderrr..…..” bagai orang kesetanan mereka bertiga memacu nafsu syahwatnya masing-masing.
“do you love this bitch?… hah…., you want more? fell this….!!!”, Jim dan Michel mempercepat gerakan mereka.
“Ahhhhhh, Ohhhhh Yesssss, Emmm I Love it“
Tubuh Sumi tampak terayun-ayun dan kondisinya sudah sangat acak-acakan.
Mr. Robert yang sedang merekam seluruh kegiatan menyuruh Morris untuk
memberi minum pada Sumi yang sudah kelelahan. Setelah memberi Sumi
segelas air, tiba tiba Morris menarik kepala Sumi untuk memuaskan
penisnya kembali. Kini Sumi di keroyok oleh tiga penis sekaligus.
“Oggghhhhhhh… Hufffhhhh… Emmmmm”, jeritan-jeritan liar Sumi menjadi
tertahan. tetapi mereka bertiga dengan brutal terus memompa tubuhnya.
“Arhhhhhhhhhhhhhhhh….! ” tubuh Sumi menegang dan matanya membelalak,
tubuh ramping itu terdongak sesaat dan kemudian ambruk menindih tubuh
Michel.
Michel mendorong tubuh Sumi hingga terjatuh ke lantai. Tubuh Sumi sangat
lemah setelah empat kali mengalami orgasme, para bule tersebut segera
mengelilingi tubuh telanjang Sumi sambil mengocok batang penisnya
masing-masing. Sumi yang terbaring di lantai membuka mulutnya seolah
meminta jatah peju dari tamu-tamu tersebut dan tidak lama dari itu
“Take this cum, bitch!” Kata Michel,
“Crooot…..crooot……Croottt”, sperma menyembur dari masing-masing penis
semua mengarah ke mulut Sumi, sehingga ada yang mengenai mata, hidung
dan mulut yang terbuka menerima limpahan cairan kental itu. Setelah puas
mereka meninggalkan Sumi yang telentang bugil di atas karpet karena
kecapaian. Sampai besok paginya sebelum aku menjemput kembali Sumi,
mereka kembali menggarap Sumi, kali ini di dekat kolam renang. Sumi pun
kembali mengalami orgasme dasyat. Selama perjalan pulang Sumi tampak
letih namun setelah sampai apartemen sehingga aku membiarkannya
istirahat tanpa harus melayani nafsuku.